2022
i
A. Pengertian Model Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
1
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural),
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengonstruksi sendiri se-
carka aktif pemahamannya.
2
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa
pembelajaran kontekstual mengutamakan pada penge-
tahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat
tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, krisis, kreatif
memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan,
mengasyikan, tidak membosankan, dan menggunakan
berbagai sumber belajar. (Sumantri, 2015)
3
B. Prinsip Model Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
1. Konstruktivisme (Constructivism)
4
gun pengetahuan itu memberi makna melalui pengala-
man yang nyata. Batasan konstruktivisme di atas mem-
berikan penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting
sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang
harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari se-
tiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu da-
pat memberikan pedoman nyata terhadap siswa untuk di-
aktualisasikan dalam kondisi nyata.
5
mampuan untuk membimbing siswa mendapatkan
makna dari setiap konsep yang dipelajarinya.
2. Menemukan (Inquiry)
6
bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-
kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil
dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi meru-
pakan hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran
yang mengarah pada upaya menemukan, telah lama
diperkenalkan pula dalam pembelajaran inquiry and dis-
covery (mencari dan menemukan). Tentu saja unsur
menemukan dari kedua pembelajaran (CTL dan inquiry
and discovery) secara prinsip tidak banyak perbedaan,
intinya sama, yaitu model atau sistem pembelajaran yang
membantu siswa baik secara individu maupun kelompok
belajar untuk menemukan sendiri sesuai dengan pengala-
man masing-masing.
7
ingkan dengan sepenuhnya merupakan pemberian dari
guru. Untuk menumbuhkan kebiasaan siswa secara kre-
atif agar bisa menemukan pengalaman belajarnya
sendiri, berimplikasi pada strategi yang dikembangkan
oleh guru.
3. Bertanya (Questioning)
8
yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Dengan
kata lain, tugas bagi guru adalah membimbing siswa
melalui pertanyaan yang diajukan untuk mencari dan
menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari dalam
kaitan dengan kehidupan nyata.
9
6) Memfokuskan perhatian siswa
10
melepaskan diri ketergantungan dengan pihak lain. Pen-
erapan learning community dalam pembelajaran di kelas
akan banyak bergantung pada model komunikasi pembe-
lajaran yang dikembangkan oleh guru. dituntut keter-
ampilan dan profesionalisme guru untuk mengem-
bangkan komunikasi banyak arah (interaksi), yaitu
model komunikasi yang bukan hanya hubungan antara
guru dengan siswa atau sebaliknya, akan secara luas
dibuka jalur hubungan komunikasi pembelajaran antara
siswa dengan siswa lainnya.
11
kita atau siswa akan mendapatkan pengalaman yang
lebih banyak dari komunitas lain.
5. Pemodelan (Modelling)
6. Refleksi (Reflection)
12
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru
terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi
adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah
dilakukan di masa lalu, siswa mengendapkan apa yang
baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang
baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari penge-
tahuan sebelumnya. Pada refleksi, siswa diberi kesem-
patan untuk mencerna, menimbang, membandingkan,
menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya
sendiri (learning to be).
13
dihadapi sehari-hari. Kemampuan untuk mengap-
likasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada
dunia nyata yang dihadapinya akan mudah diaktualisas-
ikan manakala pengalaman belajar itu telah terinternal-
isasi dalam setiap jiwa siswa dan di sinilah pentingnya
menerapkan unsur refleksi pada setiap kesempatan pem-
belajaran.
14
Guru dengan cermat akan mengetahui kemajuan,
kemunduran,dan kesulitan siswa dalam belajar, dan den-
gan itu pula guru akan memiliki kemudahan untuk
melakukan upaya-upaya perbaikan dan penyempur. naan
proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya.
Mengingat gambaran tentang kemajuan belajar siswa
diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka peni-
laian tidak hanya dilakukan di akhir p pembelajaran,
akan tetapi secara integral dilakukan selama proses pro-
gram pembelajaran itu terjadi. Dengan cara tersebut,
guru secara nyata akan mengetahui tingkat kemampuan
siswa yang sebenarnya.
15
akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan belajar-
mengajar di kelas.
16
3. Uraikan secara terperinci media dan sumber pembela-
jaran yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang diharapkan.
17
Karakeristik pembelajaran kontekstual di antaranya
adalah:
18
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, pro-
duktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask,
to inquiry, to work together).
19
Untuk pembelajaran kontekstual sendiri juga memi-
liki kelebihan dan kekurangan, untuk itu akan dijelaskan
di bawah ini:
20
7) Terbentuk sikap kerja sama yang baik antarindividu
maupun kelompok.
21
Wisudawati dan Sulistyowati (2015, hlm.50)
mengemukakan bahwa pengembangan setiap asas-asas
atau komponen-komponen CTL dalam pembelajaran, da-
pat dilakukan melalui langkah-langkah pembelajaran
CTL sebagai berikut:
22
f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari
setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
23
mengarahkan anak didik, sehingga anak didik mendap-
atkan pengajaran yang lebih bermakna (Sutardi, 2007).
24
bermakna (Johnson, 2008). Pembelajaran bermakna
yang didapat oleh siswa pada saat pembelajaran mem-
buat siswa lebih mengingat materi pembelajaran tersebut
sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar yang diper-
oleh.
25
Mata Pelajaran: IPA
Langkah-langkah pembelajaran:
26
“...........” Guru : “bagaimana jika kaca jendela
tersebut ditutup dengan triplek atau kertas kar-
ton? Apakah cahaya matahari dapat masuk?”
Siswa : “...........” (kontruktivisme dan bertanya)
27
• Setelah melakukan percobaan, siswa berdiskusi
tentang benda yang dapat tembus cahaya dan
tidak tembus cahaya (Masyarakat Belajar)
DAFTAR PUSTAKA
28
Sumantri, M. S. (2015). Strategi pembelajaran.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
29