MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Madrasah dan
Sekolah
Penyusun :
227720250
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Makalah ini diajukan guna
memenuhi Ulangan Akhir Semester mata kuliah Manajemen Madrasah dan Sekolah.
Sumber Daya dalam makalah ini membahas tentang Strategi Inovasi Pendidikan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi inovasi pendidikan ?
2. Apa-apa saja strategi inovasi pendidikan ?
3. Apa saja inovasi yang diperlukan dalam islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi inovaasi pendidikan.
2. Untuk mengatahui macam-macam strategi inovasi pendidikian.
3. Untuk mengetahui inovasi yang diperlukan dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
2
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan, (Medan : Perdana Publishing, 2015)
3
Muhammad Kristiawan, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang
didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas. Atau lebih tepatnya
pelaksanaan inovasi pendidikan menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk
mencapai tujuan inovasi yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas
dengan maksud agar program inovasi pendidikan kan berjalan dengan mudah dan
lancar.4
a. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target
perubahan (tujuan).
Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau
memperbaiki dirinya.
b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan
kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang
diperlukan.
c. Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah
terhadap usaha perubahan sosial.
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan
sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi
tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang
baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak
sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f. Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada
di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g. Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan
jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan
sumber dana dan tenaga.
4
Arin Tentram Mawati, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020)
h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perebedaan fasilitas yang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk
menentang adanya perubahan sosial.
Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari
klien untuk menerima perubahan.5
Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-
dasar atau penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu
akan digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurikulum
baru dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan
perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut
dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program pembaharuan dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. tetapi fasilitas dan
sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika
para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat
memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perlu adanya
suatu perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik
dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia.
Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diiringi program yang dapat
menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan
dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
5
Kukuh Wirdianto, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2018)
6
Sutiah, Budaya Belajar dan Inovasi Pembelajaran,(Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2019)
pemikiran yang berbeda-beda untuk dapat membedakan fakta serta memilih untuk
mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi
sebagai berikut:
Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang
singkat.
Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan.
b. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika:
Digunakan untuk menanamkan prinsip - prinsip yang perlu dikuasai untuk
digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan
sosial yang dicapai.
Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya:
sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.
Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan
masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah
yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.
c. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:
Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
Digunakan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.7
7
Sutirna, Inovasi & Teknologi Pembelajaran, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
membujuk atau merayu agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang
direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan cara
memberikan alasan, mendorong atau mengajak untuk mengikuti contoh yang
diberikan.8
8
Arin Tentrem Mawati, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020)
9
Muhammad Kristiawan, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
d. Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap sasaran perubahan.
e. Perubahan sosial sangat bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat
menimbulkan perpecahan.
f. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati
manfaatnya secara langsung.
g. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal
diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.
1. Kurikulum
2. Pendidik
3. Lembaga Pendidikan
10
Sriyana, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2020)
Pemaknaan pendidikan tidak cukup hanya meletakkannya dalam
pengertian Schooling, tetapi lebih dari pada itu, tuntutan kualitas tidak
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan pendidikan formal saja tetapi
mesti serentak dan bersamaan dengan perlunya kebersamaan antara pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Karena itu, memberdayakan semua lembaga
pendidikan ini serta mengaturnya menjadi satu kesatuan adalah merupakan suatu
upaya untuk lebih memberdayakan pendidikan di era globalisasi.11
11
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Indonesia, (Medan : Perdana Publishing, 2012)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi inovasi pendidikan adalah rancangan atau rencana yang sengaja dibuat untuk
meningkatkan pembaharuan pendidikan.
1. Strategi fasilitatif
2. Strategi edukatif
3. Strategi persuasif
4. Strategi paksaan
1. Kurikulum
2. Pendidik
3. Lembaga kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam Indonesia, (Medan : Perdana Publishing, 2012)
Kristiawan, Muhammad, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
Mawati, Arin Tentram, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan
Kita Menulis, 2020)
Sriyana, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2020)
Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
Sutiah, Budaya Belajar dan Inovasi Pembelajaran, (Sidoarjo : Nizamia Learning Center,
2019)
Sutirna, Inovasi & Teknologi Pembelajaran, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan, (Medan : Perdana publishing, 2015)
Wirdianto, Kukuh, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2018)