Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 4

MENGELOLA KONFLIK
ANTAR KELOMPOK
1.Khairunisa
2.Rhila Lendrian
A. Manajemen Konflik
• Manajemen konflik adalah serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku dengan pihak luar dalam suatu konflik.
Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan
yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada
brntuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.
Bagi pihak luar (diluar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperluhkannya adalah informasi yang
akurat tentang situasi konflik. Hal tesebut karena
komunikasi efktif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.
B. Konflik
• Menurut Nardjana (1994), konflik adalah akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau
berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah
satu atau keduanya saling tergantungan.
• Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah
kondisi terjadinya keetidak cocokan antara nilai atau
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat
mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi
atau stress yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja (wijono, 1993, p.4).
C. Ciri-ciri Konflik
1.      Setidak-tiadknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat
dalam suatu interaksi yang saling bertentangan
2.      Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuan, memakan peran atau adanya nilai-nilai atau norma
yang saling berlawanan
3.      Munculnya interaksi yang sering kali ditandai dengan gejala – gejala prilaku
direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain
agar dapat memperoleh keuntungan seperti ; status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan
berbagai macam ebutuhan pisik : sandang pangan, materi, kesejahteraan, dan tunjangan-
tunjangan tertentu.
4.      Menaruhnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangannya
yang berlarut-larut.
5.      Munculnya ketidak seimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait
dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri,
dan sebagainya.
D. Jenis-jenis Konflik
Menurut Dahrendrof, konflik dibagi menjadi 4 macam
sebagai berikut:
1.      Konflik dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya
antara peranan-peranan dalam
keluarga atau profesi (konflikperan(role)
2.      Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, gank)
3.      Konflik kelompok terorganisasi dan tidak terorganisir
(polisi melawan masa)
4.      Komflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
E. Dampak Komplik
Konflik dapat berdampak psitif dan negatif, berikut penjabaranya:
1.      Dampak Positif
•         Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja
•       Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif
•        Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar
pribadi
maupun antar kelompok dalam organisasi
•         Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress
bahkan
produktivitas kerja semakin meningkat
•      Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan
potensinya
melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling
(counseling)
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Dampak Negatif
•        Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu
jam-jam kerja berlangsung
•         Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang
dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab
•         Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya,
muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan,
merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa
berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainnya.
•         Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperolehteguran
dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi dengan cara
merusak mesin-mesin atau peralatan kerja
•       Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk
F. Sumber Terjadinya konflik
Antar Kelompok
1.       Saling Ketergantungan Tugas
• Ketergantungan tugas terjadi jika dua atau lebih
kelompok tergantung satu sama lainnya dalam
menyelesaikan tugasnya. Potensi menigkatnya
konflik tergantung pada sejauh mana kadar dari
saling ketergantungan antara satu kelompok dengan
kelompok yang lain, semakin tinggi kemungkinan
timbulnya konflik, ada 3 jenis ketergantungan yang
diidentifikasi, tergantungan yang dikelompokan,
ketergantungan berurutan, dan ketergantungan
timbal balik.
2. Perbedaan Tujuan dan Prioritas
Perbedaan orientasi dari masing-masing sub unit
atau kelompok mempengaruhi secara dari masing-
masing subunit atau kelompok mengejar tujuannya,
dan seringkali tujuan dari masing-masing subunit
atau kelompok tersebut saling bertentangan.
3. Faktor Birokrasi (Lidi staf)
Jenis konflik birokratik yang bersifat klasik adalah
konflik antara fungsi atau wewenang garis dan staf.
Fungsi atau wewenang garis adalah terlibat secara
langsung dalam menghasilkan keluaran organisasi.
Manajer lini dan garis mempunyai wewenang dalam
proses pengembalian keputusan dalam lingkup
bidang fungsionalnya.
4.Kriteria Penilaian Prestasi Yang
Saling Bertentangan
• Kriteria penilaian Prestasi Yang Saling Bertentangan
• Kadang kala konflik antara subunit atau kelompok
dalam oganisasi tidak disebabkan oleh karena
tujuan yang sering bertentangan, tetapi karena cara
organisasi dalam menilai prestasi yang dikatakan
dengan perolehan imbalan membawanya ke dalam
konflik.
5. Persaingan Terhadap Sumber
Daya Yang Langka
Persaingan dalam memperebutkan sumber daya
tidak akan menimbulkan konflik manakala sumber
daya yang tersedia secara berlimpah sehingga
masing-masing subunit dapat memanfaatkannya
sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi ketika
sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dari masing-masing subunit atau
kelompok maka masing-masing subunit atau
kelompok berupaya untuk mendapatkan porsi
sumber daya yang langka tersebut lebih besar dari
yang lain maka konflik mulai muncul.
6. Sikap Menang Kalah
Ada sejumlah kondisi yang memungkinkan terjadinya sikap
menang-kalah:
a.        Jika satu kelompok hanya mengejar kepentingan.
b.        Jika kelompok tertentu mencoba untuk meningkatkan
kekuasaan posisinya.
c.        Jika kelompok tertentu  menggunakan ancaman untuk
mencapai tujuannya.
d.       Jika kelompok tertentu selalu berusaha untuk
mengekploitasi kelompok yang lainnya.
e.        Jika kelompok tertentu berusaha mengisolasi
kelompok yang lainnya.
G.Konsekuensi Dari Konflik
1.      Perubahan Dalam Kelompok
a.       Meningkatkan kekompakan kelompok
b.      Timbulnya kepemimpinan dalam situasi konflik yang ekstrim dan ketika ancaman mulai
terlihat, kepemimpinan demokratis jadi kurang populer, para pemimpin menjadi otokratis.
c.       Focus pada aktivitas
d.      Menekankan pada loyalitas
2.      Perubahan diantara kelompok
a.       Destorsi Persepsi
Persepsi dari setiap kelompok menjadi terganggu, para anggota kelompok membangkang
pendapat yang lebih kuat akan pentingnya kesatuan mereka.
b.      Stereotip yang Negative
Sejalan dengan meningkatkan konflik dan persepsi menjadi lebih terganggu, semua
stereotip yang negative yang pernah ada menguat kembali.
c.       Penurunan Komunikasi
Dalam konflik komunikasi antar kelompok biasanya terputus, ini biasanya menjadi sangat
tidak berguna, khususnya jika ada saling ketergantungan yang berurutan atau timbal balik.
H. Pengelompokan Konflik Antar
Kelompok
1.       Konflik Dalam Diri Seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus memilih tujuan yang saling bertentangan. Ia
merasa bimbang mana yang harus dipilih atau dilakukan konflik dalam diri seseorang juga dapat terjadi karena tuntutan
tugas yang melebihi kemampuannya.
2.      Konflik Antar Individu
Konflik antar individu terjadi seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu tertentu tindakan dan tujuan dimana
hasil bersama sangat menentukan.
3.      Konflik Antar Anggota Kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik subtantif atau konflik afektif. Konflik subtantif adalah konflik yang terjadi karena
latar belakang keahlian yang berbeda.
4.      Konflik Antar Kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya
masing-masing. Misalnya konflik yang mungkin terjadi antara bagian produksi dengan bagian pemasaran.
5.      Konflik Intra Organisasi
Konflik intra organisasi meliputi 4 sub jenis yaitu konflik vertical, horizontal, lini staf, peran konflik vertical terjadi antara
manajer dengan bawahan yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas. Konflik horizontal
terjadi antara karyawan atau departemen yang memiliki hirarki yang sama dalam organisasi.
6.      Konflik Antar Organisasi
Konflik bisa juga terjadi antara organisasi karena mereka memiliki ketergantungan satu sama yang lain terhadap pemasok,
pelanggan, maupun distributor. Seberapa jauh konflik terjadi tergantung kepada seberapa besar tindakan suatu organisasi
menyebabkan adanya dampak negatif terhadap organisasi yang lainnya, atau mencoba mengendalikan sumber-sumber vital
organisasi.
I. Penyebab Konflik
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
4. Perubahan-perubahan niali yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat.
J. Strategi Menghadapi Konflik
1.      Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-
satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah
atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2.      Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa,
dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan
bukan pada hal-hal sepele.
3.      Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali
menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4.      Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini
terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5.      Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak
tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
K. Contoh Konflik
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau
textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan
karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya
miss communication antar atasan dengan karyawan.
Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan
mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan ,
namun pihak perusahaan belum memberitahukan para
karyawan, sehingga karyawan merasa
diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para
karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo
perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada
PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai