Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

P embangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan masyarakat yang optimal. Kebersihan

pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, karena 83 % informasi sehari- hari masuknya

melalui jalur penglihatan, melalui pendengaran 11% penciuman 3,5% dan

pengecap 1,0%.

Dari hasil survey kesehatan Indera penglihatan dan pendengaran tahun

1993-1996 yang di lakukan di 8 (delapan) provinsi menunjukan bahwa

prevalensi kebuyuhan di Indonesia 1,5% Menurut WHO prevalensi

kebutuhan yang melebihi 1% bukan hanya masalah Medis saja tetapi

sudah merupakan masalah sosial yang perlu di tangani secara lintas

program dan lintas sektor, penyebab utama kebutaan adalah katarak (

0.78%), glaukoma (0,20%) kelainan refleksi (0,14%) dan penyakit-

penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).

Menurut perkiraan WHO pada tahun 1995 terdapat 120 juta penderita
gangguan pendengaran di seluruh dunia. Jumlah tsb mengalami

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 1


peningkatan yang sangat bermakna pada tahun 2001 menjadi 250 juta
orang; 222 juta diantaranya adalah penderita dewasa sedangkan sisanya (
28 juta ) adalah anak berusia di bawah 15 tahun. Dari jumlah tersebut kira
kira 2/3 diantaranya berada di negara berkembang. Peningkatan jumlah
penderita gangguan pendengaran ini kemungkinan disebabkan oleh
peningkatan insidens, identifikasi yang lebih baik atau akibat meningkatnya
usia harapan hidup.
Menurut beberapa penelitian 50% populasi usia diatas 65 tahun akan
mengalami gangguan pendengaran. Pada pertemuan WHO (Geneva, 2000)
dilaporkan bahwa pada tahun 2005 penduduk dunia berusia diatas 60
tahun akan mencapai 1,2 milyar orang dan 60 % dari jumlah tersebut
merupakan penduduk negara berkembang. Selanjutnya pada tahun 2020
populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200
%.
Pertemuan WHO (Geneve, 2000) menyatakan bahwa 50 % gangguan
pendengaran dapat dicegah (Preventable deafness) melalui
kegiatan Primary Health Centre (PUSKESMAS).
Adapun faktor faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah
adalah :

1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)


2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga

Pada pertemuan konsultasi WHO-SEARO (South East Asia Regional Office)


Intercountry Meeting (Colombo,2002) disimpulkan bahwa pada 9 Negara
dibawah koordinasi WHO SEARO penyebab gangguan pendengaran adalah

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 2


OMSK, tuli sejak lahir, presbikusis, pemakaian obat ototoksik, pemaparan
bising (noise induced hearing loss / NIHL) dan serumen prop.
Menurut kepmenkes 1437 tahun 2005 tentang rencana strategi
nasional :
1. Bahwa tingginya kebutaan di Indonesia telah menjadi masalah sosial
yang perlu di tanggunglangi secara terkoordinasi dengan melibatkan
berbagai sektor:
2. Bahwa untuk penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan,
WHO telah merencanakan Vision 2020 The Right to Sight
3. Bahwa dalam rangka penanngulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan yang sejalan dengan visi yang di rencanakan WHO, perlu di
tetapkan rencana strategi nasional penanggulangan gangguan
penglihatan dan kebutaan untuk mencapai Vision 2020 dengan
keputusan manteri kesehatan.

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 3


BAB II
PEMBAHASAN

A. Indera Penglihat (Mata)


Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak
bola mata, kotak mata, kelopak mata dan bulu mata. Gambar. Struktur
mata manusia
1. Lapisan Bola Mata Bola mata memiliki garis tengah kira- kira 2,5 cm,
bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera,
koroid dan retina.
a) Sklera
Sklera merupakan lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat fibrosa dan
berwarna putih. Fungsi lapisan ini sebagai pelindung. Disebelah luar sclera
terdapat lapisan sel- sel ephitelium yang membentuk membrane mukosa
yang disebut konjungtiva. Lapisan konjungtiva menjaga kelembapan mata.
Lapisan sclera dibagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Kornea
berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan
membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
Lapisan konjungtiva tidak menutupi sclera
b) Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki
banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmem. Letaknya disebelah
dalam sclera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari
sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang. Lubang itu disebut
orang- orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang iris
terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, coklat,
atau hitam. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi
dan relaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 4


berfungsi sebagai diafragma. Tepat dibelakang iris terdapat badan siliaris
yang tersusun atas serabut otot sirkuler dan serabut- serabut otot yang
letaknya seperti jari- jari sebuah lingkaran. Selain itu dibelakang iris
terdapat sebuah lensa cembung (bikonveks) yang diikat oleh otot- otot
lensa. Badan siliaris ini berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan
relaksasi otot sirkuler pada badan siliaris menentukan tebal- tipisnya lensa
(akomodasi). Akomodasi mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan
kemampuan pemfokusan objek pada jarak yang berbeda disebut daya
akomodasi. Akomodasi bertujuan agar bayangan yang terjadi jatuh tepat
pada bintik kuning. Apabila melihat objek yang letaknya jauh, lensa mata
menjadi lebih pipih, tetapi jika melihat objek yang letaknya dekat, lensa
mata menjadi lebih cembung. Pengaturan kecembungan lensa ini diatur
oleh otot- otot lensa yang melingkar (otot siliaris). Saat melihat objek yang
jauh otot lensa berelaksasi, sedangkan bila melihat objek yang dekat otot
lensa berkontraksi. Lensa mata berbentuk bikonveks. Lensa mata membagi
mata menjadi dua rongga, yaitu ruangan antara kornea denga lensa
(rongga muka), dan ruangan dibelakang lensa (rongga belakang). Kedua
rongga tersebut diisi cairan kental dan transparan seperti jeli. Rongga
depan berisi aqueous humour (humor berair), sedangkan rongga belakang
berisi vitreous humour (humor bening). Kedua macam cairan tersebut
berfungsi membantu memfokuskan cahaya kedalam retina.
c) Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor).
Fotoreseptor berhubungan dengan bagian badan sel- sel saraf yang
serabutnya membentyuk urat saraf optic yang memanjang sampai ke otak.
Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otak
tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar
mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu,
daerah ini disebut bintik buta. Gambar. Benda dan bayangan pada retina.

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 5


2. Reseptor Mata Pada retina terdapat dua macam sel reseptor
(fotoreseptor), yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus).
Jika diurutkan dari arah depan ke belakang, cahaya akan menembus
melewati kornea, aqueous humour, lensa, vitreous humour, dan lapisan
retina yang mengandung sel kerucut dan sel batang. Pada retina terdapat
satu daerah yang disebut fovea atau bintik kuning yang hanya berisi sel-
sel kerucut. Penyebaran sel kerucut dan sel batang pada retina tidak
merata. Dibagian tepi (perifer) yang paling jauh dari bintik kuning hanya
berisi sel batang. Gambar. Penampang sel batang Sel batang berjumlah
sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap
intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh
karena itu kita dapat melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna
hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel
kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka
terhadap intensitas cahaya tinggi. Sehingga berperan untuk penglihatan
siang hari dan untuk membedakan warna. Gambar. Sel- sel yang berperan
dalam menghantarkan impuls cahaya
3. Kelainan pada Mata
Jarak titik dekat adalah jarak terpendek antara benda atau objek dengan
mata sehingga mata masih dapat mengenali benda itu dengan jelas. Lebih
pendek lagi jaraknya, mata sudah tidak dapat mengenali benda dengan
jelas. Usia seseorang dapat menyebabkan perubahan jarak titik dekat. Pada
usia anak- anak, jarak titik dekat pendek, tetapi dengan bertambahnya
usia, jarak titik dekat semakin panjang. Sebagai perbandingan pada usia 11
tahun jarak titik dekat sekitar 9 cm, namun pada seseorang yang berusia
40- 50 tahun jarak titik dekat menjadi 50 cm. itulah sebabnya orang yang
berusia lanjut menjauhkan buku bacaannya apabila dia membaca buku.
Untuk menolongnya digunakan kacamata lensa cembung (+).

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 6


Berbagai macam kelainan penglihatan terjadi apabila unsur- unsur sistem
optic tidak menunjang. Macam- macam kelainan mata diantaranya sebagai
berikut: Jenis kelainan
Penyebab Ditolong dengan Hipermetropia (rabun dekat) Lensa mata tidak
dapat mencembung atao bola mata terlalu pendek sehingga bayangan
benda jatuh dibelakang retina.
4. Lensa cembung (konvergen/ positif) Miopia (rabun jauh)
Lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga
bayangan benda jatuh didepan retina. Lensa cekung (divergen/ negatif)
Presbiopia Elastisitas mata berkurang karena usia tua. Lensa rangkap (dua
macam lensa) Astigmatisme Permukaan lensa mata tidak sama sehingga
fokusnya tidak sama, dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
Lensa silindris (silinder) Katarak Lensa mata buram, tidak elastis akibat
pengapuran sehingga daya akomodasi berkurang.
Operasi Glaukoma Adanya penambahan tekanan dalam mata, karena
cairan dalam bilik anterior mata (aqueous humour) belum sempat
disalurkan keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
tekanan pada saraf optik; lama- kelamaan akan menyebabkan hilangnya
daya penglihatan. Obat- obatan, operasi dengan menggunakan laser.

B. Indera Pendengar (Telinga)


Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri
dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga
dalam.Struktur telinga manusia
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga damn lubang telinga luar. Daun telinga
terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung telinga
bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi
untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang
dekat denga lubang telinga dilengkapi dengan rambut- rambut halus yang

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 7


menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang
berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak
kering.
2. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berhubungan dengan faring
melalui saluran eustachius. Fungsi saluran ini menjaga keseimbangan
tekanan udara antara udara luar dengan udara didalam telinga tengah.
Pada telinga tengah terdapat membrane timpani dan tulang- tulang telinga
tengah. Membrane timpani (disebut juga dengan istilah gendang telinga)
merupakan selaput yang menerima \gelombang bunyi dan memisahkan
antara telinga luar dan telinga dalam. Tulang- tulang telinga tengah terdiri
atas tiga macam, yaitu tulang matil(malleus) yang menempel pada
gendang telinga, tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Tulang martil(bentuknya seperti matil) melekat pada gendang telinga dan
tulang sanggurdi (bentuknya enyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki
dalam menunggang kuda) berhubungan dengan jendela oval pada telinga
dalam. Rangkaian ketiga tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran
suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.

3. Rongga telinga
Dalam Rongga telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran
saluran. Rongga rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan
membrane sehingga disebut juga labirin membrane. Labirin tulang terdiri
dari tiga bagian, yaitu vestibula, koklea(rumah siput),dan tiga saluran
satengah lingkaran.labirin membrane terdiri dari utrikulus dan sakulus
didalam vastibula,saluran koklea didalam koklea,dan membrane saluran
setengah lingkaran.vestibula (mengandung utrikulus dan sakulus) dan
saluran setengah lingkaran merupakan orga keseimbangan, sedangkan
koklea merupakan organ pendengar. Rumah siput atau koklea merupakan

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 8


suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti
cangkang keong srta berisi cairan limpa. Koklea tersebut berbentu saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media,
dan skala timpani. Skal vestibule dan skala timpani mengandung cairan
yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut
endolimfe. Skala festibuli berhubungan dengan skala timpani melalui
lubang kecil yang disebut helikontrema. Skala festibuli berakhir pada
jendela oval (foramen ovale), sedangkan skala timpani berakhir pada
jendela bundar. Antara skala festibuli denga skala media terdapat membran
reissner, sedangkan anrata skala media denga skala timpani terdapat
membrane basiler. Didalam skala media terdapat suatu tonjolan yang
disebut membrane tektorial yang sejajar dengan membrane basiler.
Didalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ
korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran
(reseptor fibrasi). Sel- sel rambut tersebut terletak di atara membrane
basiler dan membrane tektorial dasar dari sel reseptor pendengar tersebut
berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar. Gambar. Telinga tengah dan dalam
4. Proses mendengar
Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang
masuk melalui liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani.
Getaran ini akan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang- tulang
pendengaran. Selanjutnya getaran di teruskan ke telinga dalam melalui
selaput jendela oval dan mengetarkan cairan perilimfe yang terdapat di
dalam skala vestibuli. Getaran cairan tersebut akan menggetarkan
membrane reissner dan menghgetarkan cairan endolimfe di dalam skala
media. Getaran cairan ini menggerakan membrane basiler yang selanjutnya
menggetarkan cairan dalam skala timpani. Pada saat membrane basiler
bergetar akan menggerakan sel- sel rambut, dan ketika se- sel rambut
tersebut menyentuh membrane tektorial terjadilah rangsangan (impuls)

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 9


yang akan dikirim ke pusat pendengar didalam otak melalui saraf sensori
(saraf pendengar). Gambar. Proses mendengar
5. Alat keseimbangan
Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran
menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam
ampula terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang
memiliki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut
kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan
yuang terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolit, yaitu
bola- bola kalsium karbonat yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi
kepala menyebabkan otolit bergeser posisinya, akibatnya timbul impuls
yang akan dikirim ke otak, sehingga kita merasakan sedang miring atau
tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya cairan
limfe dan menggerakan otolit meskipun kita sudah berhenti berputar.
Akibatnya kita merasa pusing. Gambar. Alat- alat keseimbangan pada
telinga
6. Kelainan pada telinga
Kelainan pada telinga dapat di kelompokan menjadi dua kelompok, yaitu: ü
Gangguan perambatan suara Suara dari luar dapat terhambat oleh kotoran
telinga, tumor dan zat-zat lain yang menyumbat liang telinga. Selain itu,
kerusakan tulang-tulang pendengaran juga mengganggu perambatan
suara. Kerusakan tulang pendengar di awali oleh gejala telinga
mendengung. Infeksi telinga juga menganggu perambatan suara. Infeksi
ini disebut otitis. Telinga tengah, yang berhubungan dengan faring, dapat
terinfeksi oleh bakteri atau virus. Lukanya menghasilkan nanah dan bau tak
sedap. ü Gangguan saraf pendengaran Gangguan saraf pendengaran
biasanya terjadi pada usia lanjut. Ini disebut presbikusis. Saraf penderita
mengalami kemunduran (degenerasi). Kerusakan saraf pendengaran juga

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 10


dapat di akibatkan oleh kebisingan (polusi suara) yang di sebabkan oleh
suara berfrekuensi tinggi.
7. Teknologi membantu pendengaran
Teknologi yang umum dijumpai adalah penggunakan alat bantu dengar.
Hal ini di lakukan apabila proses perambatan impuls suara tidak dapat
mencapai telinga tengah, misalnya karena tulang-tulang pendengar rusak.
Pada daun telinga di pasang alat penerima suara, yang kemudian
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut dirambatkan melalui
elektroda ke telinga dalam. Dengan demikian penderita dapat menangkap
suara.

C. Indera Peraba (Kulit)


Kulit merupakan Indera peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan
dingin), serta rasa sakit. Sebagian reseptor terletak pada lapisan dermis,
dan ada juga yang terletak pada lapisan epidermis. Ujung-ujung saraf
tersebut ada yang terbungkus kapsul (di sebut korpuskula) dan ada yang
tidak terbungkus (di sebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung saraf yang
tergolong korpuskula adalah korpuskula Meissner (reseptor untuk sentuhan
terletak dekat permukaan kulit), korpuskula Pacini (raseptor tekanan),dan
korpuskula Ruffini (ujung saraf peraba).Ujung saraf bebas antara lain
reseptor untuk rasa sakit dan sentuhan yang keduanya terletak di lapisan
epidermis kulit, serta reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal
setiap rambut. Selain itu ada pula lempeng Merkel yang merupakan ujung
saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.Gambar. Kulit dan reseptor pada
manusia.

D. Indera Pengecap (Lidah)


Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 11


kasar. Pada papilla lidah terdapat Indera pengecap. Pemukaan lidah di
lapisi lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu
terdapat reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Kumcup pengecap
tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjoplan seperti
rambut. Kuncup pengcap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu
manis, pahit,asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak
berkumpul pada daerah tertentu pada lidah. Gambar.
(a) letak kuncup pengecap tertentu pada lidah,
(b) struktur kuncup pengecap

E. Indera Pembau (Hidung)


Manusia mampu mendeteksi bau dengan menggunakan reseptor yang ada
di dalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia
(kemoreseptor) terdapat pada lapisan epitelium yang terletak di sebelah
dorsal rongga hidung, dan terlindung oleh lender (mukus). Di akhir setiap
sensori terdapat beberapa silia atau rambut pembau. Molekul-molekul yang
larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lendir
tersebut dan menimbulkan sensasi bau. Aktifnya Indera pembau di
rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indera pembau tersebut
sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada bau
yang sama dalam jangka waktu yang lama. Contohnya jika kita berada
dalam ruangan yang sesak dan pengap, maka kita tidak akan segera
merasakan bau yang tidak enak tersebut. Indera pembau dapat juga
menjadi lemah jika selaput lender hidung sangat kering, sangat basah, atau
membengkak. Antara Indera pengecap dan pembau terdapat hubungan
yang erat. Makanan atau bahan yang lain dapat di rasakan kenikmatannya
karena adanya kerjasama antara Indera pengecap dan pembau. Apabila
salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang. Sebagai
contoh orang yang terkena flu (pilek) kurang dapat merasakan kenikmatan
karena ujung-ujung saraf pembau terganggu.

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 12


BAB III
GAMBARAN KHUSUS KONDISI PROGRAM

Pada tahun 2019 Prevalensi penyakit tidak menular yang


ditemukan diantaranya Pneumonia, katarak, glaukoma termasuk
penyakit lama yang muncul kembali (Reemerging Deseas).
Sepuluh besar penyakit terbanyak yang ditemukan dari hasil
kunjungan pasien berobat ke UPT Puskesmas Karangtengah selama
tahun 2019 sebagaimana tercantum pada tabel di bawah adalah ini:
1. Kasus INDERA

Tabel 1
Jumlah Kasus katarak UPT Puskesmas Dan Desa
Di Puskesmas Karangtengah Tahun 2019
Kasus katarak
Puskesmas Desa Jumlah Kasus
L P L+P
Karangtengah Cintamanik 4 0 4
Cinta 2 0 2
Caringin 7 0 7
Sindanggalih 9 1 10
Jumlah 22 1 23

Tabel 2
Jumlah Kasus Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
Di UPT Puskesmas Karangtengah Tahun 2019
Jenis Gangguan
Jumlah Kasus
Puskesmas Pendengaran dan
Ketulian L P L+P
Karangtengah Kelainan Refraksi 60 5 65
Konjunctivitis 103 103 206
Tajam penglihatan
25 0 25
6/12-6/18
Jumlah 188 108 296

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 13


Tabel 3
Jumlah Kasus Pendengaran dan Ketulian
Di UPT Puskesmas Karangtengah Tahun 2019
Jenis Gangguan Jumlah Kasus
Puskesmas Pendengaran dan
Ketulian L P L+P
Karangtengah Otitis Media Supuratif
3 3 6
Kronik
Serumen 15 1 16
Presbikusis 0 0 0
Tuli akibat bising
0 0 0
(NIHL)
Tuli Kongenital (Tuli
0 0 0
sejak lahir)
Lain - lain 10 9 19
Jumlah 13 12 41

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 14


BAB IV
RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Tar Biaya Logis Waktu


No Kegiatan Tujuan Pelaksana Lokasi Sasaran
get (Rp) tik J F M A M J J A S O N D
1 Pelacakan Untuk  Petugas RW Penderita 80 transp
(skrining) katarak menanggulangi kasus Indera Katarak % ort
Katarak sehingga  Dokter
dapat cepat
tertangani

2 Pendampingan Untuk  TIM RSM Tempat Penderita 80 Trans


Skrining Katarak menanggulangi kasus Cicendo Oprasi Katarak % port
Oleh TIM RSM. Katarak sehingga  GIF
Cicendo dapat cepat Dinkes
tertangani

3 Pendampingan Pasien dengan  TIM RSM Tempat Penderita 100 Trans


Oprasi Katarak Oleh Gangguan Katarak Cicendo Oprasi Katarak % port
TIM RSM. Cicendo Tertangani  GIF
Dinkes
4 Pendampingan Post Pasien Post Oprasi  TIM RSM Tempat Pasien 100 Trans
Oprasi Katarak Oleh Katarak Tertangani Cicendo Oprasi Post Ops % port
TIM RSM. Cicendo  GIF Katarak
Dinkes

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 15


Karangtengah, 31 Desember 2019
Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas Karangtengah, Pelaksana Program Indera

Jajang, S. Sos, SKM, M. Si. Ns. Jajang Nurdin, S. Kep


NIP.19620404 198303 1 021 NIP. 19741104 200604 1 006

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 16


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Laporan Tahunan Program Indera sangat diperlukan baik oleh
Puskesmas maupun bagi pihak yang terkait lainnya, karena dari Laporan
Tahunan ini terangkum semua hasil kegiatan program Indera sehingga
memudahkan dalam mencari data secara lengkap.
2. Visi dan Misi Puskesmas belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh jajaran
karyawan Puskesmas, sehingga dalam implementasi di lapangan sering
terjebak dalam tugas-tugas yang sifatnya rutinitas tanpa sepenuhnya
dilandasi oleh semangat yang terkandung dalam makna visi misi puskesmas,
yang berdampak terhadap kurang maksimalnya kinerja dan pencapaian
program Indera di puskesmas.
3. Walaupun belum maksimal sebagian besar program Indera sudah berjalan,
hanya diperlukan upaya peningkatan baik dari kwantitas maupun kwalitas
kegiatan.
4. Sistim Informasi dan Manejemen Kesehatan (SIMKES) Khususnya dalam
kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh petugas masih
sangat lemah, dimana pencatatan yang dibuat masih kurang akurat, tepat
dan cepat. Diperlukan peningkatan sumber daya manusia agar pelaksanaan
SIMKES lebih maksimal.
5. Kemampuan puskesmas untuk melakukan advokasi terhadap sektor lainnya
yang ada di tingkat kecamatan masih kurang optimal, sehingga peran serta
masyarakat didalam konsep pembangunan berwawasan kesehatan masih
disikapi secara pasif oleh masyarakat dan kelembagaan yang ada diluar
kesehatan dan masih ada anggapan bahwa pembangunan kesehatan masih
merupakan tanggungjawab petugas kesehatan/sektor
kesehatan/Puskesmas.
6. Sarana dan prasarana, tenaga serta dana yang masih belum memadai untuk
mengembangkan seluruh upaya pelayanan kesehatan, baik upaya pelayanan
kesehatan wajib maupun pengembangan terutama sarana dan prasarana

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 17


gedung, kendaraan operasional roda dua, sehingga pelayanan di Puskesmas
belum optimal.
7. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
direkomendasikan kepada semua unsur yang ada dilingkungan puskesmas
agar melakukan introspeksi terhadap tanggung jawab yang diembannya
serta terus melakukan upaya peningkatan mutu secara profesional.

B. Saran
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih memerlukan
penyempurnaan, dengan demikian kami sangat terbuka untuk menerima
masukan, petunjuk dan bimbingan dari semua pihak demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Demikian Laporan Tahunan Program Indera Tahun 2019 ini dibuat,
dengan harapan menjadi sumber data bagi seluruh pihak yang berkepentingan,
sebagai pedoman dalam melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan serta
sebagai dasar dalam menyusun rencana kegiatan yang akan datang.

Karangtengah, 31 Desember 2019


Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas Karangtengah, Pelaksana Program Indera,

Jajang, S. Sos, SKM, M. Si. Ns. Jajang Nurdin, S. Kep


NIP.19620404 198303 1 021 NIP. 19741104 200604 1 006

Program Kesehatan Indera UPT Puskesmas Karangtengah 18

Anda mungkin juga menyukai