A. Latar Belakang
Dewasa ini, masih terdapat sistem pembelajaran yang bersifat teoritis. Sebagian
besar siswa belum dapat menangkap makna dari apa yang mereka peroleh dari
pembelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sesuai
dengan kenyataan bahwa “pada umumnya siswa tidak dapat menghubungkan apa
kemudian hari“ (Gafur, 2003 : 1). Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini guru
dapat membekali siswa baik pengetahuan secara teoritis maupun praktik. Dalam
hal ini, guru harus pandai mencari dan menciptakan kondisi belajar yang
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh
berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang
anak maka skema akan semakin sempurna yang kemudian disebut dengan proses
akomodasi.
2. Latar belakangPsikologis
Dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif.
Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan
respon. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat,
sangat penting untuk segala situasi belajar. Ada sembilan konteks belajar yang
8. Konteks kematangan ( Apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa
(activating knowledge)
knowledge)
1. Konstruktivisme (Constructivism)
pengetahuan. Akan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa
2. Menemukan (Inquiry)
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan dari hasil
bermanfaat untuk:
• Menggali informasi
kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman,
antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar akan
berjalan baik jika terjadi komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang
5. Pemodelan (Modeling)
Membahasakan yang ada dalam pemikiran adalah salah satu bentuk dari
model. Model bisa dirancang dengan melibatkan siswa atau bisa juga
Refleksi merupakan cara berpikir atu merespon tentang apa yang baru dipelajari.
agar siswa dapat melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa member gambaran
gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru, agar siswa dapat
adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual. Evaluasi dilakukan
1. Mengaitkan (Relating)
Dalam hal ini guru menggunakan strategi relating apabila ia mengkaitkan konsep
baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jelasnya, mengkaitkan apa yang
2. Mengalami (Experiencing)
lebih cepat ketika siswa memanfaatkan (memanipulasi) peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan (Applying)
Siswa yang bekerja sama secara kelompok biasanya mudah mengatasi masalah
yang komplek dengan sedikit bantuan ketimbang siswa yang bekerja secara
5. Mentransfer (Transferring)
Fungsi dan peran guru dalam konteks ini adalah menciptakan bermacam-macam
1. Kelebihan:
sebenarnya.
permasalahan
2. Kelemahan:
yang dialaminya
II. ISI
A. Topik/Materi Pembelajaran
materi yang akan diajarkan terlebih dahulu. Disini bisa dimisalkan dengan
masing, yang kemudian dilanjutkan dengan argumen dari guru itu sendiri.
Selanjutnya, tugas guru adalah merangsang siswa untuk berpikir lebih kritis dalam
Hal tersebut ditujukan agar siswa mampu bertukar pendapat dengan teman, mau
guru.
antara guru dengan peserta didik. Hal tersebut bertujuan untuk membangun
kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain. Di sini guru bisa
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan
Penugasan ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar di luar
dengan penentuan topik pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, misalnya:
• dll. (ditujukan agar siswa mampu membuat pertanyaan sekreatif mungkin untuk
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai
Setelah melakukan kegiatan di lingkungan nyata, maka bisa diberikan tugas secara
Contoh:
PT (Perseroan Terbatas)
Struktur organisasi
Syarat-syarat pendirian
dst.
menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Supaya
cukup, dan menyusun refleksi, serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya
dengan penugasan untuk turun ke lapangan untuk merasakan magang pada sektor
Sekolah dapat melakukan kerja sama dengan orang tua siswa yang memiliki
keahlian khusus untuk menjadi guru tamu. Hal ini perlu dilakukan guna
III. PENUTUP
Evaluasi Pembelajaran
menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi
nyata untuk tujuan tertentu. Menurut Johnson (2002: 165), penilaian autentik
memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah
yang dapat digunakan oleh guru adalah portfolio, tugas kelompok, demonstrasi,
Sebagai bekal evaluasi, guru harus mampu mengukur dan menilai kemampuan
peserta didik atas pembelajaran materi yang telah dilakukan. Kriteria penilaian
• Penilaian Demonstrasi
masing-masing kelompok di depan peserta didik yang lain. Hal tersebut bertujuan
untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari
Dengan adanya diskusi, bisa merangsang siswa untuk mampu saling aktif
menguasai materi, dapat juga dilakukan penilaian laporan tertulis berupa essay
singkat atau bisa juga dengan ‘pop quiz’ yang berhubungan dengan materi yang
sedang di bahas.
Menurut Brooks&Brooks dalam Johnson (2002: 172), bentuk penilaian seperti ini
lebih baik dari pada menghafalkan teks, siswa dituntut untuk menggunakan