Anda di halaman 1dari 20

“PENGEMBANGAN SUMBER DAN MEDIA BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

MELALUI KONSEP PEMBELAJARAN E-LEARNING”

Dosen Pengampu: Dr. Wasis Djoko Dwiyogo, M.Pd.


Rama Kurniawan, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Akhmad Tsalisu Wildani (210611609275)
Ignafito Handestino (210611609291)
Muhammad Fitra Ardiansyah (210611609393)
Ananda Permata Sagita (210611609266)
Salwa Nairin Putri Suprawoko (210611609318)

Offering C

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Sumber
dan Media Belajar Pendidikan Jasmani Melalui Konsep Pembelajaran M-Learning” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Sumber dan Media Belajar Pendidikan Jasmani. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mengembangkan sumber dan media
belajar dalam pendidikan jasmani bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abi Fajar Fathoni, S.Pd., M.Pd. yang
telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pengembangan sumber dan media belajar pendidikan jasmani melalui konsep
pembelajaran M-Learning. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami tampung demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 6 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................


A. LATAR BELAKANG .............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................
C. TUJUAN ................................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................


A. DEFINISI LEARNING ............................................................................
B. KARAKTERISTIK E-LEARNING ..........................................................
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING ...............................
D. FUNGSI DAN MANFAAT E-LEARNING ...............................................
E. MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING.............................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................


A. KESIMPULAN .......................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga turut
berkembang pesat. Hal tersebut akan mendorong manusia untuk merespon dan mengikuti
semua perkembangan yang terjadi. Padahal, tanpa disadari perkembangan teknologi
tersebut memiliki berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Pada
satu sisi masyarakat memang mengalami berbagai kemudahan dalam segala hal, namun di
sisi lain tanpa sadar masyarakat menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik di
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perkembangan kognitf dan psikomotor sangatlah
berbahaya apabila tidak adanya stimulus untuk mengembangkanya (Adi & Fathoni,
2019). Untuk itu, Olahraga berperan penting dalam tumbuh kembang tubuh manusia, baik
secara fisik maupun mental dari aktivitas bermain yang membentuk keterampilan motorik
dan neuromuskular.
Namun, di era milenial ini sering kali siswa merasa bosan dan jenuh dengan
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan oleh guru di sekolah. Hal ini
dikarenakan para siswa yang sudah dimanjakan oleh berbagai kemajuan teknologi dan
informasi dalam berbagai hal. Salah satu contohnya adalah kepemilikan smartphone.
Tingginya kepemilikan smartphone menjadi peluang yang potensial sebagai
pengembangan media pembelajaran di sekolah mengingat tingginya kepemilikan
smartphone dikalangan siswa. Sesuai dengan pengertiannnya, keberadaan media
pembelajaran dirasa sangat penting digunakan oleh guru dan siswa dalam kefektifitasan
proses pembelajaran. Sehingga dengan pengembangan media pembelajaran dengan
konsep teknologi melalui smartphone akan membuat kemudahan penyampaian materi
pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong
proses pembelajaran untuk lebih aplikatif dan menarik sebagai upaya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem E-Learning sebagai bentuk
pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun
mobile learning (M-Learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan
perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Pada konsep pembelajaran mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi
ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Tujuan dari
pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life
learning), siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena
apabila diterapkan dalam proses belajar maka siswa tidak perlu menulis banyak tugasnya
yang akan dikumpulkan kembali ke gurunya, cukup tugas tersebut dikirim melalui
aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
proses belajar itu sendiri (Abachi & Muhammad, 2014). Konsep mobile learning akan
dirasa cocok di aplikasikan dalam mata pembelajaran di sekolah termasuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dalam prosesnya Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan membutuhkan peran media pembelajaran agar penyampaian
materi lebih dipahami oleh siswa.
Dengan demikian, makalah ini akan menggambarkan pengembangan media
pembelajaran dengan konsep mobile learning yang diterapkan dalam pembelajaran di
sekolah khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu kajian teori dalam meningkatkan wawasan
maupun penerapan dalam mengembangkan sumber dan media belajar pendidikan jasmani
melalui konsep pembelajaran M-Learning.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan E-Learning?
2. Apa perbedaan antara E-Learning dengan E-Learning?
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran melalui E-Learning?
4. Apa saja jenis-jenis dari E-Learning?
5. Bagaimana cara mengembangkan sumber dan media belajar melalui E-Learning?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari pembelajaran E-Learning.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran E-
Learning.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran E-Learning.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pembelajaran E-Learning.
5. Untuk mengetahui cara mengembangkan sumber dan media belajar melalui E-Learning.

Manfaat Penulisan
Makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu kajian teori dalam meningkatkan wawasan
maupun penerapan untuk mengembangkan sumber dan media belajar pendidikan jasmani
melalui pembelajaran E-Learning.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat E-Learning

a. Definisi e-learning

E-learning merupakan teknologi dalam dunia kependidikan yang relatif baru di


Indonesia. Secara kebahasaan, e-learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu
“e”dan “learning”. “E”dalam istilah e-learning merupakan singkatan dari kata
“electronic” yang berarti “peralatan elektronik”. Sedangkan kata “learning” berarti
“pembelajaran” (Naidu, 2006: 1 & Munir, 2009: 169). Jadi, e-learning merupakan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik.

Smaldino (2005: 183) mengemukakan bahwa e-learning bisa disebut dengan


online learning, yaitu proses pembelajaran yang disampaikan secara elektronik
menggunakan perangkat media berbasis komputer. Biasanya, materi pembelajaran
disampaikan oleh guru dan diakses oleh peserta didik melalui jaringan komputer.
Sumber daya yang digunakan meliputi website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD.
E-learning dapat memantau hasil belajar dan merekap laporan kemajuan peserta didik.
E-learning tidak hanya digunakan untuk memberikan atau mengakses informasi
tertentu, melainkan dapat membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Clark dan Mayer (2008: 7) mendefinisikan bahwa e-learning adalah
pembelajaran yang disampaikan melalui perangkat digital seperti smartphone,

komputer atau laptop yang telah didesain untuk mendukung proses belajar mandiri.
Definisi yang lain dikemukakan oleh Rosenberg (2001: 28) bahwa e- learning memiliki
padanan arti sebagai penggunaan teknologi internet dan jaringan komputer untuk
membantu proses pembelajaran. Munir (2009: 169) juga berpendapat bahwa istilah e-
learning merupakan sebuah teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan
dalam bentuk dunia maya. E- learning memiliki definisi yang sangat luas bahkan
sebuah portal yang menyediakan informasi tentang suatu topik pembelajaran dapat
tercakup dalam lingkup e-learning. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan
sebagai proses penyampaian pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi dalam
bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Soekartawi (2008: 198), bahwa e-
learning dikenal dengan istilah pembelajaran melalui online, yaitu pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape,
transmisi satelit atau komputer. Sedangkan Naidu (2006: 1) berpendapat bahwa istilah
e-learning memiliki definisi yang lebih luas dari sebuah pembelajaran online,
pembelajaran di kelas maya, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran menggunakan
jaringan komputer atau pembelajaran berbasis website. Huruf “e” dalam kata e-learning
adalah singkatan dari kata “elektronik”, yang berarti e-learning akan menggabungkan
seluruh aktivitas pembelajaran menggunakan perangkat elektronik yang dilakukan oleh
individu atau kelompok, online atau offline, pembelajaran

dilakukan serentak (syncrhronous) atau tidak serentak (asynchronous), dan baik melalui
jaringan komputer atau komputer tanpa terhubung jaringan (stand alone computer).
Munir (2012: 207), menjelaskan secara umum terdapat dua presepsi dasar
tentang pemanfaatan e-learning yaitu:

1) Electronic based e-learning

Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi, terutama yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya
internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti :
a. Film

Sadiman, dkk., (2003: 69) menyatakan media film merupakan media yang amat besar
kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar.
b. Video

Video ini merupakan salah satu media audio visual yang menampilkan gerak dan
biasanya durasi dari video ini singkat. Pesan yang disajikan dapat berbentuk fakta
maupun fiktif, informatif, edukatif, dan istruksional

c. Audio

Audio merupakan media penyampaian materi dalam bentuk suara yang dapat diterima
oleh indera pendengaran. Sudjana & Rivai (2017: 129), mengemukakan bahwa
pengertian audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta didik, sehingga menjadi proses
belajar mengajar.
d. Slide (Power Point Presentation)

Media slide yang sering digunakan oleh guru. Susilana & Riyana (2011: 18)
menyatakan media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan
melalui alat yang disebut dengan proyektor slide.
e. OHP

Susilana & Riyana (2011: 16) menyatakan OHP (Overhead Projector) adalah media
yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparasi pada sebuah
layar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
f. LCD

Hujair, (2011: 129) mengemukakan Proyektor LCD (Liquit Crystal Display) merupakan
salah satu alat optik dan elektronik. Sistem optiknya efesien yang menghasilkan cahaya
amat terang tanpa mematikan (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga dapat
memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat dipancarkan
dengan baik ke layar. Hujair, (2011: 129)
g. Proyector

Susilana & Riyana (2011: 17) menyatakan Opaque Projector atau proyektor tak tembus
pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda
yang tak tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi
maupun yang tiga dimensi.
2) Internet based e-learning

Internet based e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas


internet yang bersifat online sebagai instrument utamanya. Artinya, memiliki presepsi
bahwa e-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online, yaitu fasilitas
komputer yang terhubung dengan internet. Artinya, pembelajar dalam mengakses
materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang, dan waktu, bisa dimana saja dan kapan
saja. Internet based learning meliputi sebagai berikut: Virtual Classroom (Google
Classroom, Edmodo, Moodle, Schoology, Kahoot, Quizizz), Video conference (Google
Meet, Zoom Meeting, Cisco Webex, Microsoft Teams, Facetime, Whatsaap), Personal
Website, dan Webblog.

Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh guru tidak dibatasi oleh aturan dalam
memilih aplikasi yang akan digunakan, artinya guru diberi kebebasan dalam
mengguanakan aplikasi untuk menyampaikan materi secara online. Namun guru harus
dapat memperhatikan aplikasi yang digunakan supaya siswa dapat menggunakan
dengan baik dan benar sehingga dapat menciptakan komunikasi yang baik saat
pembelajaran sehingga mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani ketimpangan dalam
kegiatan belajar selama pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Melansir pada laman
resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi yang dapat diakses pelajar
dalam belajar, yaitu
(1) Rumah Belajar; (2) Meja Kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education;
(6) Kelas Pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10)
Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.
Menurut Ellis (2009: 10) Learning Management System (LMS) merupakan suatu
perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan
sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke
internet), e- learning dan materi-materi pelatihan tersebut yang dilakukan secara online.
Beberapa LMS yang berlisensi open source dan yang sering

digunakan dalam proses pembelajaran pada saat pandemi covid-19 sebagai berikut:
a. Google classroom

b. Moodle

c. Schoology

d. Edmodo

e. Kahoot

f. Quizizz

g. Video Conference

Video conference merupakan aplikasi multimedia yang memungkinkan


komunikasi data, suara, dan gambar yang bersifat duplex dan real time dan dapat
diterapkan pada jaringan yang memiliki kecepatan transfer data ang besar karena
kapasitas bandwidthnya yang besar Nurdiansyah dkk (2013: 20). Beberapa aplikasi
video conference yang dapat digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran yaitu:
1. Google Meet

2. Zoom Meeting

3. Cisco Webex

4. Microsoft Teams

5. Facetime
6. Whatsapp

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat aplikasi yang


dapat digunakan untuk pembelajaran online sangat bermacam- macam, dalam hal ini
guru penjas harus dapat memanfaatkan dengan benar sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa dalam menggunakan sehingga dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran.

b. Karakteristik e-learning

E-Learning menurut Smaldino (2011: 235), dikenal juga dengan istilah belajar
online. Karakteristik utama e-learning adalah tidak hanya digunakan sebagai penyampai
informasi secara umum (seperti halaman web), akan tetapi disusun agar informasi
maupun aktivitas di dalam e-learning dapat membimbing siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. E-learning merupakan bagian dari pembelajaran jarak jauh.
Selain itu, Rosenberg (2001: 28) menjelaskan bahwa e-learning

memiliki 3 karakteristik utama, yaitu:

1) E-learning bersifat jaringan, sehingga mampu melakukan pembaharuan data secara


cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan data, dan berbagai
materi pembelajaran.
2) E-learning dikirim kepada pengguna melalui komputer dengan standar teknologi
internet.

3) Proses pembelajaran menggunakan e-learning berfokus pada paradigm pembelajaran


yang lebih luas daripada paradigma pembelajaran tradisional.
Adapun menurut Clark & Mayer (2008: 8) e-learning selalu memiliki enam
karakteristik utama sebagai berikut:
1) Menyampaikan pembelajaran melalui CD-ROM, jaringan lokal, server, atau jaringan
internet.
2) Memuat konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

3) Menggunakan elemen media seperti gambar disertai keterangan untuk menyampaikan


materi pembelajaran.
4) Menggunakan metode instruksional (instructional methods) seperti contoh-contoh,
praktik, dan feedback untuk memberikan penguatan pembelajaran.
5) Pembelajaran dapat dilakukan secara langsung oleh guru (synchronous) ataupun untuk
mendukung pembelajaran mandiri oleh siswa (asynchronous)
6) Membantu siswa membangun pengetahuan dan keterampilan baru secara mandiri
c. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Menurut Soekartawi (2007: 31), kelebihan e-learning antara lain

adalah:

1) Mempercepat terjadinya proses belajar dan mengajar


dengan pendekatan student-learning aproach.
2) Menumbuhkan kreativitas berpikir.

3) Mendorong peserta didik untuk selalu „ingin tahu‟ yang lain.

4) Mendorong proses belajar-mengajar menjadi lebihefisien.

5) Mendorong peserta didik berjiwa mandiri.

6) Memotivasi peserta didik giat belajar.

7) Menjadikan komputer sebagai alat bantu untuk menyelesaikan


administrasi.

Walaupun demikian, pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran juga tidak


terlepas dari berbagai kekurangan, diantaranya:
1) Kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik.

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademis atau aspek sosial.

3) Proses belajar dan mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.


4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan ICT.
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet/intranet.

7) Tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan dalam hal internet kurang.
8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

d. Fungsi dan Manfaat E-learning

Muzid (2005), menjelaskan bahwa banyak sekali manfaat yang didapat dari
penerapan e-learning, diantaranya:
a. Mempermudah dan menambah waktu interaksi baik antar siswa dengan bahan belajar,
antara siswa dengan guru maupun antar sesama siswa.
b. Memungkinkan bagi siswa untuk tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di
dalam kelas.
c. Memungkinkan siswa maupun guru dapat saling berbagi informasi atau pendapat
tentang materi belajar sehingga dapat mengoptimalkan waktu tatap muka yang tersedia
untuk konsentrasi pada materi tersebut.
d. Meningkatkan kualitas dan kinerja guru dengan pengembangan, model-model
pembelajaran yang lebih baik dan bahan belajar yang mudah dipahami dan dipelajari
oleh siswa.
e. Mengurangi kesenjangan digital anatar guru dan siswa dengan diterapkannya system
yang berbasis teknologi internet secara terpadu dan terintregasi.
f. Mempermudah penyempurnaan dan penyampaian bahan belajar.
Soekartawi (2007: 47), mengemukakan manfaat penggunaan internet khususnya
dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain sebagai berikut:

a. Tersedianya fasilitas e-moderating, fasilitas ini akan membuat pendidik dan peserta
didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja.
b. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur atau terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai berapa
jauh bahan ajar dipelajari.
c. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan kapan dimana saja
kalau diperlukan.
d. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
e. Baik pendidik maupun pesrta didik, dapat melakukan diskusi melalu internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
f. Berubahnya peran peserta didik dari pasif menjadi aktif.

g. Relative lebih efisien.

Siahaan (2002: 75), menjelaskan bahwa manfaat e-learning dari dua sudut
pandang yaitu dari sudut pendidik dan peserta didik yaitu:
a. Dari sudut peserta didik

Peserta didik dapat mengakses bahan-bahan pembelajaran setiap saat dan berulang-
ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Manakala
fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia daerah

perkotaan akan tetapi juga di daerah pedesaan. Maka manfaat e-learning akan
memberikan manfaat kepada peserta didik yang:
1) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata
pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
2) Mengikuti program pendidikan di rumah (home schooling) untuk memperlajari materi
pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh orangtua, misalnya pembelajaran bahasa
asing dan keterampilan dibidang computer.
3) Merasa fobia dengan sekolah atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit, yang putus
sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikan, dan peserta didik yang berada di
berbagai daerah atau bahkan di luar negeri.
4) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
b. Dari sudut pendidik

Dengan adanya kegiatan e-learning, pendidik/instruktur dapat memperoleh


beberapa manfaat antara lain mereka dapat:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawab sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi;
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasan karena
waktu luang yang dikirim relatif banyak;

3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik/instruktur juga dapat


mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topic apa saja yang dipelajari, berapa lama
suatu topik dipelajari, serta berapa kali topic itu tertentu diulangi;
4) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal latihan setelah memperlajari
topic tertentu;
5) Memeriksan jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Pemanfaatan internet di Indonesia saat ini sudah bukan menjadi hal yang tabu,
pasalnya hampir semua orang, setiap harinya selalu menggunakan internet untuk
membantu kegiatan sehari-hari. Harapannya dengan perkembangan internet yang
semakin pesat ini dapat memberikan manfaat positif bagi penggunanya terutama bagi
kalangan pelajar dan mahasiswa untuk membantu proses pembelajaran. Dengan
menggunakan e-learning diharapkan peserta didik dapat belajar tanpa terhalang ruang
dan waktu, karena dengan menggunakan e- learning peserta didik dapat belajar dimana
pun dan kapan pun. Hal ini menunjukan bahwa internet memang sangat dibutuhkan bagi
kehidupan manusia di era sekarang.
e. Model Pembelajaran E-learning

Menurut Haughey (1998: 21) ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem
pembelajaran berbasis internet yaitu web course, web centric, dan web enhanced course.

a. Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana
peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan latihan, ujian dan kegiatan
pembelajaran lainnya disampaikan menggunakan internet. Dengan kata lain model ini
menggunakan jarak jauh.
b. Web centric course adalah penggunaan internet yang menggunakan/memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka, fungsinya saling melengkapi, dalam model ini
pengajar dapat memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi melalui web
yang telah dibuatnya. Siswa juga diarahkan untuk mencari materi-materi lain dari situs-
situs yang relevan. Dalam tatap muka pendidik dan peserta didik lebih banyak diskusi
tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet.
c. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk
memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dan pengajar, sesama
peserta didik, anggota kelompok atau peserta didik dengan narasumber lain. Peran
pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari infromasi di internet,
membimbing siswa dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan
pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati.
PEMANFAATAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan e- learning dalam
pembelajaran jarak jauh pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan yang diungkapkan
dengan angket yang berjumlah 20 butir, dan terbagi dalam dua faktor, yaitu Internet
based e-learning dan Electronic based e-learning. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa tingkat pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran jarak jauh
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masuk dalam kategori secara rinci, kategori
“rendah” 5.0% (5 guru), kategori “sedang” 59.4% (60 guru) dan kategori
“tinggi” sebesar 35.6% (36 guru).

Berdasarkan presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-learning


dalam pembelajaran jarak jauh pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masuk
dalam kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan
guru dalam penggunaan ICT, sehingga pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran
jarak jauh tidak maksimal. Seperti yang dilaporkan oleh Pengondian et all, (2019) yang
menyatakan bahwa di antara faktor-faktor yang menjadi kesuksesan pembelajaran
daring adalah ketersediaan sarana dan prasarana.
Meluasnya penyebaran covid-19 memaksa sekolah-sekolah untuk melaksanakan
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan masing-masing sekolah. ICT menjadi kunci kesuksesan dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh. E-learning adalah salah satu solusi dalam melaksanakan
pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19. Dengan memanfaatkan e-
learning peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran kapanpun dan dimanapun
yang didukung oleh fasilitas internet. Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru
menggunakan aplikasi virtual classroom maupun video conference. Pembelajaran ini
merupakan inovasi pendidikan di masa pandemic covid-19 untuk menjawab tantangan
akan ketersediaan sumber belajar yang variatif dan inovatif. Keberhasilan suatu model
ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Seperti yang
dikemukakan oleh Nakayama (Dewi, 2020: 56) bahwa dari semua literature dalam e-
learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam
pembelajaran jarak jauh. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan dan karakteristik peserta
didik.
1. Faktor Internet Based E-Learning

Tingkat pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran jarak jauh pendidikan jasmani


olaharaga dan kesehatan berdasarkan faktor internet based e-learning berada pada
kategori “rendah” sebesar 8.9 % (9 guru), kategori “sedang” sebesar 46.5 % (47 guru),
dan kategori tinggi sebesar 44.6 % (45 guru). Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran jarak jauh dari faktor
internet based e-learning masuk dalam kategori sedang. Dari hasil pengambilan data
diketahui sebagian besar guru termasuk dalam kategori sedang, hal tersebut
membuktikan bahwa guru sudah memanfaatkan e-learning dalam pembelajaran jarak
jauh akan tetapi belum maksimal.

2. Faktor Electronic Based E-Learning


Tingkat pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran jarak jauh pendidikan jasmani
olaharaga dan kesehatan berdasarkan faktor electronic based e-learning berada pada
kategori “rendah” sebesar 8.9 % (9 guru), kategori “rendah” sebesar 6.9 % (7 guru),
kategori “sedang” sebesar 56.4 % (57 guru), dan kategori tinggi sebesar
36.6 % (37 guru). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-
learning dalam pembelajaran jarak jauh dari faktor electronic based e-learning masuk
dalam kategori sedang. Dari hasil pengambilan data diketahui sebagian besar guru
termasuk dalam kategori sedang, hal tersebut membuktikan bahwa guru sudah
memanfaatkan e-learning dalam pembelajaran jarak jauh akan tetapi belum maksimal.
Upaya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan memanfaatkan e-
learning dalam pembelajaran jarak jauh pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
sangat membantu dalam menyampaikan materi maupun mendukung kelancaran
pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Kemampuan guru dalam memilih serta menggunakan e-
learning dalam pembelajaran jarak jauh yang tepat dapat mempermudah siswa dalam
menerima materi yang disampaikan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
E-learning sebagai pendukung sistem pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan telah
berhasil di bangun berdasarkan konten dan struktur yang sesuai dengan kebutuhan pada prodi
PENGENMBANGAN SUMBER MEDIA DAN PEMBELAJARAN, yaitu dengan mengintegrasikan
-fungsi yang selama ini di anggap kurang membantu dalam proses belajarmengajar seperti sarana
informasi yang up to date, pengunduhan materi, pengumpulan tugas, ujian online maupun forum baik
itu forum umum maupun forum kelas.
SARAN
1. Aplikasi ini dapat dikembangkan untuk cakupan yang lebih luas dan dapat diterapkan pada
prodi lain.
2. Peran aktif admin dan dosen sangat diperlukan untuk memperbaharui informasi,
materi kuliah, tugas dan lain sebagainya begitu juga dalam melakukan manajemen
sistem e-learning sehingga dapat sejalan dengan kurikulum yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Clark, R.C. & Mayer, R.E. (2008). E-learning and the Science of Instruction:
Proven Guidelines for Consumers and Designers of Multimedia
Learning, Second Edition. San Francisco: John Wiley and Sons, Inc.
Kusumana, Ade. (2011). E-Learning dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan.
Vol. 14 No. 1.
Muzid S. & Misbahul M. (2005). Presepsi Mahasiswa Dalam Penerapan E-
learning sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Naidu, S. (2006). E-Learning: A Guidebook of Principles, Procedures, and
Practices. Australia: Sanjaya Mirsha.
Suartama I. K. (2014). E Learning Konsep dan Aplikasinya. Ejournal
Undiksha. Vol. 3 No. 1 Tahun 2015.
Wahyuningsih , D., & Makmur, R. (2017). E-Learning Teorti dan Aplikasi.
Bandung: Informatika.
Soekartawi. (2007). Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning.
Yogyakarta: Ardana Media.
. (2008). E-Learning untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak
Jauh dan Aplikasinya di Indonesia. Dalam D. S. Prawiradilaga, & E.
Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
. (2001). E-Learning : Strategies For Delivering Knowledge In
The Digital Age. USA : McGraw-Hill Companies.
Naidu, S. (2006). E-Learning: A Guidebook of Principles, Procedures, and
Practices. Australia: Sanjaya Mirsha.
Rosenberg, M. J. (2001). E-Learning: Strategies for Delivering Knowledge in
the Digital Age. New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai