Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................6
2.1 Pembelajaran Online...................................................................................................................6
2.3 Kesehatan Mental Pada Remaja..................................................................................................8
2.4 Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Kesehatan Mental Remaja........................................9
BAB III.......................................................................................................................................10
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.............................................................................10
3.1 Kerangka Konsep...................................................................................................................10
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep.................................................................................................11
3.3 Hipotesis................................................................................................................................12
BAB IV.......................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN............................................................................................................12
Daftar Pustaka.............................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar secara online diterapkan diseluruh dunia termasuk di Indonesia, hal ini
dikarenakan penyebaran kasus COVID-19 yang terus meningkat. Pembelajaran daring
merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung,
tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang
dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas
(Sofyana & Abdul, 2019:82). Pembelajaran online ini diterapkan ke seluruh jenjang
pendidikan, baik SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi. Para pelajar menganggap
kondisi pembelajaran online tidak menyenangkan karena terbatasnya interaksi dengan
guru dan teman.
Remaja memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda dari usia lainnya.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, sedangkan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Usia tersebut merupakan masa peralihan dari
anak menuju dewasa, sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mentalnya
begitu pesat. Remaja dituntut untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab, maka dari itu
mereka mudah tertekan karena mental yang masih labil.
Mental remaja kini sedang diuji dengan adanya pandemi COVID-19. Sebagian
besar remaja mengalami stress dan depresi akibat pembelajaran online yang tidak sesuai
dengan ekspektasi. Beberapa contoh ketidaksesuaian dari ekspektasi tersebut diantaranya
penggunaan kuota yang lebih banyak, pemberian tugas yang terus menerus, serta
kesulitan memahami materi yang diberikan. WHO melaporkan bahwa 450 juta orang di
seluruh dunia memiliki gangguan kesehatan mental, dengan prevalensi 20% kejadian
terjadi pada anak-anak (O’Reilly, 2015). Dengan angka kejadian yang meningkat setiap
tahunnya, memperluas pengetahuan terkait kesehatan mental pada anak dan remaja
menjadi hal yang penting. Kesehatan mental anak dan remaja dapat mempengaruhi masa
depan dirinya sendiri sebagai individu, dan berdampak pada keluarga hingga masyarakat.
Oleh karenanya, kekhawatiran ini berkembang baik untuk institusi kesehatan dan peneliti
akademis (Larissa, 2020).(Kartika, 1998). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Kegiatan Belajar Secara Online Terhadap
Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19 dengan penelitian Kualitatif.
TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat belajar online antara lain belajar dilakukan dimana saja dan kapan saja,
belajar juga dapat disesuaikan dengan kapasitas masing-masing siswa. Belajar online ini
juga mengedepankan inisiatif dan independensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran
online atau dalam jaringan ini yang mana interaksi akademik antara siswa dan guru tidak
terbatas, bisa dilakukan selama 24 jam, sehingga ini bisa meningkatkan kualitas belajar
siswa. Guru bisa melihat postingan siswa dan memberikan feedback tugas dari siswa.
Sehingga interaksi bisa dilakukan secara luas. Maka keterlibatan siswa dalam
pembelajaran itu semakin intensif. Bahwa pembelajaran online atau dalam jaringan
memang tidak sepenuhnya memecahkan masalah dalam pembelajaran. Namun setidaknya
melalui pembelajaran ini banyak manfaat yang diperoleh. Jika guru memiliki kemampuan
lebih dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran maka semakin banyak
manfaat yang akan diperoleh (Gani, 2021).
Materi dapat diakses oleh pelajar dimanapun dan kapanpun, pelajar dapat
melakukan pembelajaran atau membaca materi sambil melakukan kegiatan santai,
aman dari virus corona, mayoritas orang tua menjadi melek akan informasi dan
teknologi (Zakariyah 2020).
b. Dampak negatif
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, itu
terdiri dari fase evolusi dengan karakteristik dan masalah spesifiknya sendiri. Masa
remaja diakui sebagai periode ketidakstabilan emosi, dengan perubahan fisik dan psiko-
sosial, yang dapat diperburuk oleh perubahan nilai secara global, karena merupakan fase
yang sensitif terhadap faktor yang mempengaruhi transformasinya menjadi dewasa (Luz
et al., 2018)
.
2.2.3 Kesehatan Mental Pada Remaja
Penyebab lainnya yaitu jumlah beban belajar siswa selama pembelajaran pada
masa pandemi. Pandemi COVID-19 membuat pembelajaran yang sebelumnya offline
yaitu dilaksanakan pada ruang kelas / secara tatap muka langsung di kelas menjadi
online. Perubahan model pembelajaran secara online menuntun sekolah, guru dan siswa
untuk beradaptasi dengan cepat, seperti penggunaaan aplikasi online, tugas dan situasi
belajar online. Perubahan ini tidak dibarengi dengan kondisi siswa yang siap dengan
beban tugas serta belajar secara online, sehingga banyak siswa yang kesulitan dengan
tugas yang diberikan. Hal ini dapat mendorong siswa mengalami Kesehatan mental yaitu
tertekan. Beberapa contoh nya, tidak bersemangat, nafsu makan berkurang, pola tidur
terganggu, dan khawatir berlebihan. Beberapa kondisi tersebut yang terjadi berulang-
ulang serta berkelanjutan dapat mengakibatkan gejala kecemasan, depresi dan kesehatan
mental yang lebih serius (Febria, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryama yaitu menyebutkan
bahwa variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 1,9% terhadap stres
akademik. Penelitian lain yang serupa menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan
mengalami stres berat sebanyak 2,2 kali dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
Berkaitan dengan stres yang terjadi pada laki-laki dan perempuan, laki-laki lebih aktif
dan eksploratif dibandingkan perempuan, sehingga perempuan cenderung lebih mudah
cemas dan lebih sensitif. Siswa perempuan lebih rentan terhadap kondisi stres. Kondisi
stres pada perempuan dipengaruhi oleh hormon oksitosin, estrogen, dan hormon seks
sebagai faktor pendukung (Andiarna, 2020).
BAB III
Pandemi COVID-19
Sistem Pembelajaran
pada remaja SMA
Pembelajaran Pembelajaran
Online Offline
Tidak Mampu
Menguasai Materi
dengan Baik Keterangan :
Diteliti
3.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:93), menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori-teori relevan, belum didasarkan fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Lutfi, A. M, 2019).
H1: Ada pengaruh kegiatan belajar secara online terhadap kesehatan mental remaja
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena tidak adanya intervensi
atau manipulasi oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Model penelitian subjek
menggunakan pendekatan cross sectional menekankan pada waktu pengukuran atau
observasi data variabel independen dan dependen yang dalam penelitian ini adalah
Pembelajaran Online terhadap Kesehatan Mental.
Populasi peneliti adalah semua siswa kelas 12 dari salah satu SMA di kota
Malang.
Dimana :
n : Besar sampel
N : Jumlah populasi
Perumusan definisi operasional dalam penelitian ini akan diuraikan dalam tabel berikut:
Dimana setiap subskala memiliki nilai normal, borderline dan abnormal yaitu :
Pada penelitian ini, untuk mengetahui metode pembelajaran yang dilakukan
remaja, peneliti menggunakan instrument berupa angket yang terdiri dari 1 pertanyaan
dengan pilihan “Online tau Offline”, yang meliputi :
1. Apakah metode pembelajaran yang sedang anda lakukan saat ini ?
a. Online
b. Offline
2. Pengolahan Data
Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer,
dengan melalui tahapan berikut :
a. Penyuntingan Data (Editing)
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu melihat kelengkapan jawaban, dan
melihat kecocokan dari pertanyaan pada saat penelitian
b. Pengkodean Data (Coding)
Setelah selesai pada tahap penyuntingan data, langkah selanjutnya adalah
tahap pengkodean data atau coding. Dalam proses ini akan dilakukan pengecekan
jawaban dengan memberikan kode – kode untuk mempermudah proses pada saat
pengolahan data dilakukan
c. Peng-inputan Data (Entry)
Setelah tahapan pengkodean data dilakukan, tahapan selanjutnya adalah
memasukkan data – data yang sudah dikumpulkan ke dalam program aplikasi
komputer untuk dilakukan proses analisis data yang sudah sesuai
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Adapun tahapan terakhir yaitu proses pembersihan data untuk
mengidentifikasi dan menghindari kesalahan data ataupun kata sebelum
dilakukan Analisa
4.10 Etika Penelitian
Etika penelitian keperawatan merupakan hal yang penting dalam
penelitian, dimana penelitian keperawatan berhubunga langsung dengan
manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan.
1. Informed Consent (persetujuan)
Peneliti menyerahkan informed consent atau lembar persetujuan menjadi
responden diberikan kepada calon responden sebelum penelitian dilakukan.
Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon responden
tanpa melakukan pemaksaan. Peneliti meminta kesediaan responden untuk
mengisi link kuesioner pada google form ketika mereka bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, apabila tidak bersedia untuk berpartisipasi
maka peneliti menghormati hak responden. Hasil proses ini semua responden
bersedia menjadi responden tanpa danya pemaksaan dari peneliti.
4.10 Anonimity (tanpa nama)
Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian pada
lembar alat ukur dengan cara tidak meberikan atau mencantumkan identitas
lengkap responden dan hanya menuliskan inisial atau kode nama pada lembar alat
ukur pengumpulan data atau hasl penelitian yang akan disajkan. Hal ini
dilakukn untuk memberikan kenyamanan kepada responden yang telah sukarela
berpartisipasi dalam penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang telah dikumpulkan
baik informasi maupun masalah lainnya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Upaya yang dilakukan peneliti
untuk menjamin kerahasiaan reponden adalah tidak mempublikasikan data yang
diberikan kepada pihak yang tidak berkepentingan (Yuliani, 2021).
Daftar Pustaka
Andiarna, F., & Kusumawati, E. (2020). Pengaruh pembelajaran daring terhadap stres
akademik mahasiswa selama pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi, 16(2),
139-149.
Febria, D., & Christian, M. (2021, October). Edukasi Pentingnya Menjaga Kesehatan
Mental Bagi Siswa Selama Pandemi. In National Conference for
Community Service Project (NaCosPro) (Vol. 3, No. 1, pp. 689-699).
Fibriana, N. I., Hasanah, R., Azizah, F. A. N., Jannah, A. F. N., & Rohmah, A. (2021).
Analisis Tinjauan Ritual Grebeg Suro Desa Sumber Mujur dengan
Pendekatan Etnosains sebagai Tradisi Masyarakat Lumajang.
Experiment: Journal of Science Education, 1(2), 71-79.
Gani, P., Suryati, L., Sukiman, S., Sudarso, A., & Mipo, M. (2021). Efektivitas
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19 pada SMA
METHODIST-7 MEDAN. Pubarama: Jurnal Publikasi Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(1).
Sofyana & Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas
Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal
Nasional Pendidikan Teknik Informatika. Volume 8 Nomor 1,
Halm. 81-86.
Zakariyah, A., & Hamid, A. (2020). Kolaborasi Peran Orang Tua dan Guru dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Online di Rumah. Intizar,
26(1), 17-26.