1. Apakah suatu konflik itu perlu dimanage dan jika dalam suatu organisasi terjadi konflik yang
begitu besar apa yang akan terjadi dalam suatu organisasi tersebut?
Jawab : Bahwa dalam perspektif lama konflik itu harus dihindari, tetapi dalam perspektif
baru (dampak positif) konflik itu harus dikelola. Artinya, organisasi terdiri dari orang-orang.
Orang-orang membentuk kelompok atau tim. Orang-orang dalam suatu kelompok misalnya
dalam lingkungan sekolah pasti saling berkomunikasi atau bergaul. Maka, ketika bergaul
tersebut sebagaimana kodrat alam dimana setiap pergaulangan pasti terjadi kesalahan dan
kekhilafan. Apalagi, manusia juga tempat salah dan khilaf, maka konflik adalah proses
ilmiah dan pasti terjadi di mana saja. Dalam hal ini konflik terjadi diri sendiri dengan
seseorang seperti di sekolah. Misalnya, saya konflik diri sendiri dengan seeorang dapat
terjadi karena perbedaan peranan (atasan dengan bawahan), kepribadian dan kebutuhan.
Ketika kita memiliki perbedaan peran tersebut maka bagaimana atasan (kepala sekolah)
dalam memberikan tugas harus bersikap adil. Seperti mempercayaka seseorang dalam
menangani suatu kegiatan jangan itu-itu saja orangnya. Beri kepercayaan orang lain,
sehingga tidak menimbulkan iri yang menjadi penyebab konflik. Jika suatu organisasi terjadi
konflik begitu besar, maka yang terjadi dalam organisasi tersebut ada organisasi tersebut
akan menjadi lebih kuat ketika mampu menyelesaikan konflik. Salah satu tujuan konflik
adalah untuk memperkuat kekuasaan atau keuntungan. Bisa meningkatkan kemersaan
kelompok jika melalui solusi terbaik dan menimbulkan dinamina pencapaian yang lebih baik.
Kalau kita melihat hasil konflik, ada Kalah-kalah. Artinya, kedua kelompok mengalami
kerukian. Berarti organisasi tersebut akan hancur.
5. Konflik yang sering terjadi di dalam sebuah organisasi tidak semuanya berdampak negatif
tetapi ada beberapa konflik yang berdampak positif. Uraikan dampak positif konflik tersebut
serta tujuannya dalam organisasi?
Jawab :
Tingkat Energi Kelompok atau Individu Meningkat
Tingkat energi yang meningkat dapat terlihat sewaktu orang-orang berbicara dengan nada
lebih keras, mendengar lebih cermat apa yang diucapkanatau bekerja lebih keras. Dua di
antara manfaat yang dicapai oleh organisasi-organisasi dari tingkat-tingkat energi yang
meningkat, yaitu:
a. Output yang meningkat
b. Munculnya ide-ide inovatif untuk melaksanakan tugas-tugas lebih baik.
Kohesi Kelompok Meningkat
Hasil riset menunjukkan bahwa bila kelompok-kelompok yang terlibat dalam sebuah
konflik maka kohesi (persatuan) internal meningkat. Alasan mengapa kohesi yang
meningkat dianggap sebagai hasil positif dari konflik adalah karena kelompok-kelompok
dengan kohesif tinggi dapat menimbulkan produktivitas tinggi apabila mereka menunjang
tujuan-tujuan manajemen.
➢ Problem-Problem Terungkapkan
Sewaktu konflik berkembang, pihak manajemen segera melihat bahwa ada sesuatu yang
tidak beres, dan mereka dapat merancang untuk menyelesaikan konflik yang ada. Apabila
dua kelompok berselisih paham tentang sesuatu, sedangkan hal tersebut tidak pernah
dijelaskan, maka mereka akan bekerja pada tingkat efektivitas yang lebih rendah tanpa
pimpinan yang bersangkutan memahami mengapa hal tersebut terjadi.
➢ Memberi Motivasi
Konflik memotivasi kelompok-kelompok yang terlibat di dalamnya untuk
mengklarifikasi sasaran-sasaran mereka. Hal tersebut menyebabkan ditingkatkannya
pemahaman kelompok tentang tujuannya.
Merangsang Kelompok Mempertahankan Nilai
Konflik merangsang kelompok-kelompok untuk mempertahankan nilai-nilai yang
dianggap penting oleh mereka. Berbagai macam kelompok memandang diri mereka
sebagai pelindung nilai-nilai tertentu.
➢ Memotivasi Individu
Individu-individu atau kelompok-kelompok termotivasi untuk mempersatukan informasi
yang relevan bagi konflik yang ada. Walapun informasi demikian terpengaruh (bias) oleh
persepsi-persepsi subjektif pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, biasanya disajikan
informasi tambahan yang dapat berguna untuk menyelesaikan problem yang dihadapi.
Meningkatkan Efektivitas Organisasi
Konflik dapat meningkatkan efektivitas menyeluruh sesuatu organisasi karena kelompok-
kelompok atau individu-individu dipaksa olehnya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal yang berubah. Selain itu, bermanfaat untuk menunjukkan kepada
semua pihak bahwa lingkungan senantiasa mengalami perubahan dan organisasi yang
bersangkutan harus mengubah cara-caranya bekerja untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan tersebut.
6. Bagaimana strategi yang tepat dan efektif dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam sebuah
organisasi?
Jawab :
Pertama Pengenalan Sebelum mengambil langkah atas apa yang perlu dilakukan, ada
baiknya untuk mengenali apa masalah yang sedang terjadi. Langkah ini diambil untuk
mengenali akar masalah yang terjadi jadi Anda bisa mendapatkan informasi seputar awal
terjadinya konflik. Kedua Diagnosa Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi,
melakukan diagnosa perlu dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang perlu diambil
untuk menyelesaikan masalah. Diagnosa dilakukan agar langkah yang diambil sesuai dengan
permasalahan yang terjadi.
Ketiga Menyepakati Solusi Setelah diagnosa dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menyepakati solusi yang diambil. Solusi yang diambil harus seimbang dan tidak berat
sebelah. Jadi tidak ada pihak yang merasa dirugikan satu sama lain. Agar tidak terjadi konflik
yang berlanjut lebih lama lagi.
Keempat Pelaksanaan Solusi yang telah disepakati kemudian harus dilaksanakan bersama.
Semua pihak yang terlibat harus menyetujui dan tentu saja ikut melaksanakan solusi tersebut.
Karena sudah disepakati, maka pelaksanaan harus dilakukan bersama-sama untuk hasil yang
terbaik.
Kelima Evaluasi Melakukan evaluasi bersama-sama setelah konflik selesai adalah salah satu
strategi manajemen konflik juga. Dengan adanya evaluasi, konflik-konflik serupa bisa
dihindari di masa depan.
7. Bagaimana kita menyikapi suatu konflik yang di pandang buruk menjadi konflik yang baik?
Jawab :
Yang harus dilakukan ialah Melakukan diskusi, Salah satu cara menangani konflik dengan
melakukan diskusi. Dengan kepala dingin, kita bisa mulai berdiskusi bersama orang yang
terlibat langsung dalam konflik. Selain itu, pilih tempat atau lokasi yang nyaman agar dapat
menyelesaikan persoalan dengan baik. Setelah menentukan lokasi yang nyaman, kita bisa
memulai merundingkan masalah dengan cara memaparkan sudut pandang atau keinginan
masing-masing. Pastikan menggunakan kata-kata yang baik agar tidak memancing emosi
dari kedua belah pihak.
8. Bagaimana caranya kita menjadikan konflik yang ada menjadi suatu motivasi bagi kita?
Jawab :
Motivasi dipahami sebagai kekuatan dalam diri seseorang yang mempengaruhi arah,
intensitas, dan ketekunan perilaku sukarela (McShane & Von Glinow, 2010). Faradita (2017)
menunjukkan dalam penelitiannya konflik di organisasi yang ia kaji ternyata memiliki
pengaruh yang positif terhadap kinerja para karyawannya. Hal ini dikarenakan, konflik yang
terjadi di perusahaan tersebut membentuk pola pikir positif seperti timbulnya kedisiplinan,
saling memahami satu dengan yang lain, dll (Faradita, 2017). Pola pikir positif ini timbul
karena adanya pengelolaan konflik yang baik dari manager dari perusahaan tersebut
(Faradita, 2017). Dari penelitian di atas, dapat dilihat bahwa mengelola suatu konflik dalam
perusahaan atau organisasi butuh manager yang mampu mengelola konflik tersebut dan
menjadikannya sumber motivasi untuk karyawan.
10. Apa yang harus di lakukan ketika menghadapi suatu konflik yang buruk?
Jawab :
Yaitu libatkan diri dalam proses penyelesaian, memisahkan pihak-pihak yang memiliki
potensi konflik, agar kemungkinan timbulnya konflik dapat dikurangi, mendengarkan dengan
seksama semua pihak yang terlibat konflik, menjelaskan dengan rinci inti konflik, tanpa
terkesan bertele-tele, menanggapi secara proporsional dan tidak emosional, memantau
pelaksanaan kesepakatan yang telah dirumuskan bersama. Dengan melakukan hal-hal
tersebut, diharapkan komunitas maupun individu yang terlibat konflik tidak lagi saling
bermusuhan, merasa puas atas keputusan bersama, serta mendapat pembelajaran dari konflik
yang mereka hadapi.