Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENYULUHAN KESEHATAN MATA, PEMERIKSAAN MATA & PEMBERIAN
KACAMATA GRATIS KEPADA MURID SDN 01 GROGOL SELATAN
JAKARTA SELATAN

"HEALTHY EYE EDUCATION, EYE EXAMINATION, and FREE EYEGLASSES


PROVISION TO THE STUDENTS OF SDN 01 GROGOL SELATAN JAKARTA
SELATAN

Disusun Oleh :

Muhammad Fauzan
(21083)
Aprizal
(21134 )

AKADEMI REFRAKSI OPTISI


GAPOPIN JAKARTA
2024
PROPOSAL KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENYULUHAN KESEHATAN MATA, PEMERIKSAAN MATA & PEMBERIAN
KACAMATA GRATIS KEPADA MURID SDN 01 GROGOL SELATAN

"HEALTHY EYE EDUCATION, EYE EXAMINATION, and FREE EYEGLASSES


PROVISION TO THE STUDENTS OF SDN 01 GROGOL SELATAN

Disusun Oleh :

Muhammad Fauzan
( 21083 )
Aprizal
( 21134 )

Pembimbing : .....................................................

Telah diperiksa dan disetujui :

Diketahui oleh Pembimbing Direktur

(.........................................) Ferry Doringin, Ph,D.

2
URAIAN SINGKAT

Dalam rangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sebagai pelaksanaan tugas
akhir, kami selaku mahasiswa dan mahasiswi Aro Gapopin Jakarta berencana Melaksanakan
Kegiatan Penyuluhan, Pemeriksaan Mata dan Pemberian Kacamata Gratis. Bertempatan SDN 01
Grogol selatan, kegiatan ini diikuti oleh 50 orang pelajar SDN 01 Grogol selatan

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menghasilkan tenaga-tenaga yang kompeten


dibidang optometri dengan melaksanakan kegiatan yang bersinggungan langsung dengan
masyarakat, dalam hal ini pelajar, serta dapat melaksanakan pengabdian dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara langsung, melakukan penelitian serta pengamatan terhadap
gejala-gejala kelainan refraksi sekaligus melakukan skrining penyakit di bidang mata. Selain
melakukan penyuluhan tentang kesehatan mata dan refraksi, peserta juga mendapatkan
konsultasi gratis serta penyuluhan sehingga dapat membantu dan memecahkan permasalahan
serta membantu dalam memberikan solusi dan jika membutuhkan alat bantu kaca mata maka
akan diberikan kaca mata secara gratis.

Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan mengenai “Pentingnya menjaga kesehatan
mata di era gempuran smartphone dan digitalisasi bagi murid SDN 01 Grogol”, tujuan
penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pelajar untuk menjaga
kesehatan mata sehingga dapat diterapkan perilaku sehat.

Dilanjutkan dengan melakukan test tajam penglihatan yang dapat membantu indentifikasi
masalah tajam penglihatan dan kelainan mata. Refraksi dapat digunakan untuk diagnose masalah
tajam penglihatan secara umum pada generasi muda seperti Ambliopia (mata malas) dan
Strabismus (mata juling). Orang dewasa dan anak akan sama-sama memiliki keuntungan dari
refraksi mata untuk identifikasi rabun jauh dan astigmatisma (mata silinder)

Dan kegiatan terakhir adalah Baksos pembagian kacamata. Bakti sosial atau lebih dikenal
sebagai baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara sesama
manusia. Bakti Sosial merupakan suatu kegiatan dimana dengan adanya kegiatan ini kita dapat
merapatkan kekerabatan kita, untuk mewujudkan rasa cinta kasih, rasa saling menolong, rasa
saling peduli mahasiswa kepada masyarakat luas dalam hal ini para pelajar.

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang
kompeten dibidang optometri dan dapat bermanfaat bagi kesehatan para pelajar di SDN 01
Grogol selatan, Aamiin.

3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang PkM

Penglihatan memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam seluruh aspek


kehidupan termasuk diantaranya dalam proses pendidikan. Masalah kesehatan pelajar
pada sistem penglihatan termasuk salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan
karena penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek
kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Fungsinya bagi pelajar sangat
penting, namun sering kali kesehatan mata kurang terperhatikan, sehingga banyak
penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan menyebabkan gangguan
penglihatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009)

Pesatnya perkembangan teknologi membuat penggunaan smartphone sangat


dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah segala urusan dalam
berbagai aspek kehidupan. Smartphone (telepon pintar) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan tingkat tinggi dengan fungsi yang menyerupai komputer.
Smartphone merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki kecanggihan
dalam berbagai hal serta fungsinya yang efektif dan efisien. Kemudahan yang
ditawarkan smartphone seperti informasi akses berbagai data atau bahkan bekerja
dengan menggunakan smartphone membuat banyak orang beralih dari handphone ke
smartphone. Karena fenomena ini, jumlah pengguna smartphone terus meningkat dari
tahun ke tahun. Sedangkan smartphone perangkatnya memiliki kemampuan tingkat
tinggi dengan fungsi yang menyerupai komputer (Nova. 2011). Smartphone
mempunyai tambahan aplikasi dan fitur yang lebih canggih seperti WI-FI, Bluetooth,
kamera, GPS dan menyediakan browser untuk membuka internet (Yuwanto, 2010).

American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision


Syndrome (VCS) sebagai masalah mata majemuk yang berkaitan dengan jarak dekat
dengan layar monitor yang dialami seseorang yang berkaiatan dengan penggunaan
komputer atau smartphone.

Fakta membuktikan smartphone tak hanya digunakan oleh orang dewasa, tetapi
banyak juga digunakan secara bebas oleh para remaja dibawah usia 18 tahun. Para
remaja sering kali menggunakan smartphone untuk bermain games, mengirim e-mail
tugas, chatting dan menonton video. Membiarkan mata berinteraksi dengan smartphone
terlalu lama dalam jangka panjang akan menimbulkan kelelahan pada mata. Dampak
dari kelelahan mata akan menunjukan gejala antara lain nyeri terasa berdenyut di
sekitar mata, penglihatan/pandangan kabur, penglihatan ganda/rangkap, mata sulit
fokus, mata perih, mata merah, mata berair, mata terasa gatal/kering, sakit kepala,
pusing disertai mual (Ilyas, 2010) sehingga terjadilah myopia.

4
Berdasarkan data dari WHO, di seluruh dunia pada tahun 2010 terdapat sebanyak
285 juta orang (4,24%) populasi dengan gangguan penglihatan, 39 juta (0,58%) dengan
kebutaan dan 246 juta (3,65%) dengan low vision. Penyebab gangguan penglihatan
terbanyak di seluruh dunia ialah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi seperti miopi,
hipermetropi dan astigmatisma sebesar 43%. (Global Data on Visual Impairment 2010,
WHO 2012). Hasil survei yang dilakukan oleh America Optometrist Association (AOA)
membuktikan bahwa lebih dari 10 juta pemeriksaan mata pertahun di Amerika Serikat
dilakukan untuk masalah penglihatan oleh penggunaan perangkat elektronik (Jurinsa
Maria Pangemanan, 2014). Menurut data yang di rilis oleh American Academy Of
Ophthalmology atau persatuan dokter spesialis mata di Amerika menyebutkan bahwa
pada tahun 2050 nanti akan ada sekitar 4.758 juta jiwa atau 49.7% dari populasi dunia
akan mengalami mata minus atau miopia. Meningkatnya kasus miopia ini disebut
sebagai Myopia Booming. Kelainan miopia seringkali dideteksi pada anak-anak berusia
6 hingga 13 tahun. Pada masa remaja, progresivitas miopia dapat bertambah parah
akibat pertumbuhan yang berlangsung dengan cepat.

Di Indonesia gangguan penglihatan dan kebutaan terus mengalami peningkatan


dengan prevalensi 1,5 % dan tertinggi dibandingkan dengan angka kebutaan di negara
regional di Asia Tengganggara (Depkes RI, 2009). Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukan proporsi pengguna kacamata atau lensa kontak
penduduk diatas umur 6 tahun di Indonesia adalah sebesar 4,6% dan proporsi
penurunan tajam penglihatan sebesar 0,9%. Untuk provinsi Jawa Barat angka
prevalensi gangguan kebutaan sebesar 5,7% namun prevalensi kebutaannya sebesar
1,2%. Hal ini dapat menggambarkan jumlah penduduk yang mengalami kebutaan
adalah sebanyak 557.966 jiwa dan yang memiliki gangguan penglihatan seperti miopia,
hipermetropia dan astigmatisma adalah sebesar 2.650.339 jiwa.

Miopia atau rabun jauh yang lebih umum dikenal oleh masyarakat Indonesia
sebagai mata minus merupakan salah satu kelainan pada mata yang tergolong dalam
kesalahan refraktif. Miopia merupakan kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar
yang datang dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam
keadaan tanpa akomodasi, sehingga pada retina didapatkan lingkaran difus dan
bayangan kabur (Suhardjo, 2007). Kondisi ini menyebabkan objek yang letaknya dekat
terlihat jelas, sementara objek yang letaknya jauh terlihat kabur. . Prevalensi miopia
pada anak dengan kedua orang tua miopia adalah 30-40%, menurun menjadi 20-25%
pada anak dengan salah satu orang tua yang miopia dan kurang dari 10% pada anak
dengan orang tua tanpa miopia (Mutti DO dkk, 2002). Selain faktor genetik (internal),
miopia juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan (eksternal). Faktor lingkungan
(eksternal) meliputi pencahayaan saat tidur, membaca dan menonton televisi yang
terlalu lama serta aktivitas melihat dekat (Juneti dkk, 2015). Selain itu faktor yang
belakang sedang menjadi fenomena saat ini adalah kebiasan yang dihabiskan untuk
aktivitas di depan layar, misalnya menonton televisi, memakai komputer, laptop,
smartphonedan bermain video game dengan intensitas yang cukup tinggi.

Semakin maraknya murid yang berlama-lama menggunakan smartphone tanpa


menghiraukan dampak yang akan terjadi terhadap kesehatan matanya maka akan
semakin tinggi angka kenaikan miopi yang terjadi dikalangan pelajar. Minimnya

5
pengetahun mengenai batas waktu ideal untuk melakukan aktivitas online atau bermain
smartphone atau gawai bagi pelajar atau remaja dalam sehari yakni tidak lebih dari 257
menit atau sekitar 4 jam 17 menit menjadi salah satu pemicu pesatnya kenaikan angka
miopia yang terjadi. Banyak pelajar yang tidak menyadari saat berinteraksi dengan
smartphone, pengguna terfokus pada satu objek saja, sehingga mengakibatkan otot pada
mata menjadi tegang dan mengurangi frekuensi berkedip setiap menitnya. Normalnya
manusia berkedip 16 sampai 20 kali permenit namun saat menggunakan smartphone
fekuensi berkedip menjadi berkurang sehingga mengakibatkan pengguna smartphone
mengalami keluhan penglihatan seperti mata kering, mata berair, sakit mata, ataupun
sakit kepala dan penglihatan menjadi kabur. Penglihatan kabur ini awalnya akan bersifat
sementara, tetapi lama kelamaan bisa menjadi permanen (Sanu, 2015). Selain itu ada
efek negatif lain yang tidak kalah mengkhawatirkan yaitu paparan radiasi sinar
smartphone terhadap kesehatan mata yakni dapat menimbulkan gangguan fungsi
penglihatan.

Bedasarkan pemaparan diatas diketahui masalah utama yang mendasari kegiatan


Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah kesadaran rendah akan pentingnya
kesehatan mata di kalangan siswa SDN yang semakin marak mengguanakan
smartphone tanpa meghiraukan dampak yang akan terjadi terhadap kesehatan matanya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa masalah kesehatan mata seperti miopia,
hipermetropi, dan astigmatisme semakin umum terjadi pada anak-anak dan remaja, dan
dapat berdampak negatif pada kinerja akademik dan kualitas hidup mereka sebagai
pelajar. Beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini di antaranya adalah
penggunaan gadget yang berlebihan, kurangnya istirahat mata, dan kurangnya
pengetahuan tentang perawatan mata yang baik. Berikut dirumuskan beberapa uraian
masalah utama yang melatar belakangi kegiatan PkM ini anatara lain:
1. Kesadaran Rendah akan Kesehatan Mata: Banyak siswa SDN tidak menyadari
pentingnya menjaga kesehatan mata dan mungkin tidak memperhatikan gejala
atau tanda-tanda masalah penglihatan yang mungkin mereka alami.
2. Akses Terbatas terhadap Pemeriksaan Mata: Beberapa siswa mungkin tidak
memiliki akses mudah atau biaya untuk menjalani pemeriksaan mata secara
teratur.
3. Keterbatasan Ekonomi: Untuk sebagian siswa, biaya pembelian kacamata
mungkin menjadi hambatan, terutama bagi mereka yang berasal dari latar
belakang ekonomi yang kurang mampu.

II. Perumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimanakah korelasi intensitas penggunaan smartphone terhadap kesehatan mata


pada murid SDN 01 Grogol Selatan?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan murid SDN 01 Grogol Selatan menggunakan
smartphone?

6
3. Bagaimana dampak penggunaan smartphone terhadap murid SDN 01 Grogol
Selatan?

4. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata pada murid SDN
01 Grogol selatan?

III. Batasan Masalah

Peneliti hanya akan memberikan informasi terkait pentingnya kesadaran pada kesehatan
mata di era gempuran smartphone dan digitalisasi, jenis penyakit mata katarak,
gloukoma, Strabismus (mata juling), Hordeolum (timbilen), Pterygium (daging tumbuh)
dan penanganannya, dan macam-macam kelainan refraksi. Melakukan pemeriksaan
refraksi, memberikan konsultasi dasar dan terkait tindakan yang perlu di lakukan
selanjutnya akan di rujuk ke dokter mata jika memang diperlukan.

IV. Tujuan Penelitian

Berikut rumusan tujuan yang menjadi target kegiatan PkM kelompok kami :
1. Meningkatkan Kesadaran: Mengedukasi siswa SDN 01 Grogol tentang
pentingnya menjaga kesehatan mata, termasuk cara mencegah masalah
penglihatan dan pentingnya pemeriksaan mata berkala.
2. Membantu dalam Pemeriksaan Mata: Menyediakan pemeriksaan mata gratis
kepada siswa SDN 01 Grogol untuk mendeteksi dan mendiagnosis masalah
penglihatan yang mungkin mereka alami.
3. Mengatasi Keterbatasan Ekonomi:Memberikan kacamata gratis kepada siswa
yang membutuhkan untuk memperbaiki masalah penglihatan mereka dan
memungkinkan mereka untuk belajar dengan lebih baik di sekolah.
4. Mendorong Perilaku Sehat: Mengajak siswa untuk merawat mata mereka
dengan memberikan saran tentang penggunaan gadget yang bijaksana, istirahat
mata secara teratur, dan kebiasaan-kebiasaan sehat lainnya yang dapat menjaga
kesehatan mata mereka.

Dengan melakukan kegiatan ini, kami bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan siswa SDN 01 Grogol melalui perawatan kesehatan mata yang tepat dan
memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan mata yang berkualitas.

V. Manfaat Penelitian

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah informasi dan pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan masyarakat


dengan kesehatan mata sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan peneliti lain untuk
melakukan penelitian selanjutnya.

7
b. Bagi Tenaga Medis

Memberikan informasi kepada tenaga medis mengenai hubungan pengetahuan dan


kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mata sehingga dapat mencegah gangguan
penglihatan.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Petty Purwanita (2020) yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan Mata Di Masa
Pandemi Covid-19”. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
umum dan petugas kesehatan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan mengenai
mata saat pandemi COVID-19. Kegiatan edukasi melalui media video ini
dilaksanakan mengingat kondisi pandemik yang tidak memungkinkan mengumpulkan
masyarakat dalam jumlah banyak.

Penelitian kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian yang dilakukan
Dery Kurniawan (2023) yang berjudul “Pendekatan Personal Dalam Meningkatkan
Kesadaran Terhadap Kesehatan Mata Di Desa Gedong Damai Kelurahan Kalitimbang
Cilegon”. Tujuan dari penelitian ini adalah memaksimalkan penyuluhan kepada
masyarakat dalam meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan mata. Pendekatan
personal yang dilakukan adalah pemeriksaan mata gratis disertai dengan pengisian
kuesioner yang terdiri dari lima pertanyaan dengan beberapa isian seputar identitas dan
riwayat kepenggunaan kacamata. Dan didapatkan presentase peserta yang teriwayat
belum pernah memakai kacamata namun memiliki visus refraksi saat pemeriksaan
sebanyak 18 orang (55%) .

Penelitian ketiga dilakukan oleh Muhammad Iqbal Prayoga (2023) yang berjudul
“Menjaga Kesehatan Mata Keluarga Di Lingkungan Jalan Tapian Nauli, Teladan Barat :
Clinical Experiences”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran bagaimana menjaga kesehatan mata dan dapat mengantisipasi potensi penyakit
mata salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mensosialisasikan tentang bagaimana
menjaga kesehatan mata dengan baik itu adalah dengan memberikan informasi tentang
pentingnya kesehatan mata. Pada penyuluhan ini, bentuk penyampaian informasi
dilakukan secara lisan menggunakan metode komunikasi secara langsung. Dan materi
dari penyampaian informasi itu adalah menjaga kesehatan mata. Penyampaian informasi
yang dilakukan secara lisan yang jelas dan tepat diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan meningkatkan kesadaran dari keluarga binaan.

9
BAB III
METODOLOGI

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penyuluhan dan baksos dilakukan di SDN 01 Grogol Selatan, Jakarta selatan
Kegiatan ini akan dilakukan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 16 April 2024
Pukul : 13.00 WIB.

2. Alat dan Bahan

a) Alat

1) Autoref
2) Trial Lens
3) Snellen Chart
4) Reading Teks
5) Penlight
6) PD Ruler
7) Casing Frame
8) Lensometer
9) Kartu Kerja Klinik Refraksi

b) Bahan

1) Frame
2) Lensa

c) Proses

Proses/metode yang digunakan dalam pelaksaan kegiatan PKM ini adalah dengan
model penyuluhan bersama, yaitu memberikan informasi serta pemeriksaan mata.
Penyuluhan diberikan diauditorium kemudian dilakukan pemeriksaan mata secara
perorangan sambil melakukan konsultasi mendasar. Sasaran dalam kegiatan ini
adalah siswa/I SDN 01 Grogol. Pendekatan akan dilakukan dengan mengisi Kartu
Kerja Klinik Refraksi. Bentuk evalusi dalam kegiatan ini adalah dengan
mengkategorikan pengisian kuisioner oleh peserta ke dalam dua kelompok sikap
setuju dan sikap tidak setuju. Dan hasil penelitiannya berbentuk laporan kegiatan.
Bentuk dan metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan PkM ini dapat dijabarkan
sebagai berikut :

1
0
1. Penyuluhan Kesehatan Mata:
- Bentuk Kegiatan: Penyuluhan dilakukan dalam bentuk sesi presentasi yang
interaktif.
- Metode:
- Presentasi Multimedia: Menggunakan media visual seperti slide presentasi,
video, atau infografis untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya
kesehatan mata, gejala masalah penglihatan, dan langkah-langkah pencegahan
yang dapat dilakukan.
- Diskusi Kelompok: Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pertanyaan
tentang kesehatan mata.

2. Pemeriksaan Mata:
- Bentuk Kegiatan: Pemeriksaan mata dilakukan secara massal dalam satu
tempat, seperti aula sekolah atau ruang kelas yang disediakan khusus.
- Metode:
- Melibatkan kelompok PkM yang dilengkapi dengan peralatan pemeriksaan
mata dan berbagai media yang dibutuhkan.
- Stasiun Pemeriksaan: Membuat beberapa stasiun pemeriksaan mata yang
berbeda di mana siswa dapat mengikuti antrian untuk menjalani pemeriksaan
mata secara berurutan.
- Pemeriksaan Dasar: Pemeriksaan mata dasar dilakukan, termasuk
pemeriksaan penglihatan jauh, pemeriksaan refraksi, dan pemeriksaan dasar
lainnya untuk mendeteksi masalah penglihatan.
3. Pembagian Kacamata Gratis:
- Bentuk Kegiatan: Pembagian kacamata dilakukan secara massal setelah siswa
menjalani pemeriksaan mata.
- Metode:
- Konsultasi dengan kelompok PkM: Setelah pemeriksaan selesai, siswa
berkonsultasi dengan kelompok PkM untuk mendapatkan resep dan keterangan
tentang jenis kacamata yang dibutuhkan.
- Pemilihan Kacamata: Siswa diberikan kesempatan untuk memilih kacamata
yang sesuai dengan resep yang diberikan
- Pengukuran dan Penyesuaian: Tim kacamata membantu dalam pengukuran
dan penyesuaian kacamata agar sesuai dengan kebutuhan penglihatan masing-
masing siswa.

Dengan mengadopsi pendekatan massal yang melibatkan penyuluhan, pemeriksaan mata, dan
pembagian kacamata secara kelompok, kami dapat mencapai efisiensi yang lebih besar dalam
memberikan layanan kepada sejumlah besar siswa SMA dalam satu waktu. Metode ini juga
memungkinkan interaksi antara siswa dan kelom,pok PkM, meningkatkan kesadaran dan
pemahaman mereka tentang pentingnya kesehatan mata dan pemeriksaan rutin.

JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilakukan pada Tanggal 16 April 2024 pukul 13.00 WIB. Dimulai dengan melakukan
penyuluhan kelompok tentang pentingnya menjaga kesehatan mata. Kemudain melakukan refraksi sambil

1
1
melakukan konsultasi dan mengisi Kartu Kerja, dan terakhir adalah pembagian kacamata gratis.
Kacamata akan diberikan pada peserta setelah proses pembuatan selesai.

ANGGARAN KEGIATAN PkM


No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Frame 50 pcs Rp. 50.000 Rp. 2.500.000
2 Lensa 50 pcs Rp. 50.000 Rp. 5.000.000
3 Case 5 pak Rp. 25.000 Rp. 125.000
4 Lap 1 dus Rp. 55.000 Rp. 55.000
5 Konsumsi 100 Paket Rp. 5.000 Rp. 250.000
6 Banner 1 pcs Rp. 150.000 Rp. 150.000
7 Rental Car 1 pcs Rp. 200.000 Rp. 200.000
8 Foto Copy Rp. 300.000
9 Faset 50 Rp. 10.000 Rp. 500.000
10 Biaya Tak Terduga Rp. 500.000
Total Rp. 9.580.000

1
2
DAFTAR PUSTAKA

Prokompim.purwakartakab.go.id. 2023. Acara Peresmian dan Pembukaan Acara PKL dan Bakti Sosial
Pemeriksaan Mata dan Pembagian 1.000 Kacamata Gratis.
https://prokompim.purwakartakab.go.id/berita/read/acara-peresmian-dan-pembukaan-acara-pkl-dan-bakti-
sosial-pemeriksaan-mata-dan-pembagian-1000-kacamata-gratis

Warta.jogjakota.go.id. 2023. Deteksi Dini Kesehatan Mata, Upaya Preventif Pengendalian Penyakit.
https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/26264

Kurniawan, Dery. 2023. Pendekatan Personal Dalam Meningkatkan Kesadaran Terhadap Kesehatan Mata
Di Desa Gedong Damai Kelurahan Kalitimbang Cilegon.
https://www.researchgate.net/publication/373568267_Pendekatan_Personal_Dalam_Meningkatkan_Kesa
daran_Terhadap_Kesehatan_Mata_Di_Desa_Gedong_Damai_Kelurahan_Kalitimbang_Cilegon

Rsud.kulonprogokab.go.id. 2022. Bakti Sosial Pemeriksaan Mata Anak SD Pemberian Kacamata Gratis
Dan Deteksi Dini Retinopati Diabet. https://rsud.kulonprogokab.go.id/detil/543/bakti-sosial-pemeriksaan-
mata-anak-sd-pemberian-kaca-mata-gratis-dan-deteksi-dini-retinopati-diabet

Mata.unud.ac.id. 2022. Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dengan Smart Eye Camera di Nusa Penida.
https://mata.unud.ac.id/posts/bakti-sosial-pemeriksaan-mata-dengan-smart-eye-camera-di-nusa-penida

Hummed.ejournal.unsri.ac.id. 2021. Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Menjaga


Kesehatan Mata Di Masa Pandemi Covid-19.
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/58/30

Elib.unikom.ac.id. Kesadaran Menjaga Kesehatan Mata.


https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/705/jbptunikompp-gdl-deanadhiwi-35209-10-unikom_d-2.pdf

1
3

Anda mungkin juga menyukai