Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Madrasah dan
Sekolah

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Mochamad Nurcholiq M. Pd.

Penyusun :

Fifiyana Gusti Fauziah

227720250

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ‘ALY AL HIKAM MALANG

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Makalah ini diajukan guna
memenuhi Ulangan Akhir Semester mata kuliah Manajemen Madrasah dan Sekolah.
Sumber Daya dalam makalah ini membahas tentang Strategi Inovasi Pendidikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 18 Januari 2024


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi merupakan pengembangan dari model pembelajaran konstruktifisme
dan kognifisme, dimana pada model ini siswa dalam belajar mengkonststruksi
pengetahuan dan berinteraksi dengan lingkungan serta siswa belajar secara discovery
learning. Hanya model pembelajaran konstruktifisme dan kognifisme bersifat umum
artinya penggunaannya dapat dilakukan oleh guru apa saja.

Strategi sebagai instrumen atau alat yang dapat mengantarkan inovasi


mencapai tujuannya. Karena inovasi menyangkut unsur-unsur atau elemen yang
kompleks dan variatif, maka strategi implementasinya pun berbeda-beda sesuai
dengan komplektisitas dan variasi dalam paket inovasi tersebut. Karenanya, harusnya
diakui bahwa pola strategi inovasi pendidikan memang sulit untuk diklasifikasikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi inovasi pendidikan ?
2. Apa-apa saja strategi inovasi pendidikan ?
3. Apa saja inovasi yang diperlukan dalam islam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi inovaasi pendidikan.
2. Untuk mengatahui macam-macam strategi inovasi pendidikian.
3. Untuk mengetahui inovasi yang diperlukan dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Inovasi Pendidikan


Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang serangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.1 Sedangkan inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan dan produk
barang dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.2
Strategi inovasi pendidikan menurut Syafaruddin merupakan salah satu faktor
yang ikut menentukan keberhasilan dan efektivitas perubahan sosial tergantung pada
ketepatan penggunaan strategi. Untuk dapat memilih suatu strategi yang tepat
bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan suatu strategi pendidikan
memiliki kelemahan dan kelebihan, juga karena sebenarnya strategi pendidikan itu
terletak pada continum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan paksaan dari
luar, ke arah paling banyak (kuat).

Strategi pendidikan terdiri atas empat macam yakni, strategi fasilitatif


(facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies), strategi bujukan
(persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). Dalam keempat
strategi tersebut sulit menemukan adanya strategi dan pendidikan dikarenakan pada
kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang jelas untuk membedakan strategi
yang satu dengan yang lainnya. Misalnya strategi fasilitatif, strategi fasilitatif
mungkin juga dapat di pakai dalam strategi pendidikan atau mungkin dalam strategi
lainnya. Namun tergantung pada pelaksanaan program perubahan sosial yang dapat
memahami berbagai macam strategi, dapat memilih untuk menentukan strategi yang
akan dapat mencapai suatu tujuan perubahan sosial.3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi inovasi pendidikan adalah
merupakan rancangan-rancangan perencanaan dalam pembaharuan pendidikan agar
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

B. Macam - Macam Strategi Inovasi Pendidikan


1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)

1
Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
2
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan, (Medan : Perdana Publishing, 2015)
3
Muhammad Kristiawan, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang
didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas. Atau lebih tepatnya
pelaksanaan inovasi pendidikan menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk
mencapai tujuan inovasi yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas
dengan maksud agar program inovasi pendidikan kan berjalan dengan mudah dan
lancar.4

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif :

a. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
 Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target
perubahan (tujuan).
 Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
 Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
 Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau
memperbaiki dirinya.
b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan
kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang
diperlukan.
c. Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah
terhadap usaha perubahan sosial.
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan
sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi
tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang
baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak
sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f. Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada
di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g. Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan
jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan
sumber dana dan tenaga.

4
Arin Tentram Mawati, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020)
h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perebedaan fasilitas yang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
 Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk
menentang adanya perubahan sosial.
 Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari
klien untuk menerima perubahan.5

Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-
dasar atau penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu
akan digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurikulum
baru dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan
perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut
dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program pembaharuan dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. tetapi fasilitas dan
sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika
para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat
memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perlu adanya
suatu perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik
dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia.
Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diiringi program yang dapat
menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan
dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)

Strategi Pendidikan dapat didefinisikan sebagai perubahan sosial atau


pengajaran kembali (re-education), pendidikan dipakai untuk mencapai perubahan
sosial. Dengan demikian jika pendidikan menggunakan strategi pendidikan itu sama
saja mengadakan suatu perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta, dengan
begitu orang yang menggunakan fakta atau informasi itu dapat menentukan dan
mengambil tindakan yang akan dilakukannya. 6 Setiap manusia memiliki dasar

5
Kukuh Wirdianto, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2018)
6
Sutiah, Budaya Belajar dan Inovasi Pembelajaran,(Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2019)
pemikiran yang berbeda-beda untuk dapat membedakan fakta serta memilih untuk
mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan kepadanya.

Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu karena


untuk mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Tanpa strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan
pendidikan yang telah efektif dan efisien semuanya sia-sia.

a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi
sebagai berikut:
 Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang
singkat.
 Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
 Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan.
b. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika:
 Digunakan untuk menanamkan prinsip - prinsip yang perlu dikuasai untuk
digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan
sosial yang dicapai.
 Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya:
sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.
 Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan
masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah
yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.
c. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:
 Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
 Digunakan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.7

3. Strategi Persuasif (Bujukan)

Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan atau


persuasif yang artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara

7
Sutirna, Inovasi & Teknologi Pembelajaran, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
membujuk atau merayu agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang
direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan cara
memberikan alasan, mendorong atau mengajak untuk mengikuti contoh yang
diberikan.8

Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam


perubahan sosial. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi
bujukan tepat jika masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan
masalah kurang efektif serta pelaksanaan program perubahan tidak memiliki alat
kontrol secara langsung terhadap klien.

Walaupun strategi ini mengedepankan komunikasi intensif dalam mengajak


orang lain dalam sebuah proses perubahan, namun dengan strategi ini bukan berarti
seorang inovator bebas nilai dalam menyampaikan bujukannya, karena batas-batas
etika moral sosial tetap berlaku. Ditambah pula, bahwa strategi bujukan dapat berhasil
berdasarkan alasan yang rasional, pemberian fakta yang akurat, tetapi mungkin juga
justru dengan fakta yang salah sama sekali (rayuan gombal).

Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut ini:

a. Strategi bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan tidak berpartisipasi


dalam proses perubahan sosial
b. Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keputusan menerima atau
menolak perubahan sosial
c. Diajak mengalokasikan sumber penunjang.9

Strategi bujukan digunakan apabila:

a. Guru tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial


b. Guru berada pada tahap evaluasi dalam proses pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial.
c. Masalah yang dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang
efektif.

8
Arin Tentrem Mawati, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020)
9
Muhammad Kristiawan, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
d. Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap sasaran perubahan.
e. Perubahan sosial sangat bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat
menimbulkan perpecahan.
f. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati
manfaatnya secara langsung.
g. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal
diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.

4. Strategi Paksaan (Power Strategies)

Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi paksaan


yang artinya dengan cara memaksa klien atau sasaran perubahan untuk mencapai
tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang
diharapkan. Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tergantung daripada hubungan
kontrol antara pelaksana perubahan dengan sasaran (klien). Jadi ukuran hasil punya
target perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Sedangkan
kekuatan paksaan artinya sejauh mana pelaksana perubahan dapat memaksa klien
tergantung dari tingkat ketergantungan klien dengan pelaksana perubahan. Kekuatan
paksaan juga dipengaruhi berbagai faktor antara lain : ketatnya pengawasan yang
dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai alternatif untuk
mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana atau biaya untuk
menunjang pelaksanaan program, misalnya untuk memberi hadiah kepada klien yang
berhasil atau menghukum yang tidak mau dipaksa.

Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses


perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya
b. Strategi paksaan juga dapat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk
berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan social
c. Strategi pelaksanaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang
untuk mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan juga tidak mampu
mengadakannya.
d. Strategi pelaksanaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera
tercapai.
e. Strategi paksaan juga dapat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahan social.10

C. Inovasi Pendidikan Islam

Bertolak dari kenyataan bahwa pendidikan kita sekarang telah mengalami


banyak perubahan dalam bidang teknologi atau yang disebut era globalisasi, maka
diperlukan adanya inovasi dalam dunia pendidikan Islam yang setidaknya meliputi :

1. Kurikulum

Kurikulum dalam pengertian luas tidaknya terbatas pada subjek pelajaran,


tetapi mencakup berbagai aktifitas yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Pengertian yang lebih luas dikemukakan oleh Alice Meil dalam
bukunya Chaning the Curriculum a Sosial / Process, bahwa kurikulum meliputi
keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap
orang yang meladeni dan diladeni sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para
pendidik dan personalia.

Dari berbagai definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya


kurikulum mengandung makna yang sangat luas, sehingga dapat dikatakan
seluruh apa saja yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
disebut dengan kurikulum.

2. Pendidik

Pendidik adalah elemen yang amat penting dalam pendidikan, sebab


pendidik berfungsi sebagai sentral dari seluruh aktifitas pendidikan khususnya
proses belajar mengajar. Ditangan pendidik pula metode penyajian menjadi hidup
dan menarik bagi peserta didik. Berdasarkan itulah makanya pendidik memegang
kunci penting dalam memberdayakan pendidikan menghadapi dunia yang penuh
dengan kompetitif.

3. Lembaga Pendidikan
10
Sriyana, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2020)
Pemaknaan pendidikan tidak cukup hanya meletakkannya dalam
pengertian Schooling, tetapi lebih dari pada itu, tuntutan kualitas tidak
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan pendidikan formal saja tetapi
mesti serentak dan bersamaan dengan perlunya kebersamaan antara pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Karena itu, memberdayakan semua lembaga
pendidikan ini serta mengaturnya menjadi satu kesatuan adalah merupakan suatu
upaya untuk lebih memberdayakan pendidikan di era globalisasi.11

11
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Indonesia, (Medan : Perdana Publishing, 2012)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi inovasi pendidikan adalah rancangan atau rencana yang sengaja dibuat untuk
meningkatkan pembaharuan pendidikan.

Macam-macam strategi inovasi pendidikan adalah :

1. Strategi fasilitatif
2. Strategi edukatif
3. Strategi persuasif
4. Strategi paksaan

Inovasi yang diperlukan dalam pendidikan islam :

1. Kurikulum
2. Pendidik
3. Lembaga kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam Indonesia, (Medan : Perdana Publishing, 2012)
Kristiawan, Muhammad, Inovasi Pendidikan, (Jawa Timur : Wade Group, 2018)
Mawati, Arin Tentram, Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi, (Medan : Yayasan
Kita Menulis, 2020)
Sriyana, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2020)
Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
Sutiah, Budaya Belajar dan Inovasi Pembelajaran, (Sidoarjo : Nizamia Learning Center,
2019)
Sutirna, Inovasi & Teknologi Pembelajaran, (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan, (Medan : Perdana publishing, 2015)
Wirdianto, Kukuh, Perubahan Sosial Budaya, (Malang : Literasi Nusantara, 2018)

Anda mungkin juga menyukai