Anda di halaman 1dari 9

Nama : Feby Nurul Aulia

NIM : 933414619
Kelas : Psikologi Pendidikan E
1.
a. Jelaskan, bagaimana cara guru mengajarkan konsep
1) Gunakan strategi contoh-aturan. strategi ini terdiri dari empat langkah:
a) Mendefinisikan konsep
b) menjelaskan istilah dalam definisi;
c) beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utama; dan
d) berikan contohtambahan dan suruh murid mengkategorisasikan ini dan
menjelaskan kategorisasi itu; atau suruh murid membuat contoh konsep
mereka sendiri.
2) Bantu murid bukan hanya mempelajari suatu konsep, tetapi juga yang bukan
termasuk konsep T'.
3) Buat konsep sejelas mungkin dan beri contoh konkret.
4) Bantu murid menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah mereka kenal.
5) Dorong murid menciptakan peta konsep. Murid akan lebih mudah belajar konsep
apabila mereka disuruh memetakan organisasi hierarkis dari suatu konsep secara
visual.
6) Suruh murid membuat hipotesis tentang suatu konsep. Membuat hipotesis akan
mendorong murid untuk berpikir danmenyusun strategi. Bantulah murid
mengembangkan strategi paling efisien untuk menentukan apa konsep itu.
7) Beri murid pengalaman dalam penyesuaian prototipe. Pikirkan konsep yang berbeda-
beda dan tanyakan kepada murid apa prototipe dari konsep tersebut. Kemudian suruh
mereka memberi contoh yang bukan termasuk prototipe konsep itu.
8) Cek pemahaman murid atas suatu konsep dan motivasilah mereka untuk
mengaplikasikan konsep pada konteks lain.

b. Jelaskan, beberapa bentuk berpikir (thinking) dan bagaimana cara guru meningkatkan
kemampuan berpikir siswa
1) Guru harus memandu dan membantu murid menyusun pemikiran mereka sendiri.
2) Gunakan pertanyaan berbasis pemikiran. Guru harus mengetahui apakah strategi
pengajaran yang ia gunakan apakah endekatan berbasis pelajaran, pertanyaan
berbasis fakta, atau pertanyaan berbasis pemikiran.
3) Beri model peran pemikir yang positif. Cari model peran positif pada murid yang
dapat menunjukkan bagaimana cara berpikir efektif.
4) Sebagai guru, jadilah model peran pemikir bagi murid. Guru harus punya pikiran
yang aktif dan selalu ingin tahu.
5) Ikuti perkembangan terkini di bidang pemikiran. Teruslah mempelajari
perkembangan baru dalam pengajaran murid agar menjadi pemikir yang efektif.
2. Soal ini berhubungan dengan Bab 10 (Pendekatan konstruktivistik sosial),
a. Jelaskan, persamaan dan perbedaan konstruktivistik sosial dengan konstruktivistik
personal
1) Teori Piaget dan Vygotsky adalah teori konstruktivis. Teori Piaget adalah teori
konstruktivis kognitif, sedangkan teori Vygotsky adalah konstruktivis sosial.
Implikasi dari model Vygotsky untuk pengajaran adalah pengajaran harus
memberi kesempatan kepada murid untuk belajar bersama guru dan teman sebaya
dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman. Dalam model Piaget dan
Vygotsky, guru
adalah fasilitator, bukan pengatur. Perbedaan antara pendekatan konstruktivis
sosial dan kognitif tidak selalu terlihat jelas. Semua pendekatan konstruktivis
sosial menekankan bahwa faktor sosial memberi kontribusi bagi konstruksi
pengetahuan dan pemahaman dari si murid.
2) Situated cognition adalah ide yang menyatakan bahwa pemikiran itu ditempatkan
(situated) di dalam konteks
sosial dan fisik, bukan di dalam pikiran individual.

b. Jelaskan tiga macam konstruktivistk sosial dan bagaimana aplikasinya (penerapannya) di


dalam proses pembelajaran
1) Fostering a Community of Learners dikembangkan oleh Ann Brown dan Joe
Campione dan cocok untuk anak usia 6 sampai 12 tahun. Refleksi dan diskusi
sangat ditekankan melalui tiga strategi: (1) menggunakan orang dewasa sebagai
model peran; (2) anak mengajar anak; dan (3) konsultasi komputer online.
Evaluasi terhadap program ini cukup positif.
2) Schools for Thought adalah proyek yang mengombinasikan aktivitas dari tiga
program: (1) The Jasper Project; (2) Fostering a Community of Learners; dan (3)
Computer Supported Intentional Learning Environment. Program ini menekankan
pada penelitian yang mendalam dan luas. Guru membimbing murid agar menjadi
arsitek pengetahuan mereka sendiri.
3) Sekolah kolaboratif orang tua-guru dikembangkan di Salt Lake City, Utah. Anak
biasanya belajar dalam kelompok kecil selama jam sekolah, bersama-sama
membuat keputusan dengan teman, memberi kontribusi pada bimbingan orang
tua, dan memperlaku orang lain sebagai sumber bantuan.

3. Soal ini berhubungan dengan Bab 11 (Kognisi dan belajar),


a. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan ahli dan pengetahuan konten pedagogis
Pengetahuan ahli adalah pengetahuan
yang unggul dalam isi atau materi dari suatu pelajaran atau
disiplin ilmu tertentu.  Sedanfgkan pengetahuan isi pedagogis adalah pengetahuan
tentang cara mengajarkan disiplin tertentu secara efektif.
Persamaan antara keduanya adalah sama-sama dibutuhkan untuk menjadi guru yang ahli.
b. Jelaskan beberapa pendekatan dalam mengajar membaca
Pendekatan keahlian dasar dan fonetik versus pendekatan bahasa keseluruhan.
Pendekatan yang disebut pertama mendukung instruksi fonetik dan memberi murid
materi yang sederhana. Pendekatan kedua menekankan bahwa instruksi membaca harus
paralel dengan pembelajaran bahasa natural anak dan memberi anak materi bacaan
menyeluruh, seperti buku dan puisi.

c. Jelaskan beberapa pendekatan dalam mengajar menulis


1) Pendekatan kognitif untuk menulis menekankan banyak hal yang juga ditekankan
dalam membaca,seperti pengkonstruksian makna dan mengembangkan strategi.
Perencanaan, pemecahan problem, revisi,
strategi metakognitif merupakan faktor yang sangat penting.
2) Pendekatan konstruktivis sosial untuk menulis difokuskan pada konteks sosial di
mana tulisan itu dibuat.
Konteks sosial ini mencakup perlunya murid berpartisipasi dalam komunitas
penulisan untuk memahami
hubungan penulis/pembaca dan memahami perspektif orang lain. Pendekatan
konstruktivis sosial lainnya
mencakup menulis “teks riil” tentang pengalaman yang bermakna, konferensi
menulis guru-murid,
kolaborasi teman sebaya dalam menulis, dan koneksi sekolah/keluarga/komunitas.

4. Soal ini berhubungan dengan Bab 12 (Perencanaan, pembelajaan dan teknologi),


a. Jelaskan, apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan
pembelajaran
Ada dua hal yaitu perencanaan instruksional dan kerangka waktu dari perencanaan.
Perencanaan instruksional adalah penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk
merencanaan pelajaran. Guru perlu menentukan seperti apa dan bagaimana mereka akan
mengajar. Walaupun beberapa momen instruksional yang baik kadang terjadi spontan,
pelajaran masih harus tetap direncanakan dengan cermat. Rencana waktu yang sistematis
membutuhkan pengetahuan tentang apa-apa yang perlu dilakukan dan kapan
melakukannya, atau perlu fokus pada “tugas” dan “waktu”

b. Jelaskan perbedaan antara pembelajaran yang berpusat pada guru dengan pembelajaran
yang berpusat pada siswa
Perencanaan pengajaran berorientasi guru mencakup pembuatan sasaran perilaku, analisis
tugas, dan mengembangkan taksonomi (klasifikasi) instruksional. Sasaran behavioral
adalah pernyataan yang berisi upaya mengubah perilaku murid untuk mencapai level
kinerja yang diharapkan. Analisis tugas difokuskan pada pembagian tugas-tugas
kompleks menjadi bagian-bagian komponen. Taksonomi Bloom mencakup domain
kognitif, afektif dan psikomotor. Sementara dalam prencanaan dan instruksi jenis
berorirntasi pada siswa ini lebih fokus pada murid ketimbang pada guru. Prinsip
psikologi learner- centered APA berisi faktor kognitif dan metakognitif (sifat dari proses
pembelajaran, tujuan proses pembelajaran, konstruksi pengetahuan, pemikiran strategis,
pemikiran tentang pemikiran, dan konteks pembelajaran), faktor motivasi dan emosional
(pengaruh emosi dan motivasi terhadap pembelajaran), motivasi intrinsik untuk belajar,
dan efek motivasi terhadap upaya), faktor perkembangan dan social (pengaruh
perkembangan terhadap pembelajaran dan pengaruh sosial terhadap pembelajaran), dan
factor perbedaan individual (perbedaan individual dalam pembelajaran, pembelajaran dan
diversitas, dan standar dan penilaian).
c. Jelaskan, bagaimana memanfaatkan teknologi untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran
1) Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi tempat kita
tinggal sekarang, dan murid akan makin butuh keahlian teknologi. Teknologi
sekarang ini dapat menjadi alat yang baik untuk memotivasi murid dan
membimbing pembelajaran mereka.
2) Internet secara khusus memberi murid akses ke banyak informasi.
3) International Society for Technology in Education telah menyusun standar
teknologi di masa pra-taman kanak-kanak sampai grade dua, grade 3 sampai
5, grade 6 sampai 8, dan grade 9 sampai 12. Standar ini bervariasi mulai dari
perangkat input dan output (seperti mouse dan printer) saat murid sudah
selesai grade dua hingga murid mampu menggunakan sumber daya informasi
online secara efektif untuk memenuhi kebutuhan riset, komunikasi dan
produktivitas pada akhir grade 12.
4) Di masa, depan, ubiquitous computing mungkin akan menggantikan komputer
dekstop. Ubiquitous computing menekankan pada distribusi komputer dalam
lingkungan.

5. Soal ini berhubungan dengan Bab 13 (Motivasi, belajar dan pembelajaran),


a. Jelaskan, motivasi dilihat dari perspektif behavioral, humanistic, cognitif perspektif sosial
Perspektif behavioral tentang motivasi menekankan bahwa imbalan dan hukuman
eksternal adalah faktor utama yang menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli
atau kejadian positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Perspektif
humanistis menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk
memilih nasib, dan kualitas positif kita. Menurut perspektif humanistis Maslow, ada
hierarki motif, dan kebutuhan murid harus dipuaskan dalam urutan tertentu. Aktualisasi-
diri, kebutuhan tertinggi dan tersulit dalam hierarki Maslow, melibatkan motivasi untuk
mengembangkan potensi manusia secara penuh. Dalam perspektif kognitif tentang
motivasi, pikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitif
memfokuskan diri pada motivasi internal untuk meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid
bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif, dan dapat
menentukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan mereka ke arah tujuan.
Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R. W. White. Perspektif
sosial menekankan perlunya afiliasi.

b. Jelaskan, hubungan lingkungan sosio kultural dengan motivasi


1) Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman
dengandunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan
motif untuk merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan
menjalin, memelihara, dan memulihkan
hubungan yang hangat dan personal.
2) Dari segi penerimaan sosial, baik itu penerimaan guru maupun teman sebaya
merupakan hal penting. Konformitas teman sebaya sangat penting pada masa
remaja awal, masa di mana dibutuhkan keputusan penting tentang apakah akan
mengejar motif akademik atau sosial. Memahami peran orang tua dalam motivasi
murid membutuhkan pemahaman tentang karakteristik demografis (seperti level
pendidikan, waktu kerja, dan struktur keluarga), praktik pengasuhan anak (seperti
penyediaan jumlah tantangan dan dukungan yang tepat), dan penyediaan
pengalaman spesifik di rumah (seperti penyediaan materi bacaan). Teman sebaya
dapat memengaruhi motivasi murid melalui perbandingan sosial, kompetensi
sosial, pembelajaran teman sebaya, dan pengaruh kelompok teman sebaya. Riset
menunjukkan bahwa dukungan dan perhatian guru juga berpengaruh bagi prestasi
anak. Satu aspek penting untuk menguatkan motivasi murid adalah mengajak
orang tua menjadi mitra dalam pendidikan anaknya.
3) Guru harus mengenali dan menghargai diversitas di dalam kelompok kultural dan
harus membedakan antara pengaruh status sosioekonomi dengan pengaruh etnis.
Kualitas sekolah bagi banyak murid miskin lebih rendah ketimbang murid kelas
menengah ke atas. Perbedaan gender dalam prestasi berkaitan dengan keyakinan
dan nilai. Perhatian utama adalah perbedaan gender dalam interaksi guru-murid,
kurikulum dan isi, pelecehan seksual, dan bias gender.

c. Jelaskan, bagaimana cara guru dalam membantu siswa yang mengalami masalah dengan
prestasi belajarnya
Strategi untuk membantu murid yang mengalami masalah terhadap prestasinya adalah
guru harus membangun hubungan yang positif dengan murid tersebut, membuat sekolah
menjadi lebih menarik bagi mereka, strategi mengajar diatur agar lebih menyenangkan,
dan mempertimbangkan penggunaan mentor dari komunitas atau murid yang lebih tua
sebagai orang pendukung bagi murid.

6. Soal ini berhubungan dengan Bab 14 (Managemen kelas),


a. Jelaskan, mengapa managemen kelas itu menantang dan penting dilakukan dalam proses
pembelajaran
1) Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas
kelas dan potensi problem: multi-dimensionalitas, aktivitas simultan yang sedang
berjalan,kejadian yang terjadi dengan cepat, kejadian yang sering tidak terduga,
kurangnya privasi; dan sejarah kelas.
2) Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah: (1)
membangun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian; (2)
memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan; (3) selalu siap dan dapat
dijangkau; dan (4) selalu bertugas. Fokus dalam psikologi pendidikan dahulu
adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya pada pengembangan dan pemeliharaan
lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Ini melibatkan
strategi manajemen proaktif bukan fokus pada penerapan disiplin secara ketat.
Secara historis, kelas yang dikelola
dengan baik disebut sebagai “mesin berpelumas baik,” tetapi sekarang kelas yang
efektif dianggap seperti “saran aktivitas”. Tujuan dan strategi antara lain: (1)
membantu murid lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan
mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak berorientasi tujuan (menjaga
aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi, dan mengajak murid
bertanggung jawab); dan (2) mencegah munculnya
problem.

b. Jelaskan, bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang positif


1) Gunakan manajemen kelas otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif. Gaya
otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid, memerhatikan murid dan
membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran yang otoritatif
berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten.
2) Bedakan antara aturan dan prosedur dan pertimbangkan kemungkinan yang tepat
untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Aturan kelas harus:
(1) masuk akal dan perlu; (2) jelas dan dapat dipahami; (3) konsisten dengan
tujuan instruksional dan pembelajaran; dan (4) kompatibel dengan aturan sekolah.
3) Agar murid mau bekerja sama maka diperlukan: (1) pengembangan hubungan
positif dengan murid; (2) mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung
jawab (melibatkan murid dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah
dan kelas, mendorong murid untuk menilai perilaku mereka sendiri, jangan
menerima alasan-alasan, dan bersabar sampai strategi pemberian tanggung jawab
ini bisa bekerja); dan (3) memberi imbalan pada perilaku yang tepat (memilih
penguat yang efektif, menggunakan prompts dan shaping secara efektif, dan
menggunakan hadiah yang mengandung informasi penguasaan keahlian).

c. Rumuskan pendekatan efektif yang bisa dilakukan guru dalam meminimalisir masalah
(problem) perilaku belajar siswa
1) Ada pendekatan melalui intervensi minor atau moderat. Intervensi minor
menggunakan isyarat nonverbal, mempertahankan laju aktivitas, mendekati
murid, mengarahkan perilaku, memberi instruksi yang diperlukan, menyuruh
murid menghentikan suatu perilaku, dan memberi pilihan kepada murid.
Intervensi moderat antara lain dengan mencabut privilese atau melarang murid
melakukan aktivitas yang disenanginya, membuat perjanjian behavioral,
mengisolasi atau mengeluarkan murid dari kelas, dan
memberi hukuman. Strategi manajemen yang baik adalah menggunakan sumber
daya pendukung. Sumber saya ini antara lain teman sebaya sebagai mediator,
orang tua, kepala sekolah atau konselor, dan mencari mentor untuk murid.
2) Hindarilah berbantahan atau konfrontasi emosional. Dan menggunakan program
efektif untuk mengelola perilaku di kelas antara lain program pengayaan
kompetensi sosial, manajemen tiga C, dan mendukung pengelolaan kelas
berorientasi murid (Classroom Organization and Management Program [COMP]).

7. Soal ini berhubungan dengan Bab 15 (Tes dan tes terstandar),


a. Jelaskan pengertian, kriteria dan tujuan tes terstandar dalam proses pembelajaran
Tujuan tes standar adalah memberikan informasi tentang kemajuan murid, mendiagnosis
kekuatan dan kelemahan murid, memberi data untuk penempatan murid dalam program
spesifik, membantu administrator mengevaluasi program, memberikan informasi untuk
perencanaan dan peningkatan instruksi, dan memberi kontribusi bagi akuntabilitas.
Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standar dan tes berisiko
tinggi. Keputusan penting terhadap murid tidak boleh didasarkan hanya pada satu tes
standar saja tetapi harus didasarkan pada beragam informasi dari berbagai penilaian. Di
antara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas,
reliabilitas, dan keadilan. Tes standar memiliki norma nasional dan ada pula norma lokal
dan kelompok. Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak
diukur dan sejauh mana inferensi terhadap tes itu akurat. Reliabilitas berarti sejauh mana
sebuah tes menghasilkan ukuran kinerja yang konsisten dan dapat direproduksi. Tes yang
adil adalah tes yang nonbias, nondiskriminatif, dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang tidak relevan seperti gender, etnis, atau bias di pihak penilai.

b. Jelaskan beberapa isu (permasalahan) yang berhubungan dengan tes terstandar


1) Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versus penilaian alternatif
seperti penilaian kinerja dan portofolio. Jika dipakai secara benar, tes standar
bermanfaat tetapi hanya memberikan sebagian dari gambaran penilaian dan punya
keterbatasan. Beberapa pakar penilaian dan guru percaya bahwa ujian negara
berisiko tinggi harus mencakup penilaian alternatif.
2) Bias kultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar
penilaian percaya bahwa penilaian kinerjamengandung potensi mengurangi bias
dalam ujian.

8. Soal ini berhubungan dengan Bab 16 (Asesmen kelas),


a. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan kelas sebagai “Assesment contect”
1) Penilaian pra-instruksi, penilaian selama instruksi, dan penilaian pasca-instruksi
harus diintegrasikan ke dalam pengajaran. Kebanyakan penilaian pra-instruksi
melibatkan observasii informal, yang membutuhkan interpretasi. Dalam observasi
informal, amati petunjuk nonverbal yang memberi wawasan tentang murid.
Latihan terstruktur juga dapat digunakan dalam penilaian pra-instruksi.
2) Senada dengan pandangan terbaru tentang motivasi dan pembelajaran, adalah
penting untuk menilai hal- hal berikut ini: pembelajaran aktif dan konstruksi
makna; penggunaan perencanaan dan penentuan tujuan;
pemikiran reflektif, kritis dan kreatif; ekspektasi murid untuk pembelajaran dan
kepercayaan diri; tingkat motivasi; kemampuan menerapkan apa-apa yang telah
dipelajari ke dalam dunia nyata; dan komunikasi efektif. Pertimbangkan peran
yang dimainkan penilaian (terutama penilaian alternatif) dalam usaha,
keterlibatan, dan kinerja.
3) Target pembelajaran, sebagaimana tujuan instruksional, adalah apa yang harus
diketahui dan mampu dilakukan murid. Target pembelajaran bisa difokuskan pada
pengetahuan. Penalaran /pemikiran, produk, atau sikap.
4) Penilaian bermutu tinggi adalah penilaian yang valid, reliabel, dan fair (adil).
Sampling isi yang memadai adalah aspek penting dari validitas. Validitas
instruksional adalah sejauh mana sebuah penilaian itu merupakan sampel yang
reasonable dari apa-apa yang berlangsung di kelas. Validitas bisa diperkuat
dengan mengaitkan target pembelajaran, isi, instruksi, dan penilaian. Reliabilitas
adalah sejauh mana penilaian menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat
direproduksi. Penilaian adalah adil apabila semua murid mendapat kesempatan
yang sama untuk belajar dan menunjukkan keahlian dan pengetahuan mereka.
Filosofi penilaian pluralistis juga memengaruhi keadilan penilaian.
5) Tren penilaian sekarang ini mencakup penggunaan setidaknya beberapa penilaian
berbasis kinerja, menilai keahlian level tinggi, menggunakan metode penilaian
lebih dari satu, menetapkan standar kinerja yang tinggi, dan menggunakan
komputer sebagai bagian dari penilaian. Tren lainnya berfokus pada integrasi
keahlian, memberi murid umpan balik, dan mengumumkan standar dan kriteria.

b. Jelaskan, beberapa rambu-rambu dalam menyusun tes (tradisional) apa


1) Jawaban pilihan adalah objektif dan dapat dinilai dengan cepat. Kunci penilaian
dapat dipakai oleh
penilai atau komputer. Soal benar/salah, pilihan ganda, dan soal pencocokan
adalah soal-soal yang paling banyak dipakai dalam ujian. Soal benar/salah mudah
dibuat tetapi dapat mendorong memorisasi tanpa pemikiran mendalam. Soal
pilihan ganda mengandung dua bagian: pertanyaan
(akar) dan sejumlah opsi atau jawaban alternatif. Alternatif yang salah dinamakan
distractor. Soal pencocokan sering dipakai untuk murid yang lebih muda.
Keuntungan dan kerugian soal pencocokan telah didiskusikan. Format penilaian
objektif lainnya antara lain audiovisual dan problem set.
2) Soal yang harus dijawab mensyaratkan murid untuk menulis informasi bukan
memilih dari suatu menu jawaban. Soal jawaban pendek dan esai paling banyak
dipakai. Soal jawaban pendek mensyaratkan agar murid menulis jawaban satu
kata, frasa pendek, atau sedikit kalimat. Melengkapi
kalimat adalah variasi dari soal jawaban pendek. Kritik terhadap soal jawaban
pendek menyatakan bahwa soal itu sering mendorong memorisasi tanpa
pemikiran mendalam. Soal esai memberi lebih banyak kebebasan bagi murid
dalam memberikan jawaban. Soal esai bagus untuk menilai
pemahaman, keahlian berpikir level tinggi, keahlian organisasional, dan keahlian
menulis. Kita telah
mendiskusikan cara menyusun dan menilai soal esai beserta kelebihan dan
kekurangannya.

c. Jelaskan manfaat komputer dalam asesmen kelas


1) Muncul perhatian terhadap validitas dan reliabilitas penilaian elektronik.
2) Komputer dapat dipakai untuk menyusun, mencetak, mengelola, dan menilai
ujian.
3) Istilah portofolio elektronik dan portofolio berbasis komputer dipakai untuk
mendeskripsikan portofolio yang disimpan di dalam format elektronik. Tersedia
beberapa program portofolio elektronik.
4) Teknologi komputer dapat membantu mengurangi beban pencatatan bagi guru.
Misalnya, buku rapor elektronik dapat mencatat nilai murid dalam mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai