Anda di halaman 1dari 8

Nama : Kartika Amalia

NIM/Presensi : 21105244030
Mata Kuliah : Model – model Pembelajaran
Dosen Pengampu : Muhammad Luqman Hakim, M.Pd.

Rangkuman Materi Pertemuan Minggu ke-2


Mata Kuliah Model – model Pembelajaran

A. Konsep Pembelajaran Abad-21

Pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum


yang dikembangkan menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari
teacher centred menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan
dimana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kegiatan
pembelajaran Abad 21 menekankan pada upaya mengintegrasikan kemampuan literasi,
kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Konsep 4C dalam Pembelajaran Abad 21

1. Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi)


Di elemen ini siswa akan diajak untuk bisa membiasakan diri dalam melakukan dan
menjelaskan setiap ide yang ada di kepalanya. Ide tersebut akan dipresentasikan
kepada teman kelas secara terbuka sehingga nantinya akan timbul reaksi dari teman
kelas. Aktivitas ini bisa menjadikan sudut pandang siswa menjadi luas dan bisa
terbuka dengan setiap pandangan yang ada.
2. Collaboration (Kerjasama)
Elemen kerjasama ini akan mengajak siswa untuk belajar membuat grup
(kelompok), menyesuaikan dan kepemimpinan. Pada dasarnya tujuan kerjasama ini
agar siswa bisa bekerja lebih efektif dengan orang lain, meningkatkan empati dan
mau menerima pendapat yang berbeda. Selain itu manfaat utama dari kerjasama ini
akan melatih siswa untuk bisa bertanggung jawab, mudah beradaptasi dengan
lingkungan, masyarakat dan bisa memasang target yang tinggi untuk grup dan
individu.
3. Communication (Komunikasi)
Elemen ini akan meminta siswa untuk bisa menguasai, mengatur (manajemen) dan
membuat hubungan komunikasi yang baik dan benar secara tulisan, lisan maupun
multimedia. Siswa akan diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan
menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan
gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.
4. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah)
Siswa mampu melakukan penalaran yang masuk akal dan baik dalam
menyelesaikan pilihan yang rumit sehingga tercipta pemahaman yang
komprehensif. Elemen ini merupakan elemen paling krusial (penting) pada
pembelajaran 21 ini. Berpikir kritis dan pemecahan masalah akan mengajak siswa
untuk bisa berpikir secara deduktif dan induktif secara mandiri yang bertujuan
untuk menguasai dan mampu menyelesaikan masalah yang rumit. Siswa akan
menggunakan elemen ini untuk memecahkan masalah yang ada dan mampu
menjelaskan, menganalisis dan menciptakan solusi bagi individu maupun
masyarakat.

Prinsip Pokok Pembelajaran Abad 21

Menurut Jennifer Nichols dalam Rohim , Bima dan Julian (2016) menyederhanakannya ke
dalam 4 prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang dijelaskan dan dikembangkan seperti
berikut ini:

1. Instruction should be student-centered.


Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang
secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi
dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru,
tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan
kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk
memecahkan masalahmasalah nyata yang terjadi di masyarakat.
2. Education should be collaborative.
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi
dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang
dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu
didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam
mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai
kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan
menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have context.
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap
kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan yang memungkinkan
siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat
menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya. Guru melakukan penilaian
kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society.
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat,
dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu
dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan
program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi
panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.

B. Konsep Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial (Trianto,
2007:1). Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati
perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran
sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar
guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and
Teaching) (Nanang, 2012:41).

Menurut Joice (1992:4) dalam Trianto (2011:22) Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer,
kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
Pendekatan, strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai Ciri khusus
yang tidak dimilki oleh strategi, metode atau prosedur, ciri-cirinya tersebut adalah :
a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
(Trianto, 2011:23).

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2010: 136) bahwa model pembelajaran pada dasarnya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan
teori Jhon Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok
secara demokratis.
b. Mempunya misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif
dirancang uuk mengembangkan proses berfikir siswa 10
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar kreativitas
dalam pelajaran mengarang.
d. Membuat persiapan mengajar (desain intruksioal) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
e. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) Urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax). (2) Adanya prinsip-prinsip reaksi (3) Sistem sosial. (4)
Sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

C. Bidang Garapan dan Keahlian Teknologi Pendidikan


Menurut Warsita Terdapat lima bidang pengajaran dalam teknologi pendidikan yang
merujuk pada definsi AECT 1994 yaitu perencanaan (design), pengembangan,
pemanfaatan, pelaksanaan kebijakan (pengelolaan), dan penilaian atau apresiasi. Hal-hal
yang merupakan kawasan dari bidang teknologi pembelajaran di bawah ini akan diuraikan
kelima kawasan tersebut:

1. Kawasan Perencanaan (Design)


Kawasan yang pertama ini mencakup penerapan dari gagasan, prinsip dan tata cara
dalam melakukan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara
terurut. Kawasan perencanaan meliputi:
a. Desain sistem pembelajaran
Prosedur yang terorganisir untuk mengembangkan materi/program
pembelajaran yang meliputi langkah-langkah penganalisisan, perancangan,
pengembangan, pengaplikasian, dan penilaian pembelajaran.
b. Desain pesan
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan kepada siswa. Desain pesan
adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Bagaimana
mengatur bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima.
c. Strategi pembelajaran
Spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran. Perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
d. Karakteristik pebelajar
Adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh
terhadap efektivitas proses belajarnya. Contoh: minat, bakat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir, kemampuan awal, dll.

2. Kawasan Pengembangan
Terdapat faktor pedorong yang mengakibatkan adanya kawasan pengembangan
diantaranya:
a. Pesan yang didorong
b. Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori
c. Manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras dan perangkat lunak
d. Bahan pembelajaran
Pengembangan adalah proses penyalinan rincian desain ke dalam bentuk fisik, dalam
kawasan teknologi pengembangan mencakup: a) teknologi cetak; b) teknologi audio-
visual; c) teknologi berbasis komputer; dan d) teknologi terpadu.

3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaaatan ialah tindakan yang menggunkan bahan dan peralatan media untuk
meningkatkan proses belajar. untuk kawasan ini memiliki fungsi yang penting karena
membahasa mengenai pembelajaran dan proses pembelajaran. Kawasan pemanfaatan
meliputi:
a. Pemanfaatan media
Merupakan penggunaan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran seebagai sumber belajar. terjadinya pemanfaatan media didasari
oleh spesifikasi design pembelajaran. Contohnya video yang diperlihatkan
dibentuk dengan betuk belajar yang sedang dilakukan sesuai dengan
kepribadian masing-masing peserta didik.
b. Divusi Inovasi
Difusi inovasi ialah tahapan dari komunikasi melalui strategi yang telah diambil
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Rogers yang dikutip oleh
Warsita difusi inovasi terdiri atas disiplin ilmu dan terdapat cara dalam
melakukan difusi menurutnya: (1) knowledge, (2) persuasion, (3) judgment, (4)
implementation, dan (5) confirmation.
c. Implementasi dan Instuttisionalisasi
Ialah dimana bahan dan startegi pembelajaran digunakan sesuai keadaan
sebenarnya. Sedangkan untuk instutisionalisasi pemakaian yang dilakukan
secara terus menerus dari inovasi pembelajaran dalam culture organization.
Tujuan dari implementasi adalah jaminan untuk pemakaian yang benar untuk
dirinya dalam sebuah organisasi. Sedangkan tujuan untuk institusionalisasi
adalah untuk penyatuan inovasi dalam unsur-unsur organisasi.

4. Kawasan pelaksanaan kebijakan atau pengelolaan


Kawasan pengelolahan terdiri atas pengendalian teknologi pembelajaran melalui:
perencanaan, pengorganisasian pengkoordinasian. Kawasan pengelolaan berawal dari
media center administration, media programs, dan media services. Teori pengelolaan
proyek mulai dipakai pada proyek desain pembelajaran. Pada kawasan pengelolaan
sendiri mencakup pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem
pencapaian, dan pengelolaan informasi.

5. Kawasan penilaian atau apresiasi


Penilaian merupakan proses penentun untuk menentukan tercapainya pembelajaran dan
terdiri atas: analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif; dan
penilaian sumatif.

D. Profesi Teknologi Pendidikan

1. Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan:


Miarso (2004:96) mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli
dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik
komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan,
teknik, dan lingkungan. Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi teknologi
pendidikan seperti telah disebutkan dalam latar belakang di atas bahwa: “Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”. Dari kedua definisi itu
maka pengertian profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli yang melakukan teori
dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses
dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.

2. Posisi Profesi Teknologi Pendidikan :


Posisi profesi teknologi pendidikan tidak jauh dari pendidikan itu sendiri. Apabila
dikaitkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT 1994 dengan UU No. 20 Tahun
2003, maka tampak suatu hubungan yang jelas. Dalam AECT 1994 disebutkan bahwa
“Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”.

3. Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan:


Sebagai suatu profesi yang mencari jalan keluar masalah belajar baik individu atau
kelompok. Jalan keluar yang diberikan adalah berupa rancangan, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaaan, penilaian dan penelitian terhadap belajar. Selain itu profesi
teknologi pendidikan juga sebagai pengembang sumber daya manusia.
4. Tugas Pokok Profesi Teknologi Pendidikan:
Profesi teknologi pendidikan meliputi desainer, pengembang, pemakai, pengelola dan
pengevaluasi, peneliti kegiatan belajar. Chaeruman (2008:2) mengatakan bahwa
seorang sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi: Perancang proses dan
sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti merancang sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar
Pengembang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
mengembangkan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan
komputer, dan sebagainya

REFERENSI

Hasibuan, A. T., & Prastowo, A. (2019). Konsep Pendidikan Abad 21: Kepemimpinan
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sd/Mi. MAGISTRA: Media
Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar Dan Keislaman, 10(1), 26–50.
https://doi.org/10.31942/mgs.v10i1.2714

Nurjati, S. (2019). Model Pembelajaran Pendekatan Saintifik 2013. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 8–31.

Septikasari, R., & Frasandy, R. (2018). Keterampilan 4C Abad 21 Dalam Pembelajaran


Pendidikan Dasar. Jurnal Tarbiyah Al Awlad, VIII, 107–117.

Tarbiyah, J., & Agama, F. (n.d.). Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran.

https://www.defantri.com/2018/04/konsep-dan-prinsip-pokok-pembelajaran.html

https://www.tripven.com/pembelajaran-abad-21/

Anda mungkin juga menyukai