Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN KOFLIK DAN

KONFLIK ORGANISASI DALAM INDUSTRI

NAMA KELOMPOK :

FITRIANI PALADANG (09120220015)

ANDI NUR ILMI (09120220086)

FATRI AZZAHRA ASMARANI (091202200 )

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Rabb yang telah mengajar manusia dengan “Pena”,
mengajarkan apa saja yang tidak diketahui. Shalawat dan salam atas sosok yang paling
representatif untuk di jadikan panutan kehidupan yakni Rasulullah Muhammad
Shallallahu Alaihi Wa sallam, kepada para sahabat, keluarganya juga mereka yang
istiqamah pada metodologiNya hingga akhir nanti.

Makalah ini berjudul Manajemen Koflik Dan Konflik Organisasi. Dalam Dunia
Industri yang merupakan satu kajian referensi untuk meningkatkan kesadaran jiwa dan
manajemen potensi diri, dimana diharapkan menjadi pemandu dalam mendapatkan jati
diri yang berkualitas, unggul dan berdaya saing yang kompetitif. Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat secara umum. Penulis memohon kearifan
pembaca untuk memakluminya atas kekurangan dan kekeliruan.

Akhirnya saran konstruktif senantiasa kami nanti dan harapkan, semoga


bermanfaat bagi yang memerlukannya, Isyhadu bianna muslimun. Wallahu waliyyut
Taufik Wal Hidayah

Makassar, 12 September2019

Penulis
ABSTRAK

Salah satu persoalan yang muncul selama berlangsungnya perubahan di dalam


organisasi adalah adanya konflik antar anggota atau anar kelompok. Salah satu
penyebab timbulnya konflik dengan baik, tetapi juga harus didorong, karena konflik
merupakan kekuatan untuk mendatangkan perubahan dan kemajuan dalam Lembaga.
Dalam suatu organisasi yang menjalankan aktivitas secara baik dikarenakan unsur-
unsur pendukung bekerja secara terepadu, dimungkinkan terjadinya konflik, karena di
dalam suatu organisasi terpadat berbagai perilaku orang yang berbeda-beda. konflik
yang terjadi pada suatu organisasi karena perilaku manusia sebagai sumberdaya
manusia akan berpengaruh pada efektivutas organisasi, karena itu, setiap konflik yang
terjadi diharapkan dapat diselesaikan memalui manajemen konflik.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Makalah ini membahas konsep manajemen konflik dan peranannya dalam


mengatasi konflik organisasi dalam dunia industri. Konflik adalah bagian alami dari
kehidupan organisasi, tetapi manajemen yang efektif dapat mengurangi dampak
negatifnya dan bahkan mengubahnya menjadi peluang untuk perbaikan. Kami
menjelaskan sumber konflik, strategi manajemen konflik, serta pentingnya manajemen
konflik yang baik dalam konteks industri. Kemajuan-kemajuan di bidang teknolofi dan
sosial budaya mendorong perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia
diantaranya dalam berkumpul dan hidup berkelompok. Sebagai suatu bentuk
Kumpulan manusia dengan iakatan-iakatan tertentu atau syarat-syarat tertentu, maka
organisasi telah pula berkembang dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan
komleksitas. Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi alur
informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas
pendelegasian wewenang, dan sebagainya.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Konflik?
b. Jelaskan Konflik dalam Konteks Organisasi Industri?
c. Jelaskan apa itu management konflik?
d. Jelaskan Tahap Manajemen Konflik?
e. Jelaskan Manajemen Konflik dalam Praktik Industri
f. Jelaskan Teknologi dan Manajemen Konflik?
3. Manfaat
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Konflik
b. Untuk mengetahui dan memahami Konflik dalam Konteks Organisasi Industri
c. Untuk mengetahui dan memahami apa itu management konflik
d. Untuk mengetahui dan memahami Tahap Manajemen Konflik
e. Untuk mengetahui dan memahami Manajemen Konflik dalam Praktik Industri
f. Untuk mengetahui dan memahami Teknologi dan Manajemen Konflik
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Konflik

Konflik adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam setiap organisasi,
termasuk dalam industri. Makalah ini akan membahas sifat konflik organisasi dan
bagaimana manajemen konflik dapat memainkan peran penting dalam mengelolanya.

Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the


presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau
lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai
kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai
penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,
pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan
prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan. Emotional conflicts terjadi akibat adanya
perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya
pertentangan antar pribadi (personality clashes)

2. Konflik dalam Konteks Organisasi Industri


a. Definisi Konflik Organisasi
Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat, nilai, atau tujuan yang timbul
antara individu, tim, atau departemen dalam organisasi industri.
b. Sumber-sumber Konflik dalam Industri
1) Persaingan sumber daya
Sumber daya organisasi, terutama sumber daya material dan keuangan
ada batasnya, tidak semua kebtuhan terpenuhi sehingga sering menimbulkan
persaingan dan pertentangan antar unit kerja untuk mengalokasikan atau
memanfaatkan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian sasaran
organisasi. Kegagalan komunikasi dikarenakan proses komunikasi tidak
dapat berlansung secara baik, pesan sulit dipahami oleh bawahan karena
perbedaan pengetahuan, kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini masing-
masing pihak.
2) Perbedaan pandangan dan nilai
Setiap anggota organisasi mewarisi nilainilai berdasarkan latar belakang
kehidupannya dan sistem nilai merupakan pandangan hidup sehinggga
mempengaruhi perilaku dalam bekerja. Saling ketergantungan dalam
pekerjaan terjadi antara dua atau lebih individu atau kelompok unit kerja
bergantung antara satu dengan yang lain. Sedangkan perbedaan kriteria
dalam sistim imbalan dapat menyebabkan konflik. Imbalan diberikan
kepada individu atas kinerja yang ditampilkan.
3) Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab
Konflik antara harapan peranan dan disposisi kepribadian, konflik antara
harapan peranan dan disposisi kepribadian terjadi disebabkan oleh ketidak
cocokan antara dimensi institusional (idiografis) dan dimensi individual
(nomotetis). Pada kasus seperti ini terdapat pertentangan timbal balik anatara
harapan organisasi dan disposisi pribadi, dan individu dihadapkan suatu
pilihan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau tuntutan lembaga, maka
seseorang harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang kurang
menyenangkan, tapi jika individu memilih untuk memenuhi kepentingan
pribadi berarti menyalahi peranan sebagai anggota organisasi yang
mempunyai tugas dan tanggung dan tanggung jawab yang harus dialakukan.
Perilaku yang ditampilkan untuk kepentingan pribadi dapat mengganggu
pencapaian tujuan organisasi.
3. Manajemen Konflik
a. Pentingnya Manajemen Konflik
1) Mencegah eskalasi konflik
Dalam suatu konflik, eskalasi adalah proses ketika suatu konflik tumbuh
menjadi konflik yang lebih parah dalam waktu tertentu. Eskalasi dapat kita
artikan pada peningkatan intensitas konflik dan keparahan cara yang
digunakan dalam konflik di antara pihak-pihak yang terlibat. Ketika terjadi
situasi yang lebih tegang dan konflik memanas, berarti terjadi eskalasi dalam
konflik tersebut.
2) Meningkatkan produktivitas dan kreativitas
manajemen konflik yang dijalankan dengan baik dalam suatu organisasi
dapat meningkatkan dan mempertajam, kreativitas meningkatkan
produktivitas meningkatkan kepuasan satu sama lain, dan pada akhirnya
kepuasan kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua konflik yang
diselesaikan dengan manajemen konflik akan membantu organisasi untuk
beroperasi atau bertahan. Oleh karena itu, pemimpin organisasi harus
memiliki keterampilan manajemen konflik dan menggunakan konflik untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas pengelolaan di organisasi.
Tujuan manajemen konflik dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai
kinerja yang optimal, memelihara konflik dengan baik dan fungsional, serta
meminimalkan akibat dari konflik yang muncul. Manajemen konflik juga
sangat membantu dalam mencapai tujuan dan menjaga hubungan dengan
pemangku kepentingan. Oleh karena itu, manajemen konflik harus
dilakukan oleh perusahaan dengan teknik manajemen konflik yang baik
sehingga mereka dapat menerapkan pendekatan berbeda yang dapat
digunakan dalam situasi yang berbeda, membuat konflik bermanfaat dan
menyelesaikannya dengan baik.
3) Membangun hubungan kerja yang sehat

4. Strategi Manajemen Konflik


a. Kolaborasi

Kolaborasi dalam manajemen konflik adalah salah satu pendekatan yang


digunakan untuk menangani konflik di lingkungan kerja atau dalam konteks
manajemen umum. Pendekatan ini menekankan pada kerja sama, komunikasi
terbuka, dan pencarian solusi bersama untuk mengatasi konflik, daripada
menghindari konflik, memenangkan konflik, atau mengalah dalam konflik.
Kolaborasi juga dikenal sebagai pendekatan "win-win," karena bertujuan untuk
mencapai hasil yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik.

Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari kolaborasi dalam


manajemen konflik:

1. Komunikasi Terbuka: Kolaborasi melibatkan komunikasi terbuka dan jujur


antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Ini memungkinkan semua
pihak untuk saling memahami dan mendengarkan perspektif masing-masing.

2. Pencarian Solusi Bersama: Dalam kolaborasi, pihak-pihak yang terlibat


dalam konflik bekerja sama untuk mencari solusi yang memadai. Mereka
mencoba mengidentifikasi solusi yang menguntungkan semua pihak, bukan
hanya satu atau beberapa pihak.

3. Empati dan Pengertian: Kolaborasi memerlukan kemampuan untuk


memahami pandangan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Ini melibatkan
empati dan kesediaan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.

4. Keterlibatan Semua Pihak: Dalam kolaborasi, semua pihak yang terlibat


dalam konflik diajak untuk berpartisipasi dalam proses penyelesaian. Ini
mencakup mendengarkan pendapat semua pihak dan memungkinkan mereka
untuk berkontribusi.

5. Kreativitas: Pendekatan kolaboratif mendorong pencarian solusi yang


kreatif dan inovatif. Pihak-pihak yang terlibat diharapkan untuk berpikir di
luar kotak untuk menemukan solusi yang memadai.

6. Keputusan Bersama: Hasil dari kolaborasi adalah keputusan bersama yang


mencerminkan persetujuan semua pihak yang terlibat dalam konflik. Ini
meningkatkan peluang untuk implementasi yang sukses.

Pendekatan kolaboratif biasanya efektif ketika konflik melibatkan pihak-


pihak yang memiliki hubungan berkelanjutan dan ketika isu yang diperdebatkan
rumit. Namun, ini juga bisa memakan waktu dan upaya, dan tidak selalu
memungkinkan dalam semua situasi. Dalam beberapa kasus, terutama ketika ada
urgensi atau masalah keamanan yang serius, pendekatan lain seperti kompromi
atau kompetisi mungkin lebih sesuai. Pemilihan pendekatan yang tepat tergantung
pada karakteristik khusus dari konflik yang dihadapi.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah salah satu pendekatan dalam manajemen konflik yang


digunakan untuk menangani situasi di mana seseorang atau beberapa pihak
memilih untuk menghindari atau mengurangi konflik dengan mengutamakan
kepentingan pihak lain daripada kepentingan mereka sendiri. Dalam pendekatan
ini, seseorang atau pihak yang terlibat dalam konflik menerima atau
mengakomodasi kebutuhan, pandangan, atau tuntutan pihak lain tanpa
memperjuangkan kepentingan mereka sendiri dengan keras.

c. Kompetisi
Kompetisi dalam manajemen konflik adalah salah satu pendekatan di mana
salah satu pihak atau beberapa pihak yang terlibat dalam konflik berusaha
untuk mencapai tujuan mereka tanpa mengindahkan kepentingan, pandangan,
atau kebutuhan pihak lain. Ini adalah pendekatan yang sering kali bersifat
kompetitif dan bersifat "win-lose," di mana satu pihak berupaya untuk
memenangkan konflik sementara pihak lain mungkin kalah.
d. Penghindaran
Penghindaran dalam manajemen konflik adalah salah satu pendekatan di mana
individu atau pihak yang terlibat dalam konflik berusaha untuk menghindari
atau mengelak dari konflik tersebut daripada menghadapinya atau mencari
penyelesaiannya. Ini adalah pendekatan yang cenderung menghindari
konfrontasi dan mencari cara untuk menghindari atau mengurangi ketegangan
tanpa benar-benar menyelesaikan konflik.
e. Kompromi
Kompromi dalam manajemen konflik adalah salah satu pendekatan di mana
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik mencari solusi yang dapat diterima
oleh semua pihak dengan saling memberi dan menerima. Dalam pendekatan
ini, tidak ada pihak yang menang sepenuhnya atau kalah sepenuhnya, tetapi
semua pihak bersedia melakukan pengorbanan untuk mencapai kesepakatan
bersama yang memadai.
5. Tahap Manajemen Konflik
a. Pendeteksian KonfliK
1) Mengidentifikasi sumber konflik
2) Membuka saluran komunikasi
b. Diagnosa Konflik
1) Memahami akar masalah
2) Menilai dampaknya
c. Intervensi dan Resolusi Konflik
1) Memilih strategi yang sesuai
2) Memfasilitasi negosiasi
3) Mencapai kesepakatan
6. Manajemen Konflik dalam Praktik Industri
Manajemen konflik dalam praktik industri adalah proses mengidentifikasi,
mengelola, dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul di lingkungan
kerja atau dalam konteks industri. Manajemen konflik adalah bagian integral
dari manajemen sumber daya manusia (HRM) dan manajemen operasional
dalam industri. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif
konflik pada produktivitas, kualitas, dan hubungan kerja. Berikut adalah
beberapa prinsip dan praktik yang digunakan dalam manajemen konflik dalam
industri:

1. **Identifikasi Konflik:** Langkah pertama adalah mengidentifikasi konflik


yang mungkin muncul di tempat kerja. Ini dapat melibatkan pemantauan
komunikasi, umpan balik dari karyawan, atau evaluasi rutin dari tingkat
ketegangan di antara tim atau departemen.

2. Analisis Akar Penyebab: Setelah konflik teridentifikasi, langkah berikutnya


adalah menggali lebih dalam untuk memahami akar penyebabnya. Ini bisa
melibatkan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam konflik, analisis
data, atau menggunakan alat seperti diagram Ishikawa (Fishbone) untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada konflik.

3. Komunikasi Terbuka: Komunikasi terbuka dan jujur adalah kunci dalam


manajemen konflik. Para pemimpin dan manajer harus memastikan bahwa
saluran komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tetap
terbuka. Ini dapat mencakup pertemuan satu lawan satu, pertemuan tim, atau
sarana komunikasi lainnya.

4. Mediasi dan Fasilitasi: Dalam beberapa kasus, diperlukan mediasi atau


fasilitasi pihak ketiga untuk membantu pihak yang terlibat dalam konflik
mencapai kesepakatan. Mediator atau fasilitator dapat membantu mengatasi
ketidaksetujuan dan memfasilitasi dialog konstruktif.

5. Pengembangan Keterampilan Konflik: Pelatihan keterampilan konflik dapat


menjadi komponen penting dalam manajemen konflik dalam industri. Ini
membantu karyawan dan manajer dalam memahami cara yang lebih baik
untuk mengelola dan menyelesaikan konflik.

6. Implementasi Solusi: Setelah solusi atau kesepakatan mencapai, penting


untuk mengimplementasikannya secara efektif. Ini mungkin memerlukan
perubahan prosedur, kebijakan, atau praktik kerja yang ada.
7. Evaluasi dan Pembelajaran: Proses manajemen konflik harus selalu
dievaluasi dan dianalisis untuk memastikan efektivitasnya. Dari setiap konflik
yang diatasi, organisasi dapat belajar untuk menghindari konflik serupa di
masa depan.

7. Budaya Organisasi: Budaya organisasi yang mendukung komunikasi terbuka,


resolusi konflik yang konstruktif, dan kerja sama antar tim dapat membantu
mencegah konflik berlarut-larut.

Manajemen konflik yang efektif dalam industri tidak hanya membantu


mengurangi ketegangan dan meningkatkan produktivitas, tetapi juga dapat
memperbaiki moral dan hubungan kerja. Penting bagi organisasi untuk
mengembangkan strategi yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan mereka
sendiri untuk mengatasi konflik dengan efektif.

Studi Kasus: Penyelesaian Konflik dalam Tim Produksi Pabrik Manufaktur

1. Bagaimana manajemen konflik membantu meningkatkan produktivitas


dan kualitas di lini produksi.
2. Studi Kasus: Konflik antara Tim Penjualan dan Tim Pemasaran dalam
Perusahaan Consumer Goods
3. Bagaimana manajemen konflik memungkinkan kolaborasi yang lebih
baik dan hasil yang lebih baik dalam mencapai tujuan pemasaran.

8. Teknologi dan Manajemen Konflik


A. Peran Teknologi dalam Manajemen Konflik
1. Penggunaan platform kolaboratif
2. Analisis data untuk mengidentifikasi konflik potensial
B. Tantangan Keamanan Data dalam Manajemen Konflik
1. Pentingnya menjaga kerahasiaan data konflik
2. Keamanan informasi dalam solusi manajemen konflik berbasis teknologi
9. Manajemen Konflik sebagai Bagian dari Budaya Organisasi
A. Membangun Budaya Organisasi yang Mendorong Manajemen Konflik yang
Efektif
1. Pentingnya transparansi
2. Dukungan dari pimpinan
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan

Manajemen konflik adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh


setiap pemimpin dan individu dalam organisasi industri. Dengan pemahaman
yang baik tentang konflik dan strategi manajemen yang tepat, organisasi dapat
mengubah konflik menjadi peluang untuk pertumbuhan dan perbaikan.

2. Saran dan Rekomendasi


a) Menyelenggarakan pelatihan manajemen konflik untuk anggota organisasi.
b) Membangun budaya organisasi yang mendukung komunikasi terbuka dan
transparansi.
c) Memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi manajemen konflik yang lebih
efisien.
Daftar Pustaka

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior (18th ed.).


Pearson.

Folger, J. P., Poole, M. S., & Stutman, R. K. (2017). Working Through Conflict:
Strategies for Relationships, Groups, and Organizations (7th ed.). Pearson.

Anda mungkin juga menyukai