Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KONFLIK

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Madrasah dan Sekolah

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Mochamad Nurcholiq M. Pd.

Penyusun :

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ‘ALY AL HIKAM MALANG

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Madrasah dan Sekolah. Sumber Daya dalam
makalah ini membahas tentang Manajemen Konflik.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 19 Desember 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dengan berbagai konflik
baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindari. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota
organisasi senantiasa dihadapkan pada berbagai konflik diantaranya konflik antar
individu, konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau
inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik. Dalam paradigma lama banyak
orang percaya bahwa konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun
dalam paradigma baru ada pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa
menghambat, jika tidak dikelola dengan baik, namun jika dikelola dengan baik
konflik bisa menjadi pemicu berkembangnya organisasi menjadi lebih produktif.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin
organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat
berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari
pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan
interpretasi.1 Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak
ketiga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Manajemen Konflik ?
2. Apa saja jenis – jenis konflik ?
3. Apa penyebab terjadinya konflik ?
4. Bagaimana cara menyelesaikan konflik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Manajemen Konflik
1
Fahmi irham, Perilaku Organisasi : Teori Dan Aplikasi, (Bandung : Alfabeta, 2014)
2. Untuk mengetahui jenis – jenis konflik
3. Mengetahui apa penyebab terjadinya konflik
4. Mengetahui cara menyelesaikan konflik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Konflik


Konflik adalah sebuah proses sosial yang timbul karena perbedaan, dan
perbedaan ini adalah suatu hal yang wajar terjadi karena masing- masing
orang diciptakan dengan pemikiran yang berbeda-beda. Semua itu bisa
berakibat timbulnya konflik. Konflik interpesonal adalah sebuah pertentangan
antara individu dengan individu, ada juga indvidu dengan kelompok, ada juga
kelompok dengan kelompok, yang ditumbulkan dari perbedaan diantara
mereka.

Manajemen Konflik adalah suatu proses dimana aksi dan reaksi yang
diambil oleh para pelaku konflik atau pihak ketiga secara nasional dan
seimbang, untuk pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi
antara 2 atau beberapa pihak.

Manajemen konflik merupakan suatu situasi pendekatan yang berorientasi


pada proses mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik
dan pihak ketiga, dan bagaimana cara mereka untuk mempengaruhi
kepentingan dan interpretasi.

Menurut para ahli manajemen konflik memiliki arti seperti :


a. Howard Ross
Menurut beliau, manajemen konflik adalah langkah-langkah yang
diambil si pelaku atau pihak ketiga dalam rangka untuk mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak menghasilkan
akhir berupa penyelesaian konflik, dan mungkin atau tidak menghasilkan
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat atau agresif.
b. Minery
Menurut beliau, pengertian dari manajemen konflik adalah suatu
proses dimana rasional yang sifatnya iteratif, dimana proses tersebut
terjadi secara terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga tercapai
model yang representatif dan ideal.
Manajemen konflik sendiri memiliki beberapa tujuan dan manfaat jika
manajemen ini dilakukan dengan baik. Tujuan manajemen dan manfaat
manajemen konflik sebagai berikut :

 Tujuan :
- Untuk mencegah terjadinya gangguan tehadap anggota organisasi,
sehingga dapat fokus kepada visi dan misi organisasi.
- Untuk meningkatkan kreativitas anggota organisasi dengan mengambil
manfaat dari konflik yang terjadi.
- Untuk membangun rasa saling menghormati antar sesama anggota
organisasi dan menghargai keberagaman.
 Manfaat :
1. Evaluasi sistem
Dengan adanya konflik organisasi bisa melalukin evaluasi dan
melalukan perbaikan dari apa yang baru saja dihadapinya.
2. Mengembangkan Kompetensi
Dengan manajemen konflik yang baik, maka akan mampu
meningkatkan dan mengembangkan kompetisi sebuah organisasi,
khususnya dalam hal kompetensi no-teknis.

B. Jenis – Jenis Konflik

Konflik terbagi menjadi berbagai macam jenisnya, dimana setiap pakar


konflik memiliki pandangan yang berbeda-beda.2 Ada 5 jenis konflik dalam
kehidupan organisasi antara lain sebagai berikut :

1. Konflik dalam diri individu

Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan


yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Contohnya : karyawan
disebuah perusahaan dituntut untuk melakukan pekerjaan diluar batas
kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama

2
Timotius Duha, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
Hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian, juga
berasal dari adanya konflik antar peranan seperti antara manajer dan
bawahan.

3. Konflik antar individu dan kelompok

Berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk


keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Contoh nya :
karyawan A diasingkan oleh kelompok kerja karena dianggap melanggar
norma - norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama

Diakibatkan oleh pertentangan antar kelompok , mempunyai kepentingan


yang sama terhadap sesuatu. Contoh nya : perbedaan pendapat antara si a
dan b yg menyebabkan tidak adanya keputusan bersama dalam sebuah
meeting perusahaan.

5. Konflik antar organisasi

Konflik ini timbul akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem


perekonomian suatu negara. Mengarahkan timbulnya pengembangan
produk baru, teknlogi dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Contohnya : Sebuah produsen hp merek x mengklaim salah satu jenis
produknya telah dijiplak oleh salah satu produsen hp lainya.

C. Penyebab Terjadinya Konflik

Setiap terjadinya konflik pasti memiliki latar belakang penyebabnya. Proses


terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap ; peristiwa sehari-hari, adanya
tantangan, dan timbulnya pertentangan.3 Secara umum terdapat beberapa
penyebabnya, yaitu sebagai berikut :
1. Perbedaan
Perbedaan sering mengakibatkan hubungan yang baik menjadi tidak
baik. Dalam pembahasan ini perbedaan dibagi menjadi tiga :
a. Perbedaan pendapat

3
Astadi Pangarso, Perilaku Organisasi, (Ypgyakarta : Deepublish, 2016)
Perbedaan pendapat bisa muncul kapan saja dan terjadi pada siapa
saja. Perbedaan pendapat disebabkan oleh pendapat yang
disampaikan seorang dengan orang lain berseberangan. Begitu juga
jika kedua pihak saling mempertahankan argumentasi masing –
masing. Penyelesaiannya yaitu dengan memilih pendapat yang
mendekati rasional dan lebih tepat. Serta tidak menolak mentah –
mentah pendapat orang lain dan menjadikan pendapat itu menjadi
bahan masukan yang pantas.
b. Perbedaan pandangan
Merupakan perbedaan yang didasarkan bahwa tiap – tiap orang
memiliki keyakinan dalam hal sikap, memahami keadaan dan
lingkungan sekitar, sehingga kadang keyakinan yang dimiliki belum
tentu diyakini dan dimengerti orang lain. Perbedaan pandangan bisa
membuat sikap dan perilaku seseorang berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Karena setiap orang masing – masing memiliki
nilai (ajaran agama, titah orang tua, pengetahuan dari pendidikan,
pengalaman, kata – kata mutiara dan lainnya). Karena nilai yang
dimiliki tersebut dapat membuat seseorang bisa membatasi diri untuk
melakukan sesuatu atau sama sekali tidak melakukan sesuatu.
c. Perbedaan latar belakang
Latar belakang yang berbeda diakibatkan karena adanya perbedaan
berbagai atribut yang dimiliki seseorang. Bisa berupa lingkup sekitar
dan budaya yang sangat berpengaruh.
2. Dianggap Remeh
Seseorang bisa merasa mendapat konflik, bila merasa dianggap remeh
oleh orang lain. Sering mendapatkan ejekan, cemoohan akan membuat dirinya
tersinggung dan tertekan. Didunia pekerjaan seseorang bisa dianggap remeh
karena beberapa alasan antara lain :
- Sering membuat kesalahan dalam bekerja, sehingga selalu mendapatkan
olok – olokan dari rekan kerja
- Pernah membuat kesalahan dan kehilangan kepercayaan, akibatnya orang
lain berpendapat pembuat kesalahan tidak bisa diandalkan untuk
seterusnya
- Suka menghindari kegiatan – kegiatan bersama, kurang percaya diri dalam
hal pergaulan
3. Dirugikan
Merasa dirugikan adalah keadaan dimana seseorang tidak mendapatkan hak
dan kewajiban secara proporsional. Ketika seorang sudah bekerja, berkorban,
mengabdi tetapi tidak mendapat kompensasi atau sekadar pengakuan dari
atasan dan orang lain serta merasa dirugikan ketika kewajiban yang harus
dikerjakan mampu dilakukan tetapi tidak pernah diberikan kesempatan untuk
melakukan. Secara sengaja atau tidak dapat mengakibatkan seseorang yang
dirugikan tersebut akan menimbulkan konflik untuk mencari keadilan atau
sekadar sensai.
4. Beban Kerja
Tuntutan profesional kerja bisa membuat seseorang memiliki beban kerja
berat. Beberapa alasan kerja yang dapat menimbulkan konflik :
- Banyaknya tuntutan pelanggan yang ingin dilayani pertama dan dalam
waktu yang secepatnya. Sementara karyawan dalm jumlah yang terbatas.
- Konflik bisa terjadi pada pekerjaan yang berada pada batas deadline,
konflik timbul saat sebagian saja yang serius bekerja dan sebagian hanya
santai – santai.
5. Perubahan
Perubahan bisa menghasilkan konflik, sebagai contoh pergantian atasan dari
yang perhatian diganti dengan atasan yang tempramen. Kebijakan pimpinan
baru bisa menghasilkan konflik karena pemimpin tidak memahami bawahan.
Menyebabkan bawahan tidak akan menurut dan menentang atasannya.

D. Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik


Ada beberapa solusi yang kiranya dapat dilaksanakan dalam usaha – usaha
menyelesaikan konflik, yaitu :
o Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan
menjauhi sikap kerja yang bersaing secara negatif
o Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan tersebut
berada
o Menerapkan metode penyelesaian konflik. Ada tiga metode
penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu : dominasi atau
penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif
o Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT
perusahaan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik.

Konflik juga terbagi atas berbagai macam jenis diantaranya : Konflik dalam diri individu,
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, Konflik antar individu dan kelompok,
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama dan Konflik antar organisasi

Setiap konflik yang terjadi tentunya ada penyelesaiannya, berikut adalah beberapa solusi
untuk menyelesaikan konflik :

1. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan menjauhi sikap
kerja yang bersaing secara negatif

2. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan tersebut berada

3. Menerapkan metode penyelesaian konflik

4. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT perusahaan


DAFTAR PUSTAKA

Duha, Timotius, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)


Irham, Fahmi, Perilaku Organisasi: Teori dan Aplikasi, (Bandung : Alfabeta, 2014)
Pangarso, Astadi, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta : Deepublish, 2016)

Anda mungkin juga menyukai