Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
1. Dewi Rahimah, S.Pd, M.Ed, Ph.D
2. Elwan Stiadi, M.Pd
3. Tria Utari, M.Pd
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pembelajaran
Matematika Inovatif (Contextual Teaching and Learning). Laporan observasi ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika Inovatif pada semester lima
tahun ajaran 2022.
Tak lupa Sholawat dan Salam kami haturkan kepada Rosulullah SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan kealam yang penuh petunjuk ini. Kami yang
bertanggung jawab atas tugas ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat
tugas ini dengan baik dan dengan teliti. Sebelumnya saya mengucapkan banyak - banyak
terimakasih kepada Ibu Dewi Rahimah, S.Pd, M.Ed, Ph.D, Bapak Elwan Stiadi, M.Pd,
dan Ibu Tria Utari, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Matematika Inovatif.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami berharap bahwa makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua orang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan sekarang ini menuntut kerja keras dan
tanggung jawab guru untuk lebih professional. Guru harus dapat mengubah paradigma
mengajar dari teaching ke learning. Perubahan ini tidak semata-mata hanya untuk
mengikuti trend jaman, tetapi lebih kepada tuntutan dan situasi nyata yang dibutuhkan
dunia dan kehidupan manusia. Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada
peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang.
Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu
tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya,
tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi
fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka
sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar,
aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain,
danmemiliki kepercayaan diri yang tinggi. Guru harus bekerja keras mengubah gaya
mengajarnya dengan memberi peluang dan kesempatan kepada anak untuk
mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih mandiri. Salah satu model pembelajaran
sekolah saat ini untuk menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu
gurumengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam kehidupan siswa. CTL
lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang dirancang guru. Rencana kegiatan
tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama
siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Pembelajaran kontekstual lebih
mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar. Pembelajaran kontekstual
mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran meskipun sedikit tetapi
mendalam bukan banyak tetapi dangkal. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Suyanto (2003 : 1) dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang
bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan
pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan konteks situasi kehidupan nyata.
Pembelajaran dengan peran serta lingkungan secara alami akan memantapkan
pengetahuan yang dimiliki siswa. Belajar akan lebih bermanfaat dan bermakna jika
seorang siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahui.
Belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi siswa harus dapat mengonstruksikan
pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki pada
realita kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar di kelas, siswa dibiasakan untuk
saling membantu dan berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar (learning
community). Dalam proses belajar, guru perlu membiasakan anak untuk mengalami
proses belajar dengan melakukan penemuan dengan melakukan pengamatan, bertanya,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan menarik kesimpulan
(Inquiry). Seluruh proses dan hasil belajar diukur dengan berbagai cara dan diamati
dengan indikator yang jelas (assessment). Setiap selesai pembelajaran guru wajib
melakukan refleksi terhadap proses danhasil pembelajaran (reflection).
1. Fase Invitasi
Peran dalam fase ini siswa didorong supaya mengemukakan pengetahuannya
pada saat awal materi dibahas. Dalam artian siswa diberi kesempatan untuk
mengikutsertakan pemahamannya dengan konsep tersebut.
2. Fase Eksplorasi
Peran fase ini adalah untuk memberikan peluang bagi siswa untuk
menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
interpretasi data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru.
Kelompok siswa mendiskusikan masalah dalam fase ini.
3. Penjelasan dan Solusi
Siswa diharuskan untuk memberikan penjelasan dalam bentuk solusi
berdasarkan hasil pengamatan dan diperkuat oleh guru dalam fase ini. Siswa
dapat membuat model dan ringkasan.
4. Pengambilan Tindakan
Siswa diharapkan dapat membuat keputusan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan dari berbagai informasi dan ide, mengajukan pertanyaan
lanjutan dan saran dari masalah yang disediakan oleh guru.
Nurhidayah. 2017. Penerapan Model Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Hasil
Belajar Fisika pada kelas XI SMA Handayani Sungguminasa Kabupaten Gowa.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/article/view/307. Diakses pada 19
Agustus 2022.
Yenti, Fepryna. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 X
Koto Tahun Pelajaran 2014/2015.
https://www.researchgate.net/publication/312347854_Penerapan_Model_Pembelaja
ran_Contextual_Teaching_and_Learning_CTL_terhadap_Pemahaman_Konsep_Ma
tematika_Siswa_Kelas_VIII_SMP_Negeri_2_X_Koto_Tahun_Pelajaran_20142015
. Diakses pada 20 Agustus 2022.