Disusun oleh :
Tinangon, Meynanda Ceyza Adelia (106012110019)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan Makalah ini. Atas tuntunan dan pertolongan-Nya lah, penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan
Mata”.
Adapun tujuan Makalah ini disusun yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, dan juga untuk mengetahui apa saja dampak kesehatan mata selama pembelajaran
daring. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nofry Frans selaku
Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan tugas ini yang dapat menambah
wawasan penulis. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun Makalah ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari, bahwa Makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik
sangat sangat dibutuhkan dalam penyusunan, demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sebagai
wawasan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..…………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB 2 PEMBAHASAN
1.1 Pandemi Covid-19
1.2 Kendala selama pembelajaran daring
1.3 Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
1.4 Peran orang tua mengenai kesehatan mata selama pembelajaran daring
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mata merupakan hal yang penting bagi seorang manusia karena mata
merupakan salah satu organ indera yang paling sering digunakan diantara kelima indera lainnya.
Indera penglihatan merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita.
Perlu diketahui, sekitar 75% informasi yang kita terima berupa informasi visual. US National
Library of Medicine. Medline Plus (2017). Eye Care. Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk
menatap layar disebut screen time. Beberapa panduan merekomendasikan durasi screen time
sebanyak ≤2 jam/hari pada anak dan remaja. Rekomendasi yang ada, ternyata tidak sesuai
dengan kebiasaan remaja. Di China terdapat 36,8% anak sekolah usia 9 -17 tahun menggunakan
media elektronik ≥2 jam per hari, sedangkan di Vietnam sebanyak 56% -64% remaja usia 13-14
tahun menggunakan media elektronik ≥2 jam/hari.
Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah menggunakan media elektronik >2
jam. Sisi negatif lainnya dari penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja berkaitan dengan
status gizi. Screen-time yang tinggi, tingkat aktivitas fisik rendah, membuat pola makan menjadi
kurang sesuai sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi status gizi. Bermain gadget
merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik tidak aktif atau biasa disebut sedentary lifestyle yang
dapat meningkatkan asupan kalori selama penggunaan gadget. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian di Brazil pada remaja usia 11–14 tahun ditemukan bahwa tingginya screen-time
berkaitan dengan peningkatan berat badan dan pola makan yang tidak sehat. Selain itu, penelitian
di Kanada pada anak sekolah menunjukkan bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 buah
Electronic Entertainment and Communication Devices (EECDs) dan penggunaan EECDs di
malam hari berhubungan dengan peningkatan berat badan, penurunan kualitas asupan, dan
penurunan aktivitas fisik secara signifikan. (Kumala,dkk 2019).
Salah satujenis PJJ adalah pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antar guru dan peserta didik, melainkan
secara online yang menggunakan jaringan internet. Guru dan peserta didik melakukan
pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti
WhatsApp, telegram, Zoom meeting, google meet, google classroom, quiepper school, ruang
guru dan aplikasi lainnya. (Asmuni, 2020)
Tanda dan gejala kesehatan mata terganggu antara lain gejala yang paling sering dijumpai
yaitu kelelahan mata. Kelelahan pada mata juga ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau
konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda,
sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan kepekaan
kontras dan kecepatan persepsi (Kurnia, 2009). Persepsi visual yang mengalami stress hebat
tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan
kelelahan syaraf. Gejala umum lainnya yang dapat timbul akibat dari mata lelah adalah sakit
punggung dan vertigo. Penglihatan yang kabur pada penggunaan gadget seperti laptop, notebook
ini dapat bermanifestasi menjadi myopia, hipermetropi dan astigmat (Kurnia, 2009).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang “Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan
Mata” maka bisa dirumuskan beberapa masalah
- Apa kendala selama pembelajaran daring
- Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
- Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
- Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
C. Tujuan penulisan
- Untuk mengetahui peran orang tua tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
- Untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
- Untuk mengetahui kendala pembelajaran daring bagi siswa
- Untuk mengetahui peran pemerintah tentang dampak kesehtan mata bagi siswa
BAB 1
A. Latar belakang
Kesehatan mata merupakan hal yang penting bagi seorang manusia karena mata merupakan
salah satu organ indera yang paling sering digunakan di antara kelima indera lainnya. Indera
penglihatan merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita. Perlu
diketahui, sekitar 75% informasi yang kita terima berupa informasi visual. US National Library
of Medicine. Medline Plus (2017). Eye Care. Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk
menatap layar disebut screen time. Beberapa panduan merekomendasikan durasi screentime
sebanyak ≤2 jam/hari pada anak dan remaja. Rekomendasi yang ada, ternyata tidak sesuai
dengan kebiasaan remaja. Di China terdapat 36,8% anak sekolah usia 9 -17 tahun menggunakan
media elektronik ≥2 jam per hari, sedangkan di Vietnam sebanyak 56% -64% remaja usia 13-14
tahun menggunakan media elektronik ≥2 jam/hari.
Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah menggunakan media elektronik >2 jam.
Sisi negatif lainnya dari penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja berkaitan dengan status
gizi. Screen-time yang tinggi, tingkat aktivitas fisik rendah, membuat pola makan menjadi
kurang sesuai sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi status gizi. Bermain gadget
merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik tidak aktif atau biasa disebut sedentary lifestyle yang
dapat meningkatkan asupan kalori selama penggunaan gadget. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian di Brazil pada remaja usia 11 – 14 tahun ditemukan bahwa tingginya screen-time
berkaitan dengan peningkatan berat badan dan pola makan yang tidak sehat. Selain itu, penelitian
di Kanada pada anak sekolah menunjukkan bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 buah
Electronic Entertainment and Communication Devices (EECDs) dan penggunaan EECDs di
malam hari berhubungan dengan peningkatan berat badan, penurunan kualitas asupan, dan
penurunan aktivitas fisik secara signifikan. (Kumala,dkk 2019).
Salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antarguru dan peserta didik, melainkan
secara online yang menggunakan jaringan internet. Guru dan peserta didik melakukan
pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti
WhatsApp, telegram, Zoom meeting, google meet, google classroom, quiepper school, ruang
guru dan aplikasi lainnya. (Asmuni, 2020)
Tanda dan gejala kesehatan mata terganggu antara lain gejala yang paling sering dijumpai
yaitu kelelahan mata. Kelelahan pada mata juga ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau
konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda,
sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan kepekaan
kontras dan kecepatan persepsi (Kurnia, 2009). Persepsi visual yang mengalami stress hebat
tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan
kelelahan syaraf. Gejala umum lainnya yang dapat timbul akibat dari mata lelah adalah sakit
punggung dan vertigo. Penglihatan yang kabur pada penggunaan gadget seperti laptop, notebook
ini dapat bermanifestasi menjadi myopia, hipermetropi dan astigmat (Kurnia, 2009).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang “dampak pembelajaran daring bagi kesehatan
mata” maka bisa dirumuskan beberapa masalah
1. Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
2. Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
3. Apa kendala selama pembelajaran daring
4. Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui peran orang tua tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
2. Untuk menjaga kesehatan mata selama pembelajaran daring
3. Untuk mengetahui kendala pembelajaran daring bagi siswa
4. Untuk mengetahui peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata bagi siswa
BAB 2
1.1 Bagaimana peran orang tua tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik yang
diakibatkan dari pembelajaran daring.
Peran orang tua terhadap kesehatan mata anak sangat dibutuhkan karena bisa membuat anak
dapat berhenti dalam ketergantungan terhadap penggunaan gadget yang berlebihan. Orang Tua
harus bisa tegas kepada anak hal-hal yang harus diperhatikan orang tua, yaitu :
Menyediakan fasilitas yang dapat menjaga kesehatan mata anaknya ketika mengikuti
pembelajaran daring, contohnya dapat memberikan kacamata anti radiasi, memberikan vitamin
atau suplemen yang memiliki dampak positif bagi mata, memenuhi kebutuhan gizi anak setiap
hari
1.2 Cara menjaga kesehatan mata di dalam pembelajaran daring
Ada banyak cara untuk menjaga mata agar mata tidak rusak selama melakukan pembelajaran
daring, Yaitu :
1. Gunakan aturan 20
Aturan 20 merupakan aturan yang efektif untuk mene=cegah kelelahan pada mata arti
dari aturan 20 yaitu. Setelah menatap layar selama 20 menit, alihkan pandangan ke objek
sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter selama 20 detik. Hindari melihat layar lebih dari 20
menit.
1.4 Bagaimana peran pemerintah tentang dampak kesehatan mata pada peserta didik
yang diakibatkan dari pembelajaran daring.
Peran pemerintah juga tak kalah penting dalam proses pembelajaran daring banyak hal-hal yang
harus diperhatikan agar supaya dapat menjaga peserta didik tetap menjadi produktif dalam
belajar dan menjaga kesehatan mata, misalnya :