DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
DESI SUSANTI (2130202239)
FAUZAN ABDUL RASYD (2130202253)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Khoirawati, M.Ag
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah
sehingga kami pemakalah ini dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “MENGENAL KONSEP CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN”,
penyusunan makalah ini hanya sebatas pengetahuan yang kami miliki dan
beberapa referensi maupun buku atau website.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh ibu Dr. Khoirawati, M.Ag, selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah METODOLOGI PEMBELAJARAN, di program pendidikan islam.
Terima kasih kami ucapkan kepada segenap pihak yang telah memberikan
saran dan arahan selama penulisan materi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.
Pemakalah
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan sekarang ini menuntut kerja
keras dan tanggung jawab guru untuk lebih professional. Guru harus dapat
mengubah paradigma mengajar dariteaching ke learning. Perubahan ini tidak
semata-mata hanya untuk mengikuti trend jaman, tetapi lebih kepada tuntutan dan
situasi nyata yang dibutuhkan dunia dan kehidupan manusia. Permasalahan dunia
yang semakin kompleks seperti krisis global dan iklim global menuntutkerja keras
dunia pendidikan agar mampu menghasilkan siswa menjadi seorang problem
solverdi masa yang akan datang, dan tidak hanya menjadi tenaga terampil saja.
Menjadikan siswa aktif, kreatif dan menjadi seorang problem solver yang
baik tentunya bukan hal yang mudah, anak harus mempunyai kemampuan
berpikir yang baik. Guru harus bekerjakeras mengubah gaya mengajarnya dengan
memberi peluang dan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi
pengetahuannya secara lebih mandiri. Salah satu trend atau arah pembelajaran
sekolah saat ini untuk menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah
penggunaan konteks dalam pembelajaran. Inovasi tersebut seperti Contextual
Teaching and Learning (CT).
3
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam
kehidupan siswa. Lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang dirancang
guru. Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang
akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari.
Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar.
Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi
pelajaran meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal.
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Komponen dalam pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya.
Apabila sebuah kelas menerapkan ketujuh komponen di atas dalam proses
pembelajaran, maka kelas tersebut telah menggunakan model pembelajaran
kontekstual. Penggunaan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
kelas dapat menarik perhatian siswa karena CTL memiliki berbagai komponen
sehingga pembelajaran tidak membosankan.
Menurut Suyanto, CTL dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang
bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan
pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan konteks situasi kehidupan nyata.
Pembelajaran dengan peran serta lingkungan secara alami akan memantapkan
pengetahuan yang dimiliki siswa. Belajar akan lebih bermanfaat dan bermakna
jika seorang siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya sekedar
mengetahui. Belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi siswa harus dapat
mengonstruksikan pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki pada realita kehidupan sehari-hari.
4
membantu dan berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar (learning
community).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konten Contextual Teaching and Learning ?
2. Bagaimana karakteristik Contextual Teaching and Learning ?
3. Apa saja komponen Contextual Teaching and Learning ?
4. Bagaimana implementasi Contextual teaching and Learning ini dalam
pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konten Contextual Teaching and Learning
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Contextual Teaching and
Learning itu
3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen Contextual Teaching
and Learning
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Contextual Teaching and
Learning dalam pembelajaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian konsep Contextual Teaching and Learning
6
membuat sesuatu. Artinya seseorang dikatakan mengetahui manakala ia dapat
menjelaskan unsure- unsur apa yang membangun sesuatu itu. Oleh karena itu
menurut Vico, pengetahuan itu tidak lepas dari orang (subyek) yang tahu.
Pengetahuan merupakan struktur konsep dari subyek yang mengamati.
beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL
menurut Sanjaya antara lain:
7
d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara
bertahap dari sederhana menuju yang kompleks. Oleh karena itu belajar
tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa.
e. Belajar pada hakikatnya adalah menagkap pengetahuan dari kenyataan.
Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang
memiliki makna untuk kehidupan anak (Real World Learning).2
2
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=DUb2DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA19&dq=pemahaman+tentang+konsep+context
ual+teaching+and+learning&ots=Lv
8
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk
proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
6. Bekerjasama ( collaborating ) untuk membantu siswa bekerja secara
efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana
berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang
ditimbulkannya.
9
menemukan sendiri. Dalam model Inquiry ini dapat dilakukan melalui
bebrapa sistematis :
a) Merumuskan masalah
b) Mengamati atau melakukan observasi
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, table, dan karya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru maupan, audiens.
3. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakekanya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan setiap
individu. Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berfikir.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama
dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan
yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing
dengan orang lain, antar teman atau antar kelompok; yang sudah tahu
memberi tahu kepada yang belum tahu atau yang membagi
pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari pernah memiliki
pengalaman membagi. masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling
membagi.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam pendekatan pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL),
guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan
melibatkan peserta didik. Seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk
memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
6. Refleksi (Reflection)
10
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu.
Peserta didik mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar peserta didik. Kemudian data itu
digunakan untuk membangun pembelajaran yang lebih baik.
Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh guru
agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasi
bahwa peserta didik mengalami hambatan atau kemacetan (stuck) dalam
belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar peserta
didik terbebas dari kemacetan belajar.
Pembelajaran CTL mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari
makna konteks sesuai dengan situasi nyata di lingkungan seseorang, dan
itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan
bermanfaat. Pemaduan materi pembelajaran dengan konteks keseharian
peserta didik di dalam pembelajaran konteks akan menghasilkan dasar-
dasar pengetahuan yang mendalam di mana peserta didik kaya akan
pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya.
Peserta didik mampu secara mandiri menggunakan pengetahuannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapi, serta
memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan
peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka. Dengan pembelajaran
CTL ini mereka tidak akan lagi gagap dalam menghadapi dinamisnya
perubahan dunia.3
3
https://maglearning.id/2020/12/05/pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-
komponen-dan-karakteristik/2/
11
D. Penerapan Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran
4
Suwardi Endraswara, Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra, Yogyakarta: Kota
Kembang, Tahun 2003, hal,58
12
solusi tentang permasalahan tersebut. Guru seharusnya menjadi model yang
mendemonstrasikan teknik membaca yang baik di kelas. Guru juga harus
memonitor pemahaman siswa. Memonitor pemahaman penting untuk
mencapaisukses membaca. Salah satu hal yang terkait dalam proses memonitor ini
adalah kemampuansiswa dalam mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan
guru. Guru harus seimbang baik posisinya sebagai pendamping siswa maupun
pengembang keterampilan siswa dalam pemahaman bacaan.5
13
merupakansalah satu alternatif pembelajaran inovatif, kreatif, dan
efektif.Keterampilan berbicara menggunakan bentuk penilaian berupa unjuk kerja.
Siswa diberikan instrumen yang dapat membuatnya berbicara atau berkomentar.
Berpidato, menceritakankembali, berkomentar, bertanya merupakan salah satu
kegiatan dalam berbicara. Penilaian yangdilakukan guru harus sesuai dengan fakta
di kelas. Siswa yang pandai berbicara layakmendapatkan nilai tinggi dalam
kompetensi berbicara dibandingkan siswa yang frekuensi berbicaranya rendah.
14
Teknik ketiga adalah jurnal dalam mendengarkan. Jurnal digunakan untuk
merekam ataumeringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci
yang dipahami, perasaan siswa terhadap pembelajaran menyimak, kesulitan yang
dialami atau keberhasilan siswa dalammencapai kompetensi yang dipelajari.
Jurnal dapat berupa diary, atau catatan siswa yang lain.
15
Penilaian yang sebenarnya adalah penilaian berbasis siswa. Penilaian guru
tentang kegiatan menulis siswa harus sesuai dengan kompetensi siswa yang
sesungguhnya. Guru harus membuat rubrik penilaian yang dapat mencakup semua
aspekyang akan dinilai. Sebelum membuat rubrik, guru harus dapat membuat
instrumen yang mudah dimengerti oleh siswa, dan instrumen yang dapat membuat
siswa berpikir kritis dan kreatif.Instrumen menulis yang dibuat guru harus dapat
memfasilitasi siswa untuk menulis kreatif.
6
Nurhadi, Pendekatan Kontektual, Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat Pendidkan Lanjutan Pertama, Tahun 2002,hal,7
16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penerapan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada aspek
membaca, berbicara, mendengarkan, dan menulis baik dari segi berbahasa
maupun bersastra.
17
DAFTAR PUSTAKA
18