Disusun
Oleh:
NURUL HUSNA
NPM. 2111100074
Dosen Pembimbing:
Dian Asnita (Dr. S.Pd.,M.Pd)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi berasal dari kata latin innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan, yang lain atau
berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan
berencana. (Ihsan: 1991). Inovasi ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat
kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam
pendidikan. Istilah perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan persamaannya.
Perbedaannya, kalau pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya
yakni sama–sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.
Kata “baru“ dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima
atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang
lain. Namun setiap yang baru itu belum tentu baik untuk setiap situasi, kondisi
dan tempat. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil invention (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.
Berdasarkan pengertian inovasi di atas, maka inovasi pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu perubahan (baru), gagasan, dan bersifat kualitatif dalam
rangka memecahkan masalah pendidikan. Pembahasan tentang model inovasi
seperti model "Top-Down" dan "Bottom-Up" telah banyak dilakukan oleh para
peneliti dan para ahli pendidikan. Sudah banyak pembahasan tentang inovasi
pendidikan yang dilakukan misalnya perubahan kurikulum dan proses belajar
mengajar. White (1988) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan
inovasi seperti tahapan-tahapan dalam inovasi, karakteristik inovasi, manajemen
1
inovasi dan sistem pendekatannya. Kennedy (1987) juga membicarakan tentang
strategi inovasi mengemukakan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: power coercive
(strategi pemaksaan), rational empirical (empirik rasional), dan normative-re-
educative (pendidikan yang berulang secara normatif).
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebutkan dan jelaskan strategi dalam inovasi pendidikan ?
2. Bagaimana strategi penerapan dalam inovasi pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui strategi dalam inovasi pendidikan
2. Mengetahui strategi penerapan dalam inovasi pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6) Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih
lancar pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana
perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
7) Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat
diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial
karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
8) Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan
fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada
waktu tertentu.
9) Strategi fasiltatif kurang efektif jika:
a) Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang
untuk menentang adanya perubahan sosial
b) Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta sikap terbuka
dari klien untuk menerima perubahan
2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang
dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari
tingkah laku atau sikap baru.
a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi
dan situasi sebagai berikut :
1) Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi
dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah)
2) Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan
atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan
perogram perubahan sosial
3) Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh
klien terhadap perubahan yang diharapkan
4) Apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola
tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru
4
5) Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah
diketahui dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri,
serta diperlukan adanya kontrol dan klien.
b. Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif, perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu
dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya
sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang akan dicapai
2) Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan
adanya: sumbangan dana, donator, serta penunjang yang lain.
3) Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan
atau kembali ke keadaan sebelumnya
4) Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan
antara gejala dan masalah, menyadarkan adanya masalah dan
memantapkan bahwa masalah yang dihadapi dapat dipecahkan
dengan adanya perubahan
c. Strategi pendidikan akan kurang efektif, jika:
1) Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan
pendidikan.
2) Digunakan dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.
3. Strategi Bujukan (persuasive strategies)
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan
artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk
(merayu), agar sasaran perubahan (klien) mau mengikuti perubahan sosial
yang direncanakan.
Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan):
1) Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial
5
2) Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam peroses
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan
sosial
3) Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari
suatu kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain
b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:
1) Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan
masalah kurang efektif
2) Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara
langsung terhadap klien
3) Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi
menganggap mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan
pemecahan
4) Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak
dapat diamati kemanfaatannya secara langsung
5) Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan
pada saat awal diperkenalkannya perubahan sosial yang
diharapkan
4. Strategi Paksaan (power strategies)
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan
strategi paksaan, artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan)
untuk mencapai tujuan perubahan.
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap
proses perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan
partisipasinya
b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu
untuk berubah atau tidak menyadari perlunya sosial
6
c. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana
penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan
juga tidak mampu mengadakannya
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang
diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan
perubahan harus segera tercapai
e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha
penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan
perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak
f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk menerima
perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi
g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan
percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan
7
2. Menggunakan metode atau cara yang memberi kesempatan untuk
berpartisipasi seara aktif dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah
Berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana guru dan kepala
sekolah yang akan mengadakan perubahan atau menerapkan inovasi:
a. Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru,
siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Harus dikemukakan
dengan jelas mengapa perlu ada inovasi.
b. Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar
mau menerima inovasi. Motivasi dengan ancaman, dengan mengajak
agar orang mengikuti yang dilakukan oleh orang lain atau dengan
menasehati agar orang menghindari kegagalan, belum tentu dapat
berhasil.
c. Harus diusahakan agar individu ikut berpartisipasi dalam mengambil
keputusan inovasi. Guru, siswa, maupun orang tua siswa diberi
kesempatan ikut berperan dalam mengambil keputusan menerima atau
menolak inovasi.
d. Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
Kejelasan tujuan dan cara menilai keberhasilan penerapan inovasi,
merupakan motivasi yang kuat untuk menyempurnakan pelaksanaan
inovasi.
3. Menggunakan berbagai macam Alternatif Pilihan (Option untuk
mempermudah penerapan inovasi)
Hal ini dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan
inovasi baik guru maupun siswa memiliki perbedaan individual. Jika
menghendaki keseragaman tentu akan mengalami kesukaran.
4. Menggunakan Data atau Informasi yang Sudah ada untuk Bahan
Pertimbangan dalam Menyusun Perencanaan dan Penerapan Inovasi.
Berdasarkan permasalahan yang ada dan kemungkinan
memecahkannya, kemudian dibuatkan urutan prioritas mana yang harus di
dahulukan. Dalam inovasi perlu menggunakan data hasil penelitian dan
informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.
8
5. Menggunakan Tambahan Data untuk Mempermudah Fasilitas Terjadinya
Penerapan Inovasi
Data-data lain yang bisa diperlukan dalam penerapan inovasi di
sekolah antara lain:
a. Pemahaman dan partisipasi individu terhadap program yang ada
b. Pengertian tentang program yang baru
c. Tingkat kemajuan tentang program baru
d. Analisis kemudahan dan kesukaran
e. Penilaian terhadap bahan media instruksional yang diproduksi
sekolah.
f. Jumlah dan macam diagnosis tes dari siswa
g. Perubahan penampilan siswa berdasarkan instrument yang telah
dibakukan
h. Perubahan isi kurikulum dan organisasi kurikulum
i. Pandangan para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program
baru
6. Gunakan Kemanfaatan dari Pengalaman Sekolah atau Lembaga yang lain
Pengalaman sekolah yang telah menerapkan inovasi dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pelaksanaan
inovasi di sekolah. Meskipun penentuan apa yang harus berdasarkan
kondisi dan situasi di sekolah sendiri.
Ada sepuluh hal yang dapat dipakai untuk melancarkan penerapan
inovasi di sekolah sebagai berikut :
a. Gunakan guru penasehat
b. Sediakan pilihan (option)
c. Mengembangkan material (bahan media)
d. Merevisi kurikulum dengan menggunakan mini courses (kursus
singkat)
e. Membuat tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada
f. Buatlah jadwal yang fleksibel
g. Ditingkatkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
9
h. Diadakan penilaian program penerapan inovasi
i. Diadakan penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa
j. Dibuat team supervisi
7. Dunia Berbuatlah secara Positif Untuk Mempermudah Kepercayaan
Pendidikan sangat berat menghadapi tantangan perubahan jaman.
Dunia komersial menghabiskan jutaan dolar untuk merubah kebiasaan
masyarakat, dan dikalangan politik menghabiskan sejumlah besar uang
untuk menjaga kesetabilan kesuksesan dan pemerintahan, tetapi di dunia
pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna mengadakan
pembaharuan.
8. Menerima Tanggungjawab Pribadi
Termasuk kelompok yang manakah anda? Apakah anda termasuk
kelompok yang memuja masa depan dengan penuh gagasan indah yang
belum terlaksana?
Anda perlu mendapatkan tempat dan juga peranan kepala sekolah
anda dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat
cepat.
9. Usahakan Adanya Pengorganisasian Kegiatan yang Memungkinkan
Terjadinya Kepemimpinan yang Efektif
Problem yang dihadapi oleh kepala sekolah sangat komplek.
Perlunya kepemimpinan yang mantap dan konsisten dewasa ini sangat
terasa karena kepala sekolah selalu dikepung oleh berbagai macam
tantangan.
10. Mencari Jawaban Atas Beberapa Pertanyaan Dasar Tentang Inovasi di
Sekolah
Tujuan utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas
sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi dalam inovasi pendidikan :
1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)
2. Strategi Pendidikan (re-eduation strategies)
3. Setrategi Bujukan (persuasive strategies)
4. Setrategi Paksaan (power strategies)
11
DAFTAR PUSTAKA
12