Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2023-2024

Nama : Asep Heris Nopiana


Nim : 82322324037
Kelas : ASP B
Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Enas, SE., MM

SOAL:

1. Berbagai macam model inovasi pendidikan yang dapat diterapkan dalam pendidikan:
a. Model inovasi apa yang paling tepat jika saudara ingin melaksanakannya di sekolah !
b. Mengapa dikatakan tepat atau baik, berikan alasan !
c. Buat petunjuk/penjelasan yang saudara anggap baik untuk menerapkan Inovasi tersebut !
2. Jawab pertanyaan di bawah ini (silahkan sitasi dari buku dosen ybs)
a. Apa ciri-ciri inovasi dan apa yang diharapkan dari adanya suatu perubahan dalam
inovasi pendidikan !
b. Sebtukan dan jelaskan apa saja tahap perubahan prilaku baik secara individu maupun
berencana dalam suatu inovasi pendidikan !
c. Jelaskan keberkaitan Inovasi dalam Produktivitas dan Implementasi Inovasi dalam
teknologi !
3. Mengapa penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami kegagalan ! Berikan
alasannya dan berikan suatu kasus serta bagaimana cara mengatasinya !
4. Konsekwensi inovasi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai hasil dari
perubahan atau penolakan suatu inovasi. Jelaskan dan berikan contoh yang jelas serta sebutkan
konsekwensinya baik langsung ataupun tidak langsung
5. Terdapat empat agen pembaharu dalam suatu inovasi pendidikan di sekolah, coba jelaskan ciri-
cirinya dan berikan contoh masing-masing !
6. Jelaskan tugas Terstruktur Individu Inovasi Pendidikan, apa, mengapa, kapan,dan bagaimana
Inovasi disekolah tersebut suatu keberhasilan, faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
ada dalam melaksanakan inovasi Pendidikan, bagaimana solusinya !

Jawaban

1. a. Model inovasi yang tepat di laksanakan di sekolah kami adalah model Flipped Classroom.
b. Mengapa model Flipped Classrom dinyatakan baik digunakan di sekolah kami karena
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif sebuah pembelajaran yang
menggbungkan pembelajaran dalam kelas dengan pembelajarn di luar kelas melalui
pemanfaatan informasi, dalam model ini materi pembelajaran yang biasnya disampaikan
guru di kelas disajikan dalam bentuk video atau materi yang dapat diakses oleh siswa di
luar kelas melalui platform online, ini sejalan dengan program pemerintah tentang
digitalisasi pembelajaran.
c. Petunjuk atau penjelasan metode flipped Classroom Selama kelas, waktu yang biasanya
digunakan untuk ceramah dapat dialokasikan untuk aktivitas interaktif, diskusi, dan
kolaborasi antara siswa dan guru. Berikut adalah penerapan model pembelajaran flipped
classroom:

1. Persiapan Materi Pembelajaran: Guru membuat video pembelajaran yang dapat diakses oleh
siswa sebelum kelas dimulai. Video ini dapat berisi penjelasan konsep, demonstrasi praktik,
atau tugas yang harus diselesaikan sebelum kelas.

2. Belajar Mandiri: Siswa menonton video pembelajaran dan belajar materi secara mandiri di
rumah. Mereka dapat mengulang video jika diperlukan, mengambil catatan, atau melakukan
riset tambahan terkait dengan materi yang dipelajari.

3. Diskusi Kelas: Saat kelas dimulai, guru memulai sesi dengan membahas pertanyaan,
mendorong diskusi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi pemahaman
mereka tentang materi. Guru juga dapat memberikan tugas kelompok atau soal diskusi yang
melibatkan kolaborasi siswa.

4. Aktivitas Kolaboratif: Siswa bekerja dalam kelompok atau secara mandiri untuk
menyelesaikan tugas yang melibatkan penerapan konsep yang dipelajari. Guru berperan
sebagai fasilitator, mendukung dan memberikan bimbingan kepada siswa saat mereka
mengerjakan tugas.

5. Evaluasi dan Umpan Balik: Guru memberikan umpan balik kepada siswa terkait pekerjaan
yang telah mereka lakukan. Ini dapat dilakukan melalui diskusi kelas, penilaian formatif,
atau penugasan yang dinilai. Siswa juga dapat memberikan umpan balik satu sama lain
melalui proses peer review.
Penerapan model pembelajaran flipped classroom ini dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih interaktif dan mendalam bagi siswa. Mereka memiliki kesempatan untuk
memahami materi sebelumnya secara mandiri, melibatkan diri dalam diskusi dan kolaborasi,
serta menerapkan konsep yang dipelajari dalam situasi nyata.
2. Jawab pertanyaan di bawah ini (silahkan sitasi dari buku dosen ybs)
a. Ciri-ciri inovasi menurut Dr.H.Enas.SE.MM adalah :
- Keunngulan relaif, yaitu sjauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atu keuntungan,
bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, ptestise social,
kenyamanan, kepuasan dan lainny.
- Konfirmanilitas/kompatibel (combatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan
nilai (vlue), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerimaan
- Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami
dan menggunakan inovasi bagi penerima.
- Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
- Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
b. Tahap perubahan prilaku menurut Dr.H.Enas,SE.MM adalah
1. Pengetahuan (Knowledge) recailing (mengingat), understanding of meaning
(memahami makna)
2. Persetujuan/penerimaan (approval) respond menanggapi), discuss (diskusi), Think
(berpikir), approve (menyetujui)
3. Pengetahuan (knowledge) recognize (mengakui), intend to practice (bertanya dengan
praktek)
4. Pelaksanaan (practice) Chose the alternative (memilih alternative), continue of the use
(lanjutkan penggunaan)
c. Apresiasi atas terbosan program digitalisasi sekolah, program ini merupakan kebijakan
pemerintah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara digital yakni dengan
memasukkan bahan ajar ke dalam jaringan untuk dapat digunakan bersama-sama aktor
pendidikan, baik guru, siswa, sekolah dan orang tua. Pelaksanaan program ini merupakan
bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital yang dimulai dengan mempersiapkan
konten berupa portal atau platform digital. Program ini diharapkan mampu menjawab
keberadaan dan perubahan zaman, saat ini adalah lompatan sejarah manusia era Society
‘4.0’ sebagai era teknologi informasi. Tidak lama lagi kita pun akan menyambut era
‘Society 5.0’ yakni era seluruh penginderaan, robotika, komunikasi, big data dan
komputasi awan (gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis
Internet). Saat ini pandemi19 yang melanda belahan dunia justru telah membuktikan jika
perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang sangat besar di bidang pendidikan,
khususnya terkait dengan ‘the way we learn’ (Bates, 2016).
Dengan adnya inovasi dalam teknologi diharapkan dapat tercipta perubahan yang signifikan
dalam cara kerja dan pelayanan.
3. Factor penyebab kegagalan penrapan inovasi di sekolah faktor utama hambatan inovasi adalah
: Faktor pertama, estimasi tidak tepat terhadap inovasi hal ini disebabkan kurang tepatnya
perencanaan proses inovasi atau estimasi dalam proses difusi dan inovasi yaitu tidak tepat
pertimbangan team pelaksana inovasi, kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang
akan dicapai atau kurang adanya kerjasama yang baik. Faktor Kedua, konflik dan motivasi
hambatan ini disebabkan karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antara
anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai sikap pribadi yang dapat
mengganggu kelancaran proses inovasi. Secara rinci item yang termasuk masalah konflik dan
motivasi ialah
Kedua, kurangnya ketidakterampilan agen pembaharu karena ketidak mampuan dalam
menguasai pengetahuan dan teknologi; Ketiga inovasi yang bepusat hanya pada seseorang;
keempat, Sensitivitas dan defensiveness guru-guru/tenaga kependidikan; Dalam hal ini
mengakui, bahwa ada guru yang tidak merasa bertanggung jawab atas pendidikan. Sehingga
tidak merasa terpanggil untuk memajukan pendidikan, maka dari itu tidak mau melakukan
inovasi dalam pendidikan. Kelima, Guru/tenaga kependidikan yang bersifat konservatif. Sifat
guru yang konservatif tidak mau berinovasi bisa disebabkan oleh tingkat ksejahteraan guru yang
rendah karena gaji yang kecil.
Sedangkan, faktor output terdiri dari: pertama tujuan inovasi yang tidak jelas. Hal ini
terjadi karena program yang akan dilakukan biasanya tidak disusun/dirumuskan terlebih dahulu;
Kedua, tidak ada reward untuk sebuah inovasi; Ketiga, sekolah /lembaga terlalu memonopoli.
Pengaruh kepemimpinan yang otoriter di pusat( pemerintahan orde baru), mempengaruhi juga
sampi kebawah termasuk sekolah. Sehingga kebebasan guru atau tenaga kependidikan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki terbelenggu. Menyebabkan program inovasi terhambat;
Keempat, komponen pengetahuan rendah sehingga guru tidak bisa mengikutinya; Kelima,
kesukaran dalam mendiagnosis kelemahan inovasi; Keenam, sumber daya teknologi dan
keuangan rendah; Ketujuh, terfokus pada akuntabilitas public. Apa yang dilakukan oleh para
innovator biasanya terfokus pada pertanggungjawaban kepada masyarakat. Sehingga apa yang
dilakukan serasa beban berat yang harus dipikul. Bukan atas kesadaran bahwa dirinya adalah
agen of change sebuah tugas yang niscaya harus dilakukan. Karena merasa keterpaksaan itulah
yang membuat inovasi tidak berkembang: Kedelapan, Kurang mengarah pada
entrepreneurship. Inovasi-inovasi yang biasa kita lakukan biasanya bersifat pengembangan
kompetensi yang bersifat kognitif. Sedangkan aspek psikomotor kurang dikembangkan,
termasuk pada pengembangan kemampuan entrepreneurship (kewirausahaan).
Contoh kegagalan inovasi di sekolah dan cara mengatasinya Kurikulum 2013
dilaksanakan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi namun dalam
proses pelaksanaannya banyak guru yang belum mampu memanfaatkan teknologi yang dapat
mempermudah pekerjaannya. Sebagai contoh di suatu sekolah mendapatkan fasilitas
pendidikan yang baru berupa komputer yang juga dilengkapi oleh jaringan internet. Para guru
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dalam proses pembelajaran.
Namun, karena tidak memiliki kemampuan dasar mengenai program komputer mengakibatkan
fasilitas yang telah ada sebagai inovasi pendidikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pada kasus ini terjadi kegagalan inovasi. Adapun cara mengatasinya adalah dapat dilakukan
dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru atau mengikuti kegiatan workshop atau
seminar yang dapat meningkatkan keterampilan para guru tersebut. Pada upaya tersebut sangat
dibutuhkan peran opinion leader dan agent of change (agen perubahan). Dengan demikian
kegagalan inovasi pendidikan disekolah dapat diatasi.
4. Konsekuensi inovasi ialah perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai hasil dari
penerimaan atau penolakan dari suatu inovasi. Ditinjau dari hasil inovasi yang diperoleh atau
yang tampak dalam sistem sosial, konsekuensi inovasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu:
a. Konsekuensi yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, hal ini tergantung dari hasil
inovasi di dalam sistem sosial itu fungsional atau tidak fungsional.
b.Konsekuensi langsung dengan tidak langsung, tergantung dari perubahan yang terjadi pada
individu atau sistem sosial berupa respon yang segera atau pertama terjadi terhadap inovasi
atau respon yang kedua yang terjadi setelah adanya konsekuensi langsung.
c. Konsekuensi yang diharapkan dengan yang tidak diharapkan tergantung dari bagaimana
perubahan itu, diketahui dan direncanakan oleh anggota sistem sosial atau tidak
Ketiga klasifikasi konsekuensi inovasi tersebut baik konsekuensi bermanfaat, langsung,
dan diharapkan, biasanya berlangsung secara bersamaan. Untuk menentukan suatu konsekuensi
inovasi bermanfaat atau tidak bermanfaat juga sukar, karena biasanya dapat terjadi suatu inovasi
bermanfaat bagi sistem sosial, tetapi tidak bermanfaat bagi anggota sistem sosial tertentu, atau
sebaliknya.
5. Dalam suatu inovasi pendidikan di sekolah, terdapat empat agen pembaharuan yang berbeda,
masing-masing memiliki peran dan ciri-ciri yang unik:
1. Kepala Sekolah: Agen ini berperan sebagai pemimpinan utama dalam sekolah. Mereka
membuat keputusan strategis terkait inovasi pendidikan dan mengarah siswa, guru, dan staf
pernah untuk menerapkan inovasi dalam proses pembelajaran
2. Guru: Guru adalah agen pembaharuan yang bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan inovasi pendidikan dalam kelas mereka. Mereka mengembangkan
dan mengadopsi metode baru dalam mengajarkan, menggunakan teknologi yang
diperlukan, dan mengajarkan siswa untuk mengadopsi inovasi dalam pembelajaran mereka
3. Siswa: Siswa merupakan agen pembaharuan yang bertanggung jawab untuk menerapkan
inovasi dalam pembelajaran mereka. Mereka harus mengadopsi metode baru dalam belajar,
menggunakan teknologi yang diberikan, dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran
4. Staf pernah, seperti tenaga kerja, administrasi, dan kelola, berperan dalam mendukung
proses inovasi pendidikan. Mereka membantu dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan inovasi dalam sekolah, serta memastikan bahwa inovasi dapat
diadopsi dan diterapkan dengan efektif
Setiap agen pembaharuan memiliki peran dan ciri-ciri yang berbeda dalam konteks inovasi
pendidikan di sekolah. Ketegangan antara agen ini memungkinkan inovasi pendidikan
untuk berhasil dan berkembang di sekola
6. Jelaskan tugas Terstruktur Individu Inovasi Pendidikan, apa, mengapa, kapan,dan bagaimana
Inovasi disekolah tersebut suatu keberhasilan, faktor pendukung dan penghambat apa saja
yang ada dalam melaksanakan inovasi Pendidikan, bagaimana solusinya !
➢ Apa Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal
(yang ada sebelumnya), serta sengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
➢ Mengapa inovasi di sekolah
• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam
mendidik siswa
• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam
mendidik siswa
• Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan
strategi atau metode yang efektif untuk mendidik
• Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang
dilakukan di kelas
• Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk
inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan
siswa
➢ Kapan inovasi Pendidikan
• Kapan diperlukan inovasi yaitu ketika kita menginginkan suatu perubahan kearah
yang lebih baik, karena Inovasi sendiri harus didasarkan pada tujuan guna
meningkatkan kualitas pendidikan, yang pada akhirnya bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk insan cerdas kompetitif dan
bermartabat
➢ Inovasi yang berjalan di sekolah kami
• Pelaksanaan kurikulum merdeka belajar
• Pelaksanaan Pembelajaran P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
• Solat Duha Bersama, Pembacaan surat yasin
• Pengelolaan fasilitas sekolah (Pemeliharaan sarana prasarana sekolah)
• Pengelolaan keungan (Pengelolaan BOS, Chaching clinic dll)
• Sekolah Ramah anak (Anti-Kekerasan Anti-bullying dll)
• Sekolah sehat (Sehat bergizi makan Bersama, Sehat Fisik senam Bersama, Sehat
Imun, imunisasi lengkap peserta didik)
• PKS (ptroli Keamanan Sekolah)
• Pelaksanaan Ekstrakulikuler Olahraga, PAI, Pramuka dan eskul mata lomba FTBI
O2SN FLS2N.
• Pembelajaran Inklusif
• Dugitalisasi Sekolah
➢ Faktor penghambatnya :
1. Sekolah belum memiliki perpustakaan.
2. Buku masih sedikit.
3. Belum ada tenaga pengelola perpustakaan.
4. Warung dan penjual jajanan masih menggunakan plastik.
5. Pemahaman orang tua tentang sampah plastik belum maksimal.
➢ Hal yang dijadikan solusi terhadap faktor penghambat yaitu
1. Melalui dinas kami mengajukan, pada aplikasi dapodik juga kita mengajuka, untuk
sementara kita memanfatkan pojok baca yang ada di kelas masing- masing
2. Ada perpustakaan keliling, itu alhadulillah kita walaupun sebulan sekali , siswa sangat
senang.
3. Buku yang ada di kelola oleh siswa untuk kelas atas dibantu oleh wali kelasnya, dan
untuk kelas bawah masih oleh wali kelas
4. Kami sepakat untuk setiap hari membawa alat makan dan minum sendiri setiap siswa.,
jadi ketika jajan, mereka menggunakan peralatan sendiri.
5. Kami mengadakan parenting seperti biasa , agar orang tua paham dan ikut mendukung
program sekolah.

Anda mungkin juga menyukai