Anda di halaman 1dari 25

PERAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi tugas UTS pada Mata Kuliah Sumber Daya
Manusia
Dosen Pengampu: Ibu Zahrotul Munawwaroh, M. Pd

Disusun Oleh :

Sri Wahyuni (21.1.2268)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK AL-KARIMIYAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim, segala puja dan puji serta rasa syukur milik Allah SWT.
semesta alam yang telah memberikan kami bermacam-macam kenikmatan sampai saat ini,
sehingga saya dapat menyusun makalah ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kami
lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan umat dari masa
kejahiliyahan.

Makalah ini penting bagi saya dan pembaca untuk memahami Kedudukan Guru Dalam
Proses Belajar Mengajar, dalam menempuh Mata Kuliah Sumber Daya Manusia yang di
bimbing oleh ibu Zahrotul munawwaroh, M. Pd, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi seluruh pembaca. Saya menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Oleh karna itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi seluruh
pembaca khususnya bagi pemakalah. Amiiinn...

Depok, Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3


1. Manfaat (TIK) Dalam Pembelajaran ................................................................................ 3
A. Bahan Ajar Berbasis TIK .............................................................................................................. 5
B. Produk-Produk Pembelajaran Berbasis TIK ................................................................................. 10
C. Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran .............................................................................. 12
D. E-Learning .................................................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 20


A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................. 21

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Guru dituntut
mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu
yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar manusia.
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tak ada dan
tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.1
Kemajuan teknologi informasi seharusnya mampu menunjang kreativitas guru dalam
mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu nya, baik terkait proses pembelajaran maupun
aktualisasi diri, yakni menciptakan sebuah karya. Kecanggihan teknologi informasi jelas tidak
dapat Bumengubah tugas dan fungsi pokok guru. Disinilah tantangan yang sebenarnya dihadapi.
Guru harus mampu memanfaatkan arus informasi yang demikian pesat menjadi sebuah
kreativitas, terutama dalam menciptakan pembelajaran yang menginspirasi peserta didik.
Akrabnya peserta didik dengan internet, laptop, komputer, dan smart phone harus
dipandang sebagai sesuatu yang positif. Hal tersebut dapat menjadi modal besar bagi tercipta nya
pembelajaran yang lebih variatif, kreatif, serta menggugah minat peserta didik sehingga lebih
efektif. Namun semua itu bergantung bagaimana cara guru mengolah modal tersebut . Guru yang
hebat akan terus berinovasi dalam menciptakan berbagai skenario pembelajaran yang bervariasi
sehingga peserta didik tidak mengalami akan mengalami kebosanan dalam kegiatan belajar
mengajar. Sebagai contoh, guru Menggunakan LCD proyektor untuk memutar film, gambar,
ataupun slide power point; memanfaatkan surat elektronik; browsing berbagai referensi terkait
materi yang sedang dipelajari, dan sebagai nya.
Menangkal dampak negatif penggunaan internet dan jejaring sosial harus dilakukan
guru dengan menguatkan mental dan karakter peserta didik. Penguatan mental dan spiritual
peserta didik akan menghasilkan karakter yang kuat sehingga mampu menjadikan peserta didik
tetap berada di dalam koridor positif sehubungan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Guru di era digital harus memiliki pola pikir yang berbeda, yakni mampu menghadapi
berbagai tantangan terkait kinerja dan profesionalitas.
Guru mesti berupaya menciptakan pembelajaran yang mengesankan serta memacu generasi
sekarang untuk dapat menguasai materi pembelajaran dengan tetap mengedepankan pendidikan
karakter guna menangkal berbagai dampak negatif akibat kemajuan teknologi. Terkait hal itu,
guru perlu memahami perkembangan dan perubahan karakter peserta didik nya yang tentu saja
sangat berbeda dibandingkan dengan masa lalu.

1 Isjoni, Guru sebagai motivator perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 18

1
A. Rumusan Masalah

a. Apa manfaat dari Bahan Ajar menggunakan TIK Dan Pengelompokannya?


b. Apa saja yang termasuk Produk-produk Pembelajaran Berbasis TIK?
c. Kegunaan Multimedia Dalam Pembelajaran?
d. Manfaat internet sebagai Sumber dan Media Belajar?
e. Apa pengertian dari e-learning?

B. Tujuan Masalah

a. Mengetahui dan memahami Bahan Ajar Menggunakan TIK


b. Mengetahui dan memahami Produk – produk Pembelajaran Berbasis TIK
c. Mengetahui dan memahami Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran
d. Mengetahui dan memahami Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Dan Media Belajar
e. Mengetahui dan memahami e-learning

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manfaat (TIK) Dalam Pembelajaran

Sebagai guru, kemajuan teknologi harus dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
meningkatkan profesionalitas. Salah satu tujuan pemanfaatan kemajuan teknologi bagi guru
adalah meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Akrabnya masyarakat dengan gawai dan
internet, termasuk peserta didik dan guru merupakan modal awal bagi terciptanya pembelajaran
berbasis IT.
Perubahan dan variasi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam kegiatan belajar dapat meningkatkan minat serta aktivitas peserta didik.
Minat dan aktivitas belajar yang tinggi pada peserta didik diharapkan mampu menunjang
peningkatan prestasi akademik. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Pemanfaatan teknologi
informasi dapat membuat semangat belajar peserta didik makin tinggi karena menggunakan
sesuatu yang baru dan terlihat canggih.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ) dalam pembelajaran bukan
berarti hanya terbatas pada penggunaan komputer dan internet. Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran mencakup alat-alat konvensional, seperti bahan tercetak, kaset audio, overhead
transparency atau biasa disebut dengan ( OHT ) atau overhead projector ( OHP ), bingkai suara
( sound slides ), radio, dan televisi. Jadi, pengertian dari TIK ( Teknologi Informasi dan
Komunikasi ) itu adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan ( akuisisi ), pengolahan, penyimpanan penyebaran, dan penyajian informasi.
Terkait dengan kurikulum, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
telah memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
diarahkan pada penguasaan kompetensi yang seimbang antara pengetahuan ( knowledge ), sikap
( attitude ), dan keterampilan ( skill ). Jadi, tidak hanya mementingkan salah satu nya, tetapi
ketiga aspek tersebut harus dikuasai secara seimbang oleh peserta didik.
Kurikulum 2013 yang berkolaborasi dengan teknologi informasi dan komunikasi akan
menghasilkan output yang luar biasa. Dengan panduan serta bimbingan dari guru, peserta didik
dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi menjadi lebih aktif dalam berpikir
secara nalar atau logis. Setiap ilmu ataupun sikap dapat tersampaikan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah ( scientific approach ). Teknologi informasi dan komunikasi mempermudah
peserta didik untuk langsung berinteraksi dengan objek ataupun mengumpulkan sebanyak-
banyak nya sumber pengetahuan untuk kemudian didiskusikan secara bersama.

Wilma Gordon adalah seorang guru yang pada April 2014 memenangkan e- Twinning
European Prize, yakni sebuah penghargaan dari komunitas pendidik di Eropa. Iya
mengemukakan proyeknya mengenai pembelajaran online berbasis ICT ( information and

3
communication technology ). Menurutnya, dengan menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi, peserta didik menjadi lebih mudah dan tidak lagi merasa malu atau canggung dalam
membagikan ide atau pikirannya kepada orang lain, ataupun guru. Hal ini tentu nya dapat
meningkatkan kepercayaan diri mereka masing-masing.
Tidak hanya itu pula, teknologi informasi dan komunikasi pun memudahkan peserta didik
untuk menjangkau jaringan yang lebih luas, tak hanya dilingkungan sekolah, tetapi juga dari
narasumber ataupun anak-anak lain dinegara-negara Eropa. Mereka dapat memanfaatkan
Blogspot, Twin Chat, ataupun Skype untuk saling berinteraksi. Gordon juga sempat
menyebutkan beberapa tool media yang sangat bagus untuk dipakai dalam pembelajaran siswa
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, antara lain Dropbox untuk berbagi file yang
melebihi kapasitas surat elektronik, Tellagami untuk membuat video animasi secara cepat,
survey monkey untuk membuat questionnaires, Blogspot untuk berbagi informasi dengan para
orang tua dan Calameo untuk membuat buku online yang fantastis.
UNESCO dalam buku panduan ICT in Teacher Education, mengemukakan beberapa
strategi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Pemanfaatan
tersebut antara lain dengan menggunakan metode WebQuest. Peserta didik dalam hal ini
diarahkan untuk memaksimalkan aktivitas searching di website dan menggunakan informasi-
informasi disana untuk menganalisis ataupun mengevaluasi. Guru juga berkesempatan
menyeleksi dan memberi review pada beberapa situs yang dipilih peserta didik dalam aktivitas
pembelajaran. Ada pula presentasi multimedia, telecomputing project, serta diskusi online.
Berbagai kegiatan atau aktivitas pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
dapat mengembangkan daya analisis peserta didik serta lebih memperluas wawasan dan
pengetahuan.2
Berdasarkan penjelasan tersebut, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran membawa antusiasme tersendiri dan gairah baru lagi bagi dunia pendidikan. Guru
harus semakin menyadari bahwa peran dan penggunaan teknologi informasi dan
telekomunikasi tak lagi hanya sekedar menugaskan peserta didik untuk membuat presentasi,
melainkan juga memaksimalkan peranannya dalam pembelajaran aktif. Teknologi komunikasi
memberi peluang besar dalam membuka cakrawala dunia yang lebih luas dan mengeksplorasi
potensi sekaligus kemampuan peserta didik.

TIK dalam pembelajaran dapat dibagi atas dua peran, yaitu:


Pertama, sebagai media presentasi pembelajaran berbentuk Slide Power Point dan animasi
dengan flash.
Kedua, sebagai media pembelajaran mandiri atau e-Learning. Misalnya, peserta didik
diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban tugas,
bahkan mencoba dan menerapkan materi pembelajaran. Melalui e-Learning, belajar tidak lagi
dibatasi oleh ruang dan waktu.

2 Arientw.blogspot.com

4
Sedangkan secara rinci, penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran sangat bermanfaat
sekali. Diantara nya adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari
2. Menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik, serta
3. Memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang
sedang dipelajari
Dengan mencermati berbagai hal tersebut, banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh
dengan memanfaatkan TIK. Saat ini juga, Ujian Nasional telah memanfaatkan TIK yakni
melalui UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer ). Tentu nya ini akan menjadi tuntutan
tersendiri bagi sekolah-sekolah untuk meningkatkan dan melengkapi fasilitas demi peningkatan
efektivitas pembelajaran, baik bagi guru maupun peserta didik.
Bagi guru, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran mutlak dilakukan. Bukan hanya
mengajak peserta didik untuk melihat berbagai referensi di internet, akan tetapi melatih peserta
didik agar mampu menggunakan komputer dan internet dalam belajar. Dengan demikian, saat
peserta didik harus menghadapi evaluasi dan penilaian seperti UNBK, mereka tidak lagi merasa
kesulitan karena telah terampil menggunakan komputer.
A. Bahan Ajar Berbasis TIK
Salah satu pemanfaatan TIK dalam pembelajaran adalah dapat untuk menyusun bahan ajar
sehingga penyusunannya akan lebih efektif.

1. Pengelompokan Bahan Ajar


Bahan ajar memiliki berbagai jenis dan bentuk. Ada banyak pengelompokan bahan ajar
berdasarkan bentuk, cara kerja, dan juga sifatnya, sebagaimana yang telah diuraikan berikut ini:

a. Berdasarkan Bentuk
Berikut ini diterangkan ragam bahan ajar yang dibedakan berdasarkan bentuk nya:

1) Bahan cetak ( printed ), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang
dapat berfungsi untuk pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh nya hand out, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto atau gambar, serta model atau maket.
2) Bahan ajar dengan program audio, yaitu semua sistem yang menggunakan sinyal
radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh satu atau sekelompok orang.
Contohnya kaset, radio, piringan hitam, dan Compact disc, audio.
3) Bahan ajar pandang dan dengar ( audio visual ), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sequential.
Contohnya, video Compact disc, dan film
4) Bahan ajar interaktif ( interactive teaching materialis ), yaitu kombinasi dari dua
atau lebih media ( audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya

5
dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami
dari suatu presentasi. Contohnya, Compact disc interactive.

b. Berdasarkan Cara Kerja


Menurut cara kerja nya, bahan ajar dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yaitu bahan ajar yang tidak memerlukan
perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya, sehingga peserta didik dapat
langsung menggunakannya, misalnya membaca, melihat, dan mengamati bahan ajar tersebut.
Contohnya, foto, diagram, display, model dan sebagai nya.
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, yaitu bahan ajar yang memerlukan proyektor agar
bisa dimanfaatkan atau dipelajari peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips, overhead
transparencies, dan proyeksi komputer.
3) Bahan. Ajar audio, yaitu bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam yang
direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya memerlukan alat pemain ( player
) media rekam tersebut, seperti tape compo, CD player, VCD player, multimedia player, dan
sebagainya. Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain nya.
4) Bahan ajar vidio, yaitu bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang berbentuk
video tape player, VCD player, DVD player, dan sebagainya. Karena serupa dengan bahan ajar
audio, maka bahan ajar ini juga memerlukan media rekam. Hanya saja bahan ajar ini dilengkapi
dengan gambar. Jadi, dalam tampilannya dapat diperoleh sebuah sajian dan suara secara
bersamaan. Contohnya, adalah video, film, dan sebagainya.
5) Bahan ajar ( media ) komputer, yaitu berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer
mediated instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.

c. Berdasarkan sifat
Menurut Rowntree, berdasarkan sifatnya bahan ajar dapat dibedakan menjadi:

1) Bahan ajar yang berbasis cetak, misalnya buku, pamflet, panduan belajar peserta
didik, bahan tutorial, buku kerja peserta didik, peta charts, foto bahan dari majalah atau koran,
dan sebagainya.
2) Bahan ajar yang berbasis teknologi, misalnya audio cassette, siaran radio, slide,
filmstrips, film vidio cassette, siaran televisi, video interaktif, computer based tutorial, dan
multimedia.
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya alat peraga sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan sebagai nya.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia ( terutama untuk
keperluan pendidikan jarak jauh ), misalnya telepon, video conferencing, dan sebagai nya.3

3 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), hlm. 42-43.

6
Berdasarkan berbagai pengelompokan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis TIK
sebenarnya sangat beragam. Bahan ajar tersebut disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat
bantu TIK untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapat- kan, menyusun, menyimpan, serta
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

2. Karakteristik Bahan Ajar Berbasis TIK

Bahan ajar berbasis TIK memiliki karakteristik yang lebih kompleks dan berbeda dibandingkan
dengan bahan ajar lain. Pertama, memanfaatkan keunggulan komputer ( digital media ataupun teknologi
jaringan / computer network ).
Kedua, memanfaatkan teknologi multimedia sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih menarik
tidak membosankan, dan pada akhirnya memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri.
Ketiga, memanfaatkan teknologi elektronik yang memudahkan komunikasi, baik antara sesama
peserta didik dengan guru, maupun antar peserta didik itu sendiri tanpa harus dibatasi oleh hal-hal
bernuansa protokoler.
Keempat, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan peserta didik kapan pun dan di mana pun pihak yang
berkepentingan memerlukannya.
Kelima, memanfaatkan pertukaran data (information sharing) yang secara interaktif dapat dilihat
setiap saat di komputer.

Selain memiliki karakteristik yang lebih kompleks, bahan ajar menggunakan TIK memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya sebagai berikut:

a. Memberikan kemudahan bagi guru dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan hal-hal
yang bersifat abstrak.
b. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta mempunyai
ketertarikan terhadap materi yang sedang dibahas.
c. Peserta didik dapat belajar atau menelaah bahan ajar sewaktu-waktu karena tersimpan di
komputer.
d. Guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui jaringan internet atau internet sehingga keduanya dapat saling menilai
seberapa jauh materi yang dipelajari.
e. Tersedianya fasilitas e-Moderating, di mana guru dan peserta didik dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan pun kegiatan komunikasi itu dilakukan
de- ngan atau tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
f. Guru maupun peserta didik dapat melakukan diskusi dan berinteraksi melalui fasilitas-
fasilitas internet yang dapat dilakukan secara kelompok / grup.
g. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan bahan ajar berbasis TIK
membuat bahan tersebut harus disusun dan diterapkan dalam pembelajaran. Penggunaan bahan ajar
berbasis TIK diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas proses pembelajaran sehingga
pada akhirnya mampu mendongkrak peningkatan prestasi belajar peserta didik.

7
3. Langkah-Langkah Menyusun Bahan Ajar

Untuk dapat menyusun bahan ajar menggunakan TIK, guru harus memahami terlebih dahulu
tentang langkah-langkah berikut ini:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, guru harus terlebih dahulu mencermati berbagai standar kompetensi dan kompetensi
dasar pada Kurikulum 2006, serta kompetensi inti dan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013. Dalam
hal ini, guru harus menentukan karakteristik setiap kompetensi dasar yang sekiranya dapat di
kembangkan menggunakan bahan ajar berbasis TIK.

Selain mencermati karakteristik tiap kompe- tensi dasar, guru juga harus memperhatikan tingkatan
ranah berpikir dan karakteristik materi yang perlu dikembangkan. Melalui analisis tersebut akan
diperoleh gambaran jelas tentang jenis bahan ajar yang akan digunakan, strategi penggunaannya, serta
alokasi waktu yang dibutuhkan. Terdapat tiga kemungkinan karakteristik materi yang diperoleh dari
hasil identifikasi:

1) Konkret

Materi dapat dilihat dan dirasakan, seperti batu, air, udara, dan sebagainya. Materi-materi jenis ini
tergolong mudah didapatkan dan peserta didik dapat mengamati secara langsung.

2) Abstrak

Materi tidak nyata dan tak dapat dirasakan sehingga memerlukan alat bantu untuk membuk-
tikannya, misalnya rumus kimia, genetika, dan sebagainya.

3) Simulatif

Materi yang membutuhkan pemodelan atau aktivitas yang dimodelkan, seperti siklus ma- teri,
terjadinya gunung meletus, siklus air (hidrologi), proses pencernaan, dan sebagainya.

Materi yang tergolong abstrak dan simulatif biasanya tergolong sulit karena tidak dapat dilihat dan
diamati secara langsung. Materi tersebut memerlukan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
memahaminya mengingat memerlukan tingkat berpikir yang kompleks. Indikator penca- paian
memerlukan tahap berpikir tinggi, materi yang mudah dikenali, dan media untuk memudahkan dalam
pencapaian kompetensi yang ditentukan. Pada umum nya, untuk materi abstrak atau simulatif, kegiatan
pembelajaran yang bersifat tatap muka akan lebih mudah dipahami peserta didik apabila menggunakan
bahan ajar berbasis TIK.

b. Tahap Persiapan

Setelah melalui perencanaan, maka penyusunan bahan ajar berbasis TIK akan melalui tahap per-
siapan. Pada tahap ini, hal-hal yang harus dilakukan guru meliputi sebagai berikut:

1) Menentukan materi ajar.

Penentuan materi ajar harus mengacu pada KI dan KD pada Kurikulum 2013 atau SK, KD, serta
indikator pencapaian yang telah dibuat sebelumnya melalui pemetaan.

8
2) Menentukan jenis software.

Ada banyak software yang dapat digunakan guru untuk membuat bahan ajar berbasis TIK. Namun,
hal tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan guru yang bersangkutan dalam memanfaatkan
software yang dipilih. Beberapa software yang lazim digunakan antara lain Microsoft Power Point,
Macromedia Flash, serta Authorware.

3) Menentukan jenis bahan ajar berbasis TIK. Dalam menentukan jenis bahan berbasis TIK, guru
sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a) memberikan tantangan bagi peserta didik;

b) melibatkan peserta didik dalam mengambil keputusan; memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk mengeksplorasi bahan ajar;

d) memberikan informasi yang sesuai bagi peserta didik;

e) menyenangkan peserta didik; serta

f) tidak memberikan sanksi kepada peserta didik yang melakukan kesalahan.

Beberapa hal tersebut dapat membuat bahan ajar semakin menarik minat peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan minat dan ketertarikan yang tinggi, diharapkan peserta didik
dapat meningkatkan aktivitas belajarnya menjadi lebih maksimal. Pengembangan bahan ajar berbasis
TIK diperlukan untuk meningkatkan interaktivitas peserta didik dengan materi yang sedang dipelajari.
Interaktivitas bahan ajar sangat bergantung pada karakteristik materi. Jadi, tidak semua materi harus
diberikan dengan interaktivitas yang tinggi, tergantung dari materi yang disampaikan.

Ada empat tahapan interaktivitas yang dapat ditempuh. Pertama, tingkat 1, yaitu pasif. Pada tingkat
ini, peserta didik bersifat pasif karena hanya menerima informasi. Aktivitas peserta didik pada tingkat 1
ini sekadar membaca teks dan melihat tayangan yang ditampilkan. Interaksi yang terjadi pada peserta
didik hanya saat mereka menekan tombol navigasi untuk maju ke halaman berikutnya atau mundur ke
halaman sebelumnya. Tingkatan ini paling banyak mendominasi bahan ajar berbasis TIK yang
digunakan di Indonesia sekarang. Penggunaan tingkat pasif ini relevan untuk materi pada level
pengetahuan. Evaluasi yang dapat diterapkan adalah pilihan ganda, rollover sederhana, animasi
sederhana, ataupun pop-up (pada saat peserta didik mengklik satu tombol akan keluar informasi
tambahan).

Kedua, tingkat II, yaitu interaksi terbatas. Pada tingkatan ini, peserta didik dapat memberikan
respons sederhana atas instruksi yang diberikan. Kelebihan interaksi terbatas dibanding tingkat pasif
adalah adanya pilihan ganda dengan soal cerita, menjodohkan antara teks dan gambar, dan bahkan
memungkinkan adanya simulasi sederhana ataupun interaktif yang memungkinkan peserta didik
menyelidiki atau mengeksplorasi lebih jauh. Tingkatan ini sesuai untuk materi pada level pemahaman.

Ketiga, tingkat III, yaitu interaksi kompleks. Pada tingkat ini, peserta didik mulai memberikan
respons bervariasi terhadap petunjuk yang diberikan. Selain terdapat interaksi seperti pada tingkat
sebelumnya, pada tingkat ini peserta didik juga dapat mengisi kotak isian dan bahkan memanipulasi
gambar yang disajikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang
dipelajari. Pada tingkatan ini, peserta didik juga dapat memasukkan variabel nyata yang diinginkan.

9
Variabel tersebut dapat berpengaruh terhadap simu- lasi yang terjadi pada layar. Tingkat interaksi
kompleks sesuai untuk materi pembelajaran pada level aplikasi dan analisis.

Keempat, tingkat IV, yaitu interaksi langsung. Pada tingkatan ini, peserta didik dapat terlibat dalam
sebuah simulasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Simulasi dan respons sangat disesuaikan dan
dikoordinasikan dengan dunia nyata. Pembelajaran dan penilaian pada tingkat IV dapat terjadi secara
langsung. Bahan ajar dan tingkat interaksi langsung ini memungkinkan terjadinya kolaborasi antara guru
dengan peserta didik. Penggunaan bahan ajar dengan tingkatan ini sangat sesuai untuk digunakan pada
materi pembelajaran pada level sintesis dan evaluasi.

c. Menyusun Storyboard (Cetak Biru Bahan Ajar)

Storyboard (cetak biru bahan ajar) merupa- kan kerangka acuan dalam menyusun bahan ajar
berbasis TIK berupa urutan tampilan bahan ajar yang akan dikembangkan. Penyusunan storyboard
berfungsi sebagai alat perencanaan. Storyboard menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada
selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoor- dinasi dengan baik. Adapun komponen yang harus
ada pada storyboard meliputi urutan tampilan, ma- teri tampilan, deskripsi, navigasi, tata letak/desain
tampilan.4

Itulah beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk menyusun bahan ajar berbasis TIK.
Dibutuhkan pengetahuan sekaligus keterampilan tinggi untuk bisa membuat bahan ajar menggunakan
TIK. Terlebih, jika guru menghendaki bahan ajar dengan interaktivitas (tingkat IV). Namun, guru tidak
perlu khawatir karena semua itu bisa dipelajari lewat berbagai cara, misalnya searching di situs mesin
pencarian Google atau mengadakan pelatihan-pelatihan dengan meng undang mentor yang ahli dan
berpengalaman dalam mem- buat bahan ajar berbasis TIK.

B. Produk-Produk Pembelajaran Berbasis TIK

Ada beberapa bentuk produk pembelajaran berbasis TIK. Berikut diterangkan beberapa di
antaranya:

1. Presentasi Power Point

Presentasi Power Point merupakan bentuk yang sangat sederhana, mudah, dan praktis sehingga
paling banyak digunakan, baik oleh guru maupun pembicara seminar atau workshop. Meskipun
sederhana, Power Point dapat memberikan fasilitas yang cukup hebat untuk media pembelajaran.
Dengan kreativitas lebih, Power Point dapat dioptimalkan dengan baik untuk membuat paket media ajar
yang berkualitas.

2. CD Media Pembelajaran Berbasis HTML

Saat ini, marak buku-buku ataupun majalah yang dilengkapi dengan CD. Bukan hanya majalah
komputer, buku pelajaran pun kini banyak dilengkapi dengan CD pembelajaran. Hal ini tentunya
memudahkan pembaca dalam menggunakan buku tersebut. Tidak perlu repot membaca secara terus-

4 Faidayusmini.blogspot.com

10
menerus yang mungkin menyebabkan kebosanan, tetapi bisa membuka CD melalui komputer sehingga
dapat mempelajari dan mengetahui isi buku dengan mudah dan tentunya lebih menarik.

CD media pembelajaran berbasis HTML berisi ma- teri pelajaran yang isinya sama persis dengan
halaman web, hanya saja dibuat dalam bentuk CD. Halaman HTML dapat dibuat dan disesuaikan
tampilannya. Setiap topik atau bahasan yang berhubungan dapat secara mudah dihubungkan dengan
menggunakan fasilitas link (hyperlink). Untuk membuatnya, guru dapat mengumpulkan semua materi
kerja dalam satu folder. Seluruh folder harus tercopy ke dalam CD dengan letak file dan struktur folder
yang sama persis dengan saat pembuatan. Jangan lupa untuk mengemas CD dalam bentuk autorun CD
dengan menambahkan file "autorn.inf", kemudian mendefinisikan file inisiasi yang akan dibuka dengan
file tersebut.

3. Video Pembelajaran

Video ini memungkinkan peserta didik untuk melihat tayangan gambar bergerak yang berisi materi
pembelajaran seperti layaknya menonton sebuah film. Video pembelajaran dapat berasal dari rekaman
guru yang seolah-olah sedang mengajar di laboratorium, me- ngerjakan workshop, rekaman desktop
dengan Camtasia, atau bisa juga hanya sekadar mencari di situs social video hosting, seperti Youtube,
Teacherstube, dan sebagainya. Video-video yang telah diperoleh tersebut, kemudian disunting
menggunakan software video editing (misalnya Ulead Video Editor, Movie Maker, dan lain-lain),
ditambah elemen teks, diberikan efek-efek, dan bisa juga diberikan dubbing berupa suara guru.
Perangkat yang dibutuhkan, antara lain kamera digital, handycam, atau bahkan smart phone.

4. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Ada beberapa definisi terkait pembelajaran multimedia menurut para ahli, di antaranya sebagai
berikut:

a. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output, misalnya animasi, video, audio (suara,
musik), teks, grafik, dan gambar.

b. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif dengan mengombinasikan
teks, grafik, animasi, audio, dan video.

c. Multimedia menurut Hofstetter adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan


menggabungkan teks, grafik, audio, video dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

d. Multimedia sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk
menyampaikan pesan kepada publik.

e. Multimedia merupakan kombinasi dari data teks,audio, gambar, animasi, video, dan interaksi.

f. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan
data- data multimedia.

Dari berbagai definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa multimedia merupakan gabungan
dari berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain.

11
C. Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran

Multimedia dalam pembelajaran dibagi menjadi dua jenis menurut kegunaannya. Pertama,
multimedia presentasi pembelajaran, yakni alat bantu guru dalam proses pembelajaran di kelas dan tidak
menggantikan guru secara keseluruhan. Dalam hal ini, fungsi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran masih mendominasi sedangkan multimedia hanya sebagai alat bantu menyampaikan
materi pembelajaran. Multimedia presentasi pembelajaran berisi poin-poin penting dari materi
pembelajaran yang ingin disampaikan. Bisa juga dilengkapi dengan video, film, foto, gambar, dan
sebagai nya untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disajikan. Software yang
dapat digunakan dalam membuat presentasi antara lain Microsoft Power Point, Open Office Impress,
dan lain sebagai nya.

Kedua, multimedia pembelajaran mandiri, yakni perangkat atau software yang dapat dimanfaatkan
oleh peserta didik untuk belajar secara mandiri. Dalam hal ini, fungsi guru telah tergeser oleh multimedia
pembelajaran tersebut. Sebab, di dalamnya telah berisi berbagai fasilitas yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar sendiri tanpa bantuan guru. Kelengkapan fasilitas tersebut, misalnya telah terdapat
suara manusia yang menjelaskan gambar atau tampilan, latihan soal, simulasi, serta tahapan pemecahan
masalah atau pembahasan soal. Untuk membuat multimedia pembelajaran mandiri, guru dapat
menggunakan software semacam Macromedia Authorware atau Adobe Flash. Pun demikian, guru juga
dapat memanfaatkan software Open Office Impress atau Microsoft PowerPoint dengan memanfaatkan
berbagai efek animasi dan fitur yang ada pada software tersebut.5

Secara khusus, pembelajaran multimedia dapat mem berikan manfaat sebagai berikut:

1. Guru secara tidak langsung dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi pada peserta
didik.

2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan, baik bagi guru maupun peserta didik.

3. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan.

4. Membangkitkan motivasi belajar, tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga guru karena mampu
membuat presentasi pembelajaran yang lebih menarik.

5. Dapat digunakan untuk membantu guru dalam membentuk model yang akan memudahkan suatu
konsep.

D. Pemanfaatan Internet sebagai Sumber dan Media Belajar

Selain sebagai sumber, internet juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Selain itu,
internet bermanfaat bagi guru di dalam mengembangkan profesinya karena dapat digunakan untuk hal-
hal berikut:

1. meningkatkan pengetahuan.
2. berbagi sumber di antara rekan sejawat

5 Faridayusmini.blogspot.com

12
3. bekerja sama dengan guru lain, baik di dalam maupun di luar negeri;
4. kesempatan memublikasikan informasi secara langsung
5. mengatur komunikasi secara teratur; serta
6. berpartisipasi dalam forum-forum lokal atau bahkan internasional.

Guru juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber atau bahan ajar dengan mengakses rencana
pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi pelajaran yang sesuai
untuk peserta didik, serta bisa menyampaikan ide-idenya. Di sisi lain, peserta didik juga dapat
menggunakan internet untuk belajar sendiri secara cepat sehingga akan meningkatkan dan memperluas
pengetahuan, latihan berinteraksi, serta mengembangkan kemampuan dalam bidang tertentu.
Pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber dan sarana pembelajaran, dapat diimplementasikan
sebagai berikut. Pertama, browsing, yakni istilah umum yang digunakan bila hendak menjelajahi dunia
maya atau website.
Kedua, resourcing, yakni menjadikan internet sebagai sumber pengajaran.
Ketiga, searching, yakni proses pencarian sumber pembelajaran guna melengkapi materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Keempat, consulting dan communicating.

1. Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar


Menurut Association for Educational Communi- cations and Technology, sumber pembelajaran
adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam
bentuk gabungan untuk kepentingan belajar-mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelom- pokkan menjadi dua bagian:

a. Sumber pembelajaran direncanakan (learning resources by design).


Sumber pembelajaran ini secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

b. Sumber pembelajaran dimanfaatkan (learning resources by utilization).


Sumber pembelajaran ini tidak secara khusus dide- sain untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat
ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar, salah satunya adalah media massa.

Ketersediaan sumber-sumber pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi
pelaksanaan proses pembelajaran disekolah.
Adanya internet memungkinkan variasi sumber pembelajaran yang dapat digunakan. Aktivitas
pembelajaran dengan mencari informasi melalui internet dapat membuat peserta didik lebih termotivasi
dan jauh dari kebosanan. Aktivitas belajar yang hanya menggunakan buku pelajaran sebagai sumber
belajar sering kali membosankan peserta didik. Selain itu, sering kali buku-buku yang tersedia hanya
mencakup materi tertentu dengan tulisan dan gambar yang kurang menarik. Kehadiran internet
memberikan nuansa baru bagi peserta didik. Selain dapat belajar tentang materi yang relevan, peserta
didik juga dapat memperluas pengetahuan dan wawasannya tentang hal-hal yang belum diketahui.

Adanya internet juga dapat mempermudah peserta didik menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang
diberikan guru, misalnya mencari artikel, membuat kliping, atau sekadar menyelesaikan dan menjawab
soal. Ketika peserta didik kesulitan menjawab soal-soal, mereka dapat mencari di internet. Bahkan,

13
dengan mengakses YouTube, mereka dapat sekaligus belajar tentang cara menyelesaikan soal, bukan
sekadar mendapatkan jawabannya.

Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses
berbagai informasi pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Hal tersebut tentunya sangat mendukung bagi keberhasilan belajar. Oleh karena itu internet dapat
digunakan sebagai sumber daya utama dan pengetahuan.

2. Internet sebagai Media Pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
Komunikasi ter sebut akan berlangsung optimal bilamana ada media yang berfungsi sebagai sarana
penyampai informasi. Informasi yang dikomunikasikan berupa isi pembelajaran yang ada di dalam
kurikulum yang dituangkan oleh pengajar, fasilitator, atau sumber lain ke dalam simbol-simbol
komunikasi, baik verbal maupun non- verbal atau visual.

Internet yang kini telah banyak digunakan sebagai sarana komunikasi sangat memungkinkan
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Guru dan peserta didik dapat saling menyampaikan pesan
terkait materi pem- belajaran. Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
menggunakan internet di antaranya, surat elektronik (e-mail), WhatsApp, BBM, jejaring sosial
Facebook, dan sebagainya.6

a. Manfaat Internet sebagai Media Pembelajaran


Penggunaan internet sebagai media pembelajaran memberikan beberapa manfaat, di antaranya
sebagai berikut:

1) Memungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan waktu, seperti halnya pembelajaran di
kelas atau tatap muka biasa.
3) Dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-
masing peserta didik.
4) Lama waktu belajar bergantung pada kemampuan masing-masing peserta didik sehingga
terhindar dari rasa terpaksa dan jauh dari kebosanan karena sesuai dengan minat masing-masing.
5) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran sehingga ilmu pengetahuan yang
dipelajari mengikuti perkembangan terbaru.
6) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif sehingga terasa menarik bagi peserta didik.
7) Memungkinkan keterlibatan orang tua sekaligus guru dalam menyukseskan proses pembelajaran
karena dapat melihat tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.

6 Haryono, Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm. 13.

14
b. Kegiatan Pembelajaran dengan Internet sebagai Media Belajar
Melalui internet, guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan memberikan kegiatan-
kegiatan yang mengaktifkan peserta didik untuk bereksplorasi, seperti halnya disebutkan berikut ini:

1) Membuat bahan presentasi materi pelajaran atau soal latihan yang dapat dipelajari oleh peserta
didik. Materi dan soal latihan tersebut diunggah di blog guru atau website sekolah. Dengan demikian,
peserta didik dapat mempelajari materi dan mengerjakan soal latihan tersebut di tempat terpisah (di
rumah atau tempat lain) sehingga memungkinkan terjadi- nya kegiatan pembelajaran tanpa tatap muka.
Kegiatan pembelajaran menggunakan media internet tidak terbatas oleh ruang dan waktu karena dapat
dilakukan kapan pun dan di mana pun.

2) Guru dapat mengarahkan peserta didik untuk mengunjungi situs tertentu yang menurutnya layak
dan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
Namun, sebelumnya guru harus mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai situs tersebut,
terutama kaitannya dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Selanjutnya, guru hanya
tinggal membuat link terhadap situs yang dimaksud pada blog guru atau website sekolah.

3) Guru dapat memberikan penugasan pada peserta didik melalui internet. Dengan memanfaatkan
internet sebagai sarana penugasan, hal tersebut akan lebih praktis bagi guru untuk mengoreksi sekaligus
memberikan feedback terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Selain itu, peserta didik juga lebih
fleksibel dalam mengerjakan tugas tersebut.

4) Guru dapat merancang pembelajaran proyek berbasis internet. Peserta didik secara berkelompok
diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek menggunakan sarana internet. Misalnya, menulis artikel
tentang materi yang sedang dipelajari, kemudian dikirimkan lewat surat elektronik atau diupload di situs
tertentu. Pembelajaran proyek berbasis internet menuntut adanya kerja sama di antara peserta didik
sehingga dapat sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter.

Jika pembelajaran proyek ini dapat dilaksanakan dengan baik, tidak hanya penguasaan konsep saja
yang didapat peserta didik, tapi juga berbagai keterampilan lain dapat dioptimalkan seperti berikut:

a) kerja sama tim (teamwork),


b) berpikir kritis (critical thinking),
c) kemampuan berkomunikasi (communication),
d) kreativitas (creativity),
e) kemampuan menulis (writing), dan sebagai-
nya.

Keterampilan-keterampilan ini tidak diajarkan sebagai bagian dari materi yang ada pada kurikulum
sekolah. Namun, melalui kegiatan pembelajaran proyek atau sering dikenal dengan sebutan project
based learning (PBL), secara otomatis peserta didik akan dapat menguasainya.

15
3. Kelemahan Pembelajaran melalui Internet
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran juga tidak terlepas dari kekurangan. Penggunaan metode
pembelajaran yang memanfaatkan komputer dan intenet tentunya berimbas pada berbagai perlengkapan.
Hal ini bergantung pada ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, terutama
kepemilikan komputer serta akses internet dengan tingkat kecepatan memadai. Akses internet yang
kurang memadai akan menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Apalagi, jika digunakan oleh
peserta didik dengan jumlah yang cukup banyak, tentunya sekolah memerlukan sarana internet dengan
kecepatan yang harus disesuaikan.

Berikut adalah beberapa kelemahan di balik kelebihan-kelebihan pembelajaran menggunakan


internet:

a. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antarpeserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada proses pendidikan.
d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
e. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung mengalami
kegagalan.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (hal ini berkaitan dengan masalah
ketersediaan aliran listrik, telepon ataupun komputer, serta jaringan internet).
g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan terkait penggunaan internet.

Adanya internet pada dasarnya dapat memberikan pengaruh positif bagi keberhasilan proses
pembelajaran serta memiliki peranan yang cukup besar dan sangat penting dalam pengembangan
pendidikan. Namun, hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan sarana-prasarana yang mendukung,
serta kesiapan guru, sekolah, dan peserta didik untuk beradaptasi dengan teknologi internet.

E. E-Learning

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer atau internet. E-Learning memungkinkan peserta didik untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus mengikuti pelajaran di kelas secara tatap
muka. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal ataupun internet.

1. Penggunaan E-Learning

Sebenarnya, materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara online. Baik melalui jaringan
lokal mau pun internet, distribusi secara offline menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-
Learning. Dalam hal ini, aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan

16
melalui media CD/DVD. Selanjutnya, peserta didik dapat memanfaatkan CD/ DVD tersebut dan belajar
pada tempat di mana ia berada.

E-Learning memungkinkan peserta didik menentukan sendiri waktu belajarnya tanpa terikat oleh
jadwal pelajaran. Peserta didik juga dapat melakukan kegiatan belajarnya di mana saja. Materi yang
dipelajari secara lengkap disiapkan oleh guru, kemudian diunggah melalui situs tertentu atau dikemas
dalam sebuah VCD/DVD. Dengan demikian, peserta didik dapat mempelajarinya, baik secara online
maupun offline. Untuk materi yang diunggah pada situs tertentu, peserta didik tentunya harus belajar
secara online. Sedangkan, untuk materi yang dikemas pada VCD/DVD, peserta didik dapat
mempelajarinya secara offline.

Pada umumnya, perangkat komputer yang digunakan pada e-Learning dilengkapi dengan perangkat
multimedia, dan CD drive, serta koneksi internet ataupun intranet lokal. Dengan memiliki komputer
yang terkoneksi, peserta didik dapat berpartisipasi dalam e-Learning.
Jumlah peserta didik yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi
pelajaran dapat disampaikan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang
bergantung pada kondisi guru.

Menurut Rosenberg, e-Learning merupakan salah satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran secara luas berdasarkan tiga kriteria. Pertama, e-Learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaiki, menyimpan, mendistri- busikan, dan membagi materi
ajar.
Kedua, pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi
internet standar.
Ketiga, memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma
pembelajaran tradisional.

Setiap guru tentu menginginkan setiap kegiatan pembelajaran yang disajikan mampu memberikan
pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pengalaman tersebut dapat terwujud melalui proses
pembelajaran yang menarik dan berkualitas. Di dalam pemanfaatan TIK untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Tersedianya sarana dan fasilitas di sekolah berupa teknologi digital, seperti komputer atau laptop
dan internet yang dapat diakses baik oleh guru maupun peserta didik.
b. Tersedianya materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan
guru.
c. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan berbagai
macam alat dan sumber digital untuk membantu peserta didik dalam proses belajar agar mencapai kom-
petensi yang telah ditentukan.

17
2. Manfaat e-Learning

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan e-Learning, di antaranya diterangkan
sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas interaksi.


Apabila dirancang dengan baik, e-Learning dapat meningkatkan kualitas interaksi pembelajaran,
baik antara peserta didik dengan guru, sesama peserta didik, maupun peserta didik dengan bahan belajar
(enhance interactivity). Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional di mana tidak semua peserta
didik dalam kegiatan tersebut berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
ataupun menyampaikan pendapat saat diskusi. Pada pembelajaran konvensional, komunikasi biasanya
didominasi oleh guru atau peserta didik yang berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Adapun
peserta didik yang kurang memiliki keberanian berbicara akan cenderung diam (pasif). Dengan e-
Learning, peserta didik yang kurang berani berbicara dapat menyampaikan pertanyaan ataupun pendapat
secara langsung kepada guru tanpa rasa malu dan takut karena dilihat (diketahui) oleh teman-temannya.

b. Interaksi pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun.


Materi yang telah dikemas oleh guru dapat dipelajari peserta didik kapan pun dan di mana pun
berada. Tidak hanya menggunakan komputer atau laptop, tetapi bisa juga memakai smart phone.

Jika materi tersebut diunggah pada situs tertentu, peserta didik dapat mengaksesnya dengan meng
aktifkan jaringan internet atau menggunakan fasilitas Wi-Fi. Saat ini, banyak tempat umum, seperti
terminal, restoran, rumah sakit, bahkan tempat cuci mobil atau motor telah dilengkapi dengan fasilitas
Wi-Fi. Dengan demikian, aktivitas belajar dapat dilakukan di tempat-tempat tersebut pada saat luang,
misalnya saat menunggu bus, menanti makanan disajikan, dan sebagainya.

c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Pembelajaran menggunakan e-Learning relatif lebih fleksibel. Hal ini terlihat dari waktu dan tempat
yang tidak ditentukan. Selain itu, jumlah peserta didik yang dapat dijangkau pun lebih luas, yakni tidak
terbatas pada jumlah tertentu. Hal ini mengingat proses pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan
tempat. Di mana pun, dan kapan pun, peserta didik bisa belajar dan berinteraksi melalui internet. Dengan
kata lain, kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa pun yang membutuhkan.

d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content


as well as achievable capabilities).
Materi pembelajaran pada e-Learning dapat menyeluruh serta lebih mendalam sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Adanya fasilitas yang tersedia pada media internet memungkinkan
guru mengemas materi pelajaran secara lebih up to date. Tersedianya teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak yang terus berkembang juga sangat membantu dalam pengembangan bahan ajar
elektronik. Selain itu, dapat juga dilakukan penyempurnaan metode penyajian materi pem- belajaran,
baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun hasil penilaian guru selaku
penanggung jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Guru harus terlebih dahulu menguasai
pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik. Hal ini mengingat guru
nantinya akan mengembangkan bahan ajar elektronik tersebut. Demikian pula dengan pengelolaan

18
kegiatan pembelajarannya. Guru harus memiliki komitmen kuat untuk terus memantau perkembangan
kegiatan belajar sekaligus memotivasi peserta didik secara teratur.

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena
itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak
tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai "pengajar" yang melakukan transfer of knowledge,
tetapi juga sebagai "pendidik" yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai "pembimbing"
yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini, sebenarnya
guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam
usahanya untuk mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu, setiap
rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak
didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Guru harus lebih banyak mengakses dan memahami informasi, baik dari media massa maupun
media elektronik. Apalagi, di era digital seperti sekarang, pengetahuan dan informasi dapat diakses
kapan pun dan oleh siapa pun termasuk peserta didik. Oleh karena itu, guru jangan sampai ketinggalan
informasi dengan peserta didiknya. Di sinilah sesungguhnya guru dituntut untuk terus belajar dan
menambah ilmu. Bebaskan diri dari rasa enggan mengupgrade pengetahuan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar berbasis TIK memiliki karakteristik yang lebih kompleks dan berbeda
dibandingkan dengan bahan ajar lain.

Pertama, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan/


computer network).
Kedua, memanfaatkan teknologi multimedia se hingga suasana pembelajaran menjadi
lebih menarik, tidak membosankan, dan pada akhirnya memotivasi peserta didik untuk belajar
mandiri.
Ketiga, memanfaatkan teknologi elektronik yang memudahkan komunikasi, baik antara
sesama guru, peserta didik dengan guru, maupun antarpeserta didik itu sendiri tanpa harus
dibatasi oleh hal-hal bernuansa protokoler.
Keempat, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan peserta didik kapan pun dan di
mana pun pihak yang berkepentingan memerlukannya.
Kelima, memanfaatkan pertukaran data (information sharing) yang secara interaktif dapat
dilihat setiap saat di komputer.

Ada beberapa bentuk produk pembelajaran berbasis TIK, diantaranya:

1. Presentasi Power Point


2. CD Media Pembelajaran Berbasis HTML
3. Video Pembelajaran
4. Multimedia pembelajaran interaktif

Pengelompokan bahan ajar itu antara lain:


a. Berdasarkan bentuk
• bahan cetak ( printed )
• bahan ajar dengan program audio
• bahan ajar pandang dengar ( audio visual )
• bahan ajar interaktif ( interactive teaching materials )
b. Berdasarkan cara kerja
• bahan ajar yang tidak di proyeksikan
• bahan ajar yang diproyeksikan
• bahan ajar audio
• bahan ajar video
• bahan ajar ( media ) komputer

20
c. Berdasarkan sifat
• bahan ajar yang berbasis cetak
• bahan ajar yang berbasis teknologi
• bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek
• bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia

B. Saran

1. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan TIK memiliki dampak


Dengan motivasi siswa untuk belajar ekonomi, ada harapan bahwa sekolah akan bertahan
Penyediaan fasilitas pendukung penggunaan TIK.

2. Guru tidak hanya menjelaskan teori, tetapi juga-


dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
yang meningkatkan pembelajaran keuangan siswa..

3. Selain pemanfaatan dan dorongan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).


Ada banyak variabel lain yang dapat diperiksa pengaruhnya terhadap kinerja
pembelajaran siswa.

21
DAFTAR PUSTAKA

Isjoni, Guru sebagai motivator perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 18

Arientw.blogspot.com

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), hlm.
42-43.

Faidayusmini.blogspot.com
Faridayusmini.blogspot.com
Haryono, Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm. 13.

22

Anda mungkin juga menyukai