Anda di halaman 1dari 90

STRATEGI PEMBELAJARAN

DRS. I KETUT SUDARTA, M.Si.


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAKIDENDE KONAWE
A. PENGERTIAN STRATEGI
Dalam Mulyani Sumantri dan Johar
Permana dinyatakan bahwa Strategi
berasal dari bahasa yunani yaitu
“strategos” yang berarti jenderal berarti
pula perwira negara (state officer) yang
bertanggunjawab menyusun siasat dan
mengarahkan pasukannya untuk
mencapai kemenangan (kesuksesan).
• Strategi adalah suatu keputusan-keputusan
bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya
diperlukan untuk mencapai tujuan (Sherly,
1978).
• Strategi adalah sebagai suatu seni
menggunakan kecakapan dan sumber daya
untuk mencapai sasarannya melalui hubungan
yang efektif dengan lingkungan dan kondisi
yang paling menguntungkan (J. Salusu, 1996).
• Strategi merupakan garis besar haluan
bertindak dalam mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektik,efisien dan
prokduktif.
• Strategi dalam kontek proses merupakan
suatu rencana (mengandung serangkaian
aktivitas) yang dipersiapkan secara seksama
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
bermutu.
Dengan merujuk beberapa pengertian strategi
pembelajaran tersebut, maka pada dasarnya strategi
mencakup 4 (empat) hal utama, yaitu : 1)Penetapan
tujuan pembelajaran secara jelas/tegas, 2) Pemilihan
dan penetapan presedur, metode/teknik
pembelajaran, 3) Pemilihan sistem pendekatan dan
model pembelajaran, dan 4) Penetapan kriteria
keberhasilan proses pembelajaran berdasarkan
sistem evaluasi yang digunakan.
KURIKULUM DAN PERUBAHANNYA
Proses penyusunan dan atau perubahan
kurikulum terjadi sejak 1947 yang
disebut kurikulum1950, kurikulum 1964,
kurikulum 1968, 1975, 1984, kurikulum
1994, kurikulum 2004/2006,dan
kurikulum 2013, yang pada prinsipnya
adalah mensiasati
dinamika/perkembangan sosial, budaya,
ilmu pengetahuan, politik, teknologi, dan
sebagainya.
Dalam perspektif mutu, perubahan-
perubahan mengandung konsekuensi
untuk mempercepat tecapainya
penjaminan mutu pendidikan dengan
indikator daya saing tinggi di kancah
regional dan global. Untuk itu maka
perubahan paradigma juga harus paralel
dengan perubahan-perubahan kurikulum.
• Perubahan paradigma berhubungan dengan
strategi diantaranya adalah, dari strategi
ekspositorik dengan orientasi pembelajaran
“teacher centered” seyogyanya berganti ke
heuristik/hipotetik dan partisipatori dengan
orientasi pembelajaran “student centered”.
Dan pendekatan semula lebih banyak yang
bersifat “tektual” seyogyanya berubah
menjadi pendekatan “kontektual”
B.PEMBELAJARAN KONTEKTUAL
1.PENGERTIAN DAN TUJUAN
• Pembelajaran kontektual (Contextual Teaching
and Learning) adalah pembelajaran yang terjadi
dalam hubungan erat dengan pengalaman
sebenarnya (Blanchard, 2001).
• Tujuan adalah untuk menguatkan, memperluas,
dan dapat mewujudnyatakan pengetahuan dan
keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.UNSUR-UNSUR CTL
Ada 6 (enam) unsur kunci yang diidentifikasi
oleh University of Washington, 2001) sebagai
berikut :
a).pembelajaran bermakna : pemahaman,
relevansi, dan penghargaan pribadi siswa
bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang
harus dipelajari. Pembelajaran dipersepsi
sebagai relevan dengan hidup mereka.
b).Penerapan pengetahuan : kemampuan untuk
melihat bagaimana/apa yang dipelajari
diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan
fungsi-fungsi pada masa sekarang dan akan
datang.
c).Berpikir tingkat lebih tinggi : siswa dilatih
untuk menggunakan berpikir kritis dan kreatif
dalam mengumpulkan data, memahami suatu
isu, atau memecahkan suatu masalah.
d).Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan
standar : konten pengajaran berhubungan
dengan suatu rentang dan beragam lokal,
negara bagian, nasional, asosiasi,dan/atau
industri.
e).Responsif terhadap budaya : pendidik harus
memahami dan menghormati, keyakinan-
keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan siswa,
Lanjutan,

Sesama rekan pendidik dan masyarakat


tempat mendidik. Berbagai macam budaya
perorangan dan kelompok mempengaruhi
proses pembelajaran.
f).Penilaian autentik : penggunaan berbagai
macam strategi penilaian yang secara valid
mencerminkan hasil belajar yang
sesungguhnya.
C.KOMPONEN-KOMPONEN “CTL”
Ada 7 (tujuh) komponen CTL berdasarkan
karakteristiknya, yaitu :
• Konstruktivisme ( constructivism)
• Inkuiri (inquiry)
• Bertanya (questioning)
• Masyarakat belajar ( learning community)
• Pemodelan (modeling)
• Refleksi (reflection)
• Penilaian sebenarnya (aunthentic assesment).
Secara garis besar penerapan CTL sebagai
berikut:
1).Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar
akan lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2).Laksanakan seefektif mungkin kegiatan inkuiri
untuk semua topik.
3).Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
keterampilan bertanya.
4).Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok).
5).Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6).Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7).Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara (Depdiknas, 2006).
Pendekatan kontektual mendasarkan diri pada
kecenderungan pemikiran belajar adalah
sebagai berikut :
1. Proses Belajar
• Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa
harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak
mereka sendiri.
• Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat
lanjutan
sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan
baru dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
• Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang
dimiliki seseorang itu terorganisasi dan
mencerminkan pemahaman yang mendalam
tentang suatu persoalan.
• Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan
menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpi -
lanjutan
sah, tetapi mencerminkan keterampilan yang
dapat diterapkan.
• Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda
dalam menyikapi situasi baru.
• Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah
dan menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
• Proses belajar dapat mengubah struktur .
Perubahan struktur otak itu berjalan terus
seiring dengan perkembangan organisasi
pengetahuan dan keterampilan.
2. Transfer Belajar
• Siswa belajar dari mengalami sendiri bukan
dari pemberian orang lain.
• Keterampilan dan pengetahuan diperluas dari
lanjutan
konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit).
• Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan
bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan
keterampilan itu.
3. Siswa sebagai Pembelajar
• Manusia mempunyai kecenderungan untuk
belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak
mempunyai kecenderungan untuk belajar
dengan cepat terhadap hal-hal baru.
• Strategi belajar itu penting. Anak dengan
mudah mempelajari sesuatu yang baru, akan
tetapi untuk hal yang sulit strategi belajar
amat penting.
• Peran orang dewasa (guru) membantu
menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
• Tugas guru memfalisitasi agar informasi yang
baru bermakna memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri dan menyadarkan siswa untuk
menerapkan strategi mereka sendiri.
4. Pentingnya lingkungan Belajar
• Belajar yang efektif adalah belajar yang dimulai
dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa
menonton ke siswa akting bekerja dan
lanjutan
berkarya, guru mengarahkan.
• Pengajaran harus berpusat bagaimana cara siswa
siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.
Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan
hasilnya.
• umpan balik amat penting bagi siswa yang
berasal dari proses penilaian yang benar.
• Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk
kerja kelompok itu penting.
D. TEORI-TEORI BELAJAR MODERN YANG
MELANDASI PEMBELAJARAN KONTEKTUAL
1. Teori Konstruktivisme Jean Piaget
• Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman
fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi
terjadinya perubahan perkembangan. Menurut
teori ini bahwa satu prinsip yang paling
penting adalah guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa akan
tetapi siswa harus membangun sendiri
pengetahuan dalam benaknya.
• Ibaratnya guru hanya memberikan tangga siswa yang
harus memanjat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Selanjutnya implikasi dalam model teori
pembelajaran Piagit adalah: (1) memusatkan
perhatian pada berpikir (proses mental ) anak, tidak
sekedar pada hasilnya. (2) memperhatikan peranan
pelik dari inisiatif anak sendiri , keterlibatan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. (3) memaklumi akan
adanya perbedaan individual dalam kemajuan
perkembangan (ingat prinsip-prinsip perkembangan).
• Robert Gagne menekankan pentingnya kondisi
internal dan eksternal dalam suatu proses
pembalajaran agar siswa memperoleh hasil
belajar yang diharapkan. Dengan demikian,
seyogyanya memperhatikan dan menata
pembelajaran yang memungkinkan
mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar
informasi yang baru dapat dipahaminya.
• John Dewey menganjurkan agar bentuk dan isi
pelajaran hendaknya dimulai dari pengalaman
siswa dan berakhir pada pola struktur mata
pelajaran.
• Teori David Ausubel (belajar bermakna)
merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang.
• Teori Jerome Bruner (discovery learning)
bahwa belajar penemuan sesuai dengan
pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya memberikan
hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah dengan
pengalaman yang menyertainya akan
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna.
E. BEBERAPA METODE PEMBELAJARAN

• Proses belajar mengajar merupakan interaksi


antara guru dan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik lainnya dalam suatu
situasi pendidikan/ pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pencapaian tujuan tersebut guru dituntut
untuk dapat memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang cocok dan variatif.
• Metode adalah cara/ teknik yang digunakan guru
untuk menciptakan situasi pembelajaran yang
benar-benar efektif dan menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar
mengajar serta tercapianya prestasi belajar
peserta didik. Sebelum dibahas jenis metode dan
karateristiknya masing-masing perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai bahan pengayaan dalam
implementasi teknik pembelajaran.
1. Peran guru dalam pembelajaran
• Pembelajaran materi-materi ajar dengan tujuan
memberikan pemahaman dan perspektif
pemecahan masalah-masalah kehidupan ,
mampu mengembangkan logika, etika, dan
estetika, bukan hanya sekedar menghafal dan
mampu menjawab soal-soal belaka.
Pembelajaran hendaknya difokuskan pada
proses, struktur, dan cara pemecahan masalah.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan tema yang bervariasi yang menuntut
presedur pemecahan masalah yang bervariasi pula.
• Membangun interaksi antara peserta didik dengan
guru dalam belajar. Guru mengajak peserta didik
memahami konsep-konsep/ teori-teori khususnya
yang abstrak dengan menyajikan contoh-contoh
konret yang kontektual dan divisualkan secara
menarik.
• Membantu peserta didik mengungkapkan
proses berpikirnya mengerjakan soal dengan
cara meminta menceritakan langkah-langkah
yang ada dalam pikirannya dalam kelompok
kecil secara bergiliran.
• Menggunakan kesalahan yang dibuatnya
sebagai bahan/ sumber informasi belajar dan
pemahaman bagi peserta didik.
• Guru secara cepat dan langsung merespon
kebutuhan anak dan menyesuaikan dengan
keragaman gaya dan kecakapan anak.
• Sediakan kesempatan anak untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dan mengekspresikan keinginannya dalam
pemecahan masalah.
• Guru memfasilitasi tercapinya tugas perkem-
bangan anak dengan memberikan dukungan,
perhatian, sentuhan psikologis dan motivasi
yang diperlukan.
• Guru memahami sumber-sumber stres
peserta didik sehingga berbagai aktivitas dan
teknik bantuan diberikan dan dikembangkan
untuk mengurangi stres peserta didik.
• Guru memfasilitasi perkembangan harga diri
(self esteem) dengan cara memberi yang cukup
pada anak, menghargai dan menerimanya.
2. Jenis metode dan Karateristiknya
Banyak jenis metode yang dikemukakan oleh
para ahli yang dapat digunakan oleh guru dalam
kegiatan proses pembelajaran namun dalam
kesempatan ini kita akan membahas 10 jenis
metode yang umum digunakan dalam kegiatan
proses pembelajaran dan karakteristiknya.
1. Metode Ceramah (informatif)
a. Kelebihannya
• Efisien terutama dengan jumlah siswa yang terlalu
banyak.
• Meningkatkan daya simak peserta didik.
• Memperluas wawasan.
b. Kelemahannya
• Menimbulkan kejenuhan bila guru kurang dapat
mengorganisasikannya dengan baik.
• Materi ceramah kadang terbatas apa yang
diingat oleh guru.
• Dapat merugikan peserta didik yang memiliki
kemampuan menyimak lemah.
• Proses hanya terjadi satu arah.
• Tidak merangsang perkembangan kreativitas
peserta didik.
Metode Tanya Jawab (tujuan melatih peserta didik dalam
2.
meningkatkan kreativitas berpikir dan berani menyampaikan
pendapatnya secara sistematis, logis dan orisinil.

a. Kelebihan
•Dapat menarik dan memusatkan perhatian belajar.
•Lebih merangsang untuk mendayagunakan daya pikir dan daya
nalarnya.
•Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
b.Kekurangannya
• Pada kelas besar tidak memperoleh
kesempatan yang sama untuk menjawab atau
bertanya.
• Siswa yang kurang aktif kurang memperhatikan
bahkan tidak terlibat secara mental.
• Menimbulkan rasa gugup bagi siswa yang
kurang percaya diri (lemah dalam verbalisasi).
3.Metode Diskusi
Metode diskusi diartikan sebagai siasat
penyampaian bahan ajar yang melibataktifkan
siswa untuk membicarakan dan menemukan
alternatif pemecahan suatu topik pembahasan
yang problematik.
a. Tujuan :
• Melatih siswa mengembangkan keterampilan
bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan
menyimpulkan.
• Melatih dan membentuk kestabilan sosial –
emosional.
• Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
kreatif dalam memecahkan masalah sehingga
tumbuh konsep diri yang positif.
• Memupuk solidaritas dan toleransi. (Demokratis)
b.Kelebihan
• Dapat mendorong partisifasi siswa secara aktif
baik sebagai penanya, penyanggah, moderator
maupun partisipan.
• Merangsang daya kreativitas dalam memperkaya
ide, prakarsa atau terobosan-terobosan baru
dalam pemecahan masalah.
• Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis
demokratis.melatih kestabilan emosi dengan
mengembangkan sikap saling menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat.
c. Kelemahan
• Pembicaraan sering meluas dan mengambang
sehingga terjadi pemborosan waktu.
• Sering didominasi oleh orang-orang tertentu (yang
biasa aktif).
• Perbedaan pendapat sering menimbulkan sentimentil.
4.Metode Penugasan
a. Kelebihannya
• Mengembangkan kreativitas, tanggung jawab,
dan kemandirian peserta didik
• Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari
dan mengolah sendiri informasi.
• Untuk memperdalam, memperlus, dan
memperkaya pandangan tentang apa yang telah
dipelajari.
b.Kekurangannya
• Sulit mengontrol, apakah peserta didik
berkreativitas sendiri atau bergantung pada yang
lain.
• Sulit menentukan tugas yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik secara individual.
• Tugas yang monoton, sering, dan banyak dapat
membuat beban, keluhan, dan membosankan
bagi peserta didik.
5.Metode Kerja kelompok
a.Kelebihannya
• Membuat peserta didik aktif mencari bahan
untuk menyelesaikan tugasnya.
• Menggalang kerjasama dan kekompakkan dalam
kelompok.
• Mengembangkan kepemimpinan dan
keterampilan berdiskusi dalam proses kerja
kelompok.
b.Kekurangannya
• Kerja kelompok biasanya tidak mengakomodir
semua anggota kelompok dalam
berkreativitas.
• Sering menimbulkan konflik atau
kesalahpahaman antar anggota kelompok.
• Terjadi pembebanan biaya-biaya tambahan
dalam penyelasaian tugas-tugasnya.
6.Metode Demonstrasi (memperagakan,
mempertunjukkan).
a. Kelebihannya
• Membuat pelajaran menjadi lebih jelas/ konrit
dan menghindari verbalisme.
• Memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pelajaran.
• Proses pembelajaran lebih menarik.
• Merangsang peserta didik untuk lebih aktif
mengamati dan dapat mencobanya sendiri.
b.Kelemahannya
• Memerlukan waktu banyak.
• Memerlukan alat dan bahan yang dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai
substansinya
• Biaya kurang memadai.
7.Metode Eksperimen
a.Tujuan:
• Agar peserta didik mampu menyimpulkan
fakta-fakta, informasi atau data yang
diperoleh.
• Melatih peserta didik merancang,
mempersiapkan, melaksanakan, dan
melaporkan percobaan.
• induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta,
informasi atau dataMelatih peserta didik
menggunakan logika berfikir i yang terkumpul
melalui percobaan.
b.Kelebihan
• Membuat peserta didik percaya pada
kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri
daipada hanya menerima dari guru atau dari
buku.
• Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta,
informasi, atau data yang diperlukan melalui
percobaan yang dilakukan.
• Dapat menggunakan dan melaksanakan presedur
metode ilmiah dan berfikir ilmiah.
• Memeperkaya pengalaman dengan hal-hal yang
bersifat objektif, realistis, dan menghindari
verbamalisme.
• Hasil belajar lebih berkesan lama.
c. Kekurangan
• Memerlukan peralatan yang konplit dan
memerlukan biaya cukup banyak.
• Memerlukan waktu yang cukup lama.
• Mengalami kesulitan jika kurang
berpengalaman dalam penelitian.
• Kegagalan/ kesalahan bereksperimen
berakibat pada kesalahan kesimpulan.
8.Metode Simulasi (penyajian materi pelajaran
dengan menggunakan situasi tiruan untuk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya
agar diperoleh pemahaman tentang hakekat
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu,
misalnya, bermain peran, sosiodrama).
a.Kelebihan
• Memupuk daya cipta peserta didik.
• Memupuk keberanian dan pemantapan
penampilan peserta didik di depan orang banyak.
• Dapat menyalurkan perasaan yang terpendam,
sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, dan
kesehatan jiwa.
• Mengurangi hal-hal abstrak dengan menampilakn
kegiatan nyata.
• Mengetahui bakat-bakat/ kemampuan nyata
dalam beracting.
b.Kelemahan
• Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu
tepat dan sempurna dengan kenyataan di
lapangan atau dalam kehidupan nyata.
• Simulasi kadang hanya menjadi sekedar hiburan.
• Memerlukan daya imajinasi yang tinggi.
• Peserta didik yang pemalu, ragu, kurang percaya
diri simulasi tidak berjalan baik.
9.Metode Inkuiri (memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan informasi
dengan atau tanpa bantuan guru).
a.Kelebihan
• Menekankan pada proses pengolahan
informasi oleh peserta didik sendiri.
• Membuat konsep diri dari hasil temuan-
temuannya.
• Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya
sumber belajar, karena peserta didik
menggunakan berbagai jenis sumber belajar.
b.Kelemahan
• Tidak cocok untuk kelas yang jumlah peserta
didiknya besar.
• Sulit mengubah cara belajar siswa yang
tradisional.
• Kebebasan yang diberikan kepada peserta
didik tidak selamanya dimanfaatkan secara
optimal, kadang peserta didik malah
kebingungan memanfaatkannya.
10.Metode Proyek/ pembelajaran Unit
(penyajian materi pelajaran bertolak dari
suatu masalah yang dibahas dengan
pendekatan multi disipliner).
a.Kelebihan
• Dapat memperluas pemikiran siswa dengan sikap
mampu menghadapi dan memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari dengan berbagai dimensi
(berpikir komperehensif).
• Meningkatkan kemampuan individual siswa dan
kerjasama dengan kelompoknya.
• Bahan pelajaran sesuai dengan kenyataan hidup
sehari-hari.
• Teori dan praktek merupakan satu kesatuan dalam
kehidupan.
b.Kekurangan
• Sulit memilih topik unit yang tepat yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan ketersediaan fasilitas.
• Memerlukan waktu dan biaya yang cukup lama dan
besar.
• Kemungkinan pemecahan masalah kabur dan dangkal
karena tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai secara
baik oleh peserta didik.
UJIAN TENGAH SEMESTER
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran
Semester : V
Program Studi : Bhs. Dan Sast. Indonesia
Alokasi Waktu : 100 menit
Soal :
1. Jelaskan pengertian Strategi dan apa pentingnya
Strategi Pembelajaran bagi calon /Guru. (15)
2. Jelaskan pengertian pembelajaran kontektual dan apa
tujuannya. (15)
3. Jelaskan cara penerapan pembelajaran Kontektual (15)
4.Jelaskan teori konstruktivisme Piaget dan 3 implikasi
dari teori tersebut dalam proses pembelajaran. (20)
5. Jelaskan pengertian metode pembelajaran dan
bagaimana peran guru dalam pembelajaran dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang hakiki. (15)
6.a.Dari sekian banyak metode yang kita telah pelajari,
manakah metode yang paling baik dan yang baik
untuk diterapkan, berikan alasannya. b. sebutkan
kelebihan dan kekurangan masing-masing metode
demonstrasi dan kerja kelompok.(20)
F. MODEL MODEL PEMBELAJARAN
1. NUMBERED HEADS TOGETHER
(Spencer Kagan, 1992)
• Langkah-langkah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya / mengetahui jawabannya.
d.Guru memanggil salah satu nomor siswa
dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka.
e.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain.
f.Kesimpulan
2. COOPERATIVE SCRIPT (Dansereau, Cs., 1985)
• Langkah-langkah :
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagi wacana/materi tiap siswa
untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.Pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara
pendengar,menyimak/mengoreksi/menunjukk
an ide-ide pokok yang kurang lengkap, dan
membantu mengingat/menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lain.
e. Bertukar peran.
f. Kesimpulan Guru
g. Penutup
3. NUMBER HEADS (Suatu Modifikasi)
• Langkah-langkah :
a.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan
nomor dengan tugas berangkai, misalnya, siswa nomor
satu bertugas mencatat soal, siswa nomor dua
mengerjakan soal, dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan.
c. Jika perlu guru bisa menyuruh siswa kerjasama antar
kelompok dengan siswa yang bernomor sama dengan
saling membantu dan mencocokkan hasil kerjasama
mereka.
d. Laporan hasil dan tanggapan dari kelompok lain.
e. Kesimpulan.
4. STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
( Slavin, 1995 )
Langkah-langkah :
a.Membentuk kelompok dengan anggota 4 orang secara
heterogen.
b.Guru menyajikan materi pelajaran.
c.Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan (semua anggota bisa menjelaskan dan
mengerti).
d.Melakukan evaluasi, dan kesimpulan.
5. JIGSAW ( MODEL TIM AHLI)
( Aronson, cs., 1978 )
• Langkah-langkah :
a.Dibentuk kelompok dengan 4 orang
anggota.
b.Tiap orang diberi bagian materi yang
berbeda.
c. Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
d.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka telah kuasai.
e.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya,
kemudian guru melakukan evaluasi.
6.MIND MAPPING
LANGKAH-LANGKAH :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang
akan ditanggapi oleh siswa.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d.Tiap kelompok mencatat/ menginventarisasi
alternatif jawaban hasil diskusi.
e.Tiap kelompok (diacak) membaca hasil
diskusinya, dan guru mencatat di papan tulis
dan mengelompokkan sesuai kebutuhan.
f. Dari data-data di papan tulis siswa diminta
membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
7. MAKE – A MACTCH
• LANGKAH-LANGKAH :
a.Guru menyiapkan beberapa kartu
konsep/topik yang cocok untuk sesi
review, dengan satu bagian soal dan satu
bagian jawaban.
b.Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c.Tiap siswa memikirkan jawaban dari soal yang
dipegang.
d.Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawabannya).
e.Setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu yang diberikan
poin.
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
g. Demikian seterusnya.
h. Kesimpulan/ penutup.
8.GROUP INVESTIGATION
(Sharan,1992)
Langkah-langkah :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas
kelompok.
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas
sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi yang
berbeda.
d.masing-masing kelompok membahas materi
yang sudah ada secara kooperatif berisi
penemuan.
e.Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua
menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberi penjelasan singkat sekaligus
memberi kesimpulan.
g. Evaluasi dan penutup.
9. PICTURE AND PICTURE
LANGKAH-LANGKAH :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
d. Guru menunjuk siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar menjadi urutan yang
logis.
e.Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru
mulai menanamkan konsep materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan / rangkuman.
10. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION ( CIRC )
LANGKAH-LANGKAH :
a. Bentuk kelompok dengan anggota 4
orang secara heterogen.
b. Berikan wacana/kliping sesuai dengan
topik pembelajaran.
c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping ditulis
pada lembar kerja siswa.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil diskusi
/kerja kelompok.
e. Membuat kesimpulan bersama.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
• Media adalah semua alat bantu yang dapat
digunakan sebagai perantara untuk
penyampaian materi pelajaran yang dapat
mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
• Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
1.Untuk lebih mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan.
2.Memberikan pengalaman belajar yang
berbeda dan bervariasi sehingga lebih
merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3.Menumbuhkan minat, sikap dan keterampilan
dalam menggunakan teknologi tertentu.
4.Menciptakan situasi belajar yang lebih
menyenangkan dan lebih berkesan.
• Fungsi Media Pembelajaran
1.Alat bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang efektif.
2.Bagian integral dari keseluruhan situasi dan proses
pembelajaran.
3.Mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4.Lebih membangkitkan motivasi belajar peserta
didik (Mulyani Sumantri & Johar Permana, 1999).
• Prinsip Dasar Pemilihan Media Pembelajaran
1.Harus berdasarkan pada tujuan dan bahan
pembelajaran yang akan disampaikan.
2.Harus sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
3.Harus sesuai dengan kemampuan guru, baik dalam
pengadaannya maupun dalam penggunaannya.
4.Harus disesuaikan dengan waktu, tempat atau
situasi dan kondisi yang cocok.
• Jenis-jenis Media Pembelajaran
• Secara garis besar media pembelajaran
dibedakan atas empat yaitu : media visual,
media audio, media audio visual, dan media
asli.
• Ada dua alasan utama penggunaan media
pembelajaran yaitu, belajar merupakan
perubahan perilaku dan belajar merupakan
proses komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai