Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM INDERA PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

UPTD PUSKESMAS MOJO

TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Penanggulangan Gangguan Indera (penglihatan dan pendengaran) merupakan
amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 95) meliputi
kegiatan yang komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masyarakat,
merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena 83%
informasi sehari – hari masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui indera
pendengaran. Berdasarkan data WHO ada lebih dari 285 juta penduduk dunia mengalami
gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124 juta dengan low
vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak
terkoreksi. 90% para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini hidup di negara
dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun,
maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi
dua kali lipat pada tahun 2020.
Berdasarkan data tersebut, WHO telah menyusun strategi upaya penanggulangan
masalah kesehatan mata beberapa tahun silam, yang menjadi landasan munculnya
program Vision 2020 : The Right to Sight, yakni sebuah gerakan inisiatif global yang
bertujuan untuk mengeliminasi berbagai penyakit kebutaan yang seharusnya dapat
dihilangkan atau dicegah yang lazim disebut avoidable blindnes.
Di tingkat nasional, berbagai penelitian terkait dengan angka gangguan penglihatan
dan kebutaan telah banyak dilakukan, seperti Survei Kesehatan Mata Nasional tahun 1993
– 1996, Survei Kesehatan Nasional/Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, Riset
Kesehatan Dasar 2007 dan 2013, serta Rapid Assessment of Avoidable Bindness (RAAB)
di berbagai daerah pada kurun waktu 2005 – 2014 menghasilkan angka prevalensi
kebutaan rata – rata lebih dari 1%, dimana jika mengacu kepada kriteria yang ditetapkan
WHO, hal tersebut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan juga masalah
sosial.
Program terkait kesehatan mata/pencegahan kebutaan (UKM/PK) di Provinsi dan
Kabupaten/kota difokuskan pada 4 penyebab kebutaan atau masalah penglihatan seperti
katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia dan glaukoma sudah diintegrasikan ke dalam
kegiatan pokok puskesmas. Secara umum, kelainan refraksi yang tidak dapat di koreksi
merupakan penyebab utama gangguan penglihatan. Skrinning gangguan penglihatan
dimaksudkan untuk mencegah kejadian gangguan ketajaman penglihatan yang lebih
serius. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Kesehatan Mata di fasilitas pelayanan kesehatan, bahwa sesuai pada
pelayanan kesehatan primer diharapkan dapat mengukur dan menentukan tajam
penglihatan (visus) dengan atau tanpa koreksi terbaik tergantung pada kondisi pasien.
Untuk menunjang pemeriksaan refraksi tersebut diperlukan alat pemeriksaan sesuai
standar merujuk pada Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Terdapat beberapa
standar alat kesehatan untuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, meliputi Snellen chart,
trial frame dan trial lens diharapkan penatalaksanaan kelainan refraksi di fasilitas
kesehatan pelanayan primer dapat selesai dengan tuntas sampai peresepan kacamata
sesuai kompetensi 4A. Kondisi saat ini masih banyak puskesmas dengan keterbatasan alat
refraksi termasuk dengan keterbatasan tenaga kesehatan yang dapat melakukan
pemeriksaan menggunakan trial lens dan trial frame. Oleh karena itu diperlukan Orientasi
Skrinning Gangguan Penglihatan khususnya kelainan refraksi dalam penggunaan trial lens
dan trial frame sampai peresepan kacamata sesuai kompetensi bagi dokter di FKTP .
Data klien dengan gangguan kesehatan indera tahun 2021 sebanyak 524 kasus.
Dengan kasus yang paling sering dijumpai adalah gangguang refraksi, katarak, dan
serumen prop. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan di masyarakat
merupakan salah satu masalah kesehatan yang nyata.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya
kepedulian dan partisipasi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
indera. Program Kesehatan Indera meliputi kegiatan skrining yang dilakukan setiap hari
di Puskesmas, UKS, dan Posyandu. Seperti mengukur visus mata, mendeteksi katarak,
memeriksa kebersihan telinga dan melakukan penyuluhan tentang kesehatan indera.
Sesuai dengan tujuan dari program kesehatan indera, maka perlu adanya
pedoman yang mengatur pelaksanaan program kesehatan indera di Puskesmas Mojo
agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan sesuai dengan standar. Pedoman
penyelenggaraan program kesehatan indera ini merupakan usaha untuk menciptakan
peningkatan kualitas pelayanan dan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Mojo.

II. LATAR BELAKANG


1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/291/2016 tentang Komite Mata
Nasional Untuk Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MenKes/ 155/2015
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 428/Menke/SK/VI/2006 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.

III. TUJUAN
A. Umum
Meningkatnya derajat kesehatan indera pendegaran dan penglihatan di masyarakat
wilayah kerja Puskesmas Mojo
B. Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan
kader .Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan pendengaran, ketulian, gangguan
penglihatan dan kebutaan.

2. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran dan indera


penglihatan kepada masyarakat
3. Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran dan indera penglihatan
secara dini
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran dan indera
penglihatan masyarakat
5. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok
1. Screening pendengaran dan penglihatan di dalam gedung dan diluar gedung
2. Penyuluhan tentang gangguan indera pendengaran dan penglihatan
3. Kegiatan pembersihan pada serumen telinga pada anak sekolah dasar
B. Rincian Kegiatan
1. Melakukan screening pendengaran dan penglihatan di dalam gedung dan diluar
gedung Puskesmas
2. Melakukan penyuluhan tentang gangguan indera pendengaran dan penglihatan
3. Melaksanakan kegiatan pembersihan pada serumen telinga pada anak sekolah
dasar

V. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Melakukan koordinasi dengan pihak terkait, meliputi:
1. Lintas program: Seluruh karyawan di Puskesmas Mojo
2. Lintas sektor: Seluruh masyarakat di wilayah Mojo, sekolah.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan penglihatan melalui screening
yang dilakukan oleh semua unit di puskesmas serta screening di masyarakat saat
posyandu, posbindu, UKS dll.
2. Pemeriksaan dan tindakan medis terhadap masalah gangguan pendengaran dan
penglihatan
3. Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan penglihatan kepada fasiitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
4. Rekapitulasi hasil pengukuran dan pengolahan data
5. Penyusunan Laporan Hasil screening kesehatan

VII. SASARAN
A. Sasaran Program
Seluruh Masyarakat di wilayah Puskesmas Mojo
B. Sasaran Kegiatan
1. Bayi
2. Balita
3. Anak usia sekolah / remaja
4. Dewasa
5. Ibu hamil
6. Catin
7. Lansia

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Tahun 2022


No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Skrining pasien dengan x x x x x x x x x x x x


gangguan pendengaran
dan penglihatan

Kegiatan Bersih-Besih x
2
Telinga (BBT)

3 Pencatatan dan x x x x x x x x x x x x
pelaporan

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


 Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan
 Pelaporan dilaksanakan dibulan yang sama, sesuai dengan jadwal pelaksanaan
kegiatan

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


 Mengisi form skrining indera pendengaran dan penglihatan
 Membuat laporan ke Dinas Kesehatan tentang pelaksanaan program indera di
Puskesmas

Mengetahui, Surabaya, 2 Januari 2022


Kepala UPTD Puskesmas Mojo Penanggung Jawab Program

dr. RATNA MEGASARI, M. Kes. Dita Ariska Putri, Amd. Kep.


Pembina / IV a
NIP. 19821227 200902 2009

Anda mungkin juga menyukai