Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2020

Wahyu Hermawan Wicaksono

Hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Kesehatan mata pada


anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri Cangkol 03 Mojolaban
Sukoharjo

Wahyu Hermawan Wicaksono1), S. Dwi Sulistyawati2), Fakhrudin Nasrul Sani3)


1)
Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Whermawan300@gmail.com
2)3)
Dosen Prodi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
sanni_salsabila@yahoo.co.id, fakhrudin_ns@ymail.com

Abstrak

Menurut laporan (Universal Eye Health WHO 2014, n.d.) , 285 juta
penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan dimana 39 juta diantaranya
mengalami kebutaan dan 246 juta penduduk mengalami penurunan penglihatan
(low vision). Sedangkan anak anak yang berusia di bawah 15 tahun diperkirakan
sebanyak 19 juta mengalami gangguan kesehatan mata seperti mata merah,
penglihatan menjadi ganda, mata berair, mata terasa gatal dan sering menggosok
mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget
dengan gangguan kesehatan mata pada anak di Sekolah Dasar Negeri Cangkol 03
Mojolaban Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah anak kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri Cangkol
03 yang berjumlah 85 anak. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode Purposive Sampling. Teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini dengan menggunakan uji Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan antara Penggunaan Gadget dan Gangguan Kesehatan Mata,
dengan nilai p value 0,02 dan nilai r 0,444. Responden yang menggunakan Gadget
dalam batasan waktu yang normal memiliki tingkat gangguan kesehatan yang
rendah.

Kata Kunci : Penggunaan Gadget, Kesehatan Mata, Anak Sekolah Dasar


Daftar Pustaka : 31 (2010-2019)
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING AND NURSE PROFESSION
FACULTY OF HEALTH SCIEFNCE, KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF
SURAKARTA
2020

Wahyu Hermawan Wicaksono

Correlation between Gadget Use and Vision Health Disorders of Students of


State Primary School 03 of Cangkol, Mojolaban, Sukoharjo

Abstract

According to the report (Universal Eye Health WHO 2014, n.d.), 285
million of the world population experience vision disorders, 39 million of them have
blindness and the rest 246 million suffer from low vision. It is predicted that 19
million of population under 15 years old experience vision health disorders such as
red eyes, double vision, watery eyes, and itchy eyes. The objective of this research
is to investigate correlation between gadget use and vision health dissorders of
students of State Primary School 03 of Cangkol, Mojolaban, Sukoharjo.
This research used the cross-sectional research design. Its population was
all of the students as many as 85 in Grades IV, V, and VI of State Primary School
03 of Cangkol. Purposive sampling was used to determine its samples. The data of
the research were analyzed by using the Kendal’s Tau Test. The result of the
research shows that the gadget use had a correlation with the vision health
dissorders as indicated by the p-value = 0.02 and the r-value = 0.444. The
respondents with the normal limited use of gadget had low vision health disoders.

Keywords: Gadget use, vision health, student of State Primary School


References: 36 (2010-2019)
PENDAHULUAN

Gangguan kesehatan mata Menurut Murthy (2012), kelainan


merupakan suatu hal yang menghalangi refraksi, berupa myopia sudah mulai
kerja mata sebagaimana mestinya akan muncul pada kelompok umur 6 – 11 tahun
tetapi tidak terlalu parah. Gangguan (sekolah dasar) dan terus berkembang. Pada
merupakan implikasi dari gejala-gejala anak yang berusia di bawah 15 tahun
sebuah penyakit sebelum menjadi penyakit. diperkirakan sebanyak 19 juta mengalami
Mata dapat menjalankan fungsinya dengan gangguan penglihatan dan 12 juta di
baik karena didukung oleh bagian bagian antaranya disebabkan oleh kelainan refraksi
rumit dan sensitif seperti retina, pupil, serta mata, suatu kondisi yang seharusnya mudah
pembuluh darah. Kerusakan atau gangguan untuk didiagnosis dan diperbaiki. Oleh
pada kesehatan mata dapat berakibat pada karena itu, diperlukan adanya deteksi dini
keterbatasan penglihatan dan kebutaan. kelainan refraksi mata pada usia sekolah
Keterbatasan penglihatan hingga kebutaan agar dapat ditemukan kasus kelainan
mengakibatkan menurunnya informasi dan refraksi secara dini pada populasi yang
daya saing bagi penderitanya (Janah,2014) memiliki gejala. Gejala dan tanda kelainan
Menurut laporan (Universal Eye
refraksi mata antara lain mata berair, mata
Health WHO 2014, n.d.) , 285 juta silau, penglihatan berkurang perlahan-
penduduk dunia mengalami gangguan lahan, melihat benda halus terbang, bentuk
penglihatan dimana 39 juta diantaranya benda yang dilihat berubah, nyeri pada
mengalami kebutaan dan 246 juta mata, sakit kepala, dan mata cepat lelah saat
penduduk mengalami penurunan membaca.
penglihatan (low vision). Sedangkan anak Hasil studi pendahuluan pada
anak yang berusia di bawah 15 tahun tanggal 14 November 2019 dengan metode
diperkirakan sebanyak 19 juta mengalami wawancara yang dilakukan oleh peneliti di
gangguan kesehatan mata seperti mata Sekolah Dasar Negri Cangkol 03 di kelas
merah, penglihatan menjadi ganda, mata IV, V, dan VI, didapatkan sebanyak 13
berair, mata terasa gatal dan sering siswa/siswi kelas IV dari total seluruhnya
menggosok mata. Sementara itu ada 12 juta sebanyak 22 siswa/siswi, mengalami
diantaranya disebabkan oleh kelainan gangguan mata pada saat menggunakan
refraksi mata, 90% kejadian gangguan gadget rata rata 4 jam/hari, kemudian di
penglihatan terjadi di negara berkembang. kelas V sebanyak 15 siswa/siswi dari total
Gangguan kesehatan mata di
seluruhnya 27 siswa/siswi di kelas V
Indonesia terus mengalami peningkatan mengalami gangguan mata ketika terlalu
dengan prevalensi 1,5% dan tertinggi jika lama menggunakan gadget kira kira 3-5
dibandingkan negara negara lain di Asia. jam/hari, dan yang terakhir di kelas VI
Gangguan kesehatan mata itu sendiri terdapat 14 siswa/siswi dari total
disebabkan oleh glaucoma (13,4%), seluruhnya yaitu 36 siswa/siswi mengalami
kelainan refraksi (9,5%), gangguan retina gangguan kesehatan mata akibat
(8,5%), kelainan kornea (8,4%) dan penggunaan gadget rata rata 3 jam/hari.
penyakit mata lainnya (DepKes RI, 2010). Gangguan mata yang dirasakan siswa/siswi
dari kelas IV-VI tersebut ada bermacam- HASIL DAN PEMBAHASAN
macam seperti mata berair, mata merah,
sering menggosok mata, bahkan ada yang Analisis Univariat
merasa penglihatan buram ketika Tabel 1
menggunakan gadget terlalu lama. Rata- Analisis karakteristik responden
rata penggunaan gadget dari siswa/siswi berdasarkan umur (n:42)
tersebut melebihi 2 jam/hari dan paling Umur
sering gadget digunakan untuk menonton Mean 10
film lewat aplikasi youtube, menggunakan Median 11
whatsapp, dan ketika malam hari Mode 11
digunakan untuk bermain game. Dari hasil Standar Deviasi 0,942
wawancara dengan guru wali kelas IV, V, Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
VI orangtua murid banyak yang umur responden responden rata-rata umur
mengeluhkan bahwa putra putrinya sering 11 tahun dan memiliki nilai standar deviasi
bering bermain gadget. 0,942. Sejalan dengan penelitian Pertiwi
dkk (2018), yang m engatakan pada usia 9-
METODOLOGI PENELITIAN 11 tahun ini adalah siswa sekolah dasar
Penelitian ini menggunakan design kelas tinggi yang mempunyai karakteristik
penelitian cross sectional yaitu suatu aselalu ingin terpenuhi keinginanya dan
penelitian untuk mempelajari dinamika juga mempunyai rasa ingin tau yang tinggi.
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan Pada penelitian Novrialdy, Nirwana &
efek, dengan cara pendekatan, observasi Ahmad (2019), mengatakan pada rentan
atau pengumpulan data sekaligus pada usia 10-18 tahun akan mengalami berbagai
suatu saat (Notoatmodjo. 2018). populasi perubahan pada dirinya baik fisik maupun
dalam penelitian ini adalah siswa siswi peran social di keluarga dan masyarakat.
kelas IV,V dan VI di Sekolah Dasar Negri Hasil penelitian ini didapatkan paling
Cangkol 03, Sukoharjo yang berjumlah 85 banyak usia 11 tahun.
orang. Tabel 2
. Teknik pengambilan sampel Analisis karakteristik responden
menggunakan purposive sampling yaitu berdasarkan jenis kelamin (n:42)
sebanyak 42 orang. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Data variabel independen (penggunaan (f) (%)
gadget) dan variabel dependen (Gangguan Laki-laki 26 61,9
kesehatan mata). Kedua variabel berskala Perempuan 16 38,1
ordinal-ordinal, sehingga menggunakan uji Total 42 100,0
Kendall tau. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
Penelitian ini dilakukan di SDN Cangkol 3 responden paling banyak adalah laki-laki
Mojolaban Sukoharjo, pada bulan Juni dengan jumlah 26 responden (61,9%). Hal
2020 dengan membagikan link google form ini sejalan dengan penelitian yang
yang berisi kuesioner secara online melalui dilakukan Fatrha & Siti (2018) dengan hasil
pesan pribadi dengan menggunakan mayoritas yang menggunakan gadget
aplikasi berupa WhatsApps. adalah laki-laki dan rata-rata untuk bermain
game online sedangkan perempuan lebih
memilih untuk yang lain. Penelitian lain
juga mengatakan penggunaan gadget/game merekomendasikan bahwa penggunaan
online tidak hanya dialami oleh remaja, gadget selama 2 jam/hari untuk anak dan
tetapi juga anak-anak dan orang dewasa. remaja diatas 2 tahun untuk aktivitas di
Kebanyakan kejadian terjadi di negara depan layar. Penelitian ini tingkat
negara Asia yang sebagian besar terjadi penggunaan gadget dalam kategori cukup,
pada laki-laki berusia 10-20 tahun (Kuss, artinya Sebagian menggunakan gadget
dkk., 2012). Penelitian ini didapatkan melebihi batasan normal namun sebagian
paling banyak adalah berjenis kelamin laki- menggunakan gadget dalam batasan
laki, hal ini dikarenakan pada jenis kelamin normal.
laki-laki sudah memiliki gadget pribadi Tabel 4
sehingga lebih sering menggunakan gadget Analisis karakteristik responden
dibandingkan perempuan. berdasarkan tingkat gangguan kesehatan
Tabel 3 mata
Analisis karakteristik responden (n:42)
berdasarkan tingkat penggunaan gadget Gangguan Frekuensi Persentase
(n:42) kesehatan (n) (%)
mata
Penggunaan Frekuensi Persentase Rendah 20 47,6
(n) (%) Sedang 10 23,8
Baik 12 28,6 Tinggi 12 28,6
Cukup 18 42,9 Total 42 100,0
Kurang 12 28,6 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa
Total 42 100,0 tingkat gangguan kesehatan mata paling
Pada tabel 3 menunjukkan Tingkat banyak dalam kategori rendah sebanyak 20
Penggunaan gadget paling banyak dalam responden (47,6%). Hasil penelitian
kategori cukup yaitu sebanyak 18 sebelumnya oleh Fachrian dkk, (2015),
responden (42,9 %). Sejalan dengan mengatakan bahwa kemungkinan kelainan
penelitian Wiguna, (2014), yang ketajaman penglihatan dapat dipengaruhi
mengatakan bahwa kegunaan gadget di oleh sarana media visual dan aktivitas
kehidupan sehari-hari sebenarnya relative melihat dekat yang terlalu sering seperti
karena penggunaan gadget sendiri melihat layar pada gadget, menonton
tergantung pada orang yang memakainya. televisi dan bermain game online. Menurut
Penggunaan gadget juga dapat Ester, (2013) menjelaskan bahwa durasi
menimbulkan dampak negatif pada anak yang dianjurkan untuk anak dan remaja
yaitu ketika anak telah menggunakan dalam menggunakan gadget dan bermain
gadget hal ini akan menyebabkan vidieo game yaitu tidak melebihi 2 jam
kecanduan gadget, lalu akan menganggap setiap hari, hal tersebut karena bila mata
bahwa perangkat itu adalah salah satu terpapar terlalu lama dengan layar monitor
bagian penting dari hidupnya. Berdasarkan mata akan hilang fokus dan dalam jangka
penelitian American Optometric waktu tertentu akan menyebabkan
Association (2010) mengatakan bahwa gangguan kesehatan pada mata. Hasil
anak dan remaja rata rata menggunakan penelitian ini tingkat gangguan kesehatan
gadget selama lebih dari 2 jam / hari mata paling banyak dalam kategori rendah,
sedangkan Asosiasi The American karena penggunaan gadget pada anak dalam
Academy of Pediatrics (2011)
batasan normal, namun ada juga sebagian menggunakan gadget dalam batasan normal
anak yang menggunakan gadget lebih dari maka kesehatan matanya juga akan terjaga.
batasan normal yaitu selama lebih dari 2
jam / hari. KESIMPULAN

1. Karakteristik responden berdasarkan


Analisis Bivariat
umur paling banyak umur 11 tahun
Tabel 5 sebanyak 17 (40,5%), mayoritas
Hubungan Penggunaan Gadget dengan responden adalah laki-laki sebanyak 26
gangguan kesehatan mata responden (61,9%).
(n:42) 2. Tingkat gangguan kesehatan mata
Skor Gangguan paling banyak dalam kategori rendah
Kesehatan Mata sebanyak 20 responden (47,6%).
Skor Penggunaan p = 0,002 3. Tingkat penggunaan gadget semua
Gadget
responden dalam kategori cukup yaitu
r = 0,444
sebanyak 18 responden (42,9%).
n = 42 4. Hasil uji Kendall tau menunjukkan
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa bahwa nilai p value 0,002 sehingga
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai p terdapat hubungan antara penggunaan
value 0,000 sehingga p value < α (0,05) gadget dengan gangguan kesehatan
maka H0 ditolak dan Ha diterima yang mata pada anak.
berarti terdapat hubungan antara
penggunaan gedget dengan gangguan SARAN
kesehatan mata dengan nilai r 0,444 yang Hasil penelitian ini diharapkan
artinya kedua variabel memiliki hubungan menambah informasi dan pengetahuan
yang sedang. Sejalan dengan penelitian mengenai “Hubungan penggunaan Gadget
Mualima dkk (2019), bahwa terdapat dengan gangguan Kesehatan mata pada
hubungan antara penggunaan gadget anak Sekolah Dasar” sehingga dapat
dengan penurunan tajam penglihatan, menjadikan bahan pertimbangan peneliti
penggunaan gadget merupakan salah satu lain untuk melakukan penelitian
faktor terjadinya penurunan tajam selanjutnya
penglihatan pada anak. Berdasarkan hasil
penelitian antara durasi bermain video DAFTAR PUSTAKA
game dengan ketajaman penglihatan Arianti.(2017). Faktor-faktor yang
memiliki hubungan. Bermain video game berpengaruh dalam keluhan
dengan durasi tidak normal (lebih 2 jam/ kelelahan mata pada pekerja
pengguna computer di call center
hari) memiliki peluang 3 kali mengalami PT. AM pada tahun 2016, Jakarta:
kelainan ketajaman penglihatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
dibandingkan anak yang bermain video kesehatan universitas Islam Negri
game degan durasi normal (Midelfart & Syarif Hidayatullah
Hertes, 2012). Hasil penelitian ini
didapatkan hubungan antara penggunaan Azwar S.(2012). Buku plikasi mudah
Statistika Non-parametrik
gadget dengan gangguan kesehatan mata
Yogyakarta : pustaka pelajar
pada anak, artinya semakin anak
Badan Pusat Statistik.(2013). Pengolahan progression. Book Of Eye Health
data. Buku statistik Indonesia. Disorders
Bandung: Alfabeta
Handrianto.(2013). Berbagai Dampak
Depkes RI.(2010). Gangguan Penglihatan Penggunaan Gadget
Masih Menjadi Masalah Kesehatan. International Classification Of
Available from Functioning For Disability And
<http://www.depkes.go.id/index.ph Health (Icf). Dalam e-journal
p/berita/press-release/845- keperawatan volume 6 nomor 2
gangguan-penglihatan-masih- Janah.(2014).Buku Dunia Komunikasi dan
menjadi-masalah-kesehatan.html> Gadget. Penerbit Bestari Jurnal
[Acceseed 1 Juli 2015 ilmiah kesehatan. Jurnal skolastik
keperawatan Kota Surabaya
Depkes RI.(2013).Stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang Maulima.(2019).Hubungan penggunaan
balita sosialisasi buku pedoman gadget dengan penurunan
pelaksanaan DDTK di tingkat ketajaman penglihatan pada siswa
pelayanan kesehatan Dasar sekolah dasar. Jurnal ilmiah
kesehatan
Dharma.(2011).Metodologi Penelitian
Keperawatan, Panduan Nikmah A.(2015).Dampak Penggunaan
melaksanakan dan menerapka hasil Handphone terhadap prestasi
penelitian. Andi : Yogyakarta siswa. E-jurnal dinas pendidikan.
Journal Of Education . Kota
Ernawati, Widea.(2015).Pengaruh Surabaya
Penggunaan Gadget Terhadap
Penurunan Tajam Penglihatan Notoadmojo.(2010). Metodologi Penelitian
Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
tahun) Di Sd Muhammadiyah 2
Pontianak. Jurnal ProNers (3) 1 Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian
Fakultas Kesehatan Universitas Keperawatan. Pendekatan praktis
Indonesia Jakarta :Salemba

Fauziah R.(2015).Hubungan durasi Nursalam.(2017).Metodologi Penelitian


bermain vidieo game dengan Ilmu Keperawatan. Jakarta :
ketajaman penglihatan anak Salemba
sekolah. Jurnal Skolastik
Nuswantoro.(2018).Pengaruh Penggunaan
Keperawatan Gadget terhadap Penurunan
Kualitas penglihatan siswa sekolah
Firdaus.(2013).Pola Asuh Orangtua Akan dasar. Global Medical and Health
Meningkatkan Adaptasi Sosial Anak Communication, Vol. 6 No.1
Prasekolah di RA Muslimat NU 202 Okinarum et all.(2010).Jurnal Penggunaan
Assa’adah Sukowati Bungah Aplikasi Sayang ke Buah Hati
Gresik. Jurnal Ilmiah Kesehatan (SEHATI) terhadap asupan zat gizi
anak dan pengetahuan ibu
Goldschimdt & Jacobsen.(2014).Genetic menerapkan konsumsi aneka ragam
and environmental effects on makanan gizi seimbang pada anak
myopia development and sekolah dasar. GMHC
Pertiwi, Sanubari, & fakultas kedokteran. Jurnal E-
Putra.(2018).Gambaran perilaku Biomedik. Volume 4 nomor 2.
penggunaan gadget pada anak usia Manado
6-12 tahun. Jurnal keperawatan
muhamadiyah Sidharta Ilyas & Sri Rahayu.(2015).Buku
Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5
Purwanto.(2011).Buku Komunikasi dan Singapura: Clinical and
Bisnis. Jakarta :erlangga Eksperimental Optometry

Ramamurthy.(2015). Review of Sugiyono.(2010).Metode penelitian


Eviromental Risk Factor for myopia kuantitatif kualitatif R&D
for during early life chillhood and
Adolescence. Journal review of Suherman.(2012). Buku Saku
environmental risk factors for Perkembangan Anak. Jakarta: EGC
myopia during early life, childhood
and adolescence. Australia Universal Eye Health WHO (2014) n.d.
Journal Universal eye health: a
Ilyas.(2012).Gambaran Perilaku global action plan 2014–2019
penggunaan Gawai dan Kesehatan
Mata pada anak 10-12 tahun. Ilmu World Health Organization (2018). Gaming
penyakit mata edisi 5. Balai penerbit Disorder, diakses September 2019
FKUI dari
www.whi.int/features/qa/gaming
Riduwan, Rusyana A. Enas.(2013). Cara disorder/en/
Mudah BelajarSPSS 17.0 dan
Aplikasi Statistik Penelitian. Werang.(2013).Perhatian dan dukungan
Bandung: Alfa Beta orang tua : Faktor Penentu anak
dalam keberhasilan Pendidikan.
Riskesdas.(2013). Riset Kesehatan Dasar Jurnal manajemen Pendidikan di
Kementrian Kesehatan sekolah
Merauke : Fakultas keguruan dan
Rosiyanti & ilmu Pendidikan
Muthmainnah.(2018).Penggunaan
Gadget Sebagai Sumber Belajar Widiawati.(2014). Pengaruh penggunaan
Mempengaruhi Hasil Belajar Pada gadget terhadap daya kembang
Mata Kuliah Matematika Dasar anak.
Jurnal Pendidikan anak usia dini.
Rostiyawati.(2012).Analisis Reduksi
Intensitas Cahaya pada Wiguna.(2015).Kegunaan, fungsi dan
SmartphonesScreen Protector Dan kerugian handphone. Jurnal
Dampaknya Pada Mata. Jurnal E- gambaran tingkat penggunaan
Biomedik. Volume 4 nomor 2 gadet pada anak. Yogyakarta:
Celeban Timur
Rumampuk et all.(2016). Hubungan
penggunaan smartphone dengan
fungsi penglihatan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi (2016). Hubungan
penggunaan laptop dengan keluhan
penglihatan pada mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai