Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 7

1. Muhammad Al- Hudari


2. Muhammad Wahyu Saputra
3. Novia Widiastuti
Metode
Kontekstual
Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Ardina, (2001) pembelajaran kontekstual atau CTL


adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran dengan
menggunakan metode ini akan mempermudah dalam
pembelajaran menulis. Anak dimotivasi agar mampu menulis.
Pendekatan Kontekstual ini merupakan salah satu model
pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan
untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi
Kurikulum 2004. Sementara itu, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang harus dicapai siswa,
penilaian, dan kegiatan belajar. Dari isi kompetensi, dan
fungsi bahasa yang tertera dalam KBK sejalan dengan apa
yang ada pada CTL. Oleh karena itu, pendekatan
pembelajaran kontekstual sangat cocok, bahkan sangat
menunjang pelaksanaan KBK.
Komponen Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual

1. Konstruktivisme (Constructivism) 6. Refleksi (Reflection)


2. Menemukan (Inquiry) 7. Penilaian yang Sebenarnya
3. Bertanya (Questioning) (Authentic Assessment)
4. Masyarakat Belajar (Learning
Community
5. Pemodelan (Modeling)
Pembelajaran Menulis Berbasis Pendekatan
Kontekstual

Konsep CTL dalam pembelajaran bahasa Indonesia


menekankan kreativitas siswa, pembelajaran di dalam kelas
bernuansa kontekstual, dan guru lebih banyak terlibat dalam
strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama
dengan siswanya untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas (siswa). Adapaun pelaksanaan pembelajaran
menulis berbasiskontekstual sebagai berikut.
1. Mengonstruksi atau Membangun
Pengetahuan Sendiri (Constructivism)
2. Menemukan Pengetahuan Sendiri (Inquiry)
3. Bertanya (Questioning)
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
5. Memodelkan atau Melakukan Observasi
(Modeling)
6. Merefleksi Materi Pembelajaran Menulis
Laporan (Reflection)
7. Keautentikan Penilaian (Authentic
Asssessment)
Landasan Pembelajaran Kontekstual

Landasan filosofis CTL yaitu filosofi belajar yang


menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal,
tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan
keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang
mereka alami dalam kehidupannya. Untuk memahami secara
lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual, COR
(Center for Accupational Research) di Amerika
menjabarkannya menjadi lima konsep bawahan yang
disingkat REACT, yaitu:
1. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata
atau pengamatan nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk
menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru
untuk dipahami atau dengan problema untuk dipecahkan.

2. Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi,


penemuan, dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan
yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang
mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inquiry.

3. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar


kedalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam
praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi ke dalam
kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan.
4. Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi
dan pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi.
Bentuk belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang
materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar
kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan yang
nyata siswa akan menjadi warga yang hidup berdampingan
dan berkomunikasi dengan warga lain.

5. Transferring adalah kegiatan belajar dalam bentuk


memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan
konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman belajar yang baru.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Kontekstual

Kelebihan: yang mereka pelajari.


● Memberikan kesempatan pada ● Pemilihan informasi berdasarkan
sisiwa untuk dapat maju terus kebutuhan siswa tidak ditentukan
sesuai dengan potensi yang oleh guru.
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa ● Pembelajaran lebih menyenangkan
terlibat aktif dalam PBM. dan tidak membosankan.
● Siswa dapat berfikir kritis dan ● Membantu siwa bekerja dengan
kreatif dalam mengumpulkan data, efektif dalam kelompok.
memahami suatu isu dan ● Terbentuk sikap kerja sama yang
memecahkan masalah dan guru baik antar individu maupun
dapat lebih kreatif kelompok.
● Menyadarkan siswa tentang apa
Kekurangan:
1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada
kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya
berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama.

2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam


PBM.

3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas


antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak
percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.
4. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini
akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam
model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan
usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran
dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan
mengalami kesulitan.
5. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model
CTL ini.
6. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya
dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih
mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada
kemampuan intelektualnya.
7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan
berbeda-beda dan tidak merata.

8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena


dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah
dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk
aktif dan berusaha sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru di lapangan.
Terimakasih!!!

Anda mungkin juga menyukai