Anda di halaman 1dari 7

BAB 7

DESAIN IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Tujuan Mempelajari Pokok Bahasan ini :


1. Memahami desain implementasi
2. Mampu menerapkan dilapangan sesuai dengan prosuder

Materi

A. MODEL IMPLEMENTASI KURIKULUM


Model-model implementasi Kurikulum
Kurikulum yang sudah ada (di inovasi), pada akhirnya harus diimplementasikan. Dengan
implementasi kurikulum, memungkinkan para pengembang kurikulum untuk mengidentifikasi
kesulitan dalam implementasi dan untuk mengembangkan strategi hingga dapat mengatasi
kesulitan kesulitan tersebut. Para ahli berbeda dalam mengemukakan model-model implementasi
kurikulum. Salah satu pakar, J.P. Miller dan W. Seller (1985) berpendapat, setidaknya ada tiga
model implementasi kurikulum yang akomodatif terhadap persoalan yang muncul di lapangan
sebagai berikut:
1. Concern-Based Adoption Model (CBAM)
Pada model ini, Hall, George, dan Rutherford (1979: 5)
mendefinisikan penyikapan (concern) sebagai representasi gabungan antara perasaan, posisi
diri, pemikiran dan pertimbangan yang diberikan terhadap suatu issue atau tugas. Adapun
kata based adalah dasar atau pondasi, sementara kata adoption adalah adopsi,
pengambilan.Sedangkan model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang
menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Jadi, Concerns Based Adoption Model (CBAM) adalah Model Adopsi Berbasis
Penyikapan, merupakan kerangka kerja konseptual yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan
memprediksi kemungkinan perilaku guru di seluruh sekolah dalam melakukan suatu bentuk
perubahan guna meningkatkan pembelajaran dalam hal ini memberikan inovasi dalam
pembelajaran yang berbasis kurikulum (Gene E. Hall, 2009). Kehadiran suatu inovasi atau
pun program perubahan pada suatu lembaga pendidikan mestinya disertai dengan harapan,
bahwa program tersebut dapat memberikan perubahan ke arah lebih baik. Salah satu syarat
agar program baru tersebut memberikan perubahan adalah bagaimana setiap individu
menyikapi program baru tersebut (J.P. Miller dan W. Seller: 1985). Penyikapan (concern)
seseorang terhadap suatu program dapat dimaknai bahwa ia harus berpikir, memiliki
ketertarikan dan keterkaitan serta bertanggung jawab terhadap program baru tersebut. (Hall,
George dan Rutherford, 1979; Hal dan Hord, 2001). Pada satuan pendidikan, inovasi atau
program baru dapat berupa pemberlakuan dan implementasi kurikulum yang berbeda dari
paradigma kurikulum sebelumnya. Karenanya, perubahan kurikulum pada satuan pendidikan
harus melibatkan pendidik/tenaga kependidikan untuk menerima (adoption) serta
melaksanakan program kurikulum baru (Miller dan Seller, 1998: 247).
2. The Innovation Profile Model
Model ini dikembangkan oleh Leithwood (1982), memungkinkan guru dan pengembang
kurikulum untuk mengembangkan profile (gambaran) yang menjadi hambatan dalam
melakukan perubahan sehingga guru dapat mengatasi hambatan tersebut. Model Leithwood
ini tidak hanya menggambarkan, tetapi juga memberikan strategi-strategi bagi guru untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi.
Kedua model di atas dapat digunakan dalam implementasi program yang memiliki orientasi
beragam, serta kedua model ini paling sering digunakan dalam orientasi kurikulum
transaksional (transaction curriculum).
3. TORI Model (Trust, Opening, Realization dan Independency)
Model ini dikembangkan berdasarkan kepada orientasi kurikulum transformasional
(transformation curriculum). Model implementasi kurikulum ini memfokuskan pada
perubahan pribadi dan sosial. Model TEORI ini memberikan suatu skala yang membantu
para guru mengidentifikasi seberapa besar lingkungan sekolah dapat menerima dan
mengimplementasikan suatu inovasi (termasuk dalam implementasi kurikulum); serta
memberikan panduan untuk memudahkan implementasi perubahan.
Di antara tiga model tersebut, model Innovation Profile tampak lebih fleksibel untuk
implementasi gagasan-gagasan inovatif dalam kurikulum. Oleh karenanya, model ini perlu
dijelaskan lebih jauh bagaimana cara implementasinya.
a. Diagnosis
Dilakukan untuk melengkapi tiga jenis kegiatan diagnostik, kajian yang mendalam
terhadap program baru perlu dilakukan. Untuk membantu mengidentifikasi elemen-
elemen yang penting (tujuan, perbedaan, kendala), program harus dijelaskan dalam
kaitannya dengan serangkaian kriteria, yakni:

● Pemikiran yang menjadi dasar diterapkannya program baru

● Hasil belajar yang diharapkan

● Perilaku masukan

● Isi pelajaran

● Bahan pembelajaran,

● Strategi pembelajaran,

● Pengalaman belajar

● Waktu

● Alat dan prosedur penilaian.

b. Aplikasi
Ketika pengujian dan analisis awal telah dilakukan, langkah berikut ialah implementasi.
Pada fase ini, dipusatkan pada praktik di ruang kelas. Tujuannya adalah untuk
memfasilitasi perubahan perubahan dalam praktik yang dianjurkan oleh program baru.
Evaluasi dilakukan berdasar kriteria yang dikembangkan pada kegiatan awal. Tujuan
evaluasi formatif ialah untuk melihat apakah hambatan-hambatan yang muncul dapat
diatasi, evaluasi sumatif terhadap inovasi dilakukan untuk memastikan apakah sebagian
besar kendala telah dapat diatasi.

B. MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN


1. Discovery learning
Belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian. Contoh dalam
pembelajaran guru menugaskan peserta didik untuk menelusuri faktor penyebab
terjadinya banjir di daerah setempat. Peserta didik bekerja secara berkelompok
menelurusi informasi dengan mewawancarai penduduk disertai pelacakan informasi
di internet (bimbingan disesuaikan tingkatan usia) dan kemudian diminta untuk
membuat kesimpulan dilanjutkan presentasi.
2. Pembelajaran berbasis proyek
Belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open ended”, melalui penelusuran dan
penyelidikan sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah. Contohnya mengatasi
masalah pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor. Peserta didik bisa
mengeksplorasi lingkungan memanfaatkan sumber-sumber fisik diperkaya sumber-
sumber digital, menggali pengalaman orang lain atau contoh nyata penyelesaian
masalah dari beragam sudut pandang. Peserta didik terlatih untuk menghasilkan
gagasan baru, kreatif, berpikir tingkat tinggi, kritis, berlatih komunikasi, berbagi,
lebih terbuka bersosialisasi dalam konteks pemecahanmasalah.
3. Belajara berdasarkan pengalaman sendiri
SDL merupakan proses di mana insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan pihak lain
dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari mendiagnosis kebutuhan belajar
sendiri, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih dan menjalankan
strategi belajar, dan mengevaluasi belajarnya sendiri. Contoh guru bisa membantu
peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik atau mulai dari
kemampuan apa yang ingin dikuasai. Misalnya ingin menguasai cara melukis
menggunakan software corel draw maka guru bisa membantupeserta didik
merumuskan tujuan-tujuan penting yang dapat membantu mencapai tujuannya.
Peserta didik belajar mandiri mengeskplorasi tutorialnya melalui youtube,
menerapkan, dan mengevaluasi kemampuannya.
4. Pembelajaran kontekstual
guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta didik
sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang pelajari,
mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah
dimiliki. Contoh dalam pembelajaran bentuk-bentuk tulang daun guru menugaskan
kepada peserta didik secara berkelompok mengeksplorasi melalui internet. Guru
menginginkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman bermakna yang
mendalam dan dapat mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada
PAUD dan sekolah dasar kelas rendah bisa saja peserta didik belum bisa
membedakan secara nyata perbedaan kelenturan dan kekuatan tulang daun dari setiap
bentuk yang berbeda, sehingga diperlukan pengalaman langsung.
5. Bermain peran & simulasi
Peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan,
gerak/model/pola/prosedur tertentu. Misalnya seorang guru menggunakan tayangan
video dari youtube, peserta didik diminta mencermati alur cerita dan peran dari
tokoh-tokoh yang ada kemudian berlatih sesuai tokoh yang diperankan. Pada tataran
lebih kompleks membuat cerita sendiri kemudian memperagakannya dengan bermain
peran.
6. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran berdasarkan faham
kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang sama saling
bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama. Ada beberapa teknik
cooperative learning yang akan dijelaskan disini, empat teknik yang pertama di
antaranya dikembangkan oleh Robert Slavin (1991) yaitu STAD, TGT, TAI, dan
CIRC.
7. Pembelajaran kolaboratif
merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih cocok untuk peserta didik yang sudah
menjelang dewasa. Kolaborasi bisa dilakukan dengan bantuan teknologi misalnya
melalui dialog elektronik, teknologi untuk menengahi dan memonitor interaksi,
dimana masing-masing pihak memegang kendali dirinya dalam berkomunikasi untuk
mencapai tujuan bersama. Fasilitasi bisa diberikan oleh guru, ketua kelompok pelatih
online maupun mentor.
8. Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman
serta untuk melatih komunikasi lompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki
ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yangihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk meningkatkan
partisipasi siswa karena lebih banyak siswa yang dilibatkan. Jumlah kelompok
diskusi antara empat sampai lima orang. Metode diskusi digunakan untuk melatih
kecakapan berpikir, kecakapan berkomunikasi, kemampuan kepemimpinan, debat,
dan kompromi.

Rangkuman
Desain implementasi adalah suatu rancangan ide untuk mempermudah pendidika dalam proses
kegiatan belajar Dan mengajar.Implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis (written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat juga
diartika sebagai pelaksanaan dan penerapan. Sedangkan Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa impelementasi pembelajaran adalah proses penerapan dalam pembelajaran
untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan mengharapkan ada
perubahan dalam diri orang yang diajarkan.

Latihan soal
1. Sebutkan model-model dalam implementasi kurikulum!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan discovery learning!

Daftar Pustaka
https://www.referensimakalah.com/2012/10/model-model-implementasi-kurikulum.html
https://www.neliti.com/publications/224700/concerns-based-adoption-model-cbam-dan-
inovation-profile-dalam-implementasi-kuri
https://id.scribd.com/document/458506265/Pengertian-Desain-dan-Implementasi-Pembelajaran
https://naikpangkat.com/9-model-model-pembelajaran-di-abad-21/
https://www.quora.com/What-is-design-implementation

Anda mungkin juga menyukai