Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI MAHASISWA TINGKAT IV SEMESTER VII

PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

NAMA : FITRI RAHMADINI


NIM : P0 5170019014

N JUDUL MASALAH KETERANGA


O N
1. PENGARUH EDUKASI Mata adalah salah satu indera yang
MEDIA SMART penting bagi manusia, melalui mata
BOARD DALAM manusia menyerap >80% informasi
UPAYA PENCEGAHAN visual yang digunakan untuk
KESEHATAN MATA melaksanakan berbagai kegiatan. Namun
PADA ANAK DI SD X gangguan terhadap penglihatan banyak
KOTA BENGKULU terjadi, mulai dari gangguan ringan
hingga gangguan yang berat yang dapat
mengakibatkan kebutaan. Upaya
mencegah dan menanggulangi gangguan
penglihatan dan kebutaan perlu
mendapatkan perhatian.
Hasil systematic review dan meta-
analysis dari data berbasis populasi yang
relevan dengan gangguan penglihatan
dan kebutaan global yang dipublikasikan
tahun 1980-2015 mendapatkan hasil
pada tahun 2015 diperkirakan dari 7,33
triliun penduduk dunia terdapat 253 juta
orang (3,38%) yang menderita ganguan
penglihatan, yang terdiri dari 36 juta
orang mengalami kebutaan, 217 juta
mengalami gangguan penglihatan sedang
hingga berat. Di samping itu terdapat
188 juta orang mengalami gangguan
penglihatan ringan. Klasifikasi gangguan
penglihatan yang digunakan adalah
sesuai dengan klasifikasi WHO, yaitu
berdasarkan tajam penglihatan.
Gangguan penglihatan ringan jika tajam
penglihatan berkisar <6/18 - ≥3/60 dan
buta jika tajam penglihatan
kurang dari 3/60. Istilah gangguan
penglihatan merujuk pada kebutaan dan
gangguan penglihatan beratsedang.
Jika dibandingkan dengan tahun 1990
maka prevalensi gangguan penglihatan
telah menurun yaitu dari
4,58% menjadi 3,38% di tahun 2015
sedangkan kebutaan menurun dari 0,75%
di tahun 1990 menjadi 0,48%
di tahun 2015.
Sebesar 55% penderita gangguan
penglihatan adalah perempuan.
Sedangkan menurut umur, proporsi
terbesar terjadi pada umur 50 tahun ke
atas, yaitu 86% dari penderita kebutaan,
80% dari penderita gangguan
penglihatan sedang hingga berat dan
74% dari penderita gangguan
penglihatan ringan.
Lima negara dengan prevalensi
gangguan penglihatan terbesar (buta dan
gangguan penglihatan beratsedang)
adalah Afghanistan (9,09%), Nepal
(8,17%), Laos (7,71%), Eritrea (7,66%)
dan Pakistan (7,54%). Sedangkan lima
negara dengan jumlah penduduk yang
mengalami gangguan penglihatan
terbanyak adalah Cina, India, Pakistan,
Indonesia dan Amerika Serikat.
Penyebab gangguan penglihatan
terbanyak di seluruh dunia adalah
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi
(48,99%), diikuti oleh katarak (25,81%)
dan Age related Macular Degeneration
(AMD, 4,1%). Sedangkan penyebab
kebutaan terbanyak adalah katarak
(34,47%), diikuti oleh gangguan refraksi
yang tidak terkoreksi (20,26%), dan
glaukoma (8,30%). Lebih dari 75%
gangguan penglihatan merupakan
gangguan penglihatan yang dapat
dicegah.
Mahasiswa yang Mengajukan

( Fitri Rahmadini )

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

( Rini Patroni,SST.,M.Kes ) ( Lisa Ervina,S.Kep.,MKM )

NIP. 19770505200501 NIP. 198606212009032006

Anda mungkin juga menyukai