Anda di halaman 1dari 52

KEBIJAKAN KESEHATAN

GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL

Dr.Lily Banonah Rivai, M.Epid


Kasubdit Gangguan Indera dan Fungsional

KEMENTERIAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
2018
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Kurang bergerak, konsumsi


rendah serat dan tinggi GGL,
merokok, alkohol, stres.
Penyakit Menular masih
merupakan masalah dan
PTM semakin meningkat

PTM

Usia produktif dan usia lanjut


meningkat yang rentan
Masalah gizi buruk / kurang,
terhadap PTM
kurus dan pendek (Stunting),
kegemukan dan obesitas pada
anak, remaja dan dewasa
2
BEBAN MASALAH PTM

MASALAH
UTAMA
KESEHATAN

SEBAGIAN PENYEBAB
BESAR TIDAK KEMATIAN
TERDETEKSI UTAMA

PTM

BIAYA BANYAK
YANKES PENDERITA
TINGGI USIA MUDA

3
PERMENKES RI NO. 64 TAHUN 2015
ORGANISASI & TATA KERJA KEMENKES

DIREKTORAT
JENDERAL
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN SEKRETARIS
PENYAKIT DITJEN P2P

DIT. DIT. P2 DIT P2 DIT. P2 DIT. P2


SURVEILANS PENY. MASALAH
& PENYAKIT TULAR PENYAKIT KESEHATAN
KARANTINA MENULAR VEKTOR & TIDAK JIWA&
KESEHATAN LANGSUNG ZOONOTIK MENULAR NAPZA

Subdit Subdit Subdit Subdit Subdit


Gangguan Diabetes Penyakit Penyakit Penyakit
Indera & Mellitus & Kronis & Kanker & Jantung &
Fungsional Gangg Gangg Kelainan Pembuluh
Metabolik Imunologi Darah Darah
TUGAS DAN FUNGSI
DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

TO DETECT (deteksi):
Melakukan diagnosis dini dan
deteksi dini

TO PREVENT (mencegah):
Terutama untuk mengendalikan
faktor risiko (lingkungan, perilaku,
pengetahuan, dan awareness)

TO RESPONSE (merespon):
Antara lain melalui : melaporkan,
menangani, menggerakan
masyarakat, dll
PROGRAM
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL

1. GANGGUAN INDERA

A. Indera Penglihatan

B. Indera Pendengaran

2. GANGGUAN FUNGSIONAL

Disabilitas
GANGGUAN INDERA
Penanggulangan diprioritaskan pada
Gangguan Indera Penglihatan dan Indera
Pendengaran

Prioritas Penanggulangan Proritas Penanggulangan Gangguan


Gangguan Penglihatan (PGP) : Pendengaran dan Ketulian (PGPKT )

1. Katarak 1. Tuli Kongenital


2. Kelainan Refraksi 2. OMSK (Otitis Media
3. Glaukoma Supuratif Kronis)
4. Retinopati Diabetikum 3. Sumbatan Serumen
5. Retinopathy of Prematurity 4. Gangguan Pendengaran
(RoP) Akibat Bising (GPAB)
6. Low Vision 5. Presbikusis
Estimasi Global
Gangguan Penglihatan (WHO, 2010)

Dari 6.697 juta penduduk dunia, diperkirakan 285 juta (4,25%)


diantaranya mengalami gangguan penglihatan.
Dari 285 juta jiwa diperkirakan 39 juta (14%) diantaranya mengalami
kebutaan (blindness), 246 juta (86%) dengan low vision.
DATA GLOBAL GANGGUAN PENGLIHATAN,
WHO 2010
PREVALENSI KEBUTAAN DI 15 PROVINSI DI INDONESIA
RAAB 2014 - 2016
Blindness No of Blind
Year Provinces % Cataract
Prevalence People
2014 Sulawesi Selatan 2,6% 8.515 64,3%
2014 Jawa Barat 2,8% 180.663 71,7%
2014 Nusa Tenggara Barat 4,0% 27.000 78,1%
2015 Jakarta 1,9% 23.464 81,9%
2015 Jawa Tengah 2,7% 176.977 73,8%
2015 Jawa Timur 4,4% 371.599 81,1%
2015 Bali 2,0% 18.016 77,8%
2016 Sumatera Utara 1,7% 30.252 77,8%
2016 Sumatera Barat 1,7% 14.329 87,0%
2016 Sumatera Selatan 3,6% 37.310 85,6%
2016 Kalimatan Selatan 2,0% 9.748 87,9%
2016 Sulawesi Utara 1,7% 8.461 82,2%
2016 Maluku 2,9% 5.377 88,0%
2016 Nusa Tenggara Timur 2,0% 16.394 75,0%
2016 Papua Barat 2,4% 1.606 94,1%
Badan Litbangkes Kemenkes, 2016
Angka
Gangguan Pendengaran dan Ketulian

MASALAH KETULIAN DIDUNIA INDONESIA


• 360 juta (5,3%) penduduk dunia

• ½ nya (180 juta) di Asia • Riskesdas 2013,


Tenggara penduduk usia ≥5
• Indonesia no.4 setelah Sri
tahun : 2,6%
Lanka, Myanmar, India mengalami gangguan
DAMPAK pendengaran ; 0,09%
• SULIT KOMUNIKASI, SULIT
ketulian, 18,8%
BELAJAR, menjadi tidak pintar
 WARGA TERBELAKANG, TIDAK serumen prop dan 2,4%
MANDIRI & SEJAHTERA sekret di liang telinga
Hasil Survey di 7 Provinsi di Indonesia
(Komnas PGPKT)
5 Penyebab Gangguan Pendengaran & Ketulian
yang dapat dicegah
1.TULI KONGENITAL PENYEBAB :
(SEJAK LAHIR) 0,1 % PENGETAHUAN KURANG
OBAT TOKSIK, IBU HAMIL
SAKIT TORCHS

2. OMSK (CONGEK) ISPA >>


3.1 % GIZI KURANG
7,8 JUTA KEMISKINAN DLL
3. SERUMEN SISWA HIGIENE KESEHATAN &
(KOTORAN TELINGA) SD 50% TELINGA.

4. GANGGUAN (20-30% ) MODERNISASI


PENDENGARAN AKIBAT PEKERJA GAYA HIDUP
INDUSTRI)
BISING INDUSTRI

5. PRESBIKUSIS 2.6 % =
6,5 JT UMUR HARAPAN HIDUP
(TULI ORG TUA) MENINGKAT
Jumlah penduduk Indonesia 2015 adalah 252.370.792 jiwa.
Gangguan Fungsional?

Konsep sehat menurut WHO menyatakan bahwa suatu kondisi fisik,


mental dan sosial yang utuh dengan tanpa adanya suatu penyakit atau
kelemahan —> bagaimana individu menjalankan fungsinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemampuan fungsional adalah kemampuan seseorang melakukan
aktivitas atau kegiatan secara individu dan berpartisipasi dalam pekerjaan,
kegiatan spiritual, menjalankan peran dalam keluarga, menikmati hobi dan
hiburan, serta kehidupan sosial-politik.
Gangguan fungsional menggambarkan suatu kelainan pada fungsi
fisiologis pada tingkat sistem tubuh, termasuk fungsi mental, kognitif dan
psikologis.
Fokus pada permasalahan tentang disabilitas disebabkan implikasi
psikososial yang merupakan gangguan fungsional yang menetap.
INTERAKSI ANTAR KOMPONEN
(MENURUT THE INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF
FUNCTIONING, DISABILITY, AND HEALTH )
KONDISI KESEHATAN
(GANGGUAN FUNGSIONAL
& PENYAKIT)

STRUKTUR DAN
FUNGSI TUBUH AKTIVITAS PARTISIPASI

FAKTOR LINGKUNGAN FAKTOR INDIVIDU

Jenis dan tingkat gangguan fungsi yang dialami oleh seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai masalah pada struktur dan fungsi tubuh, faktor lingkungan dan personal yang
menyebabkan keterbatasan melakukan aktivitas dan partisipasi.
KECACATAN PADA BALITA
(RISKESDAS 2010 DAN 2013)
Prevalensi Disabilitas

Prevalensi Disabilitas Prevalensi Disabilitas


Penduduk ≥15 tahun Penduduk ≥ 15 tahun
menurut Provinsi Tahun menurut Karakteristik Tahun
2013 2013

16
Menggunakan WHODAS (12 item) www.litbangkes.depkes.go.id
Daftar Kategori Karakter Fungsional Manusia
Berdasarkan Model ICF (WHO, 2001)
TUBUH
FUNGSI STRUKTUR
• Mental • Struktur sistem saraf mata, telinga dan struktur yang
• Sensori/indera & nyeri terkait
• Suara dan wicara • Struktur terlibat dan suara dan wicara
• Jantung–pembuluh darah/kardiovaskular, • Struktur kardiovaskular, imunologis dan respirasi
darah/hematologi, kekebalan/imunologis, • Struktur terkait pencernaan, metabolisme dan endokrin
pernafasan/respirasi • Struktur terkait genitourinaria dan reproduksi
• Pencernaan, metabolisme, endokrin • Struktur terkait gerak, kulit dan struktur terkait
• Genital-kemih/genitourinaria dan reproduksi
• Saraf-otot-gerak/ neuromuskuloskeletal
• Kulit dan struktur terkait

AKTIVITAS DAN PARTISIPASI


• Belajar dan penerapan pengetahuan
• Tugas umum harian
• Komunikasi
• Mobilitas/pergerakan
• Perawatan diri
• Kehidupan domestik
• Interaksi interpersonal
• Wilayah kehidupan utama (Pendidikan, pekerjaan, kehidupan ekonomi)
• Komunitas, sosial, kehidupan kewarganegaraan.

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
• Produk dan teknologi
• Lingkungan alam dan perubahan lingkungan oleh manusia
• Dukungan keluarga dekat, jauh, teman, kenalan
• Perilaku
• Pelayanan, sistem dan kebijakan.
PERUBAHAN PARADIGMA PENANGANAN
MASALAH PENYANDANG DISABILITAS

PEMBANGUNAN 18
YANG INKLUSIF 
EQUITY, EQUALITY
HAK KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS
MENURUT UU No. 8 /2016
TENTANG PENYANDANG DISABILITAS
• Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam
pelayanan kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang
kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya;
• Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya;
• Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah;
• Memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis; dan
• Memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan
yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
RAGAM DISABILITAS
(UU NO. 8 TAHUN 2016)
• Fungsi Gerak • Fungsi pikir, Emosi
• Amputasi dan perilaku
• Lumpuh layuh atau kaku • Psiko sosial :
• Paraplegi Skizoprenia,
• Cerebral Palsy (CP) Bipolar, Depresi,
• Kusta Kecemasan dan
• Stroke, dll gangguan
keperibadian
Fisik Mental • Perkembangan
interaksi sosial
• Autism,, hiperaktif
dll

Intelektual Sensoris

• Fungsi Pikir, Tingkat intelektual


dibawah rata-rata
• Fungsi Panca
• Lambat Belajar Indera
• Grahita • D. Netra
• Down Syndrom • D. Rungu

20
Dapat berbentuk tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga
medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
CONTOH AKSESIBILITAS

PUSKESMAS LABU
API KOTA MATARAM
PROV. NTB
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

AGENDA GLOBAL
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan SDM yang sehat,
berkualitas dan berdaya saing
Target SDGs 3.4 : Penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun 2030

NAWACITA PRESIDEN-WAPRES
Agenda 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia
Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera

PROGRAM INDONESIA SEHAT


Diwujudkan dengan 3 pilar : Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan
JKN
Paradigma Sehat dilaksanakan melalui Promotif-Preventif, Pemberdayaan Masyarakat
dan Keterlibatan Lintas Sektor serta Pendekatan Keluarga

2
2
PERJALANAN PENYAKIT
PENCEGAHAN INTERVENSI

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN


PRIMER SEKUNDER TERSIER
Tujuan : Mencegah Tujuan : Deteksi dan Tujuan : Mengurangi
timbulnya penyakit mengendalikan dampak, komplikasi
perkembangan penyakit penyakit dan meningkatkan
Target populasi: kualitas hidup
1. Sehat Target populasi:
2. Berisiko 1. Berisiko Target populasi:
2. Sakit tahap awal Sakit /terdiagnosis
/asimptomatik
Contoh program/kegiatan : Contoh program/kegiatan :
Imunisasi Contoh program/kegiatan : Tatalaksana/manajemen
PHBS Skrining tekanan darah komplikasi
Perilaku CERDIK Rapid diagnostic test Rehabilitasi medis
Program IVA Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat
Upaya Pencegahan & Pengendalian
Penyakit

To Detect To Prevent
To Response
(Deteksi) (Cegah)
(Tindakan)
Melalui Mengendalikan Pertolongan
diagnosis dini Faktor Risiko pertama,
dan deteksi
dini (lingkungan, melaporkan,
perilaku, menangani,
pengetahuan, dan menggerakkan
awareness) masyarakat, dll
Keluarga Peningkatan cakupan, kualitas dan akses
1 Sehat masyarakat terhadap pelayanan P2P

Kunjungan Intensifikasi pelayanan promotif & preventif,


2 rumah deteksi dini, dan pengendalian faktor risiko
penyakit Menular, Tidak Menular serta masalah
kesehatan jiwa
Strategi
Pencegahan & 3
Surveile Memperkuat strategi dan
Pengendalian ns kebijakan untuk
Penyakit percepatan pencapaian
Memperkuat komitmen
4
Advokas sasaran pemerintah
jajaran dalam
i mengalokasikan sumber
daya untuk mewujudkan
Pemberdayaan keluarga sehat masyarakat
Memperkuat dukungan melaluiguna
masyarakat &
5
Sosialisasi penanggulangan
mewujudkan keluarga penyakit
sehat melalui
pencegahan dan pengendalian penyakit
dan 25 masalah
Menular, kesehatan
Tidak Menular jiwa
serta masalah
kesehatan jiwa
TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR
RENSTRA
PROGRAM P2PTM Tahun 2015-2019

No INDIKATOR 2015 2016 2017 Realisas


2017
i
2018 2019

1 Persentase Puskesmas yang melaksanakan


pengendalian PTM terpadu
10% 20% 30% 49,7% 40% 50%

2 Persentase desa / kelurahan yang melaksanakan


kegiatan Posbindu PTM
10% 20% 30 % 24,3% 40% 50 %

3 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan


deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
pada perempuan usia 30-50 tahun 10% 15% 25% 27% 35% 50%

4 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kebijakan


Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50% sekolah
10% 20% 30% 30% 40% 50%

5 Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi


dini dan rujukan kasus katarak 5% 10% 10,1% 20% 30%
50 % Puskesmas melaksanakan Pengendalian Terpadu PTM (PANDU
2019 PTM)

2019 50 % Desa/Kelurahan melaksanakan Posbindu PTM

2019 50 % Perempuan usia 30-50 tahun dideteksi dini kanker serviks dan
payudara

50 % Kab/Kota melaksanakan Kebijakan KTR minimal 50%


2019 sekolah

2019 30% Puskesmas melaksanakan deteksi dini dan rujukan


katarak

27
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil


2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

29
PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
(PERMENKES NO. 39 TAHUN 2016)

A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:


1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
30
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (INPRES No.1/2017)

 GERMAS dilakukan melalui :


(1) Peningkatan aktifitas fisik.
(2) Peningkatan perilaku hidup sehat.
(3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.
(4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
(5) Peningkatan kualitas lingkungan, dan
(6) Peningkatan edukasi hidup sehat.

FOKUS KEGIATAN
• Aktifitas Fisik
• Konsumsi Buah dan Sayur
• Deteksi Dini
• Tidak Merokok

31
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
GANGGUAN INDERA & FUNGSIONAL TERINTEGRASI
UPAYA PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA&FUNGSIONAL

PENGENDALIA
PENCEGAHAN PENANGANAN
N
TATALAKSANA
DETEKSI DINI KASUS SECARA
melalui : KOMPREHENSIF
PROMOSI
KESEHATAN
LIHAT & ALAT BANTU
1.HITUNG JARI LIHAT/DENGAR
DENGAR ATAU E- OPERASI
MEMBERIKAN KIE TUMBLING ATAU upaya REHABILITASI
KEPADA E CHART ATAU • Rehabilitasi medik
SNELLEN CHART
MASYARAKAT • Rehabilitasi psikososial
AGAR PEDULI & • Rehabilitasi
TERHINDAR DARI 2. TES SUARA Bersumberdaya
FR GANGGUAN ATAU GARPU Masyarakat
INDERA TALA
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
GANGGUAN FUNGSIONAL - DISABILITAS
HAK KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS YANG DIJAMIN UNDANG-UNDANG PENYANDANG DISABILITAS YANG DISAHKAN TANGGAL 17
MARET 2016

memperoleh memperoleh memperoleh memperoleh memperoleh alat memperoleh memperoleh


informasi dan kesamaan dan kesamaan dan kesamaan dan bantu kesehatan obat yang perlindungan
komunikasi kesempatan akses kesempatan kesempatan secara berdasarkan bermutu dari upaya
yang aksesibel atas sumber daya pelayanan mandiri dan kebutuhannya dengan efek percobaan
dalam di bidang kesehatan bertanggung samping yang medis
pelayanan kesehatan di yang aman, jawab rendah
kesehatan tempat terdekat bermutu, dan menentukan
dengan tempat terjangkau sendiri pelayanan
tinggalnya kesehatan yang
diperlukan bagi
dirinya

Upaya Pelayanan Kesehatan Penyandang Disabilitas Peningkatan Kerja Sama Lintas Sektor dan Lintas
program guna :
• Promotif : penyuluhan, media KIE, Kelompok/forum
komunikasi keluarga penyandang disabiltas. • Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
• Preventif : pengendalian faktor risiko, tatalaksana dini penyandang disabilitas
penyakit dan pencegahan komplikasi penyakit dasar • Meningkatkan potensi penyandang disabilitas
maupun penyerta. • Meningkatkan jangkauan masyarakat
• Kuratif : Pelayanan pengobatan mulai dari tingkat dasar
penyandang disabilitas pada pelayanan
sampai tingkat rujukan di RSU dan RS Khusus seperti RS
Jiwa, Mata, Kusta, Paru, Stroke dan sebagainya.
kesehatan dan pelayanan publik lainnya
• Rehabilitatif : Rehabilitasi medik sesuai kebutuhan (alat • Menghapuskan stigma dan diskriminasi pada
bantu, dll), Rehabilitasi psikososial dan Rehabilitasi penyandang disabilitas
Bersumberdaya Masyarakat (RBM).
PROGRAM DAN STRATEGI P2PTM

PEMBATASAN
KONSUMSI
GGL

POSBINDU KONSELING
PTM UBM

KTR

PANDU KAMPANYE
PTM CERDIK

IVA & INDERA &


SADANIS FUNGSIONAL

35
CEK KONDISI KESEHATAN
SECARA BERKALA

ENYAHKAN ASAP ROKOK

RAJIN AKTIFITAS FISIK

DIET DENGAN GIZI SEIMBANG

ISTIRAHAT YANG CUKUP

KELOLA STRESS
SOSIALISASI #CERDIK MELALUI MEDIA SOSIAL
FACEBOOK FANSPAGE >> @p2ptmkemenkesRI

INSTAGRAM >> @p2ptmkemenkesri WEBSITE >> p2ptm.kemkes.go.id

TWITER >> @p2ptmkemenkesRI YOUTUBE >> Direktorat P2PTM Kemenkes RI


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI POSBINDU PTM
POSBINDU
Penyakit Tidak Menular

PANDU PTM
Tajam Penglihatan
dan Pendengaran, Disabilitas
PROGRAM
UNGGULAN Kawasan Tanpa Rokok
IVA dan SADANIS PTM

Konseling UBM
PEMBATASAN KONSUMSI
GGL

KAMPANYE CERDIK
POSBINDU PTM

Kegiatan terintegrasi :
• KIE PTM
• Deteksi dini faktor risiko PTM
• Monitoring faktor risiko PTM
• Konseling + Rujukan
• Kegiatan lain: Penyuluhan, senam, Kegiatan RBM
bersepeda, dll

1. Promotif  Penyuluhan Faktor Risiko dan Pengenalan Kasus


2. Preventif  Penemuan Dini Kasus Gangguan Indra, baik di dalam gedung
(Pelayanan Kesehatan) maupun luar gedung (Penjaringan Kesehatan)
3. Kuratif  Tatalaksana GIF sesuai Standar Kompetensi
4. Rehabilitatif  Rehabilitasi Medik, Penggunaan alat bantu, Pembinaan
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)
MEMERIKSAKAN KESEHATAN
BERKALA

CEK TES TES


CEK CEK TAJAM
KADAR TAJAM
TEKANAN KOLES- PENDEN
GULA PENGLIH
DARAH TEROL ATAN GARAN
DARAH

DETEKSI
CEK DINI
LINGKAR KANKER
PERUT LEHER
RAHIM

UNTUK WUS
41
DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA
TERINTEGRASI
DETEKSI DINI
GANGGUAN D E N GAR DETEKSI DINI
PENGLIHATAN L I HAT GANGGUAN
PENDENGARAN

Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh PENJARINGAN
Kembang (SDIDTK) KESEHATAN (UKS)

UKBM UPAYA KESEHATAN


POSBINDU PTM KERJA

Prioritas Penanggulangan :
o Tuli Kongenital
Prioritas Penanggulangan :
o Otitis Media Supuratif
o Katarak
o Kelainan Refraksi Kronik (OMSK)
o Serumen
o Glaukoma
o Gangguan Pendengaran
o Retinopati Diabetikum
o ROP Akibat Bising (GPAB)
o Presbikusis
o Low Vision
Alat Penanggulangan
Gangguan Indera

PENGLIHATAN PENDENGARAN
• EAR KIT
• Opthalmologi komunitas • Garpu tala
• Opthalmoskop direct • Clinical diagnostic otoscope
• Spuit 50ml
• Snellen chart
• Head lamp
• Tonometer schiotz • Pinset pengait serumen
• Trial lense set • Buku saku
• OAE (oto acustic emision)
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN
FUNGSIONAL DI POSBINDU PTM

1. Pelayanan Posbindu untuk Penyandang Disabilitas


• Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengendalian disabilitas, diantaranya :
a. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan penyandang disabilitas
b. Meningkatkan potensi penyandang disabilitas.
c. Meningkatkan jangkauan masyarakat penyandang disabilitas pada pelayanan kesehatan dan playanan publik lainnya.
d. Menghapuskan stigma dan diskriminasi pada penyandang disabilitas.
• Untuk itu, pelayanan Posbindu juga wajib menyediakan layanan untuk penyandang disabilitas tanpa adanya stigma maupun
diskriminasi.
 

2. Deteksi Penyandang Disabilitas di Posbindu


• Dilakukan dengan WAWANCARA.
• Hasil wawancara tersebut dapat digunakan untuk :
a. Mengetahui besaran masalah penyandang disabilitas di wilayah tersebut
b. Mengetahui kebutuhan penyandang disabilitas
c. Merujuk kasus-kasus disabilitas yang perlu penanganan lanjut
 

3. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)


• RBM  pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan rehabilitasi/habilitasi segala aspek kehidupan (PSIKI, 2007).
• Tujuan : pemberdayaan penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan, keluarga dan masyarakat.
• Posbindu PTM dapat menjadi modalitas untuk pembentukan RBM.
APAKAH REHABITASI BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (RBM) ?
• Program Pembinaan wilayah dalam hal
pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan
rehabilitasi/habilitasi segala aspek
kehidupan
• Untuk memberdayakan penyandang
disabilitas dalam segala aspek
kehidupan, keluarga dan Masyarakat

Ferial H Idris/PSIKI/Lokakarya Penanggulangan


GIF 28-30 maret 2016
PELAYANAN TERPADU
(PANDU PTM)

46
FORM PENCATATAN PELAPORAN
Sumber dan Jenis Data GIF

DATA
DATA KASUS
SKRINING/DETEKSI DINI
• POSBINDU PTM (SURVEILANS • LB-1 (LAPORAN BULANAN
WEB PTM) PUSKESMAS) / SIP
• DATA PROGRAM • SURVEILANS WEB PTM
PENJARINGAN KESEHATAN • REKAP DATA
(UKS) KLINIK/BKMM/BKIM/ RUMAH
• DATA PROGRAM SDIDTK SAKIT

FORM LAPORAN KEGIATAN


PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA
Sistem Informasi Manajemen PTM
2. Surveilans Faktor Risiko
PTM Berbasis Posbindu

1. Portal Web PTM: Media


Informasi & Komunikasi

www.pptm.depkes.go.id
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN 3. Surveilans PTM
PTM BERBASIS Berbasis FKTP
WEB

5. E-MONEV 4. WebGIS PTM


LAPORAN
KEGIATAN PROGRAM GANGGUAN INDERA

Provinsi :
Kota/Kab :
Tahun :

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke puskesmas)


Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah
Kode
NO KEGIATAN 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET.
ICD X

LAPORAN
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total Dirujuk

I Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)


a. Katarak: > 3/60
≤3/60

BULANAN
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia

PENGLIHATAN &
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)

PENDENGARAN
e. Lain-lain (sebutkan):

e. Jumlah operasi katarak


f. Follow up pasca operasi katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60

II Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)


a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)
e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)
f. lain-lain (sebutkan):

Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke puskesmas lebih dari 1 kali) laporan Indera Bo


D.xlsx
Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah
Kode
NO KEGIATAN 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
ICD X
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total Dirujuk

I Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)


a. Katarak: > 3/60
≤3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
e. Lain-lain (sebutkan):

e. Jumlah operasi katarak


f. Follow up pasca operasi katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60

II Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)


a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)
e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)
f. lain-lain (sebutkan):

Mengetahui: …………………………………, , …………20……


PENCATATAN & PELAPORAN
• ON-LINE & OFF-LINE ke Portal Menggunakan
elektronik Portal Direktorat PTM
www.pptm.depkes.go.id

• Form Laporan Offline (manual) dapat diemail ke :


subditgif.p2ptm@yahoo.com

• Aplikasi Si Galih
TERIMA KASIH
52

Anda mungkin juga menyukai