DISUSUN OLEH :
ALEX SANDRO
NIM. E2072211004
TUGAS MAKALAH
KONFLIK ORGANISASI PUBLIK
DALAM MANAJEMEN PEMBERDAYAAN DAERAH
A. LATAR BELAKANG
Setiap individu akan selalu memiliki persepsi atau sudut pandang yang
satu dengan yang lainnya akibat kurangnya komunikasi di dalam suatu organisasi.
Konflik menurut Robbins adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya
negatif. Konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam aktivitas
kepentingan mendorong terjadinya konflik, baik konflik dalam diri individu itu
sendiri, konflik antar kelompok, konflik antara individu dengan kelompok dan
Konflik tidak terjadi begitu saja tanpa adanya alasan, penyebab terjadinya
Perlu kita sadari bahwa konflik dalam organisasi tidak selalu berdampak
negatif, namun ada kalanya konflik dapat berdampak positif yang dapat dipandang
penguat hubungan antar tim kerja atau individu di dalamnya. Terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan oleh organisasi agar konflik yang terjadi dapat
diolah menjadi konflik yang positif. Metode yang dapat digunakan untuk
Menciptakan persaingan
atau kelompok yang mencapai prestasi terbaik. Kompensasi baik secara finansial maupun
non-finansial dapat digunakan sebagai motivasi untuk peningkatan prestasi mereka. Hal
ini juga dapat bermanfaat untuk menjaga adanya persaingan yang sehat yang dapat
Struktur yang panjang dengan kelompok yang besar akan berpotensi menimbulkan
konflik. Umumnya tingkat konflik akan menurun jika kelompok lebih kecil. Dengan
menciptakan situasi yang lebih kondusif bagi konflik. Masing-masing kelompok akan
Ahli dari luar dapat mendatangkan suasana baru dengan pandangan baru yang akan
a. Konflik dalam diri individu, konflik ini sering terjadi dan di hadapi oleh
yang menjadi prioritas dan kebimbangan diri dalam menentukan pilihan tugas
atau pun terjadi karena proses internal dalam dirinya yang saling
b. Konflik antar individu, konflik ini sering muncul diantara para anggota dalam
dalam menghadapi isu tertentu. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar
c. Konflik antar individu dan kelompok, konflik ini berhubungan dengan cara
d. Konflik antar kelompok, konflik ini terjadi saat setiap kelompok ingin
antar kelompok ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu konflik afektif dan substantif.
organisasi dengan pihak luar, dan adanya persaingan ekonomi dalam sistem
Konflik dalam organisasi tidak dapat kita hindari, namun dapat kita kelola
a) Berkompetisi
sendiri atas kepentingan yang lain. pilihan untuk melakukan tindakan ini dapat
sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat,
kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat penting. Situasi
menang-kalah akan terjadi, pihak yang kalah akan merasa dirugikan. Tindakan ini
dapat dilakukan dalam hubungan antara atasan dan bawahan, dimana atasan
bawahannya.
a) Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari situasi
konflik tersebut secara fisik maupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Menghindari konflik dapat dilakukan jika masing-
untuk sementara.
b) Mengalah
kepentingan kita sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik
tersebut. Hal ini juga dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain
lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
c) Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi hal yang utama.
mendapat win-win solution.
d) Berkolaborasi
disebut di atas, konflik sebagai sebuah situasi timbul karena adanya sebab yang
tetapi tidak disampaikan tepat waktu juga dapat menimbulkan konflik. Dari
sisi penerima informasi/pesan, semua pesan telah diterima secara utuh, jelas,
2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dianut. Orang yang
3. Perebutan dan persaingan dalam hal fasilitas kerja dan suatu jabatan yang
presiden direktur sangat banyak sementara pospos jabatan yang ingin dituju
kendaraan dinas, alat kerja seperti komputer, mesin ketik, kalkulator, dan
tempat parkir juga bisa menjadi perebutan dan saling menguasai satu sama
lain.
yang besar dengan kompleksitas pekerjaan dan masalah yang besar, batas-
persuratan, bagian distribusi, dan bagian pengemudi. Ketiga unit kerja dengan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing pada situasi tertentu bisa saling
melempar pekerjaan dalam hal pengiriman surat. Jika sudah terjadi demikian,
sempit dan sederhana. Akan tetapi bila kejadian ini terus terulang dan
pimpinan tidak ada upaya mengatasinya, maka bukan tidak mungkin konflik
secara luas.
5. Penafsiran yang berbeda atas suatu hal, perkara, dan peristiwa yang sama.
gagasan, dan tujuan setiap orang juga berbeda-beda pula. Perbedaan sudut
identik dengan birokrasi, aturan, dan tata tertib memaksa tiap individu
dan tata tertib seorang pegawai/karyawan ada yang tidak sama antar pegawai
yang satu dengan yang lain, hal ini diakibatkan oleh perbedaan penafsiran,
6. Kurangnya kerja sama antar pegawai, antara pegawai dengan pimpinan, dan
optimal. Penyebab hasil kerja yang tidak optimal tersebut seringkali dicarikan
organisasi.
7. Tidak menaati tata tertib yang berlaku bagi semua anggota oraganisasi. Jika
pada kasus nomor 5 di atas orang melanggar tata tertib (tidak sengaja) karena
perbedaan penafsiran, dalam kasus pegawai yang tidak menaati tata tertib
lebih disebabkan karena sikap pegawai yang tidak disiplin. Sikap tidak
8. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan. Pada dasarnya setiap orang tidak
ada yang mau dikuasi, dijajah, disepelekan, dan di tindas harga diri dan
menguasai kelompok lain dengan tujuan mencari keuntungan di satu sisi dan
kelompok yang merasa dirugikan. Gejolak yang muncul inilah yang dapat
dilecehkan merasa harga dirinya di injak dan dan direndahkan. Apalagi orang
10. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja. Pada dasarnya orang yang
Perubahan hanya akan merugikan dirinya, baik dari sisi karir, kedudukan,
Selain itu, jika dipandang dari sumbernya konflik juga bisa timbul karena
pekerjaan yang tidak disukainya di satu sisi tetapi harus dilakukannya pada
sisi yang lain sebagai bentuk konsekuensi dari status dan jenjang kepangkatan
yang melekat pada dirinya. Selain itu pada situasi tertentu seseorang akan
2) Konflik antar individu, timbul dalam suatu organisasi akibat perbedaan latar
belakang, etnis, suku, agama, tujuan, dan kepribadian antar individu. Konflik
semacam ini juga bisa muncul karena antar individu dibedakan oleh peranan
dengan mandor, dan mandor dengan para buruh atau sebaliknya. Perbedaan
masing-masing.
3) Konflik antara individu dengan kelompok, hal ini terjadi karena individu
secara keseluruhan.
4) Konflik antar kelompok, konflik ini terjadi karena perbedaan kepentingan dan
tujuan yang satu sama lain tidak ada yang mau mengalah. Biasanya konflik
antar kelompok ini muncul karena ingin saling menguasai, yang mayoritas
tidak boleh ada superior dan inferior, semua memiliki hak dan kewajiban
direktur ingin perusahaannya maju dengan tingkat produksi yang optimal agar
dicapai laba perusahaan secara optimal pula, sementara dari sisi manajer,
keluarganya.
6) Konflik antar organisasi, timbul sebagai akibat persaingan bisnis, persaingan
tangan. Dari sisi bisnis, perang harga, perebutan pangsa pasar, pengembangan
Konflik pada dasarnya bisa muncul pada aktivitas diri seseorang (sebagai
konflik internal) maupun pada aktivitas sosial yang cakupannya lebih luas.
akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan konflik yang timbulnya dari
konflik yang muncul sangat dipengaruhi oleh tingkat respon dan ketepatan dalam
Konflik dengan skala cakupan sempit yang berasal dari individu dengan
individu akan menjadi konflik besar jika dalam merespon dan menanganinya tidak
bisa tuntas serta memuaskan dua individu yang berkonflik. Hal ini sangat
mungkin terjadi karena konflik antar individu kemungkinan berasal dari dua
kelompok yang berbeda sehingga. Dalam situasi seperti ini pihak pimpinan
organisasi harus cepat merespon dan meminimalisir konflik yang ada, karena jika
konflik antar individu yang berasal dari dua kelompok yang berbeda tersebut terus
yang sepele. Komunikasi yang tidak lancar dan pebedaan persepsi tentang suatu
yang terjadi antar individu dan antar kelompok ada kalanya tidak bisa saling
C. Akibat-Akibat Konflik
disebabkan oleh faktor apapun, memiliki konsekuensi atau akibat bagi seluruh
elemen oraganisasi tersebut. Sebagai sebuah sebab, maka konflik juga dapat
a) Organisasi memiliki dinamika dan jalinan yang akrab satu sama lain karena
adanya interaksi yang intensif antar sesama anggota organisasi baik yang
terlibat langsung dengan konflik maupun yang lain. Konflik antar individu
atau antar kelompok yang diselesaikan dengan damai dan adil akan membawa
dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam bekerja. Jika harus terjadi
konflik serupa, maka satu sama lain akan saling berusaha memahami dan
d) Konflik yang timbul tetapi bisa diredam dan dikelola secara baik dapat
panjang.
e) Anggota organisasi yang tidak terlibat secara langsung dalam suatu konflik,
b) Kerjasama yang sudah dan akan terjalin antar individu dalam organisasi
menjadi terhalang/terhambat.
atau hal lain yang memancing kedua belah pihak untuk berkonflik lagi.
e) Bekerja dalam situasi yang sedang ada konflik menyebabkan orang yang
tidak ikut berkonflikpun ikut merasakan dampaknya seperti situasi kerja yang
f) Individu yang sedang berkonflik merasa cemas, stres, apatis, dan frsutasi
terhadap situasi yang sedang dihadapi. Bekerja dalam situasi dan kindisi
pergaulan dan mangkir dari pekerjaan. Akibat akumulasi dari kondisi ini
perusahaan/pemerintahan.
lokal yang menjadikan SDA sebagai sumber penghidupan," kata Ail saat menjadi
pembicara pada diskusi bertajuk "Konflik Resolusi, Demokrasi dan Suara Kaum
dilakukan.
adalah dialog konstruktif, yang kedua adalah join action," ucap dia.
jelas dari instansi pusat maupun daerah, namun juga membutuhkan sinergi yang
21 kementerian, instansi TNI dan Kepolisian, dua badan tingkat nasional, serta
menjadi tugas dari setiap instansi, namun juga dukungan sistem informasi yang
lengkap, baik dan benar. Sistem informasi yang dapat mendukung sinergi tersebut
kantor pimpinannya.
Untuk menangani konflik yang tidak sederhana, karena harus didasari pada
ini dapat dijadikan satu bentuk solusi bagi tugas-tugas penanganan konflik,
terutama dalam hal deteksi dini guna memperkuat dan memberdayakan ujung
nasional. Rekomendasi tulisan ini memiliki spektrum luas, dari perlunya bahasan
sebagai media yang menunjang dalam proses percepatan tindakan dan penanganan
daerah konflik, baik dalam proses pelayanan maupun dalam proses koordinasi
informasi. Hal ini akan efektif dalam produktivitas informasi yang dibangun atas
masyarakat; serta perlu adanya pola koordinasi berbasis TI yang lebih terarah,
baik antar instansi pemerintah daerah, antara pemerintah daerah dengan aparat
masyarakat, banyak faktor yang bisa terkait dengannya. Sebagai gejala sosial,
konflik sebenarnya hal yang wajar terjadi dalam setiap masyarakat. Sebab, setiap
prestise, dukungan sosial, hingga mengakses berbagai sumber daya. Saat individu
atau kelompok punya keinginan yang sama dengan individu atau kelompok
lainnya, sementara keinginan tersebut terkait dengan sumber daya yang langka,
lahirlah kompetisi. Adapun proses kompetisi yang berlebihan bisa berujung pada
konflik. Sama halnya ketika individu atau kelompok punya keinginan berbeda
dengan individu kelompok lain, perselisihan akan lahir. Perselisihan tersebut bisa
berujung pada konflik jika tak terdamaikan. Baca juga: Apa Saja Faktor Penyebab
Konflik Sosial dalam Masyarakat? Sementara dalam ilmu sosiologi, konflik sosial
dipahami sebagai bentuk salah satu dampak proses interaksi sosial. Interaksi sosial
hubungan. Contoh bentuk asosiatif adalah kerja sama. Adapun contoh bentuk
disosiatif yaitu konflik, demikian seperti dikutip dari Rumah Belajar Kemdikbud.
Ada banyak cara pandang terhadap konflik sosial di sosiologi. Maka itu, konflik
sosial juga tidak selalu dinilai sebagai hal yang negatif. Dalam kehidupan
masyarakat, konflik juga dapat berupa proses instrumental yang mengarah pada
dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Bahkan dengan konflik,
anggotanya.
Nomor 22 Tahun 1999 merupakan simbolis pada daerah yang otonom. Istilah
tingkatan daerah otonom yang semula di kenal dengan Dati 1 dan Dati 11
netral yakni tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Ini diupayakan untuk
menghindari citra bahwa tingkatan lebih tinggi Dati 1 secara hirarkis lebih
berkuasa dari pada tingkatan lebih rendah Dati 11, seperti era sebelumnya
melebar. Adanya arogansi dari pihak provinsi yang secara arogan dengan
pihak kabupaten dengan sengaja menutup lahan-lahan investor AGG yang sedang
sistem pelayanan satu atap” Akan tetapi menurut Tiolina belum ada pemerintah
provinsi maupun kabupaten kota yang melimpahkan kepada BKPM. Disinilah
peraturan yang mengatur bidang investasi sehingga banyak investor yang masih
bertanggung jawab.
pemerintahan.
4. Konflik penyelenggaraan fungsi pemerintahan, terutama oleh kabupaten/kota
mengacu kepada pasal 7(b) serta undang- undang yang mengatur kewenangan
berlakunya UU No 22/1999.
BUMN atau otoritas sebagai akibat ketentuan yang diatur dalam pasal 199,
Mengenai hal ini YGB memiliki contoh konflik antara Pemerintah Daerah
Otorita Batam.
6. Pemerintah daerah merasa berhak dalam mengelolah sumber daya alam jika
terjadi konflik dengan instansi departemen sektoral atau BUMN yang selama
ini menanganinya. Hal ini terjadi pada konflik Perum Perhutani yang
penyesuaian.
provinsi dan pemerintah kota memberi pelajaran kepada kita betapa undang-
daerah. Otonomi selama ini dianggap sebagai pintu masuk bagi pelaksanaan
kekuasaan yang lebih baik dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, tapi
memperebutkan sumber daya yang ada. Ada beberapa hal penting yang memberi
pelajaran dalam konflik ini, pertama perlu adanya pemahaman baru ditingkat elit
bahwa otonomi dilakukan bukan atas kebebasan yang multi tafsir sehingga bebas
adil dan bijaksana dalam pelaksanaan otonomi daerah, sedangkan ditingkat daerah
perlu perbaikan perda-perda yang lahir atas pemahaman yang keliru terhadap
otonomi daerah. Perbaikan ini semua berujung kepada upaya agar tidak terjadi
koruktif dalam menjalankan program otonomi daerah dewasa ini, sesutu yang