2. Muhammad Wahyu Saputra 3. Novia Widiastuti Metode Kontekstual Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual
Menurut Ardina, (2001) pembelajaran kontekstual atau CTL
adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis. Anak dimotivasi agar mampu menulis. Pendekatan Kontekstual ini merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004. Sementara itu, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang harus dicapai siswa, penilaian, dan kegiatan belajar. Dari isi kompetensi, dan fungsi bahasa yang tertera dalam KBK sejalan dengan apa yang ada pada CTL. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran kontekstual sangat cocok, bahkan sangat menunjang pelaksanaan KBK. Komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2. Menemukan (Inquiry) 7. Penilaian yang Sebenarnya 3. Bertanya (Questioning) (Authentic Assessment) 4. Masyarakat Belajar (Learning Community 5. Pemodelan (Modeling) Pembelajaran Menulis Berbasis Pendekatan Kontekstual
Konsep CTL dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menekankan kreativitas siswa, pembelajaran di dalam kelas bernuansa kontekstual, dan guru lebih banyak terlibat dalam strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama dengan siswanya untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Adapaun pelaksanaan pembelajaran menulis berbasiskontekstual sebagai berikut. 1. Mengonstruksi atau Membangun Pengetahuan Sendiri (Constructivism) 2. Menemukan Pengetahuan Sendiri (Inquiry) 3. Bertanya (Questioning) 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) 5. Memodelkan atau Melakukan Observasi (Modeling) 6. Merefleksi Materi Pembelajaran Menulis Laporan (Reflection) 7. Keautentikan Penilaian (Authentic Asssessment) Landasan Pembelajaran Kontekstual
Landasan filosofis CTL yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Untuk memahami secara lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual, COR (Center for Accupational Research) di Amerika menjabarkannya menjadi lima konsep bawahan yang disingkat REACT, yaitu: 1. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengamatan nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan problema untuk dipecahkan.
2. Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi,
penemuan, dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inquiry.
3. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar
kedalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan. 4. Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan yang nyata siswa akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga lain.
5. Transferring adalah kegiatan belajar dalam bentuk
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kontekstual
Kelebihan: yang mereka pelajari.
● Memberikan kesempatan pada ● Pemilihan informasi berdasarkan sisiwa untuk dapat maju terus kebutuhan siswa tidak ditentukan sesuai dengan potensi yang oleh guru. dimiliki sisiwa sehingga sisiwa ● Pembelajaran lebih menyenangkan terlibat aktif dalam PBM. dan tidak membosankan. ● Siswa dapat berfikir kritis dan ● Membantu siwa bekerja dengan kreatif dalam mengumpulkan data, efektif dalam kelompok. memahami suatu isu dan ● Terbentuk sikap kerja sama yang memecahkan masalah dan guru baik antar individu maupun dapat lebih kreatif kelompok. ● Menyadarkan siswa tentang apa Kekurangan: 1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama.
2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam
PBM.
3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas
antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya. 4. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan. 5. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini. 6. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya. 7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena
dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan- pengetahuan baru di lapangan. Terimakasih!!!
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu