PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata merupakan salah satu dari indera dalam tubuh manusia yang
sesuatu secara matang. Fungsi mata untuk kehidupan manusia sangat penting,
gangguan penglihatan sampai kebutaan. Masalah mata yang sering terjadi adalah
rabun. Penyakit rabun terbagi atas rabun melihat jauh, rabun melihat benda pada
jarak dekat. Semua jenis rabun mata pada intinya merupakan benda yang dilihat
secara teratur (Deddy dkk, 2009). Mata adalah salah satu indera yang penting
bagi manusia, melalui mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang
suatu masalah kesehatan yang sangat serius. Deteksi dini dan publikasi mengenai
menurut Gianini (2004) dalam Wajaya (2010), penglihatan merupakan suatu cara
masih kurang. Faktor ini disebabkan karena informasi yang diterima diperoleh
dari sumber yang salah sehingga menimbulkan informasi yang keliru, selain itu
disebabkan juga oleh faktor kebiasaan yang tidak mau memperdulikan kesehatan
Pertama tentang kesehatan mata tidak baik. Tindakan ini mengakibatkan siswa
mengabaikan dan tidak tahu cara untuk melakukan pencegahan yang tepat pada
Temanggung,
Sekarang ini mata miopi masih menjadi masalah utama dalam kehidupan
tidak terhingga akan terfokus pada retina demikian pula bila benda jauh akan
didekatkan maka dengan adanya gaya akomodasi benda dapat difokuskan pada
kuat. Kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai kebutuhan, makin dekat benda
makin kuat mata harus berakomodasi. Bila benda terletak jauh bayangan akan
Myopia disebabkan oleh 2 (dua) faktor penting yaitu faktor genetik dan
secara pasti. Faktor lingkungan lebih banyak dibandingkan dengan genetik sebab
Berdasarkan data WHO diperoleh data terdapat 314 juta orang di dunia
yang hidup dengan gangguan penglihatan dan 45 juta dari mereka buta. Resiko
untuk gangguan penglihatan ini meliputi berbagai usia, jenis ketamin dan letak
bahwa wanita secara signifikan memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya
1%, India sebesar 0.7 %, dan Thailand 0.3 %. Kelainan refraksi (0,14%)
jumlah kebutaan 17.161 orang dengan low vision 0,9% dan jumlah Low Vision
Sepuluh persen dari 66 juta anak usia sekolah khususnya pada tingkat
myopia dan angka pemakaian kaca mata koreksi sampai saat ini masih rendah
yaitu 12,5% dari kebutuhan. Jika kondisi ini tidak ditangani sungguh-sungguh
kurang. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah responden yang
berpengetahuan baik.
Sari (2009) dalam penelitiannya di falkultas kedokteran di Sumatra Utara,
dengan jarak yang terlalu dekat secara terus menerus, memakai komputer terlalu
normal
Kemampuan deteksi dini dan pencarian bantuan yang tepat tentu saja
dapat dimiliki, bila para siswa memiliki pengetahuan dan sikap yang benar.
Pengetahuan tentang arti, gejala dan cara mendeteksi dini terhadap yang
International, 2009).
Sikap dan perilaku para siswa yang baik tentang kelainan refraksi myopia
akan dapat mencegah gangguan penglihatan. Disamping itu dengan cara deteksi
dimana dari 148 Siswa yang terdiri dari Kelas VIII dan kelas IX, terdapat 48
(empat puluh delpan) orang siswa yang memakai kacamata atau yang terkena
dengan jarak terlalu dekat, dan bermain laptop dalam jangka waktu yang lama.
Selebihnya siswa memiliki pengetahuan baik tetapi mereka tetap melakukan
faktor yang memicu terjadinya myopia, salah satunya masih membaca buku
dengan pencahayaan yang kurang dan juga bermain smart phone sambil tiduran
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada siswa SMP sebanyak
148 orang yang terdiri dari 79 orang kelas VIII dan sebanyak 69 orang kelas IX
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Umum
SMP.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dam
wawancara atau angket untuk menanyakan isi materi yang ingin diukur dari
1. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
2. Memahami (compherension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
3. Aplikasi ( application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
4. Analisis (analysis)
organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (evaluation)
penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah,
coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama
metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum
2. Secara Kebetulan
penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu
4. Akal Sehat
orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti nasihat orang tuanya
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
1) Pendidikan
2) Media Massa
orang.
3) Pengalaman
5) Faktor Umur
semakin membaik.
Sikap berasal dari kata “aptus” yang berarti dalam keadaan sehat dan siap
gladiator dalam arena laga yang siap menghadapi singa sebagai lawannya dalam
pertarungan. Secara harfiah, sikap dipandang sebagai kesiapan raga yang dapat
Sarwono, 2009).
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon
sikap adalah suatu kecenderungan dan keyakinan seseorang terhadap suatu hal
yang bersifat mendekati (positif) atau menjauhi (negatif) ditinjau dari aspek afektif
& kognitif dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu. Sedangkan definisi sikap
(negatif) ditinjau dari aspek afektif dan kognitif dan mengarahkan pada pola
perilaku tertentu.
yaitu:
a. Persepsi (perception)
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
c. Mekanisme (mekanism)
d. Adaptasi (adaptation)
bahwa perilaku yang didasari pengehuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
prilaku baru, maka di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan
yakni:
b) Interst (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokan
1. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh karena itu
Mata bagian yang sangat penting, karena merupakan salah satu panca
indera manuasia. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur utama yang
berbeda dan ke semua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses melihat
kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata
mustahil dapat melihat.Mata dapat berfungsi dengan baik apabila ada cahaya.
Entah akibat perubahan bulbus oculi, ataupun kelainan pada lensa. Kelainan
astigmatisme. Uji kelainan refraksi dapat dilakukan dengan uji pinhole. Apabila
visus tidak maju maka bukan merupakan kelainan refraksi (Ilyas, 2006).
Myopia adalah suatu kelainan refraksi, yaitu berkas sinar sejajar yang
masuk kedalam mata, pada keadaan tanpa akomodasi, dibiaskan pada suatu titik
fokus di depan retina. Myopia disebut juga dengan rabun jauh, nearsightedness
Myopia atau lebih sering disebut rabun jauh adalah berkurangnya atau
menurunnya kemampuan seseorang dalam melihat objek dalam jarak jauh. Hal ini
ketika lensa mata menerima ransangan radiasi cahaya dengan sangat kuat dan
intensitas tinggi lama dan sering sehingga menyebabkan kornea mata cembung
dan diperlukan alat bantu penglihatan berupa lensa cekung atau lensa negatif
kekaburan pada saat menjelang senja, senja dan setelah senja. Tetapi setelah senja
sudah hilang, mata akan kembali dapat melihat dengan normal tanpa alat bantu
etiologi berasal dari bahasa latin, prevenire yang artinya datang sebelum atau
antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang
sangat luas, preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk
2.4.2 Etiologi
dari miopia patologi adalah autosomal resesif, autosomal dominan, sekslink dan
derajat miopia yang diturunkan ternyata bervariasi. Penyakit Ibu yang dikaitkan
dengan miopia kongenital adalah hipertensi sitemik, toksemia dan penyakit retina,
faktor lain yang dianggap berhubungan dengan miopia patologi adalah kelahiran
prematur yakni berat badan lahir kurang dari 2.500 gr (Widodo dan Prillia, 2007).
yang dekat
Idiopatik
Miopia Nokturnal Akomodasi untuk fokus gelap yang
signifikan
Pseudomiopia Kelainan akomodasi
Idiopatik
Miopia yang diinduksi (didapat) Katarak nuclear yang berhubungan
dengan usia
sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia
b) Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa = miopia
Miopia Nokturnal
Pseudomiopia
Miopia Degeneratif
Miopia Didapat
Derajat Miopia ringan (0.25-3.00 D)
dan menetap)
tahun)
(Karikaturijo, 2010):
1. Pencahayaan
terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara
pasif mengetahui, bersikap dan persepsi tentang penyakit dan rasa sakit
yang ada pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang
dilakukan sehubngan dengan penyakit dan sakit tersebut. Prilaku sakit dan
dan menulis terlalu dekat atau membaca sambil tiduran atau tengkurap akan
myopia adalah 32,9 % berkurang sampai 18,2 % pada anak dengan orang
4. Umur
titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas, mulai bergerak makin jauh,
pada usia dua puluh tahun, seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada
jarak 10 cm dari matanya, sekitar usia empat puluh tahun titik dekat itu
watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 watt, pada usia 70
5. Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan dapat ditentukan oleh berbagai faktor yaitu ukuran
dilihat jelas yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan
konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila
kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau
melihat kilatan cahaya, hal ini karena jaringan retina perifer yang
Jaga jarak pandang ketika sedang berada dilayar komputer maupun TV.
Jarak pandang yang ideal sekitar 50-100 cm. Seperti juga halnya ketika
sedang membaca buku. Jarak yang ideal ketika membaca buku sekitar 30
cm. Hal ini dimaksudkan agar dapat terhindar dari miopia atau rabun
dekat.
2) Istirahatkan mata
depan layar komputer. Jika terlalu lama, maka mata akan sakit.
4) Berhenti merokok
penyakit mata seperti katarak dan kerusakan saraf optik pada mata.
6) Jangan menggosok atau mengucek mata terlalu kuat terutama bila ada
4. Hindari menonton TV/main play station dengan jarak yang terlalu dekat.
computer.
7. Hindari mata dari kotoran seperti debu, atau benda yang mengganggu.
a. Kaca Mata
Kacamata dapat meringankan usaha akomodasi mata, sehingga dapat
yang menggunakan kacamata plano. Di samping itu, anak yang diberi koreksi
b. Lensa Kontak
efek penggunaan rigid gas permeable contact lens (RGP) dengan soft contact
c. Ortokeratologi
untuk memfasilitasi pertukaran oksigen yang baik. Lensa ini juga didesain
agar dapat membantu mengatasi peripheral defocus retina. Reim, et al, dan
Kakita, et al, mendapatkan bahwa ortho-k yang digunakan pada malam hari
d. Farmokologis
Obat yang digunakan dalam pencegahan FDM adalah obat golongan anti
kelompok kontrol.
studi acak selama 5 tahun pada 400 anak yang dibagi ke dalam tiga
kelompok, yaitu atropin 0,5%, 0,1%, dan 0,01%. Dari penelitian tersebut,
buatan. Makin tinggi konsentrasi atropin yang digunakan akan makin besar
e. Kombinasi
Shih et al, mengombinasikan atropin dengan kacamata bifokus.
Kelompok pertama diberi atropin 0,5% dengan lensa bifokus add S+2.00D.
Kelompok kedua diberi atropin 0,25% dengan lensa bifokus add S+0.75D.
Kelompok kontrol mendapat lensa plano dan tetes air mata buatan.
(Halim et al. ,2017).
melakukan tindakan pencegahan myopia. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa
pengetahuan. Pencegahan myopia ini dirasa perlu dan efektif dilakukan pada
remaja karena pada masa tersebut merupakan saat yang tepat untuk memulai
Cahaya difokuskan di
depan retina
Miopia
2.4.10 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau kaitan antar konsep
satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang
Onan Ganjang.
Utara dengan hasil survei data awal didapat dari 10 siswa yang memakai
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas VIII dan
telah ditetapkan.
a. Kriteria Inklusi:
1. Semua anak yang memakai kaca mata yang hanya disebabkan oleh
miopia.
b. Kriteria Eksklusi:
trauma, infeksi, kaca mata gaya, kontak lensa dan riwayat penyakit
Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan jenis data primer. Data
primer adalah data yang langsung diperoleh dari reponden (Nursalam, 2014),
berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang diisi
oleh responden dan hasil pemeriksaan visus diubah menjadi data kuantitatif
berupa skor nilai. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing,
kelengkapan data.
2) Kedua, coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh
memasukkan data.
Ganjang.