Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan Mata”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nofry Frans, M.Pd

Disusun oleh :
Tinangon, Meynanda Ceyza Adelia (106012110019)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KLABAT
AIRMADIDI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan Makalah ini. Atas tuntunan dan pertolongan-Nya lah, penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan
Mata”.
Adapun tujuan Makalah ini disusun yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, dan juga untuk mengetahui apa saja dampak kesehatan mata selama pembelajaran
daring. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nofry Frans selaku
Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan tugas ini yang dapat menambah
wawasan penulis. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun Makalah ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari, bahwa Makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik
sangat sangat dibutuhkan dalam penyusunan, demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sebagai
wawasan untuk menambah ilmu pengetahuan.

Kotamobagu, 25 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..…………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB 2 PEMBAHASAN
1.1 Pandemi Covid-19
1.2 Kendala selama pembelajaran daring
1.3 Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
1.4 Peran orang tua mengenai kesehatan mata selama pembelajaran daring
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mata merupakan hal yang penting bagi seorang manusia karena mata
merupakan salah satu organ indera yang paling sering digunakan diantara kelima indera lainnya.
Indera penglihatan merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita.
Perlu diketahui, sekitar 75% informasi yang kita terima berupa informasi visual. US National
Library of Medicine. Medline Plus (2017). Eye Care. Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk
menatap layar disebut screen time. Beberapa panduan merekomendasikan durasi screen time
sebanyak ≤2 jam/hari pada anak dan remaja. Rekomendasi yang ada, ternyata tidak sesuai
dengan kebiasaan remaja. Di China terdapat 36,8% anak sekolah usia 9 -17 tahun menggunakan
media elektronik ≥2 jam per hari, sedangkan di Vietnam sebanyak 56% -64% remaja usia 13-14
tahun menggunakan media elektronik ≥2 jam/hari.
Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah menggunakan media elektronik >2
jam. Sisi negatif lainnya dari penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja berkaitan dengan
status gizi. Screen-time yang tinggi, tingkat aktivitas fisik rendah, membuat pola makan menjadi
kurang sesuai sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi status gizi. Bermain gadget
merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik tidak aktif atau biasa disebut sedentary lifestyle yang
dapat meningkatkan asupan kalori selama penggunaan gadget. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian di Brazil pada remaja usia 11–14 tahun ditemukan bahwa tingginya screen-time
berkaitan dengan peningkatan berat badan dan pola makan yang tidak sehat. Selain itu, penelitian
di Kanada pada anak sekolah menunjukkan bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 buah
Electronic Entertainment and Communication Devices (EECDs) dan penggunaan EECDs di
malam hari berhubungan dengan peningkatan berat badan, penurunan kualitas asupan, dan
penurunan aktivitas fisik secara signifikan. (Kumala,dkk 2019).
Salah satujenis PJJ adalah pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antar guru dan peserta didik, melainkan
secara online yang menggunakan jaringan internet. Guru dan peserta didik melakukan
pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti
WhatsApp, telegram, Zoom meeting, google meet, google classroom, quiepper school, ruang
guru dan aplikasi lainnya. (Asmuni, 2020)
Tanda dan gejala kesehatan mata terganggu antara lain gejala yang paling sering dijumpai
yaitu kelelahan mata. Kelelahan pada mata juga ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau
konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda,
sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan kepekaan
kontras dan kecepatan persepsi (Kurnia, 2009). Persepsi visual yang mengalami stress hebat
tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan
kelelahan syaraf. Gejala umum lainnya yang dapat timbul akibat dari mata lelah adalah sakit
punggung dan vertigo. Penglihatan yang kabur pada penggunaan gadget seperti laptop, notebook
ini dapat bermanifestasi menjadi myopia, hipermetropi dan astigmat (Kurnia, 2009).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang “Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan
Mata” maka bisa dirumuskan beberapa masalah
- Apa kendala selama pembelajaran daring
- Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
- Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
- Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring

C. Tujuan penulisan
- Untuk mengetahui peran orang tua tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
- Untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
- Untuk mengetahui kendala pembelajaran daring bagi siswa
- Untuk mengetahui peran pemerintah tentang dampak kesehtan mata bagi siswa
BAB 1
A. Latar belakang
Kesehatan mata merupakan hal yang penting bagi seorang manusia karena mata merupakan
salah satu organ indera yang paling sering digunakan di antara kelima indera lainnya. Indera
penglihatan merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita. Perlu
diketahui, sekitar 75% informasi yang kita terima berupa informasi visual. US National Library
of Medicine. Medline Plus (2017). Eye Care. Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk
menatap layar disebut screen time. Beberapa panduan merekomendasikan durasi screentime
sebanyak ≤2 jam/hari pada anak dan remaja. Rekomendasi yang ada, ternyata tidak sesuai
dengan kebiasaan remaja. Di China terdapat 36,8% anak sekolah usia 9 -17 tahun menggunakan
media elektronik ≥2 jam per hari, sedangkan di Vietnam sebanyak 56% -64% remaja usia 13-14
tahun menggunakan media elektronik ≥2 jam/hari.
Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah menggunakan media elektronik >2 jam.
Sisi negatif lainnya dari penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja berkaitan dengan status
gizi. Screen-time yang tinggi, tingkat aktivitas fisik rendah, membuat pola makan menjadi
kurang sesuai sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi status gizi. Bermain gadget
merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik tidak aktif atau biasa disebut sedentary lifestyle yang
dapat meningkatkan asupan kalori selama penggunaan gadget. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian di Brazil pada remaja usia 11 – 14 tahun ditemukan bahwa tingginya screen-time
berkaitan dengan peningkatan berat badan dan pola makan yang tidak sehat. Selain itu, penelitian
di Kanada pada anak sekolah menunjukkan bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 buah
Electronic Entertainment and Communication Devices (EECDs) dan penggunaan EECDs di
malam hari berhubungan dengan peningkatan berat badan, penurunan kualitas asupan, dan
penurunan aktivitas fisik secara signifikan. (Kumala,dkk 2019).

Salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antarguru dan peserta didik, melainkan
secara online yang menggunakan jaringan internet. Guru dan peserta didik melakukan
pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti
WhatsApp, telegram, Zoom meeting, google meet, google classroom, quiepper school, ruang
guru dan aplikasi lainnya. (Asmuni, 2020)

Tanda dan gejala kesehatan mata terganggu antara lain gejala yang paling sering dijumpai
yaitu kelelahan mata. Kelelahan pada mata juga ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau
konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda,
sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan kepekaan
kontras dan kecepatan persepsi (Kurnia, 2009). Persepsi visual yang mengalami stress hebat
tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan
kelelahan syaraf. Gejala umum lainnya yang dapat timbul akibat dari mata lelah adalah sakit
punggung dan vertigo. Penglihatan yang kabur pada penggunaan gadget seperti laptop, notebook
ini dapat bermanifestasi menjadi myopia, hipermetropi dan astigmat (Kurnia, 2009).
 
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang “dampak pembelajaran daring bagi kesehatan
mata” maka bisa dirumuskan beberapa masalah
1. Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
2. Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
3. Apa kendala selama pembelajaran daring
4. Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui peran orang tua tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
2. Untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
3. Untuk mengetahui kendala pembelajaran daring bagi siswa
4. Untuk mengetahui peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
BAB 2

1.1 Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring.

Peran orang tua terhadap kesehatan mata anak sangat dibutuhkan karena bisa membuat anak
dapat berhenti dalam ketergantungan terhadap penggunaan gadget yang berlebihan. Orang Tua
harus bisa tegas kepada anak hal-hal yang harus diperhatikan orang tua, yaitu :

Memberikan batas waktu penggunaan gadget.


Pemberian batas waktu dalam penggunaan gadget sangat perlu agar anak tidak terlalu
bergantung kepada gadget. Contohnya ketika jam pelajaran selesai buat anak sibuk dengan
kegiatan-kegiatan yang positif, misalnya membantu orang tua, membersihkan kamar, membuat
tugas atau Pekerjaan Rumah yang diberikan guru. Dan berikan batas penggunaan gadget ketika
selesai pelajaran misalnya berikan batas waktu sekitar 1-2 jam penggunaan gadget dan 1-2 jam
aktifitas fisik.

Simpan gadget anak


Tindakan ini memang agak sedikit tegas tapi dengan menyimpan Gadget  si anak pasti
dia akan melakukan kegiatan-kegiatan lain sambil menunggu waktu dia akan mendapat
gadgetnya kembali. Dan juga ketika dimalam hari gadget harus disimpan minimal sebelum tidur
sekitar jam 9-10 malam, tindakan ini bukan hanya menghindari kerusakan mata tapi juga dapat
membuat tidur lebih efektif karena tidur dibawah jam 11 malam baik untuk kesehatan.

Gunakan fitur “kontrol orang tua”.


Di Beberapa handphone pintar banyak memiliki fitur tersebut di dalam fitur itu orang tua
dapat mengontrol kegiatan anak di handphone misalnya aplikasi apa saja yang bisa digunakan,
pemberian batas pemakaian Handphone, dan masih banyak lagi fitur-fitur yang bisa sangat
membantu orang tua.

Menyediakan fasilitas yang dapat menjaga kesehatan mata anaknya ketika mengikuti
pembelajaran daring, contohnya dapat memberikan kacamata anti radiasi, memberikan vitamin
atau suplemen yang memiliki dampak positif bagi mata, memenuhi kebutuhan gizi anak setiap
hari

      
1.2 Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
Ada banyak cara untuk menjaga mata agar mata tidak rusak selama melakukan pembelajaran
daring, Yaitu :

1. Gunakan aturan 20
Aturan 20 merupakan aturan yang efektif untuk mene=cegah kelelahan pada mata arti
dari aturan 20 yaitu. Setelah menatap layar selama 20 menit, alihkan pandangan ke objek
sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter selama 20 detik. Hindari melihat layar lebih dari 20
menit.

2. Atur Pencahayaan gadget


Pada gadget terdapat bluelight yang dapat  menyebabkan mata cepat lelah karena
bluelight memiliki  panjang gelombang yang lebih pendek, namun pada beberapa gadget
saat ini telah dilengkapi dengan bluelight filter atau night mode, sehingga hal itu dapat
meningkatkan kenyamanan pada mata.

3. Penggunaan kacamata antiradiasi


Kacamata anti radiasi dapat melindungi mata dari radiasi layar gadget yang digunakan.

4. Mengkonsumsi buah dan sayur.


Menjaga kesehatan mata tidak hanya dilakukan dari luar tubuh saja, tetapi harus juga dari
dalam tubuh, vitamin yang terkandung dalam buah dan sayur dapat menjaga kesehatan
mata.

    1.3 Kendala selama pembelajaran daring


Dalam pembelajaran aring sendiri memiliki dampak positif dan negatif, kendala selama
pembelajaran daring dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Peserta didik tidak memiliki gadget


Dalam mengikuti pembelajaran daring minimal peserta didik harus memiliki ponsel
pintar, tapi banyak peserta didik yang tidak memilikinya karena berasal dari keluarga
yang kurang mampu untuk membeli ponsel pintar, sehingga membuat beberapa peserta
didik yang berhenti dari bangku sekolah.

2. Peserta didik tidak memiliki kuota internet


Kuota internet sangat penting dalam mengikuti pembelajaran daring, karena tanpa kuota
internet peserta didik tidak dapat mengikuti kegiatan daring. Dan juga ada yang kurang
mampu untuk membeli kuota internet itu, karena lagi-lagi berasal dari keluarga yang
kurang mampu.
3. Jaringan internet peserta didik bermasalah.
Ketika pandemic covid-19 terjadi banyak sekolah-sekolah yang meliburkan peserta
didiknya dan melakukan pembelajaran daring, oleh karena itu banyak orang tua-orang tua
yang membawa anaknya untuk pulang ke kampung halaman mereka karena takut akan
terkena covid-19. Hal inilah yang bisa membuat jaringan internet bermasalah, karena ada
beberapa daerah yang ada di indonesia masih sulit untuk mendapatkan sinyal, sehingga
dapat mengganggu proses belajar peserta didik.

4. Peserta didik kurang mengerti materi yang diberikan


Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi dari peserta didik mudah terganggu atau
teralihkan kepada hal-hal yang terjadi disekitarnya, misalnya hujan yang sangat deras
sehingga membuat peserta didik terganggu karena tidak bisa mendengar dengan baik
materi yang diberikan, belajar di dekat televisi hal ini juga dapat mengganggu konsentrasi
peserta didik karena dia berada di dekat TV sehingga konsentrasinya terbagi dua, ponsel
yang berada didekat peserta didik hal ini juga dapat sangat mengganggu  konsentrasi
peserta didik karena di dalam ponsel pintar banyak sekali hal-hal yang bisa terjadinya
misalnya (pemberitahuan dari aplikasi media sosial dam game-game yang ada di ponsel.),
dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi peserta didik.

    1.4 Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik
yang diakibatkan dari pembelajaran daring.

Peran pemerintah juga tak kalah penting dalam proses pembelajaran daring banyak hal-hal yang
harus diperhatikan agar supaya dapat menjaga peserta didik tetap menjadi produktif dalam
belajar dan menjaga kesehatan mata, misalnya :

1. Melakukan penyuluhan kepada warga terlebih kepada peserta didik.


Penyuluhan sangat penting dilakukan agar para peserta didik dapat mengetahui cara
menjaga mata dan dapat mengetahui dampak dari penggunaan gadget yang berlebihan
bagi kesehatan mata.

2. Membagikan kacamata anti radiasi secara gratis.


Penggunaan kacamata anti radiasi sangat berguna bagi peserta didik karena dapat
mencegah radiasi yang diberikan oleh layar gadget dan dapat mencegah kerusakan mata.

3. Memberikan Vitamin dan suplemen gratis


Pemberian vitamin juga sangat baik untuk kesehatan mata, vitamin yang diperlukan
adalah vitamin A, vitamin ini sangat membantu dalam menjaga agar mata tetap sehat,
pembagian vitamin dan suplemen juga dapat dilakukan saat dilakukan penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai