Anda di halaman 1dari 17

MODEL ASSURE DALAM PERENCANAAN PELAJARAN

DENGAN MENGINTEGRASIKAN PENGGUNAAN TIK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Teknologi
Informasi AUD

Dosen Pengampu: Dr. Hesti Kusumaningrum, S.Kom, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Aisyah Zaina 11190184000072

Irna Nafisyah 11190184000097

Ani Yuliana 11190184000098

Zulfa Elda Fitryya 11190184000099

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ". Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Teknologi Informasi
AUD oleh Dr. Hesti Kusumaningrum, S. Kom, M. Pd. Shalawat serta salam semoga
terlimpah kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw. yang kita
harapkan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah Swt. atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada Allah Swt, dan Ibu Dr. Hesti Kusumaningrum,
S.Kom, M. Pd dan rekan-rekan kelas 6C PIAUD.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Terima kasih.

Ciputat, 03 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang .................................................................................... 2


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Integrasi Penggunaan Tekonologi dalam Pembelajaran..................... 3


B. Model Pengembangan Media Pembelajaran ASSURE ...................... 4
1. A-Analyze learners ....................................................................... 5
2. S-State Standards and Objectives ................................................. 6
3. S-Select Stategies, Technology, Media and Materials ................. 6
4. U-Ultilize Technology, Media, and Materials .............................. 9
5. R-Require Learner Participation................................................ 10
6. E-Evaluate and Revise ................................................................ 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Teknologi sangatlah penting bagi manusia. Apalagi saat ini adanya
covid-19 yang hampir diseluruh dunia. Akibatnya kegiatan pembelajaran
harus dilakukan dirumah masing-masing sesuai peraturan Pemerintah.
Sehingga penggunaan teknologi sangat diperlukan dalam menunjang proses
kegiatan pembelajaran. Kemudian guru juga dituntut untuk menguasai
teknologi agar proses pembelajran secara daring ini dapat terlaksana dengan
baik. Guru sebagai pelaksana Pendidikan harus mampu meyediakan
pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan atau kemampuan peserta didik.
Model pembelajaran yang digunakan hendaknya menggunakan
design yang terarah dan sistematis. Model pembelajaran sendiri dapat
dimaknai dari berbagai sudut pandang, seperti sebagi disiplin, ilmu, sistem,
dan proses. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka guru dapat menggunakan
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Salah satunya, yaitu model pembelajaran
yang bisa digunakan adalah model ASSURE.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang proses
pembelajaran di kelas menggunakan model ASSURE. Dan dengan
menyiapkan media yang sesuai dengan analisis kebutuhan yang dilakukan
sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Integrasi Penggunaan Teknologi dalam
Pembelajaran?
2. Apa saja Model Pengembangan Media Pembelajaran ASSURE?
a. Bagaimana A-Analyze Learners?
b. Bagaimana S-State Standards and Objectives?
c. Bagaimana S-Select Strategies, Technology, Media and Materials?

1
d. Bagaimana U-Ultilize Technology, Media, and Materials?
e. Bagaimana R-Require Learner Participation?
f. Bagaimana E-Evaluate and Revise?

3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Integrasi Penggunaan Teknologi dalam
Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Model Pengembangan Media pembelajaran
ASSURE.
a. Untuk mengetahui A-Analyze learners.
b. Untuk mengetahui S-State Standards and Objectives.
c. Untuk mengetahui S-Select Strategies, technology, Media and
Materials.
d. Untuk mengetahui U-Ultilize Technology, Media, and Materials.
e. Untuk mengetahui R-Require Learner Participation.
f. Untuk mengetahui E-Evaluate and Revice.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Integrasi Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran


Teknologi Informasi dalam bahasa Inggris yang artinya Information
technology merupakan alat bantu dalam membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan
informasi untuk mendukung kehidupan dan pembelajaran. Teknologi akan
sangat bermanfaat khususnya untuk anak-anak belajar jika digunakan secara
tepat. Misalnya pada kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini, guru
memberikan materi yang di dalamnya terdapat aplikasi media visual. Sebab
setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda, seperti audio, visual dan
audio-visual. Sehingga anak-anak dapat mencerna dan menerima materi
yang disampaikan oleh guru (Widyawati, 2019).
Di samping itu menurut Gilakjani & Branch (2017) mengemukan
bahwa penggunaan teknologi dinilai lebih mnyenangkan dan menarik bagi
peserta didik. Terdapat beberapa manfaat integritas teknologi dalam
Pendidikan, yaitu dengan adanya teknologi perhatian peserta didik lebih
lama dan mudah dipahami. Hal tersebut didukung dengan banyak fitur-fitur
teknologi yang ada, contohnya multimedia (terdiri dari gambar, video,
gambar bergerak, dan suara), interaktifitas, interkoneksitas antar pengguna
teknologi lainnya. Akan tetapi integrase teknologi dalam pembelajaran
terdapat kelemahan atau dampak negatifnya, seperti biaya awal investasi
teknologi yang tidak murah, biaya untuk pemeliharaan teknologi itu sendiri,
dan permasalah teknis (koneksi internet). Dan menurut Raja &
Nagasubramani (2018) mengemukan teknologi berpotensi mengurangi
imajinasi peserta didik dan mengurangi kemampuan berfikir mereka. Hal
tersebut karena kemudahan untuk mencari semua hal di internet sehingga
anak-anak banyak memanfaatkan hal tersebut. Dari uraian di atas perlunya
integritas teknologi dalam pembelajaran untuk mengkaji peserta didik di
lembaga-lembaga Pendidikan telah diberikan wawasan pengetahuan yang

3
memadai untuk menggunakan teknologi guna menunjang proses
Pendidikan dan meningkatkan literasi teknologi yang ada pada saat ini.

B. Model Pengembangan Media Pembelajaran ASSURE


Model merupakan representasi yang akurat dari proses actual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak
berdasarkan pijakan yang direpresentasikan oleh model tersebut. Model ini
dapat diartikan juga diartikan sebagai visualisasi atau kerangka kenseptual
yang digunakan sebagi pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga
model yang digunakan dapat terwujud. Menurut (Bahri, 2017) dalam
(Palopo, 2021) mengemukan pengembangan adalah aktivitas atau proses
mendesain suatu pembelajaran secara sistematis maupun logis dalam
memperhatikan kemampuan atau potensisetiap peserta didik sehingga
mencapai hasil yang maksimal. Dengan adanya model pengembangan ini
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya. Sebab
konsep pengembangan pembelajaran memberikan kontribusi
pengembangan potensi serta kemampuan peserta didik. Sedangkan
(Suyitno,14) bahwa pengembangan sebagai aspek bahan ajar yang diajarkan
dengan pengetahuan baik secara teoritis atau praktis.
Sedangkan model pengembangan ASSURE dikembangkan oleh
Sharon Smaldino, James Rusel, Robert Heinic, dan Michael Molenda.
Model ASSURE adalah langkah merencanakan pelaksanaan pembelajaran
di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan teknologi
dan media (Syahril, 2018). Menurut (Handayani & Marjono, 2018) dalam
(Darlis & Movitaria, 2021) bahwa Model ASSURE merupakan suatu
rencana yang digunakan untuk membantu para guru dalam
mengorganisasikan prosedur pembelajaran serta melakukan penilaian
autentik. Model ini membantu para pendidik dalam merancang program
dengan menggunakan berbagai jenis media. Sedangkan karateristik dari
model ini berorientasikan kegiatan pembelajaran, di mana model ASSURE
tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara ekplisit. Lalu strategi

4
pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan serta pemanfaatan metode,
media, bahan ajar, dan peserta didik di kelas. Sehingga memungkin para
peserta didik dapat belajar secara aktif dan menciptakan program
pembelajaran yang efektif, efesien serta menarik untuk mereka.
Adapun tahap-tahap penggunaan model pembelajaran ASSURE, antara
lain:
1. A-Analyze Learners (Analisis Peserta Didik)
Tujuan utama dalam menganalisa yaitu pendidik dapat menemui
kebutuhan belajar peserta didik yang urgen sehingga mereka mampu
mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara
maksimal, analisis pembelajaran meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi: karakteristik umum. Umumnya peserta didik
dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin,
umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik; dan mendiagnosis kemampuan awal pembelajaran, penelitian
yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal peserta didik
merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana
dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan
perkembangan psikologi peserta didik (Smaldino, 2011).
Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda dan
mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di
dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan
terhadap pembelajaran (Fathurrohman dan Sutikno. 2010).
Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu:
• gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak
melihat seperti membaca.
• gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih
bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut
didengarkan dengan serius.
gaya belajar kinestetik, yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh
peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

5
2. S-State Standard and Objectives (Menentukan Standar dan Tujuan/
Capaian)
Perumusan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan
dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Menentapkan
tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Selain menggambarkan
kompetensi yang perlu dikuasai siswa, rumusan tujuan pembelajaran
juga mendeksprisikan kondisi yang diperlukan oleh siswa untuk
menunjukkan hasil belajar yang dicapai dan tingkat penguasaan siswa.
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan
kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik, dan menjadi dasar
dalam pembelajaran peserta didik yang lebih bermakna, serta peserta
didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya
dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam
merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh
Sanjaya (2010) berikut: 1) rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan
untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran; 2)
tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar peserta didik; 3) tujuan pembelajaran dapat membantu
dalam mendesain sistem pembelajaran; 4) tujuan pembelajaran dapat
digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran.

3. S-Select Startegi, Technology, Media and Materials (Memilih Strategi,


Teknologi, Media, dan Materi)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif


adalah memfasilitasi pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan
media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi, dan media
maupun bahan ajar.

6
1. Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan
standar dan tujuanpembelajaran. Selain itu juga
memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswayang
nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi
pembelajaran dapatmengandung ARCS model (Smaldino
dari Keller,1987). ARCS model dapatmembantu strategi
mana yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa,
pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan
tujuan, Confidence, desain pembelajaran dapat membantu
pemaknaan pengetahuan olehsiswa dan Satisfaction dari usaha
belajar siswa. Strategi pembelajaran dapatterlebih dahulu
menentukan metode yang tepat.
Beberapa metode yang dianjurkanuntuk digunakan ialah:
a) Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
adalah melatih ketajaman pola piker metakognitif, yaitu
kemampuan strategis dalam memcahkan masalah.
b) Belajar Proyek (Project Based Learning) adalah melatih
kemampuan pembelajar untuk melaksanakan suatu
kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat
pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi
kegiatan.
c) Belajar Kolaboratif, metode ini ditekankan agar
pembelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan
membina koordinasi antar teman sekelasnya.
2. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J. Brigges,
media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle

7
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan
menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan
saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan,
peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah
pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi,
sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide (gambar
diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan
multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam
TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan.
Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang
kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan
dicapai.
3. Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi
Langkah selanjutnya adalah memilih materi yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan mata pelajaran.
Biasanya melibatkan banyak pilihan yaitu : memilih materi yang
tersedia, melibatkan spesialis teknologi atau media, menyurvei
panduan referensi sumber dan media, mengubah materi yang
ada, serta merancang materi baru.

8
4. U-Utilize Technology, Media and, Materials (Memanfaatkan
Teknologi, Media, dan Materi)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya


mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini yang bisa disebut “5P”
yaitu:

1. (Preview the Materials) Pratinjau Teknologi, Media, dan Materi


Seorang pengajar tidak pernah menggunakan teknologi,
media dan materi tanpa melakukan pengkajian awal dahulu. Selama
proses pemilihan, harus menentukan apakah teknologi, media dan
materi itu sesuai untuk pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.
2. (Prepare the Materials) Menyiapkan Teknologi, Media, dan Materi
Pengajar perlu menyiapkan teknologi, media dan materi
untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan.
Langkag pertama adalah menyiapkan seluruh materi dan peralatan
yang dibutuhkan oleh pebelajar, dan menentukan urutan apakah
yang akan digunakan untuk memanfaatkan teknologi, media dan
materi tersebut. Apakah yang akan dilakukan pebelajar? Guru
membuat daftar urutan materi dan perlengkapan yang diperlukan
untuk tiap pelajaran dan urutan presentasi kegiatan.
3. (Prepare Environment) Menyiapkan lingkungan
Dimanapun kegiatan pembelajaran dilakukan, fasilitas harus
ditata terlebih dahulu sebelum pebelajar mengunakan media dan
materi pembelajaran. Faktor-faktor yang sering dianggap perlu
dalam situasi pembelajaran tertentu, seperti tempat duduk yang
nyaman, ventilasi yang baik misal suhu udara, pencahayaan dll.
4. (Prepare the Leaners) Menyiapkan Pebelajar
Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu
kegiatan tergantung pada bagaimana pebelajar disiapkan untuk
kegiatan pembelajaran. Beberapa fungsi seperti, mengarahkan
perhatian, meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional

9
dalam mempelajari suatu materi , merupakan kegiatan untuk
menyiapkan pebelajar, naik kelas yang teacher-centered maupun
student-centered.

5. (Prepare the Learning Experience) Menyediakan Pengalaman


Belajar
Jika materi itu berpusat pada guru, maka guru harus
menyajikan sebagai seorang professional. Jika pengalaman yang
akan diberikan kepada pebelajar student-centered, guru harus
berperan sebagai fasilitator atau pembimbing, yang membantu
pebelajar menggali topik dari internet, mendiskusikan isi,
menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan informasi kepada
teman sekelas.

5. R-Require Learner Participation (Menarik Partisipasi Peserta Didik)

Untuk menciptakan Proses pembelajaran yang efektif.


memerlukkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
sangat diperlukan. Terdapat banyak aktivitas pembelajaran yang dapat
diterapkan guna mendorong peserta didik mempraktekkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap baru dan untuk menerima umpan balik
berdasarkan tingkat kesesuaian upaya mereka sebelum secara formal
melakukan penilaian. Dengan pemberian Latihan materi yang sedang
dipelajari. Pemberian Latihan merupakan cara yang melibatkan aktivitas
mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Dan siswa yang
terlibat aktif dalam kegiatan akan dengan mudah mempelajari materi
pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses pembelajaran, pemberian
umpan balik berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi
siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

Latihan dapat melibatkan peserta didik dengan menggunakan


pengecekan sendiri-sendiri (self-check), pembelajaran dengan alat bantu

10
komputer,kegiatan internet, diskusi kelompok dan atau model lain yang
dipandang dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran. Sementara itu guru,komputer dan siswa lain dapat
mempersiapkan umpan balik.

6. E-Evaluated and Resive (Evaluasi dan Revisi)

Setelah melaksanakan pembelajaran sangat penting melakukan


evaluasi untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan pembelajaran.
Tidak hanya mengukur tingkat pemahaman atau pengetahuan yang
dicapai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. tetapi evaluasi
ini juga mengukur keseluruhan proses pembelajaran termasuk dampak
dari penggunaan media dan teknologi. Jika terdapat kelemahan atau
kekeliruan termasuk tentang bahan ajar, maka perlu dilakukan revisi
untuk mendapatkan perbaikan sebagai persiapan untuk digunakan pada
hari berikutnya. Evaluasi dan revisi harus selalu dilakukan secara terus
menerus dan berkelanjutan, walaupun sudah pernah dilakukan
sebelumnya bukan berarti semuanya sudah sempurna. Oleh karena itu
dalam melakukan evaluasi dan revisi perlu mempertimbangan tahapan
sebagai berikut :

a. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti


selama ini.
b. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh setiap siswa dalam
mengikuti program pembelajaran.
c. Seberapa jauhkah siswa mampu belajar tentang materi atau
substansi pembelajaran.
d. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari.
e. Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan
terhadap prestasi belajar siswa.

11
Penilaian bukan untuk menentukan tingkat “kepintaran”
seorang peserta didik, namun cenderung untuk memberi masukan
kepada mereka. Demikian juga evaluasi berguna untuk melakukan
penilaianan apakah seluruh proses pembelajaran sudah berjalan
dengan baik, atau ada proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan
dan direvisi untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
itu sendiri.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Betapa pentingnya teknologi bagi manusia, dengan adanya
teknologi sangat memudahkan manusia untuk mencari sesuatu dengan
mudah. Apalagi dalam proses belajar mengajar, di mana teknologi sebagai
alat bantu dan juga semua orang dapat mengembangkan kreativitasnya
melalui teknologi. Demikian pula, penggunaan teknologi dinilai lebih
mnyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Terdapat beberapa manfaat
integritas teknologi dalam Pendidikan, yaitu dengan adanya teknologi
perhatian peserta didik lebih lama dan mudah dipahami. Hal tersebut
didukung dengan banyak fitur-fitur teknologi yang ada, contohnya
multimedia (terdiri dari gambar, video, gambar bergerak, dan suara),
interaktifitas, interkoneksitas antar pengguna teknologi lainnya.
Oleh sebab itu guru bisa menggunakan model pembelajaran berbasis
ASSURE. Model ASSURE merupakan langkah merencanakan pelaksanaan
pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan
penggunaan teknologi dan media. Model ini membantu para pendidik dalam
merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media. Sedangkan
penggunaan model ASSURE ada 6, yaitu: A-Analyze learners, S-State
Standards and Objectives, S-Select Strategies, Technology, Media and
Materials, U-Ultilize Technology, Media, and Materials, R-Require
Learner Participation, dan E-Evaluate and Revice.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, harapan kami pada pada pemaklah selanjutnya mampu
memenuhi kekurangan dan ketertidaklengkapan tersebut dengan materi dari
sumber yang relevan dan resmi. Sehingga makalah berikutnya akan
memiliki kesempurnaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Darlis, N., & Movitaria, M. A. (2021). Penggunaan Model Assure Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(4), 2363–2369.

Palopo, I. (2021). Model-Model Pengembangan Media Teknologi Pembelajaran


Bahasa Arab Naidin Syamsuddin Pendahuluan Metode. 10(3), 247–254.

Syahril. (2018). Pengembangan Desain Model Assure Pada Pembelajaran IPS


SD/MI. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, 8(1), 65–75.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alawlad/article/view/1592

Widyawati. (2019). Integrasi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Anak Usia


Dini. Ya Bunayya, 1(1), 16–28.

Syaifudin, Mokhamad (2021) Integrasi teknologi dalam pembelajaran di kelas.


Kanzun Book, Sidoarjo

Budi Purwanti. 2015. Pengembangan Media Video Pembelajaran Matematika


dengan Model Assure. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015; 42-47

Kustandi, Cecep. Darmawan, Daddy. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran.


Kencana : Jakarta

Smaldino dkk. 2012. Instructional Technology & Media For Learning. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Droup.

Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, (Dian Rakyat,Jakarta.

Munandar,A. (2020). Desain Pembelajaran Model Assure Dalam Meningkatkan


Pembelajaran Yang Berkwalitas. Visual Post : Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 5(2), 71-78.

http://eprints.stainkudus.ac.id/655/4/4.%20BAB%201.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai