Anda di halaman 1dari 15

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER I

Program Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis


Konsentrasi Administrasi Pendidikan Dasar

Mata Kuliah Inovasi Pendidikan


Dosen: Dr. H. Enas, SE. MM

Oleh :

NAMA : ONENYEN ATIK HARUM I.


NIM : 82362223021
KELAS : APD CILACAP
MATA KULIAH : INOVASI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. ENAS, SE., MM

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH


ADMINISTRASI PENDIDIKAN DASAR
2023
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan
Konsentrasi : Administrasi Sistem Pendidikan
Dosen : Dr. H. Enas, SE., MM
Sifat Ujian : Take Home
Hari / Tanggal : Sabtu, 14 Januari 2023
Waktu : 10.00 wib
Kelas : ASP 2022 & APD 2022

Petunjuk dan soal :

1. Tulis Identitas Saudara (Nama, NIM, Kelas)


2. Tulis Mata Kuliah dan Dosen Pengampu Mata Kuliah
3. Untuk upload hasil UAS di GCR tulis Nama Mhs_Mata Kuliah_Kelas
4. Jawaban dikumpulkan dalam bentuk Soft Copy dikirimkan melalui Google
Class Room yang telah kami sediakan paling lambat tanggal 14 Januari 2023
jam 11.00 wib.
5. Jawaban yang dikirim tidak tepat waktu tidak akan mendapatkan penilaian
(diskualifikasi).
6. Soft Copy yang terbukti plagiat (copy paste dari tugas teman atau dari
referensi lain tanpa mencantumkan sumbernya) juga tidak akan mendapatkan
penilaian (diskualifikasi)

Soal:
1. Berbagai macam model inovasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan:
a. Model inovasi apa yang paling tepat jika saudara ingin
melaksanakannya di sekolah !
b. Mengapa dikatakan tepat atau baik, berikan alasan !
c. Buat petunjuk/penjelasan yang saudara anggap baik untuk
menerapkan Inovasi tersebut !
2. a. Apa ciri-ciri inovasi dan apa yang diharapkan dari adanya suatu
perubahan dalam inovasi pendidikan !
b.Sebtukan dan jelaskan apa saja tahap perubahan prilaku baik secara
individu maupun berencana dalam suatu inovasi pendidikan!
3. Mengapa penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami
kegagalan ! Berikan alasannya dan berikan suatu kasus serta bagaimana
cara mengatasinya !
4. Konsekwensi inovasi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem
sosial sebagai hasil dari perubahan atau penolakan suatu inovasi. Jelaskan
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

dan berikan contoh yang jelas serta sebutkan konsekwensinya baik


langsung ataupun tidak langsung
5. Terdapat empat agen pembaharu dalam suatu inovasi pendidikan di
sekolah, coba jelaskan ciri-cirinya dan berikan contoh masing-masing !
6. Jelaskan tugas Individu Inovasi Pendidikan, apa Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi Inovasi disekolah sudah dianggap berhasil, apa
faktor pendukung, penghambat dalam melaksanakan inovasi Pendidikan,
dan bagaimana solusinya !

Selamat mengerjakan dengan jujur


Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

JAWABAN

1) a. Model inovasi pendidikan yang paling tepa dilaksanakan di sekolah

Menurut Ibrahim (1988:177) model inovasi pendidikan terdiri dari: (1) model
penelitian, pengembangan, dan difusi (Research-Development-Diffusion-Model) yaitu
model inovasi yang berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang tentu memerlukan
perubahan, dan unsur pokok perubahan ialah penelitian, pengembangan, difusi; (2) model
pengembangan organisasi (organization development mode) yaitu model yang berorientasi
pada organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial. Model ini berpusat pada sekolah.
Model pengembangan organisasi ini berbeda dengan model pengembangan dan difusi. (3)
mode konfigurasi (configuration model). Model konfigurasi atau disebut juga konfigurasi
teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah CLER, model dengan pendekatan
secara konprehensif untuk mengembangkan strategi inovasi (perubahan pendidikan) pada
situasi yang berbeda. Adapun menurut pendapat saya dari ketiga modal yang dipaparkan
sebelumnya model inovasi pendidikan yang paling tepat dilaksanakan di sekolah tempat
mengajar saya adalah model pengembangan organisasi (organization development mode)

b. Alasan model inovasi pendidikan dianggap lebih tepat digunakan atau dikatakan lebih
baik

Model Pengembangan Organisasi dikatakan baik karena model ini lebih


berorientasi pada organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial. Model ini berpusat
pada sekolah. Model pengembangan organisasi ini berbeda dengan model pengembangan
dan difusi. Model pengembangan organisasi berorientasi pada nilai yang tinggi artinya
dalam model ini juga mendasarkan pada filosofi yang menyarankan agar sekolah jangan
hanya diberi tahu tentang inovasi pendidikan dan disuruh menerimanya, Sekolah harus
menjadi organisasi yang memahami persoalan yang dihadapi, serta mampu untuk
menciptakan cara pemecahan permasalahan itu sendiri dengan mengorganisir berbagai
macam sumber yang ada dalam organisasi itu sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar
organisasi dan juga mampu menentukan cara bagaimana menerapkan inovasi serta menilai
hasil yang telah dicapai (Ibrahim, 1988:179). Beberapa contohnya inovasi pendidikan yang
berkaitan dengan model pengembangan organisasi yaitu dengan dikembangkannya stategi
pembelajaran yang inovatif sebagaimana yang diungapkan oleh Wena (2009)
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

dalam bukunya yang berjudul stategi pembelajaran inovatif kontemporer


terdapat berbagai strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran pemecahan masalah,
strategi pembelajaran ranah motorik, strategi pembelajaran kreatif produktif-pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran kuantum, strategi pembelajaran siklus-pembelajaran
generative-belajar tuntas dan pembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran berbasis
komputer dan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning).

c. Petunjuk dalam penerapan model inovasi pendidikan disekolah sebagai berikut:

1. Membuat rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.


         Apa yang diperlukan sehingga perlu ada perubahan?
         Adakah hal-hal lain yang perlu dilakukan sehingga perlu ada perubahan?
         Adakah hal-hal lain yang ikut menunjang penerapan inovasi?
2. Menggunakan metode atau cara yang tepat dalam merancang strategi pembelajaran
inovatif   dengan syarat:
      Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, serta
orang tua dan juga masyarakat. Tujuan hendaknya dapat dirumuskan dengan jelas
sesuai dengna tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan dan sikap .
  Cara yang tepat dalam merancang strategi pembelajaran inovatif harus memberikan
rangsangan agar mau menerima inovasi melalui pemberian motivasi yang positif
     Pengambilan keputusan inovasi diusahakan agar individu dapat berpartisipasi aktif
dengan tetap memperhatikan fasilitas dan media yang ada.
      Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
3. Menggunakan berbagai macam alternatif untuk mempermudah penerapan inovasi.
Dengan cara menggunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan penerapan inovasi. Perubahan atau inovasi
di sekolah memerlukan persfektif yang sangat luas. Berbagai data dari berbagai bidang
dan sudut pandang perlu didayagunakan. Misalnya untuk mengadakan perubahan
tentang cara belajar siswa perlu diketahui tentang data penilaian setiap siswa untuk
setiap bidang studi.
4. Menggunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi.
Seperti data pemahaman dan partisifasi individu terhadap program yang ada, analisis
kemudahan dan kesukaran untuk mencapai tujuan, data penilaian terhadap bahan media
instruksional yang diproduksi sekolah, data jumlah dan macam diagnostic
5. Universitas Galuh Program
Pascasarjana
6. Prodi Administrasi Pendidikan

tes dari siswa, data perubahan isi kurikulum dan data pandangan ahli tentang hasil
pengamatannya terhadap program baru.
7. Mengusahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif. Pengorganisasian kegiatan perlu memperhatikan jadwal
kegiatan. Untuk pelajaran yang menggunakan latihan/praktek perlu waktu lama dari
pada waktu untuk pelajaran yang hanya dengan ceramah.
8. Mengusahakan mencari jawaban atas berbagai macam pertanyaan dasar tentang inovasi di
sekolah.
9. Proses penerapan inovasi pendidikan akan lancar dan dapat mencapai tujuan dengan
efektif jika program inovasi dipersiapkan dan direncanakan dengan matang.
Perencanaan ini perlu memperhatikan peranan prioritas inovasi untuk kemajuan sekolah
2) a) Ciri-Ciri inovasi terbagi kepada empat hal, yaitu:

a. Memiliki kekhasan/khusus. Suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program,
tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri khusus berarti program
inovasi bisa berdimensi makro atau luas dengan melibatkan banyak orang dengan rentang waktu
yang relatif lama. Namun ciri khusus juga bisa berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana,
dengan melibatkan orang yang terbatas dengan durasi waktu yang terbatas pula. Misalnya,
program guru kelas rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus
dibanding dengan program sejenis yang ada.
b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan
buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan. Dengan demikian inovasi ini
merupakan suatu proses penemuan baik berupa ide, gagasan, hasil, sistem, ataupun produk yang
dihasilkan.
c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti
bahwa suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun
kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan
terlebih dahulu. Misalnya, pada saat akan meluncurkan program manajemen berbasis sekolah
(School-Based Management) maka tahapan yang dilakukan tak tergesa-gesa, tetapi melalui
tahapan yang direncanakan sejak awal.
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Program inovasi yang dilakukan harus memiliki apa
yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut
dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan. Suatu inovasi bukan asal digulirkan atau asal beda
dengan program sebelumnya. Inovasi dilaksanakan karena ada tujuan yang ingin dicapai,
termasuk tujuan untuk memperbaiki kesalahan.
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

b) Perubahan perilaku individual adalah Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan
itu disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh : perubahan perilaku yang disebabkan karena usia
seseorang. Perubahan terencana ( Planned Change ) Perubahan perilaku ini terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek.contoh  : perubahan perilaku seseorang karena tujuan tertentu atau
ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya.

3) a. Faktor penyebab kegagalan penerapan inovasi atau hambatan inovasi

Ibrahim (1988:123-125) mengemukakan enam faktor utama hambatan inovasi


adalah : Faktor pertama, estimasi tidak tepat terhadap inovasi hal ini disebabkan kurang
tepatnya perencanaan proses inovasi atau estimasi dalam proses difusi dan inovasi yaitu
tidak tepat pertimbangan team pelaksana inovasi, kurang adanya kesamaan pendapat
tentang tujuan yang akan dicapai atau kurang adanya kerjasama yang baik. Faktor Kedua,
konflik dan motivasi hambatan ini disebabkan karena adanya masalah-masalah pribadi
seperti pertentangan antara anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan
berbagai sikap pribadi yang dapat mengganggu kelancaran proses inovasi. Secara rinci
item yang termasuk masalah konflik dan motivasi ialah
Adapun apabila ditinjau dari klasifikasi faktor input dan faktor output Faktor
maka penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami kegagalan disebabkan oleh
faktor berikut ini. Faktor Input terdiri dari: pertama, halangan untuk berubah dari
lingkungannya yang berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana untuk berinovasi;
Kedua, kurangnya ketidakterampilan agen pembaharu karena ketidakmampuan dalam
menguasai pengetahuan dan teknologi; Ketiga inovasi yang bepusat hanya pada seseorang;
keempat, Sensitivitas dan defensiveness guru-guru/tenaga kependidikan; Dalam hal ini
mengakui, bahwa ada guru yang tidak merasa bertanggung jawab atas pendidikan.
Sehingga tidak merasa terpanggil untuk memajukan pendidikan, maka dari itu tidak mau
melakukan inovasi dalam pendidikan. Kelima, Guru/tenaga kependidikan yang bersifat
konservatif. Sifat guru yang konservatif tidak mau berinovasi bisa disebabkan oleh tingkat
ksejahteraan guru yang rendah karena gaji yang kecil.
Sedangkan, faktor output terdiri dari: pertama tujuan inovasi yang tidak jelas.
Hal ini terjadi karena program yang akan dilakukan biasanya tidak disusun/dirumuskan
terlebih dahulu; Kedua, tidak ada reward untuk sebuah inovasi; Ketiga, sekolah /lembaga
terlalu memonopoli. Pengaruh kepemimpinan yang otoriter di pusat( pemerintahan orde
baru), mempengaruhi juga sampi kebawah termasuk sekolah. Sehingga kebebasan guru
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

atau tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki


terbelenggu. Menyebabkan program inovasi terhambat; Keempat, komponen pengetahuan
rendah sehingga guru tidak bisa mengikutinya; Kelima, kesukaran dalam mendiagnosis
kelemahan inovasi; Keenam, sumber daya teknologi dan keuangan rendah; Ketujuh,
terfokus pada akuntabilitas public. Apa yang dilakukan oleh para innovator biasanya
terfokus pada pertanggungjawaban kepada masyarakat. Sehingga apa yang dilakukan
serasa beban berat yang harus dipikul. Bukan atas kesadaran bahwa dirinya adalah agen of
change sebuah tugas yang niscaya harus dilakukan. Karena merasa keterpaksaan itulah
yang membuat inovasi tidak berkembang: Kedelapan, Kurang mengarah pada
entrepreneurship. Inovasi-inovasi yang biasa kita lakukan biasanya bersifat pengembangan
kompetensi yang bersifat kognitif. Sedangkan aspek psikomotor kurang dikembangkan,
termasuk pada pengembangan kemampuan entrepreneurship (kewirausahaan).

b. Contoh kegagalan inovasi di sekolah dan cara mengatasinya


Kurikulum 2013 dilaksanakan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi namun dalam proses pelaksanaannya banyak guru yang belum mampu
memanfaatkan teknologi yang dapat mempermudah pekerjaannya. Sebagai contoh di
suatu sekolah mendapatkan fasilitas pendidikan yang baru berupa komputer yang juga
dilengkapi oleh jaringan internet. Para guru diberikan kesempatan untuk memanfaatkan
fasilitas tersebut dalam proses pembelajaran. Namun, karena tidak memiliki kemampuan
dasar mengenai program komputer mengakibatkan fasilitas yang telah ada sebagai inovasi
pendidikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pada kasus ini terjadi kegagalan
inovasi. Adapun cara mengatasinya adalah dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan
kepada guru-guru atau mengikuti kegiatan workshop atau seminar yang dapat
meningkatkan keterampilan para guru tersebut. Pada upaya tersebut sangat dibutuhkan
peran opinion leader dan agent of change (agen perubahan). Dengan demikian kegagalan
inovasi pendidikan disekolah dapat diatasi.
4) Berikut contoh konsekwensi inovasi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem
sosial sebagai hasil dari perubahan atau penolakan suatu inovasi baik langsung ataupun
tidak langsung.
Ibrahim (1988:73) menjelaskan sistem sosial berpengaruh terhadap konsekuensi
inovasi, karena perubahan itu terjadi dalam sistem sosial. Konsekuensi inovasi ialah
perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai hasil dari penerimaan atau penolakan
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

Dari suatu inovasi. Ditinjau dari hasil inovasi yang diperoleh atau yang tampak
dalam sistem sosial, konsekuensi inovasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam
yaitu:
(a)      Konsekuensi yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, hal ini tergantung dari
hasil inovasi di dalam sistem sosial itu fungsional atau tidak fungsional.
(b)      Konsekuensi langsung dengan tidak langsung, tergantung dari perubahan yang
terjadi pada individu atau sistem sosial berupa respon yang segera atau pertama terjadi
terhadap inovasi atau respon yang kedua yang terjadi setelah adanya konsekuensi
langsung.
(c)      Konsekuensi yang diharapkan dengan yang tidak diharapkan tergantung dari
bagaimana perubahan itu, diketahui dan direncanakan oleh anggota sistem sosial atau
tidak
Ketiga klasifikasi konsekuensi inovasi tersebut baik konsekuensi
bermanfaat, langsung, dan diharapkan, biasanya berlangsung secara bersamaan. Untuk
menentukan suatu konsekuensi inovasi bermanfaat atau tidak bermanfaat juga sukar,
karena biasanya dapat terjadi suatu inovasi bermanfaat bagi sistem sosial, tetapi tidak
bermanfaat bagi anggota sistem sosial tertentu, atau sebaliknya.

Contoh konsekuensi difusi inovasi pendidikan menurut Rogers


(1983:372-390) mengenai Revolusi Ski-Doo di Artic. Kisah Revolusi Ski-Doo di Artic
mengenai Ski-Doo (mobil salju) adalah alat rekreasi utama dalam musim dingin (winter)
di Amerika Serikat. Sejak adanya invensi Ski-Doo yaitu kendaraan bermesin di musim
salju oleh Joseph Armand Bombadier dari Quebec pada tahun 1958. Maka penggunakaan
Ski-Doo telah sangat cepat tersebar di masyarakat. Dalam waktu 12 tahun sudah lebih dari
satu juta Ski-Doo digunakan di Amerika Utara, walaupun ada juga beberapa warga
masyarakat yang memprotes penggunaan Ski-Doo karena menyebabkan polusi udara
terutama diwilayah Amerika Serikat dan Canada yang semula sebagai tempat rekreasi
dengan udara segar. Sebelum diperkenalkannya Ski-Doo, masyarakat Skolt-Lapp
memiliki mata pencarian utama sebagai penggembala rusa. Rusa dijadikan pula sebagai
makanan dan sebagai alat transportasi yang utama selain itu kulit rusa digunakan untuk
membuat pakaian dan sepatu. Selanjutnya, kelebihan daging rusa dapat di jual ke pasar.
Masyarakat Skolt-Lapp mengganggap mereka sebagai penggembala rusa yang hebat dan
mereka bangga bila memiliki banyak rusa yang sehat dan kuat, namun sejak Ski-Doo
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

digunakan Kereta yang dikendarai dengan bantuan rusa telah diganti, perjalanan panjang
yang biasa ditembuh tiga hari dengan kereta rusa dapat ditempuh lima jam dengan Ski-
Doo. Hubungan antara rusa dan pemiliknya yang semula akrab menjadi terputus sejak
digunakan Ski-Doo. Jumlah rusa semakin menurun, rusa yang masih muda dijual untuk
membeli Ski-Doo yang telah dianggap sebagai suatu kebutuhan. Penggembala rusa mulai
berkurang yang berdampak menurunnya jumlah rusa sehingga pendapatan menurun dan
mata pencarian berkurang sehingga menimbulkan banyak pengangguran dan hutang
untuk membeli Ski-Doo. Dari contoh tersebut maka konsekuensi dari inovasi sebagai
berikut:
      Konsekuensi bermanfaat. Bagi keseluruhan warga Lapp sebagai sosial sistem rupanya
inovasi teknologi Ski-Doo tidak bermanfaat karena ternyata mengakibatkan sebagian
besar masyarakat menurun kesejahteraannya. Namun demikian untuk beberapa warga
mayarakat sangat bermanfaat.
      Konsekuensi langsung yang tampak dengan adanya Ski-Doo ialah timbulnya perasaan
bahwa Ski-Doo sebagai kebutuhan dan kebanggaan. Konsekuensi tidak langsung dapat
diketahui dari usaha menjual rusa-rusa muda dan menurunnya angka kelahiran anak rusa.
      Konsekuensi yang diharapkan terjadinya kelancaran transportasi untuk menunjang
kelancaran berbelanja di pasar dan juga kelancaran menggembala rusa. Konsekuensi yang
tidak diharapkan ialah timbulnya pengengguran serta kehidupan masyarakat tergantung
pada uang dan hutang.

5)   Jenis Agen pembaharu, ciri-ciri agen pembaharu dan contohnya


Willis H. Griffin dan Uday Pareek dalam Moleong (1997:33) telah mendefinisikan
agen perubahan. Mereka menyatakan bahwa: agen perubahan tersebut telah muncul
sebagai seorang professional yang tugas-tugasnya adalah membantu komunitas-
komunitas dan kelompok-kelompok untuk merencanakan pembangunan atau
merumuskan kembali tujuan-tujuan, memusatkan perhatian pada situasi-situasi
bermasalah, mencari pemecahan-pemecahan yang mungkin, mengatur bantuan,
merencanakan tindakan yang bermaksud untuk memperbaiki situasi-situasi tersebut,
untuk mengatasi kesukaran-kesukaran menurut tindakan yang produktif, dan
mengevaluasi hasil-hasil dari usaha yang direncanakan.
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

Adapun jenis-jenis agen


pembaharu menurut Ibrahim (1988:100) terdiri dari: guru, konsultan, penyuluh
kesehatan, penyuluh keluarga berencana, penyuluh pertanian dan sebagainya

Ciri-ciri agen pembaharu (agent of change) yaitu:


        Mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh pengusaha pembaharuan (agency of change)
        Melancarkan jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharuan ke klien.
       Menjalin hubungan dua sistem sosial yang mungkin keduanya heterophily, yaitu
berhubungan dengan pengusha pembaharuan dan sistem klien.
     Di mata klien seorang agen pembaharu harus tampak benar-benar mampu (competent) serta
secara resmi mendapat tugas untuk membantu klien dalam usaha meningkatkan
kehidupannya atau memecahkan masalah yang dihadapinya.

Apabila dilihat dari aspek tugasnya maka Rogers menjelaskan agen pembaharu memiliki
ciri-ciri bertugas untuk:
1.     Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada awal tugasnya
diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan.
2.   Memantapkan  hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk
berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang lebih akrab dengan
klien.  
3.   Mendiagnosa  masalah  yang   dihadapi.   Agen   pembaharu bertanggung   jawab   untuk
menganalisa   situasi  masalah  yang dihadapi  klien,  agar  dapat  menentukan  berbagai
alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien.
4.  Membangkitkan kemauan  klien  untuk  berubah.  Setelah agen pembaharu  menggali
berbagai macam cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan,
maka agen  pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik
perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah   atau membuka dirinya untuk
menerima inovasi.
5.   Mewujudkan kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha untuk mempengaruhi
tingkah  laku  klien.
6.   Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi.
Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan cara penguatan
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai
dengan  inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya
inovasi.
7.  Mengakhiri hubungan ketergantungan.  Tujuan akhir tugas agen pembaharu adalah dapat
menumbuhkan kesadaran unrtuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya,
sebagai anggota system social yang selalu mendapat tantangan kemajuan jaman.

Contoh agen pembaharuan


Guru yang tergabung dalam MGMP dapat menyampaikan inovasi pendidikan
(sebagai agent of change) seperti memaparkan persentasi mengenai penggunaan media
interaktif dalam proses pembelajaran kepada guru lainnya dengan tujuan penggunaan
media interaktif dapat diadopsi oleh guru-guru lainnya sebagai upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran

6) Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi


pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain adalah: (1) perkiraan yang
tidak tepat terhadap inovasi (2). konflik dan motivasi yang kurang sehat
(3). lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak
berkembangnya inovasi yang dihasilkan (4). keuangan (finacial) yang
tidak terpenuhi (5). penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
(6) kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas, dan agar mau
berubah terutama sikap dan perilaku terhadap perubahan pendidikan yang
sedang dan akan dikembangkan, sehinga perubahan dan pembaharuan itu
diharapkan dapat berhasil dengan baik, maka guru, administrator, orang
tua siswa, dan masyarakat umumnya harus dilibatkan
Setelah memperhatikan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
suatu inovasi pendidikan, misalnya penolakan para guru tentang adanya
perubahan kurikulum dan metode belajar-mengajar, maka perlu kiranya
masalah tersebut dibahas. Namun sebelumnya, pengertian tentang resisten
itu perlu dijelaskan lebih dahulu. Menurut definisi dalam "Cambridge
International English Dictionary of English" bahwa Resistance is to fight
against (something or someone) to not be changed by or refuse to accept
7) Universitas Galuh Program
Pascasarjana
8) Prodi Administrasi Pendidikan

(something). Resistensi adalah untuk melawan (sesuatu atau seseorang)


untuk tidak akan diganti oleh atau menolak untuk menerima (sesuatu).
Bertdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penolakan (resistance) itu adalah melawan sesuatu atau
seseorang untuk tidak berubah atau diubah atau tidak mau menerima hal
tersebut. Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat
diterima oleh para pelaksana inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai
berikut:
a. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan,
penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide
baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru atau sekolah bukan
miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu
dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi
sekolah mereka.
b. Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka
lakukan saat sekarang, karena sistem atau metode tersebut sudah
mereka laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping
itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka memberikan
rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran
mereka. Hal senada diungkapkan pula Day dkk (1987) dimana guru
tetap mempertahankan sistem yang ada.
c. Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat
(khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan
kondisi yang dialami oleh guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan
oleh Munro (1987:36) yang mengatakan bahwa "mismatch between
teacher's intention and practice is important barrier to the success of
the innovatory program".
d. Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat
merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya
ditentukan oleh pencipta inovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti
kalau proyek
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

itu selesai atau kalau finasial dan keuangannya sudah


tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah atau guru hanya
terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator
di pusat dan tidak punya wewenang untuk merubahnya.
e. Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat
menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang
belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka. Untuk mengatasi
masalah dan kendala seperti diuraikan di
atas, maka berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menerapkan inovasi baru.

Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi


Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas,
faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan
adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan,

a.Guru

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan


merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar.kelas.
Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak
dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru
antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan
antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan
unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator,
misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya,
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan
pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar
bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan
mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang
diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya,
Universitas Galuh
Program Pascasarjana
Prodi Administrasi Pendidikan

karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka


adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya
mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran
tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan,
gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai
peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman,
sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright 1987)

b. Siswa

Siswa sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses


belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan.
Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman,
kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada
paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam
proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan
kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan
merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan
konsekwen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah
pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa
sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama
temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam
memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya,
siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja
menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi
resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai