Anda di halaman 1dari 8

PENYELESAIAN DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI DI SEKOLAH

Maulida Syahrotul Akhiriyah(2140310081)

Manajemen Konflik

C2MD

PENDAHULUAN

Dalam sistem komunikasi dan informasi apabila tidak menemui sasarannya, maka
akan mengakibatkan timbulnya kesalahpahaman atau orang tidak saling mengerti yang
mengakibatkan timbulnya konflik atau pertentangan didalam organisasi. Hal tersebut juga
dapat timbul karena adanya konflik atau masalah – masalah pribadi, adanya ketidaksesuaian
dalam mencapai tujuan atau nilai – nilai dalam organisasi, adanya perbedaan persepsi dan
perebutan sember daya yang terbatas. Dalam suatu pemahaman konsep dinamika konflik
yaitu bagian perilaku organisasional, seperti halnya konsep – konsep yang akan dibahas
konflik ini sangat kompleks, konflik juga sering diartikan berbeda oleh orang yang berbeda
dalam mencakup kerangka intensitas dari perbedaan pendapat.

Konflik merupakan hal yang sering terjadi didalam organisasi, adanya kelompok -
kelompok yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik seperti halnya perbedaan keahlian
komposisi dari kelompok dan adanya perbedaan yang berbeda tujuan diantara anggota
kelompok yang terjadi peran ganda atau ambiguitas dalam tanggung jawab. 1 Pada
hakekaknya konflik adalah suatu pertarungan menang atau kalah antar kelompok maupun
antar individu yang berbeda kepentingan maupun pendapat antara satu sama lain didalam
suatu organisasi atau lingkungan sekitar. Konflik ini memang kerap terjadi di dalam
organisasi maupun didalam lingkungan sekitar kita, konflik memang tidak dapat dapat
dihindari namun bisa dengan meminimalisirnya.

Dalam penanganan konflik yang kerap terjadi didalam organisasi, hal ini juga dapat
dijadikan sebagai indicator kesuksesan organisasi, sebab pada kinerja yang dihasilkan secara
komprehensif.2 Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya yang
tidak selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksanaannya, yang dimana
1
Nova Syafira Ariyanti, Mustiningsih, and Imron Arifin, ‘The Principal’s Conflict Management Strategy Through
Increased Community Participation in the Era of Industrial Revolution 4.0’ , in 5 th International Conference on
Educationand Technology (ICET 2019),vol. 382,2019, 30-32, https://doi.org/10.2991/icet-19.2019.7
sifat individu yang berbeda atau perbedaan – perbedaan lainnya yang sering menimbulkan
konflik. Maka penanganannya secara individu atau kelompok yang saling tergantung harus
menciptakan hubungan kerja yang saling terhubung dan mendukung satu sama lain, demi
tercapainya tujuan organisasi. Dalam penanganan konflik tidak akan terlepas dari seorang
pemimpinnya, jika konflik yang dikelola dan dapat dikendalikan dengan baik bisa berujung
pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan. Namun sebaliknya, jika konflik tidak
segera ditangani dengan baik dan mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan
kepentingan organisasi.

HASI DAN PEMBAHASAN

Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin configure yang artinya saling memukul,
sedangkan secara sosiologis konflik merupakan suatu proses social yang dimana terjadi
antara dua orang atau lebih atau bisa juga terjadi antar kelompok yang dimana salah satu
pihak berusaha menyengkirkan pihak lainnya dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya. Dimana konflik ini terjadi karena pihak yang berkonflik memiliki tujuan atau
kepentingan yang berbeda, konflik juga dapat terjadi karena adanya kesenjangan dan
ketidaksesuaian dalam organisasi. Konflik dalam organisasi merupakan ketidakserasian
hubungan yang normal yang terjadi antara dua orang atau lebih dalam kelompok suatu
organisasi.3

Diantara berbagai bidang dalam sebuah organisasii,secara garis besar dalam konflik
didalam suatu organisasi dapat terjadi dalam beberapa keadaan, diantaranya sebagai berikut :

a. Konflik yang terjadi antara bawahan pada bagian yang sama


b. Konflik yang terjadi antara bawahan dan pimpinan pada bagian yang sama
c. Konflik yang terjadi antara bawahan yang mungkin pada bagian yang berbeda
d. Konflik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan dari bagian yang berbeda
e. Konflik antara pimpinan dari bagian yang berbeda4

2
Edy Miftahudin, ‘Manajemen Konflik Di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surakarta’ (Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015); Maulana Amirul Adha, Achmad Supriyanto, and Agus Timan, ‘Strategi
Peningkatan Mutu Lulusan Madrasah Menggunakan Diadram Fishbone’ , Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen
Pendidikan 5, no. 01 (2019): 11-22.
3
Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Salemba Empat, Jakarta.
4
Sabardi, A. (2001). Manajemen Pengantar. Yogyakarta: unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Faktor – faktor penyebab Konflik

Konflik dapat terjadi dikarenakan masing – masing pihak atau salah satu pihak yang
merasa dirugikan yang artian bukan hanya bersifat material, tetapi juga dapat bersifat non
material. Adapun yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya konflik kita harus
mempelajari sebab – sebab yang antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perbedaan Pendapat
Dalam suatu organisasi perbedaan pendapat dapat terjadi karena masing – masing
pihak merasa dirinyalah yang paling benar disini, yang dimana merupakan salah
satu penyebab terjadinya konflik. Dan apabila dalam perbedaan pendapat kurang
cukup tajam, sehingga akan menimbulkanrasa yang kurang enak serta ketegangan
dan lain sebagainya.
b. Salah Paham
Salah paham juga dalam hal ini merupakan salah satu hal yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik, yang dimana menurut salah satu pihak tindakan
yang mungkin dilakukan itu baik namun oleh pihak lain itu merasa dirugikan.
c. Diantara salah satu atau dua belah pihak merasa dirugikan
Dalam tindakan ini yang merupakan tindakan salah satu itu mungkin dianggap
merugikan olehb pihak lain, atau masing – masing merasa dirugikan oleh pihak
lain. Dan menjadikan perasaan yang kurang enak, kurang simpati atau terjadi
kebencian, perasaan – perasaan seperti inilah yang dapat menjadikan terjadinya
konflik.
d. Perasaan yang sensitive
Mungkin perasaan sensitive merupakan hal yang wajar, tetapi dalam hal ini juga
dapat merugikan pihak yang bersangkutan sehingga dapat menimbulkan adanya
konflik.

Dari penyebab konflik – konflik tersebut merupakan terjadinya konflik yang


disebabkan faktor intern, adapun konflik yang terjadi karena faktor ekstern yaitu konflik yang
terjadi karena adanya orang ketiga yang berperan sebagai orang yang makin menjadikan
konflik semakin besar atau memanas – masasi pihak lain dengan disengaja maupun tidak
disengaja. Atau dalam hal ini dapat juga disebut dengan istilah mengadu - domba diantara
pihak – pihak yang sedang berkonflik.
Adapun faktor penyebab konflik dapat meningkat di karenakan seseorang yang
bekerja secara individual, atau terdapat pertentangan antara satu sama lain. Beberapa faktor
yang menjadi penyebabnya adalah :

1. Adanya komunikasi yang buruk, yang menjadi salah satu faktor penyebab
terburuk dalam subuah organisasi, adanya komunikasi yang buruk dapat di
sebabkan perbedaan dalam bahasa, pemahaman yang juga sangat berbeda,dan
juga kegagalan dalam menyikapi suatu hal.
2. Perbedaan Kepribribadian, yang terjadi pada anggota dalam sebuah organisasi
yang berasal dari latar belakang dan juga pengalaman yang juga berbeda dalam
pembentukan kepribadian pada diri mereka, maka jika dalam anggota organisasi
tidak dapat saling memahami dan juga saling menghargai akan terjadi adanya
perbedaan – perbedaan yang menjadi penyebab konflik tersebut timbul.
3. Adanya Sumber daya yang di bagi tidak secara rata, yang diman hal ini
merupakan salah satu penyelesaian konflikk di dalam sebuah organisasi yang
harus menggunakan prinsip berbagi. Yang artinya di dalam sebuah organisasi
harus ada adanya kebijakan administrasi yang membagi sumber daya yang
tersedia secara merata dan berkelanjutan untuk menghindari konflikyang terjadi.
4. Stress, merupakan salah satu kondisi yang dimana seseorang banyak merasakan
tekanan mental dan emosional, sehingga menjadi tekanan dan stress jika seeorang
tidak dapat mengatasinya. Dan stressjuga akan mempengaruhi cara berpikir,
berperilaku, dan bagaimana tubuh seseorang akan bekerja.
5. Pelecehan Seksual, yang merupakan permasalahan yang dihadapi seseorang
akibat rasa tidak nyaman yang menyangkut masalah seseorang yang sedang
dihadapinya sakibat rasa tidak nyaman yang menyangkut masalah seks.
6. Implikasi konflik yang dimana pekerjaan terhadaap produktivitas dan
kelangsungan hidup organisasi, ketika seseorang yang berusaha untuk memenuhi
tekanan kebutuhan dalam hidup mereka, dan mereka akan bekerja apapaun sesuai
yang diinginkan organisasi
7. Anggota yang meninggalkan organisasi dimana konflik tersebut terlalu banyak
dalam organisasi sehingga sulit untuk dihadapi dan menyebabkan seseorang
sehingga tidak betah.
8. Penurunan Produktivitas seseorang yang tidakk fokus dalam hal mengerjakan
pekerjaann maka produktivitasnya menurun dan menjadikan konflik antara
anggota dan pemimpin.

Pendekatan dalam Penanganan Konflik

Dalam pengendalian konflik dapat dilakukan dengan melalui pendekatan


musyawarah, campur tangan pihak ketiga, konfrontasi, tawar – menawar (bargaining), dan
kompromi.5

1. Musyawarah
Yang dilakukan agar pihak –pihak yang bersangkutan dalam konflik dapat
mencari penyelesaian terbaik bagi masalah yang sedang dihadapi, bukan berarti
hanya mencari kemenangan dalam sepihak. Tujuan musyawarah ini agar masing –
masing mendapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan sehingga kedua pihak
tidak ada yang dikalahkan. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Lakukan identifikasi masalah dengan cara mencari informasi – informasi dari
pihak – pihak yang berkonflik atau yang mengetahui tentang konflik yang
terjadi
b. Di pertemukannya kedua belah pihak di dalam forum dialog yang dipandu oleh
seorang pemimpin
c. Seorang pemimpin harus memantau hasil realisasi musyawarah
2. Campur tangan pihak ketiga
Adanya campur tangan oleh pihak ketiga yang memang diperlukan apabila
pihak – pihak yang sedang bertentangan atau berkonflik tidak ingin berunding atau
telah mencapai jalan yang buntu. Menurut Heine dan Kerk bahwa untuk mencegah
adanya pertikaian antara anggota yang menyebabkan stagnansi meta-organisasi,
maka dapat diperlukannya arsitektur dalam organisasi yang dapat menyelesaikan
perselisihan internal melalui pergerakan eksternal.6
3. Konfrontasi
Dalam hal ini konfrontsi merupakan tindakan yang dilakukan dengan
mempertemukan pihak – pihak yang sedang berkonflik untuk diminta pendapatnya
secara langsung dalam rapat atau sidang dan seorang pemimpin yang bertindak
5
Rusdiana, Manajemen Konflik
6
Heine and Kerk, ‘Conflict Resolution in Meta-Organizations: The Peculiar Role of Arbitration’
sebagai moderator. Hal ini dilakukan supaya dapat dijadikan suatu penyelesaian
konflik secara rasional dan salah satu dari mereka harus menerima pendapat dan
pendirian dari pihak lain yang telah didasari oleh alasan yang lebih rasional dan
benar.
4. Tawar Menawar (Bargaining)
Tawar menawar merupakan pengendalian konflik yang dapat melalui proses
pertukaran dalam persetujuan dengan maksud mencapai keuntungan antara kedua
pihak yang sedang berkonflik. Di dalam proses tawar - menawar ini intinya adalah
tidak mengharuskan bagi pihak – pihak yang sedang berkonflik untuk
menyerahkan sesuatu yang dianggap penting bagi kelompoknya.
5. Kompromi
Dalam pendekatan ini dapat dilakukan untuk mengatasi konflik yang sedang
berlanjut dengan cara mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak – pihak
yang sedang bertentangan. Adapun sikap yang dapat diperlukan agar bisa
melaksanakan kompromi adalah salah satunya ada pihak yang bersedia
merasakandan mengerti keaadaan pihak lain. Di antara kedua belah pihak tidak ada
menang atau kalah, masing – masing saling memberi kelonggaran atau konsesi.
Sehingga kedua kubu saling mendapatkan apa yang di inginkan namun tidak
sepenuhnya, dan kehilangan tetapi juga tidak sepenuhnya. Seperti yang dikatakan
Kapusuzoglu bahwa kolaborasi biasanya dianggap sebagai metode terbaik dalam
maengatasi konflik.7

Jenis – Jenis Konflik

Jenis – jenis konflik menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel terdapat
beberapa jenis diantara lain sebagai berikut :

a. Konflik Intrapersonal merupakan konflik yang terjadi kepada diriinya sendiri


yang dimana seseorang itu memiliki dua keinginan sekaligus diwaktu yang sama,
namun tidak dapat terpenuhi sehingga hal ini menyebabkan konflik yang ada
pada seseorang atau dirinya sendiri.
b. Konflik Interpersonal merupakan konflik pertentangan antara seseorang dengan
orang lain yang terjadi karaena pertentangan kepentingan atau keinginan. Dimana
7
Kapusuzoglu, ‘An Investigation of Conflict Resolution in Educational Organizations’
hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, atau dalam
bidang kerja dan lainnya, yang dapat melibatkan beberapa peranan anggota yang
tidak bisa dan dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan didalam suatu
organisasi
c. Konflik yang terjadi antara individu – individu dan kelompok – kelompok,
dimana hal ini yang sering kali terjadi dikarenakan berhungan dengan cara
individu dalam menghadapi tekanan – tekanan untuk mencapai konformitas yang
ditekankan kepada mereka dan dilakukan oleh kelompok kerja mereka.
d. Konflik antara kelompok yang terjadi didalam organisasi yang sama, yang
dimana konflik tersebut merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasi – organisasi, seperti halnya antar para anggota dalam organisasi.
e. Konflik antara organisasi dengan organisasi lain yang terjadi karena persaingan
dalam mencapai suatu tujuan yang mungkin terjadi secara bersamaan sehingga
menimbulkan adanya konflik antar organisasi.

Metode Penelitian

Dalam metode penelitian ini menggunakan teori resolusi konflik yang merupakan cara
individu atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan individu
lain atau kelompok lain secara suka rela. Dalam metode ini pengendalian konflik dapat
dilakukan melalui pendekatan musyawarah, campur tangan aadanya pihak ketiga,
konfrontasi, tawar – menawar, dan kompromi.

PENUTUP

Kesimpulan

Konfllik dapat dipahami sebagai suatu pertentangan yang dapat terjadi antara apa
yang diharapkan oleh seseorang terhadaap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan
apa yang di harapkannya. Dalam konflik dapat dimaknai dengan tiga makna, yaitu :

1. Makna positif bahwa dengan adanya konflik maka organisasi akan berkembang
yang kemudian menjadi netral.
2. Makna netral bahwa konflik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap organisasi,
atau dapat dikatakan hanya sebagai variasi saja.
3. Makna negative yang dimana konflik ini menyebabkab penurunan kinerja dalam
organisasi sehingga mengakibatkan perpecahan antar anggota
Adapun faktor – faktor penyebab terjadinya konflik yang dapat berasal dari faktor
eksternal dan internal individu organisasi.

1. Faktor internal ini dapat berupa perbedaan kepribadian, strees, penurunan


pruduktivitas dan lain – lain sebagainnya.
2. Faktor eksternal bisa berupa masalah komunikasi, sumber daya yang terbataas,
pelecehan seksual dan lain – lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Edy Miftahudin, ‘Manajemen Konflik Di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8


Surakarta’ (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015); Maulana Amirul Adha, Achmad
Supriyanto, and Agus Timan, ‘Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Madrasah Menggunakan
Diadram Fishbone’ , Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5, no. 01 (2019): 11-
22.

Heine and Kerk, ‘Conflict Resolution in Meta-Organizations: The Peculiar Role of


Arbitration’

Kapusuzoglu, ‘An Investigation of Conflict Resolution in Educational Organizations’

Nova Syafira Ariyanti, Mustiningsih, and Imron Arifin, ‘The Principal’s Conflict
Management Strategy Through Increased Community Participation in the Era of Industrial
Revolution 4.0’ , in 5th International Conference on Educationand Technology (ICET
2019),vol. 382,2019, 30-32, https://doi.org/10.2991/icet-19.2019.7

Sabardi, A. (2001). Manajemen Pengantar. Yogyakarta: unit Penerbit dan Percetakan


Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian.
Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai