Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN KESEHATAN

GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL

dr.hj.Damayanti Pramasari, Mars


Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kab.Sukabumi
ISU DAN FAKTA GLOBAL
GANGGUAN PENDENGARAN

• Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh penyebab


genetik, komplikasi saat lahir, penyakit infeksi, infeksi telinga
kronis, ototoksik, paparan kebisingan yang berlebihan dan
usia.
• 60% gangguan pendengaran pada masa anak-anak bisa
dicegah.
• Gangguan pendengaran yang tidak tertangani menimbulkan
biaya global sebesar US $ 750 Juta setiap tahunnya.
ISU DAN FAKTA GLOBAL
GANGGUAN PENDENGARAN

• 360 juta orang di dunia mengalami Gangguan pendengaran (5,3% dari


populasiPenduduk dunia)
• 328 juta (91%) adalah dewasa (183 juta pria, dan 145 juta adalah wanita)
• 32 juta (9%) diantaranya adalah anak-anak
• Prevalensi gangguan pendengaran meningkat seiring pertambahan usia
anak-anak diperkirakan 1,7%, pada orang dewasa yang berusia lebih dari
15 tahun sekitar 7% dan pada usia >65 tahun diperkirakan hampir satu
dari 3 orang mengalami gangguan pendengaran.

Sumber :Estimasi Global Gangguan Pendengaran(WHO 2012)


ISU DAN FAKTA GLOBAL
GANGGUAN PENDENGARAN

BAYI TULI
GANGGUAN
PENDENGARAN
DEWASA
GANGGUAN PERKEMBANGAN
BICARA

GANGGUAN

X X
KOMUNIKASI

X
GANGGUAN BEKERJA
GANGGUAN PENDIDIKAN
GANGGUAN HUB SOSIAL

SUNYI, SEPI, DEPRESI GANGGUAN BICARA


GANGGUAN SEKOLAH
MASA DEPAN SURAM
Permasalahan Gangguan Pendengaran di
Indonesia
Prevalensi Gangguan pendengaran pada Prevalensi Gangguan
usia > 5 tahun menurut Provinsi Pendengaran menurut Umur

SUMBER : RISKESDAS, 2013


PREVALENSI KEBUTAAN DI 15 PROVINSI DI INDONESIA
2014 - 2016
Blindness No of Blind
Year Provinces % Cataract
Prevalence People
2014 Sulawesi Selatan 2,6% 8.515 64,3%
2014 Jawa Barat 2,8% 180.663 71,7%
2014 Nusa Tenggara Barat 4,0% 27.000 78,1%
2015 Jakarta 1,9% 23.464 81,9%
2015 Jawa Tengah 2,7% 176.977 73,8%
2015 Jawa Timur 4,4% 371.599 81,1%
2015 Bali 2,0% 18.016 77,8%
2016 Sumatera Utara 1,7% 30.252 77,8%
2016 Sumatera Barat 1,7% 14.329 87,0%
2016 Sumatera Selatan 3,6% 37.310 85,6%
2016 Kalimatan Selatan 2,0% 9.748 87,9%
2016 Sulawesi Utara 1,7% 8.461 82,2%
2016 Maluku 2,9% 5.377 88,0%
2016 Nusa Tenggara Timur 2,0% 16.394 75,0%
2016 Papua Barat 2,4% 1.606 94,1%
Badan Litbangkes Kemenkes, 2016
FAKTA DISABILITAS
15 dari 100 ± 2 – 4 dari 100 orang
tersebut termasuk dalam kategori
orang penyandang disabilitas berat.
di dunia merupakan penyandang
disabilitas

Penyakit dan kondisi kesehatan dapat


Meningkatnya usia harapan hidup, maka
berimplikasi menjadi gangguan
semakin bertambah kecenderungan
fungsional/disabilitas, demikian juga kejadian
penyandang disabilitas disebabkan karena
bencana alam, kecelakaan lalu lintas serta
proses degeneratif.
konflik sosial, dll

Permasalahan aksesibilitas terhadap pelayanan


kesehatan masih menjadi penghalang bagi
penyandang disabilitas

7
International Classification of Functioning,Disability and Health ( ICF/WHO,2001)
PROPORSI DISABILITAS PADA LANSIA (≥ 60 TAHUN)
DATA RISKESDAS 2018
100.
• Disabilitas ringan: 22%
74.3 • Disabilitas sedang, berat, dan
75.
tergantung total: 3.7%
50.
%

25. 22.

1.1 1. 1.6
0.
Mandiri Ringan Sedang Berat 8 Tergantung total
PROGRAM
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL

1. GANGGUAN INDERA
A. Indera Penglihatan
B. Indera Pendengaran
2. GANGGUAN FUNGSIONAL
Disabilitas fisik, intelektual, sensorik dan mental
TARGET GLOBAL
Sound Hearing 2030
Mengurangi gangguan
pendengaran yang dapat dihindari
hingga 50% pada tahun 2015 dan
menjadi 90% pada tahun 2030.

Sound Hearing 2030 Indonesia


Mengurangi gangguan pendengaran yang dapat
dihindari dengan menurunkan prebvalensi gangguan
pendengaran dan ketulian dari 4,6% menjadi 1,7 %
pada tahun 2030.
50 % Puskesmas melaksanakan Pengendalian
2019 Terpadu PTM (PANDU PTM)

2019 50 % Desa/Kelurahan melaksanakan Posbindu PTM

50 % Perempuan usia 30-50 tahun dideteksi dini


2019
kanker serviks dan payudara
50 % Kab/Kota melaksanakan Kebijakan KTR
2019
minimal 50% sekolah

2019 30% Puskesmas melaksanakan deteksi dini


dan rujukan katarak
GANGGUAN INDERA
Penanggulangan diprioritaskan pada
Gangguan Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

Prioritas Penanggulangan Proritas Penanggulangan Gangguan


Gangguan Penglihatan (PGP) : Pendengaran dan Ketulian (PGPKT )

1. Katarak 1. Tuli Kongenital


2. Kelainan Refraksi 2. OMSK (Otitis Media
3. Glaukoma Supuratif Kronis)
4. Retinopati Diabetikum 3. Sumbatan Serumen
5. Retinopathy of 4. Gangguan Pendengaran
Prematurity (RoP) Akibat Bising (GPAB)
6. Low Vision 5. Presbikusis
Kemampuan Fungsional

• Konsep sehat (WHO) menyatakan bahwa suatu kondisi fisik,


mental dan sosial yang utuh dengan tanpa adanya suatu
penyakit atau kelemahan —> bagaimana individu
menjalankan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

• Kemampuan fungsional adalah kemampuan seseorang


melakukan aktivitas atau kegiatan secara individu dan
berpartisipasi dalam pekerjaan, kegiatan spiritual, menjalankan
peran dalam keluarga, menikmati hobi dan hiburan, serta
kehidupan sosial-politik.
Gangguan Fungsional dan Disabilitas
• Gangguan fungsional menggambarkan suatu kelainan pada fungsi fisiologis
pada tingkat sistem tubuh, termasuk fungsi mental, kognitif dan psikologis.
• Jenis dan tingkat gangguan fungsi yang dialami oleh seseorang merupakan
hasil interaksi berbagai masalah pada struktur dan fungsi tubuh, faktor
lingkungan dan personal yang menyebabkan keterbatasan melakukan
aktivitas dan partisipasi.
• Fokus pada permasalahan tentang disabilitas disebabkan implikasi
psikososial yang merupakan gangguan fungsional yang menetap.
RAGAM DISABILITAS
(UU NO. 8 TAHUN 2016)
• Fungsi Gerak • Fungsi pikir, Emosi dan
• Amputasi perilaku
• Lumpuh • Psiko sosial : Skizoprenia,
layuh atau Bipolar, Depresi,
kaku Kecemasan dan gangguan
keperibadian
• Paraplegi • Perkembangan interaksi
• Cerebral sosial
Palsy (CP) Fisik Mental • Autism,, hiperaktif dll
• Kusta
• Stroke, dll

Intele Sensoris
• Fungsi Pikir, ktual • Fungsi Panca
Tingkat intelektual
dibawah rata-rata Indera
• Lambat Belajar • D. Netra
• Grahita • D. Rungu

15
• Down Syndrom
HAK KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS
MENURUT UU No. 8 /2016
TENTANG PENYANDANG DISABILITAS
• Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam
pelayanan kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di
bidang kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan
bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya;
• Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya;
• Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah;
• Memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis; dan
• Memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan
kesehatan yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
Program Pencegahan dan Pengendalian
Gangguan Indera dan Fungsional
Dasar Hukum dan Acuan :

Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


Undang – Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas
Permenkes No 29 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Mata di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Buku Pedoman Penanggulangan Gangguan Indera (RPM)


Buku Pedoman Penanggulangan Gangguan Fungsional (RPM)

Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan


Peta Jalan Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas

Sasaran : seluruh masyarakat (semua kelompok umur)


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
GANGGUAN INDERA & FUNGSIONAL TERINTEGRASI
UPAYA PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA & FUNGSIONAL

PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENANGANAN


TATALAKSANA KASUS
SECARA
DETEKSI DINI KOMPREHENSIF
PROMOSI melalui :
KESEHATAN ALAT BANTU
1.HITUNG JARI LIHAT/DENGAR
LIHAT & DENGAR ATAU E- OPERASI
MEMBERIKAN KIE TUMBLING ATAU
upaya REHABILITASI
KEPADA E CHART ATAU
SNELLEN CHART • Rehabilitasi medik
MASYARAKAT AGAR
PEDULI & • Rehabilitasi psikososial
TERHINDAR DARI FR 2. TES SUARA • RBM
GANGGUAN INDERA ATAU GARPU TALA
DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA
TERINTEGRASI
DETEKSI DINI
GANGGUAN
D E N G A R DETEKSI DINI
PENGLIHATAN L I HAT GANGGUAN
PENDENGARAN

Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini PENJARINGAN
Tumbuh Kembang KESEHATAN (UKS)
(SDIDTK)

UKBM UPAYA KESEHATAN


POSBINDU PTM KERJA

Prioritas Penanggulangan :
o Tuli Kongenital
Prioritas Penanggulangan :
o Otitis Media Supuratif Kronik
o Katarak
(OMSK)
o Kelainan Refraksi
o Serumen
o Glaukoma
o Gangguan Pendengaran
o Retinopati Diabetikum
Akibat Bising (GPAB)
o ROP
o Presbikusis
o Low Vision
MEMERIKSAKAN KESEHATAN BERKALA

CEK TES TES


CEK CEK TAJAM
KADAR TAJAM
TEKANAN KOLES- PENDEN
GULA PENGLIH
DARAH TEROL ATAN GARAN
DARAH

DETEKSI
CEK DINI
LINGKAR KANKER
PERUT LEHER
RAHIM

UNTUK WUS2
1
POSBINDU PTM

Kegiatan terintegrasi :
• KIE PTM
• Deteksi dini faktor risiko PTM
• Monitoring faktor risiko PTM
• Konseling + Rujukan
• Kegiatan lain: Penyuluhan, senam, Kegiatan RBM
bersepeda, dll

1. Promotif  Penyuluhan Faktor Risiko dan Pengenalan Kasus


2. Preventif  Penemuan Dini Kasus Gangguan Indra, baik di dalam gedung
(Pelayanan Kesehatan) maupun luar gedung (Penjaringan Kesehatan)
3. Kuratif  Tatalaksana GIF sesuai Standar Kompetensi
4. Rehabilitatif  Rehabilitasi Medik, Penggunaan alat bantu, Pembinaan
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN FUNGSIONAL
1. Pelayanan Posbindu untuk Penyandang Disabilitas
• Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengendalian disabilitas, diantaranya :
a. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan penyandang disabilitas
b. Meningkatkan potensi penyandang disabilitas.
c. Meningkatkan jangkauan masyarakat penyandang disabilitas pada pelayanan kesehatan dan playanan publik
lainnya.
d. Menghapuskan stigma dan diskriminasi pada penyandang disabilitas.
• Untuk itu, pelayanan Posbindu juga wajib menyediakan layanan untuk penyandang disabilitas tanpa adanya stigma
maupun diskriminasi.

2. Deteksi Penyandang Disabilitas di Posbindu


• Dilakukan dengan WAWANCARA.
• Hasil wawancara tersebut dapat digunakan untuk :
a. Mengetahui besaran masalah penyandang disabilitas di wilayah tersebut
b. Mengetahui kebutuhan penyandang disabilitas
c. Merujuk kasus-kasus disabilitas yang perlu penanganan lanjut

3. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)


• RBM  pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan rehabilitasi/habilitasi segala aspek kehidupan (PSIKI, 2007).
• Tujuan : pemberdayaan penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan, keluarga dan masyarakat.
• Posbindu PTM dapat menjadi modalitas untuk pembentukan RBM.
REHABITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (RBM)

• Program Pembinaan wilayah dalam hal


pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan
rehabilitasi/habilitasi segala aspek kehidupan
• Untuk memberdayakan penyandang disabilitas
dalam segala aspek kehidupan, keluarga dan
Masyarakat

Ferial H Idris/PSIKI/Lokakarya
Penanggulangan GIF 28-30 maret 2016
JEJARING KERJA KEGIATAN PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL
• Kemkes/Kementrian lain
Direktorat P2 PTM ( Subdit • LP/LS.NGO, Profesi,Swasta
Gangguan Indera & Fungsional) , LSM, Komatnas, Komnas
PGPKT

• LP/LSNGO
DINKES PROVINSI • Profesi,swasta
• RS Prov
•LSM, Komatda, Komda PGPKT

DINKES KAB/KOTA • Dinkes Kab/kota,LP/LS, swasta


• RS Kab, Komatda, KomdaPGPKT
•Promosi Kesehatan
PERAWATAN •Deteksi Dini
FKTP/FKRTL •Skrining kasus
•Diagnosa kasus
NON PERAWATAN •Penanganan Kasus
•Habilitasi&Rehabilitasi
•Pencatatan dan Pelaporan

•Promosi Kesehatan
MASYARAKAT KADER •Deteksi Dini
•Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat
PENCATATAN DAN PELAPORAN P2 INDERA
PENCATATAN DAN PELAPORAN P2 INDERA
PENCATATAN DAN PELAPORAN P2 INDERA
PENCATATAN DAN PELAPORAN P2 INDERA
PENUTUP
• Gangguan Indera dan Fungsional menjadi permasalahan kesehatan masyarakat baik di
tingkat Global maupun Nasional.
 Gangguan Indera dan Fungsional apabila tidak ditangani dengan baik akan
mempengaruhi kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing manusia Indonesia oleh
karena itu upaya penanggulangan Gangguan Indera dan Fungsional bertujuan untuk
mengurangi angka kesakitan dan disabilitas .
 Kegiatan penanggulangan mencakup pelayanan kesehatan, baik promosi, deteksi dini,
tatalaksana, dan rehabilitasi, serta peningkatan SDM kesehatan yang peduli terhadap
disabilitas terkait indera pendengaran.
 Peningkatan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor diperlukan terkait
penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian.
TERIMA - KASIH

Anda mungkin juga menyukai