Pembelajaran kontekstual bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar serta membekali
siswa dengan pengetahuan yang fleksibel, sehingga dapat diterapkan (dikirim) dari satu
permasalahan ke permasalahan yang lain, dan dari satu konteks ke konteks yang lain (Johnson,
2008). Model pembelajaran kontekstual merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pendekatan kontekstual ini juga
menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer, mengumpulkan, menganalisa data,
memecahkan masalah tertentu baik secara individu atau kelompok.
Tujuan
1. Dengan penerapan pembelajaran CTL ini siswa bisa terdorong untuk mengetahui hakikat
dari sebuah bahan pelajaran yang diterima. Karena pelajaran yang diterima tidak jauh
dari fakta yang ada di kehidupan mereka.
2. Tujuan Model pembelajaran CTL adalah siswa akan aktif dalam pembelajaran karena
dalam prosesnya pembelajaran ini tidak hanya duduk pasif mengingat, mencatat dan
mendengar.
3. CTL mengharuskan guru untuk bisa menumbuhkan minat siswa dalam belajar
4. Pendekatan pembelajaran CTL memiliki tujuan agar siswa bisa berpikir kritis dan
mandiri sehingga kedepannya mereka bisa memfilter dan memilih segala pengetahuan
yang masuk.
5. Tujuan Model pembelajaran CTL adalah melibatkan siswa untuk bisa mengkoneksikan
pelajaran sekolah dengan konteks di kehidupan nyata.
6. Siswa bisa lebih leluasa untuk menjelaskan segala data informasi yang rumit dan siswa
juga bisa memahami sebuah informasi dengan baik.
Kekurangan
1. Guru akan kewalahan dalam memutuskan materi pelajaran karena pembelajaran CTL
menekankan pada kebutuhan setiap siswa, sedangkan kemampuan siswa dalam satu kelas
tidaklah sama.
2. Pembelajaran CTL ini lebih cenderung untuk mengembangkan soft skill siswa sehingga
siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi tetapi susah untuk mengungkapkannya
maka akan kewalahan.
3. Ketika pembelajaran ini diterapkan kemampuan siswa akan terlihat jelas, mana yang
memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Sehingga akan timbul kesenjangan.
4. Interpretasi siswa akan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang disediakan.
5. Pada kenyataanya tidak semua siswa bisa adaptasi dan menemukan potensi yang ada
pada diri mereka.
6. Pembelajaran kontekstual ini sangat tidak irit waktu.
7. Karena siswa dituntut untuk proaktif dalam mencari fakta dan ilmu pengetahuan sendiri,
peran guru akan semakin kurang dalam proses pembelajaran CTL.