Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu: Achmad Muhtadin, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Tsaabitah Alyaa Rofifah Maimun NIM: 2205046002
2. Nur Syifa Azizah NIM: 2205046008
3. Rindi Rianty NIM: 2205046009
4. Masita NIM: 2205046013
5. Igo Saputra Beda NIM: 2205046063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran dari pembaca
makalah ini agar ke depannya kami dapat memperbaiki segala bentuk kesalahan
yang terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan,
kelimpahan rezeki, dan diberikan kelancaran dalam melakukan segala aktivitas,
serta dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari rahmat dan hidayah Allah
SWT. Akhirnya, semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi
muda bangsa, serta dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Samarinda, 23 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II ......................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................3

A. Pembelajaran Berbasis TIK...........................................................................3

B. TIK untuk Pendidikan .................................................................................14

C. Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK ..................................................16

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Dasar .................22

BAB III ..................................................................................................................31

PENUTUP ..............................................................................................................31

A. Kesimpulan .................................................................................................31

B. Saran............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................33

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Strategi Pembelajaran ........................................................................ 10


Gambar 2. Hubungan Antara Penilaian dan Pengajaran ...................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu fondasi utama dalam pembentukan
karakter dan kemampuan sumber daya manusia. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa dampak signifikan pada
berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Di era globalisasi
ini, integrasi TIK dalam proses pembelajaran menjadi semakin penting,
termasuk di tingkat sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan tahap awal pembentukan karakter dan
kemampuan anak-anak. Oleh karena itu, pengenalan dan pemanfaatan TIK di
sekolah dasar memiliki peran strategis dalam mengembangkan keterampilan
generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Melalui pembelajaran
berbasis TIK, anak-anak dapat diajak untuk mengembangkan literasi digital,
kreativitas, dan pemahaman teknologi yang dapat mendukung pembelajaran
mereka di berbagai bidang.
Selain itu, pembelajaran berbasis TIK juga dapat meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa di sekolah dasar. Penggunaan teknologi dalam
pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif,
menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Dengan
demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti
pemecahan masalah, kritis berpikir, dan kolaborasi.
Namun, sumber daya yang terbatas dan tantangan dalam penerapan
pembelajaran berbasis TIK di sekolah dasar perlu diperhatikan. Penting untuk
memastikan ketersediaan infrastruktur TIK yang memadai, pelatihan guru yang
cukup, serta pengembangan kurikulum yang mendukung integrasi TIK
sehingga diperlukan pemahaman mengenai pembelajaran berbasis TIK, proses
pembelajaran yang dilakukan dengan penggunaan TIK, implementasi dari
pembelajaran berbasis TIK, dan manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi

1
dalam pendidikan dasar. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan, penulis akan melakukan pemaparan mengenai “Pembelajaran
Berbasis TIK di Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, muncul beberapa
pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis TIK?
2. Apa terdapat perubahan pada proses pembelajaran akibat TIK?
3. Bagaimana implementasi dari pembelajaran berbasis TIK?
4. Bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi bermanfaat dalam
pendidikan dasar?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka pembuatan makalah ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman mengenai pembelajaran berbasis TIK.
2. Menjelaskan perubahan pada proses pembelajaran akibat TIK.
3. Menjelaskan implementasi dari pembelajaran berbasis TIK.
4. Menjelaskan manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pendidikan dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Berbasis TIK


1. Definisi Belajar
Menurut Ubabuddin (2019) belajar merupakan suatu aktivitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan peningkatan
kemampuan individu, karena dengan belajar seorang individu akan
mengalami perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
paham menjadi paham, dari yang tidak mengalami menjadi mengalami dan
merasakan sesuatu yang berbeda.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar, menurut
Sudjana (dikutip oleh Ubabuddin, 2019) “belajar merupakan proses melihat,
mengamati dan memahami sesuatu” sedangkan menurut Cronbach (dikutip
oleh Ubabuddin, 2019) “Learning may be defined as the process by which
a relavitely enduring change in behavior occurs as result of experience or
practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar
ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam tingkah laku individu sebagai
hasil pengalaman. Menurut Slameto (dikutip oleh Ubabuddin, 2019)
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Witherington (dikutip oleh Ubabuddin, 2019) menyatakan
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan atau
suatu pengertian.
Jadi belajar adalah sebagai suatu perubahan pada diri individu yang
disebabkan oleh pengalaman, perubahan yang terjadi pada diri seseorang
banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan hasil belajar.

3
2. Pembelajaran
Menurut Djamaluddin & Wardana (2019) pembelajaran yang
diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”,
yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga
anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru
saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
3. Tipe Gaya Belajar
Menurut Rahmawati & Gumiandari (2021) secara umum gaya belajar
memiliki tiga jenis, yang pertama yaitu visual, auditorial dan kinestetik.
Biasanya setiap individu terdapat kecenderungan dalam mempelajari

4
sesuatu dengan cara yang beragama atau yang biasa disebut gaya belajar
campuran, menurut peneliti dapat dikatakan bahwa setiap mahasiswa tidak
hanya memiliki satu saja gaya belajar, melainkan dapat memiliki gaya
belajar yang beragam atau gaya belajar campuran, namun macam-macam
gaya belajar tersebut salah satunya akan lebih mendominasi pada setiap
mahasiswa.
a. Gaya belajar visual yaitu suatu proses penerimaan informasi yang
berkaitan dengan indra penglihatan (mata). Karena bagi seseorang yang
bergaya belajar visual mereka akan lebih paham saat belajar apabila
yang mereka dapat melihatnya secara langsung, atau akan lebih
mengingat pembelajaran apabila melihat gambar- gambar yang
menarik, atau dengan warna-warna yang mencolok.
b. Gaya belajar auditorial merupakan proses penerimaan informasi yang
erat kaitannya dengan indra pendengaran, mahasiswa yang memiliki
gaya belajar ini akan mudah mengapal informasi apabila ia
mendengarkan informasi tersebut. Selain itu juga orang yang memiliki
gaya belajar auditorial akan cenderung menjadi seseorang yang lebih
tertarik dalam pembicaraan, salah satunya yaitu bisa dalam bentuk
diskusi dengan orang lain.
c. Gaya belajar kinestetik adalah suatu cara proses menerima informasi
yang erat kaitannya mengenai organ tubuh contohnya tangan dan kaki,
gaya belajar ini akan lebih dalam proses penerimaan informasi melalui
pergerakan, sentuhan dan suatu perbuatan. Dari hal-hal tersebut pemilik
gaya belajar kinestetik akan bisa mengingat suatu informasi dengan hal
tersebut. Seorang yang memiliki gaya belajar kinestetik akan
mengutamakan indra perasa dan gerakan-gerakan tubuh untuk
mengingat informasi.
4. Komponen Pembelajaran
Menurut Asrul et al. (2022) terjadinya peristiwa pembelajaran adalah
kombinasi keterlibatan dari berbagai unsur yang merupakan komponen
yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.

5
Keseluruhan komponen tersebut membentuk satu kesatuan menjadi sebuah
sistem. Meskipun masing-masing komponen pembelajaran memiliki fungsi
dan peran yang berbeda, tetapi perpaduan antar komponen tersebut
membuat proses pembelajaran menjadi lebih sistematis dan berbasil. Secara
skematis, hubungan antar komponen dalam pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran
Komponen mendasar dalam pembelajaran adalah tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran. Rumusan tujuan merupakan aspek
fundamental untuk mengarahkan proses pembelajaran. Tujuan adalah
target yang ingin dicapai kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan tujuan antara dalam rangka mencapai tujuan-tujuan lain
yang lebih tinggi tingkatannya. Secara hierarkis, tujuan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional merupakan sasaran akhir dari setiap
usaha pendidikan, baik pendidikan formal, informal, maupun non
formal. Tujuan pendidikan nasional terdapat pada undang-undang
dasar 1945 versi amendemen, yaitu pada Pasal 31 ayat 3 yang
berbunyi “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Pasal 31
ayat 5 yang berbunyi “pemerintah memejukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia”.
Sebagai penjabaran undang-undang dasar 1945 di atas, dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang No.
20 tahun 2003) Pasal 3 disebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

6
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
2) Tujuan Institusional
Tujuan institusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh
setiap sekolah atau jenjang lembaga pendidikan. Tujuan ini sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah
mereka menempuh program di suatu lembaga pendidikan. Tujuan
institusional juga merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
umum yang berbentuk kompetensi lulusan setiap jenjang seperti
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan
pendidikan tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan bahwa standar
kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.
3) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang harus dicapai untuk
setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap
peserta didik setelah mereka menyelesaikan suatu mata pelajaran
tertentu. Tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Di dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 bahwa kurikulum jenis

7
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri dari lima kelompok mata pelajaran.
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Bertujuan
untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian dan lain sebagainya.
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan ini
dicapai melalui kegiatan agama, akhlak mulia, bahasa, seni dan
budaya, dan pendidikan jasmani.
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir,
dan analisis peserta didik. Tujuan ini dicapai melalui kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi, dan
muatan lokal yang relevan.
d) Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk membentuk
karakter peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki rasa
seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dapat dicapai dengan
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, serta muatan
lokal yang relevan.
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi
sehat jasmani dan rohaninya, dan menumbuhkan rasa sportifitas
yang tinggi. Tujuan ini dapat dicapai melalui kegiatan
pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu
pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.

8
4) Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan intstruksional/pembelajaran adalah tujuan yang akan dicapai
dari setiap kegiatan intruksional atau pembelajaran. Tujuan ini
sering dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Tujuan pembelajaran umum, yaitu tujuan pembelajaran yang
sifatnya masih umum dan belum menggambarkan tingkah laku
yang spesifik.
b) Tujuan pembelajaran khusus, yaitu penjabaran dari tujuan
pembelajaran umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru agar
tujuan pembelajaran umum tersebut lebih spesifik dan dapat
diukur tingkat ketercapaiannya.
b. Materi Pembelajaran
Materi pelajaran (instructional materials) pada dasarnya adalah isi
dari kurikulum, yaitu berupa mata pelajaran dengan topik/sub topik dan
rinciannya. Bila mengacu pada taksonomi Bloom dkk, materi
pembelajaran adalah berupa pengetahuan (kognitif), sikap/nilai
(apektif), dan keterampilan (psikomotorik yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Secara umum isi kurikulum dapat dipilah menjadi tiga unsur utama yaitu
logika, etika, dan estetika.
Materi pembelajaran menempati posisi yang penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik. Materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta tercapainya indikator tujuan pembelajaran.
c. Strategi dan Metode Pembelajaran
Komponen pembelajaran lainnya adalah strategi dan metode
pembelajaran. Komponen ini sangat tergantung pada varibel komponen
lainnya, seperti tujuan, materi, kondisi peserta didik, fasilitas, waktu,

9
dan guru. Strategi pembelajaran adalah perencanaan, yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan
dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran,
keterampilan atau sikap tertentu agar pembelajaran berlangsung efektif
dan memperoleh hasil yang optimal.
Pemilihan strategi pembelajaran oleh seorang guru akan tergantung
pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran. Selama proses menjalankan metode pembelajaran, guru
dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik setiap guru memiliki taktik yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Proses ini dapat digambarkan sebagai
bingkai strategi pembelajaran di bawah ini.

Pembelajaran Pembelajaran
(Student or Teacher Centered)

Strategi Pembelajaran
Exposition, discovery learning
Group-individual learning

Metode Pembelajaran
(Ceramah, Diskusi, Demonstrasi)

Teknik dan Taktik Pembelajaran


(Spesifik, Individual, Grup)

Gambar 1. Strategi Pembelajaran

d. Media Pembelajaran
Media pembelajaran tidak bisa dipisahkan dari staregi dan metode
yang digunakan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Media
pengajaran mencakup seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan dan kepentingan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

10
belajar. Media tidak terbatas berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-
hal lain yang dapat memungkinkan peserta didik memperoleh
pengetahuan. Media juga dapat berbentuk orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang mencipatkan kondisi yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu.
e. Evaluasi Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang
pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan
melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar
yang mesti dikuasai oleh seorang pendidik maupun calon pendidik
sebagai salah satu kompetensi profesionalnya. Kemampuan
melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi
profesional seorang pendidik.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran
dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Upaya
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya materi pembelajaran.
Melalui penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang
disajikan, peserta didik diharapkan sampai pada tujuan tertentu. Seorang
guru juga membutuhkan media serta strategi dan metode tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen pembelajaran
berikutnya untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang
dilaksanakan serta sesuai atau tidaknya proses pembelajaran yang
dilaksanakan diperlukan evaluasi pembelajaran.

11
Hubungan antara penilaian dan pengajaran dapat digambarkan
seperti di bawah ini.
Tujuan/Kompetensi

Pengalaman Belajar Hasil Belajar (Penilaian)

Gambar 2. Hubungan Antara Penilaian dan Pengajaran

5. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen
(dikutip oleh Sumar & Razak, 2016) misalnya, mencatat ada dua
pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh
guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas
pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak memiliki
kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai minat dan keinginanya.
Sebaliknya pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh siswa. Siswa
pada pendekatan ini memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan minat dan keinginanya (Sumar & Razak, 2016).
6. Teknologi Informasi dan Komunikasi
TIK menurut Harahap (2019) mencakup dua aspek, yaitu teknologi
Informasi dan teknologi Komunikasi:
a. Teknologi Informasi
Meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai
alat bantu, manipulasi dan pengolah informasi. Digunakan untuk

12
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilakan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akuran dan tepat waktu, yang digunakan untuk kepentingan
pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
b. Teknologi Komunikasi
Meliputi semua hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantuk
untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat
lainnya.
Menurut Andriani (2015) teknologi berasal dari dari bahasa Yunani
yaitu Technologia menurut Webset Dictionary berarti systematic treatment
atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar
kata teknologi berarti skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Kata
teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin texere yang berarti
menyusun atau membangun, sehingga istilah teknologi seharusnya tidak
terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempat hal tersebut
sering dgunakan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi merupakan
metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan
atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia; Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang.
Informasi adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input
dalam menghasilkan informasi. Sedangkan data merupakan bahan mentah,
data merupakan input yang setelah diolah berubah bentuknya menjadi
output yang disebut informasi. Informasi adalah sejumlah data yang telah
diolah melalui pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya
dan ketercapaiannya sesuai dengan kebutuhan (Andriani, 2015). Ada tiga
hal penting yang harus diperhatikan dari informasi yaitu:
a. informasi merupakan hasil pengolahan data
b. memberikan makna

13
c. berguna dan bermanfaat.
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. Komunikasi adalah suatu proses Dimana dua orang atau lebih
membentuk dan melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Komunikasi ialah menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada
pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. Selain itu komunikasi
juga dikatakan sebagai proses mengirim dan menerima pesan, serta
dikatakan efektif jika pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi
tindakan atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan pesan
tersebut. Supaya komunikasi efektif mudah tercapai. maka oran yang
melakukan komunikasi berkewajiban untuk membuat dirinya dimengerti
dan orang yang tidak paham saat menerima pesan berkewajiban untuk
meminta penjelasan (Andriani, 2015).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
komunikasi adalah teknologi yang menggabungkan antara komputer
(sebagai alat dari teknologi) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi
yang membawa data, suara, dan video atau seperangkat peralatan modern
yang dapat menyajikan informasi (terlebih yang berkaitan dengan pelajaran)
yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

B. TIK untuk Pendidikan


Pesatnya kemajuan teknologi tidak bisa dipungkiri semakin memanjakan
manusia, contohnya dalam hal berkomunikasi. Interaksi yang terjadi dengan
adanya bantuan teknologi menjadi semakin mudah dan beragam. Teknologi
yang dimaksud antara lain dan yang sekarang sedang marak bahkan menjadi
fenomena adalah website, blog, micro blogging site, electronic mail (e-mail),
Yahoo Messenger (YM), Google talk (Gtalk), serta yang sekarang sedang
menjadi primadona di semua kalangan adalah jejaring sosial (Tekege, 2017).

14
Menurut Rosentberg (dikutip oleh Prasetyo et al., 2022) dengan
berkembangnya penggunaan TIK, ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di
mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “online” atau saluran, (4) fasilitas fisik
ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Dalam kurikulum 2013 dituntut untuk menggunakan media pembelajaran
yang berbasis TIK. Peningkatan kemampuan dan kesadaran guru untuk
mengenal dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk
penggunaan komputer tentunya hal yang positif sekaligus membanggakan dan
mengisyaratkan peningkatan mutu dengan membuat media pembelajaran
berbasis komputer sehingga lebih menarik, komunikatif, adaptif,
menghubungkan siswa pada pemahaman yang nyata dan bermakna dan
akhirnya dapat meningkatkan gairah belajar siswa. Fungsi media pembelajaran
diantaranya memperjelas penyajian materi yang akan disampaikan, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan gairah belajar siswa sehingga
siswa mampu belajar mandiri dan memungkinkan adanya interaksi aktif secara
langsung. Penerapan pembelajaran menggunakan internet merupakan suatu
media baru yang dapat mengatasi sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran
(Mukaromah, 2020).
Temuan hasil penelitian berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh
Mukaromah (2020) menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran
yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diantaranya
dengan menggunakan LCD proyektor dalam penyampaian materi dan
memanfaatkan internet dalam menyelesaikan tugas karena lebih modern,
menarik dan tidak membosankan. Ciri siswa yang bergairah dalam belajar
berdasarkan hasil pengamatan di antaranya, antusias dalam mengikuti
pembelajaran, berani menjawab pertanyaan yang diberikan, aktif bertanya
tentang hal yang belum mereka pahami, rajin sehingga dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan benar dan tepat waktu, senang mencari dan
memecahkan masalah secara mandiri.

15
C. Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK
1. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi
a. Pembelajaran Berbasis Komputer
Pendidikan dan media pembelajaran memiliki kaitan yang sangat
erat, proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar tanpa adanya
media pembelajaran yang tepat. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pemberi kepada penerima pesan. Menurut AECT, media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Penggunaan media yang tepat
mampu menyampaikan informasi maupun pesan yang disampaikan
oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas oleh penerima pesan.
Begitu juga ketika media digunakan dalam proses pembelajaran di
kelas, informasi yang disampaikan guru sebagai pemberi pesan di kelas
dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai penerima pesan di kelas
(Syahroni & Nurfitriyanti, 2018).
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi sekarang
ini, telah menghadirkan komputer sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan mengggunakan
software komputer (CD pembelajaran) berupa program berisi tentang
muatan pembelajaran meliputi, judul, tujuan materi pembejaran, dan
evaluasi pembelajaran (Utomo & Purwaningsih, 2022). Memodifikasi
media pembelajaran dalam wahana yang menarik dapat menumbuhkan
rasa cinta terhadap pembelajaran (Kusuma et al., 2018).
Benny A, dkk (dikutip oleh Lestari et al., 2020) mengemukakan
beberapa kelebihan yang ada pada pembelajaran berbasis komputer
1) Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan
dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi
yang ditanyakan.

16
2) Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat siswa dapat
melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
3) Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan memberikan
keleluasan terhadap siswa untuk menentukan kecepatannya belajar
dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
4) Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi
yang diperlukan oleh pemakainya, yang diidtilahkan dengan
“kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki
kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat
menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat
(slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi
siswa yang lebih cepat (fast learner).
5) Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuran (reinforcement)
terhadap prestasi belajar siswa.
6) Komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor
hasil belajar secara otomatis.
7) Komputer dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau
saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu.
Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan
animasi grafik (grafic animation).
8) Dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan
biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program
komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah
sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat
mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.
Benny A, dkk (dikutip oleh Lestari et al., 2020) juga mengemukakan
bahwa selain memiliki beberapa kelebihan pembelajaran berbasis
komputer juga memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer,
terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.

17
2) Pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan
biaya dan manfaat perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk
menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan.
3) Compatability dan incompability antara hardware dan software.
Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan
perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak
sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer
yang spesifikasinya tidak sama.
4) Merancang dan memproduksi program pembelajaran yang berbasis
komputer (computer based instruction) merupakan pekerjaan yang
tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan
intensif yang memerlukan waktu dan juga keahlian khusus.
b. E-Learning
E-Learning atau yang biasa disebut dengan pembelajaran berbasis
elektronik/jaringan merupakan pembelajaran menggunakan sistem
elektronik untuk mentransfer kemampuan dan pengetahuan, metode
pembelajaran ini sebagai salah satu pembelajaran yang memanfaatkan
kecanggihan teknologi dalam mencapai keefektivitasan dalam sebuah
pembelajaran. Dengan E-Learning pembelajaran dapat diselenggarakan
dengan jumlah peserta yang tidak terbatas dan dengan jangkauan yang
sangat luas (Choiroh, 2021).
Menurut Rusman (dikutip oleh Harwindito & Aisyah, 2020) E-
Learning memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran
konvesional, karakter sebagai berikut:
1) Interactivity (Interaktivitas), tersedianya jalur komunikasi yang
lebih banyak, baik secara langsung (Synchronous), seperti chatting
atau messenger atau tidak langsung (Asynchronous), seperti forum,
mailing list atau buku tamu.

18
2) Indepedency (Kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyedia
waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan
pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa.
3) Accesbillity (Aksesibilitas) sumber-sumber belajar menjadi lebih
mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan
akses yang lebih luas dari pada pendistribusian sumber belajar pada
pembelajaran konvensional.
4) Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran presentasi materi
kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan
penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming,
simulasi dan animasi.
Adapun Kelebihan dari penggunaan E-Learning menurut Yudhana
& Kusuma (2021) adalah:
1) Flesksibilitas dalam waktu dan tempat
2) Siswa atau Mahasiswa bebas memutuskan kapan memulai, kapan
haus menyelesaikan dan bagian mana dari modul yang akan
dipelajari terlebih dahulu. Jika anda menemui kesulitan, Anda bisa
melakukannya lagi sampai Anda merasa bisa mengerti.
3) Dapat menghemat biaya, termasuk biaya perjalanan ke lokasi
belajar, dan akomodasi selama masa studi, biaya administrasi,
fasilitas fisik, dan ruang kelas.
4) Jika siswa/mahasiswa belum memahami atau memahami suatu
modul, mereka dapat mengulang modul tersebut kembali hingga
mereka memahaminya.
5) Proses administrasi yang otomatis
Menurut Munir (dikutip oleh Fauzi, 2020) kekurangan E-Learning
yaitu:
1) Kurangnya interaksi baik antara pengajar dengan pembelajar
maupun antara pembelajar satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi
karena dalam pembelajaran berbasis web, kelas dilakukan secara
virtual sehingga interaksi yang dilakukan masih kurang.

19
2) Terkadang lebih terfokus pada aspek teknologi daripada aspek
pendidikannya. Produk E-Learning merupakan hasil kemajuan
teknologi sehingga masih banyak penggunanya yang belum
memperhatikan aspek pendidikan yang digunakan di dalamnya.
Proses pembelajaran akan terhambat, ketika pengajar tidak
mengetahui dan menguasai strategi, metode, dan teknik
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sangat diperlukan guru
yang memahami kemajuan teknologi saat ini, agar pembelajaran
yang dilakukan tetap up to date.
3) Sangat dibutuhkan motivasi dan kemampuan belajar mandiri yang
tinggi dari pembelajar itu sendiri. Keberhasilan E-Learning sangat
bergantung pada kemauan belajar mandiri dari siswa, sehingga
motivasi dari pembelajar juga sangat diutamakan dalam hal ini.
4) Tidak semua pembelajar dapat memanfaatkan semua fasilitas
internet. Hal tersebut dikarenakan tidak semua sekolah memiliki
fasilitas lengkap yang dapat digunakan siswa untuk mengakses
internet.
5) Masih adanya keterbatasan ketersediaan software. Tidak semua
software yang digunakan untuk mengembangkan E-Learning dapat
diperoleh dengan mudah oleh guru.
6) Masih kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam
mengoperasionalkan komputer dan internet dengan baik. Hal
tersebut dikarenakan terdapat perbedaan kemampuan dan
pemahaman siswa maupun guru dalam mengoperasikan komputer
maupun internet.
c. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Multimedia merupakan gabungan data, suara, video, audio, animasi,
grafik, teks dan bunyi-bunyian yang mana gabungan elemen-elemen
tersebut mampu dipaparkan melalui komputer (Marjuni dan Harun,
2019: 196). Menurut Wijoyo dalam Jannah, dkk. (2020: 55)
penggunaan multimedia dalam pengajaran memungkinkan para siswa

20
mengatur kecepatan belajar, banyaknya pelajaran dan urutan pelajaran.
Namun penggunaan multimedia sebagai alat pembelajaran belum dapat
menggantikan peran guru/pengajar. Hal ini disebabkan adanya faktor-
faktor yang hanya dimiliki manusia seperti pemberian motivasi,
bimbingan dan pendekatan. Oleh karena itu, multimedia hendaknya
dipandang sebagai pelengkap pengajaran bukan sebagai pengganti
peran guru/ pengajar.
Menurut Daryanto (dikutip oleh Kusumawati et al., 2021)
kelebihan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam
pembelajaran antara lain:
1) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa
2) Adanya interaksi dalam pembelajaran yang terjadi antara computer
dan siswa
3) Waktu pembelajaran lebih efisien
4) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
5) Meningkatkan daya tarik siswa pada materi pembelajaran.
2. Kategori Sekolah dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dikutip oleh Japar, 2018)
menjelaskan gambaran umum mengenai tingkatan sekolah yang
mengimplementasikan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi berdasarkan kesiapan infrastruktur dan sumber daya
manusianya sebagai berikut.
a. Tingkatan A (Advanced)
Tingkatan A merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, tata
kelola, sumber daya manusia, dan konten.
b. Tingkatan B (Medium)
Tingkatan B merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, sudah
terdapat tata kelola namun belum maksimal dalam pengembangan
konten. Sekolah yang termasuk kategori ini sebaiknya fokus terhadap
program pengembangan konten.

21
c. Tingkatan C (Novice)
Tingkatan C merupakan sekolah yang belum mapan dalam infrastruktur
dan aspek-aspek lainnya. Sekolah yang termasuk kategori ini sebaiknya
fokus terhadap pembangunan infrastruktur terlebih dahulu. Sementara
konten dan tata kelola bisa mengacu ke sekolah yang sudah lebih mapan.

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Dasar


1. Tujuan Mempelajari TIK
Tujuan pembelajaran TIK adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah teknologi yang sudah berkembang di Indonesia
sekarang, memiliki sikap mental positif terhadap segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil dalam menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi. Berdasarkan tujuan tersebut kegiatan pembelajaran TIK
membutuhkan suasana pembelajaran yang fleksibel dengan menempatkan
posisi siswa sebagai subyek belajar yang pandai bereksplorasi dan latihan
dalam menggunakan teknologi (Sukisma & Sapri, 2018).
Adapun menurut A. R. Harahap (2022) tujuan pembelajaran berbasis
TIK antara lain:
a. Aspek kognitif: dapat mengetahui, mengenal, memahami dan
meningkatkan pengetahuan dan minat pembelajaran pada teknologi,
serta meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persipan
untuk pendidikan, pekerjaan, dan peran di masyarakat pada masa yang
akan datang.
b. Aspek afektif: dapat bersikap aktif, kreatif, apresiatif, mandiri dan
menghargai karya cipta dalam penggunaan pembelajaran berbasis TIK.
c. Aspek psikomotor: dapat terampil memanfaatkan teknologi informasi
untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari dalam
membentuk kemampuan dan minat pembelajar terhadap teknologi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan dari
mempelajari TIK adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap perkembangan teknologi di Indonesia, membentuk sikap

22
positif terhadap ketimpangan, dan meningkatkan keterampilan dalam
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Pembelajaran TIK juga
bertujuan untuk mengoptimalkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
peserta didik, melibatkan mereka dalam pembelajaran aktif dan kreatif, serta
memotivasi untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat.
Hal ini sejalan dengan pendapat Budiana et al. (2015) yang menyatakan
TIK dalam pembelajaran dapat dibagi atas dua peran, yaitu:
a. Sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power
point dan animasi dengan program flash.
b. Sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta
didik diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet,
mengirimkan jawaban tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi
pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang
dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hal ini
mendorong peserta didik untuk melakukan analisis dan sintesis
pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi,
menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik
dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-
Learning diantaranya: E-Book, E-Library, interaksi dengan pakar,
email, mailling List, News Group, dan lain-lain.
2. Pengenalan TIK di Sekolah Dasar
Komputer merupakan salah satu media elektronik yang banyak
digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam mengelola data
dan menyimpan informasi (data storage) dengan praktis dan efesien. Pada
era serba digital saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
berbasis komputer sangat dibutuhkan bagi seluruh masyarakat baik itu
orang dewasa maupun anak-anak. Teknologi Informasi dan Komunikasi ini
sangat mempengaruhi di berbagai aspek kehidupan termasuk di dunia
pendidikan, terkhususnya bagi anak-anak sangat dibutuhkan pelatihan dan
pengenalan terhadap teknologi informasi dan komunikasi agar dapat

23
membantu kesehariannya dalam kegiatan akademik di sekolah (Zainuri et
al., 2021).
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan
mata pelajaran baru yang penyelenggaraannya dilatarbelakangi oleh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat
yang harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas
tentunya. Mata pelajaran ini mencakup dua aspek, yaitu Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala
hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi merupakan
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya (Sukisma &
Sapri, 2018).
Selanjutnya dijelaskan oleh Dewi & Hilman (2019) khususnya di
Sekolah Dasar penggunaan TIK sangat membantu sekali dalam hal
penyampaian materi, dengan menggunakan visualisasi dan animasi
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu guru
sekolah dasar merupakan guru kelas yang harus menguasai seluruh mata
pelajaran terkecuali mata pelajaran agama dan penjas. Dengan begitu guru
sekolah dasar harus lebih kreatif dan inovatif dikarenakan berbedanya
karakteristik dari setiap mata pelajaran. Jenis-jenis sumber dan media
pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh guru sekolah
dasar dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Komputer
b. LCD
c. Internet
d. CD Pembelajaran
e. E-mail
f. Presentasi Powerpoint
3. Pemanfaatan TIK di Sekolah Dasar

24
Menurut Sanjaya et al. (2022) salah satu pemanfaatan TIK dalam proses
pembelajaran adalah dengan memanfaatkannya sebagai media belajar bagi
peserta didik. Pemanfaatan TIK untuk media pembelajaran memiliki banyak
tujuan dan manfaat. Menurut Anshori (2018) menyatakan bahwa TIK
mempunyai beberapa fungsi utama apabila diterapkan dalam pembelajaran
diantaranya yaitu:
a. Fungsi sebagai alat, artinya teknologi dapat digunakan untuk membantu
proses pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik. Misalnya dapat
digunakan dalam membuat Power Point yang berisi materi
pembelajaran ataupun media visual dan audio visual lainnya.
b. Fungsi sebagai ilmu pengetahuan, hal ini berarti TIK dapat digunakan
untuk memperoleh segala bentuk informasi dan menjadi bagian disiplin
ilmu yang harus dikuasai dan dipahami oleh peserta didik.
c. Fungsi sebagai sumber dan media belajar untuk membantu peserta didik
dan pendidik di dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan itu Widianto et al. (2021) mengemukakan bahwa
penggunaan TIK dalam pembelajaran dapat memupuk rasa kemandirian dan
keaktifan pada peserta didik. Adapun manfaat yang diperoleh ketika TIK
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran antara lain:
a. menambah mutu kegiatan pembelajaran
b. meningkatkan akses pada program pendidikan dan pembelajaran
c. menggambarkan suatu gagasan yang masih bersifat abstrak
d. mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran
e. menjadikan penampilan materi pembelajaran lebih menarik bagi peserta
didik
f. menjadi sarana penghubung antara materi dengan pembelajaran.
Selanjutnya Fauziyah & Triyono (2020) menyatakan bahwa manfaat
yang diperoleh setelah mempelajari TIK antara lain: pertama, menyadarkan
siswa terhadap potensinya dalam perkembangan TIK sehingga dapat
memotivasi dan mengembangkan minatnya. Kedua, memotivasi siswa
untuk siap beradaptasi terhadap perkembangan yang semakin berkembang

25
pesat. Ketiga, mengembangkan kemampuan yang ada pada siswa dengan
mengoperasikan dan mengembangkan teknologi informasi yang menarik.
Keempat, manfaat mempelajari TIK adalah mengembangkan kemampuan
belajar mandiri, berinisiatif, kreatif, dan inovatif dalam penggunaan
teknologi informasi pada saat menempuh pendidikan ataupun ketika telah
bekerja.
4. Dampak Penerapan Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar
a. Dampak Positif
Menurut Jamun et al. (2023) kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa sekarang dapat memberikan dampak yang positif
terhadap kehidupan manusia. Kehadiran teknologi yang canggih dapat
membantu segala bentuk pekerjaan manusia itu sendiri. Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di suatu negara juga dapat
menentukan kualitas negara tersebut. Oleh karena itu negara-negara di
dunia saat ini berlomba-lomba untuk menciptakan atau menghasilkan
berbagai macam jenis teknologi yang sangat canggih dengan berbagai
kelebihannya tersendiri. Begitu pula kemajuan yang terjadi di dalam
dunia pendidikan, di mana terjadi pergeseran sistem pembelajaran, dari
pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berbasis online.
Akibat dari perubahan tersebut banyak sekolah-sekolah di Indonesia
yang menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi. Pemanfaatan TIK dalam proses
pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif terhadap kualitas
pembelajaran. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
perkembangan IPTEK, yaitu:
1) Pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik
2) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit/kompleks
3) Mempercepat proses yang lama
4) Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
5) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan

26
Dengan memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan minat belajar dan motivasi peserta didik.
Lebih lanjut (Anshori, 2018) menyatakan dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media
pembelajaran bukan hanya bermanfaat bagi siswa (peserta didik) saja,
tetapi juga bagi guru (pendidik) sebagai perancang, pengembang dan
pelaksana dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kehadiran TIK sebagai
media pembelajaran banyak membantu guru (pendidik) dalam berbagai
hal, antara lain:
1) Pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif
Penggunaan media pembelajaran berupa foto ataupun video, dapat
menarik perhatian siswa bila dibandingkan dengan penjelasan
secara diskripsi secara lisan. Guru dapat menciptakan berbagai
kegiatan yang variatif dan mengaktifkan siswa melalui foto ataupun
gambar objek yang dibahas.
2) Pembelajaran menjadi lebih konkret dan nyata
Penggunaan media pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, lebih-
lebih dikelas rendah sangat sesuai dengan karakteristik siswa yang
masih berada dalam tarah "operasional-konkret". Dengan media ini
siswa akan lebih mudah mempelajari segala sesuatu yang secara
langsung dapat mereka lihat, dengar, pegang dan merasakan.
3) Pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien
Dengan media pembelajaran, guru dapat terbantu untuk tidak perlu
banyak menulis atau mengilustrasikan di papan tulis. Ilustrasi dan
tulisan yang dibutuhkan dapat dipenuhi guru dengan waktu yang
tepat dan cepat melalui fasilitas tang terdapat pada komputer.
4) Mendorong siswa belajar secara lebih mandiri
Media Pembelajaran yang sudah dirancang khusus untuk
pembelajaran tertentu dapat dipergunakan oleh siswa untuk belajar
baik secara individu maupun secara kelompok.
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran

27
Dengan media pembelajaran proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
secara menyeluruh.
6) Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja
Program audio, video, komputer (offline dan online) adalah media
pembelajaran yang dapat digunakan di mana saja dan kapan saja
sesuai dengan kondisi dan situasi guru maupun siswa.
7) Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran
Penggunaan media yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar
siswa dapat menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses belajar
mengajar.
b. Dampak Negatif
Menurut Maritsa et al. (2021) teknologi bagi pendidikan selain
berpengaruh positif, namun ada juga pengaruh negatifnya. Dalam dunia
pendidikan ketrampilan bicara dan komunikasi ini merupakan salah satu
ketrampilan yang harus dimiliki. Ketika pembelajaran melalui internet
maka komunikasi akan berkurang, oleh sebab itu mereka lebih
cenderung berinteraksi dengan teknologi. Di dalam dunia Pendidikan
pasti ada beberapa masalah yang bisa terjadi yang di lakukan oleh
peserta didik maupun guru, masalah yang di maksud adalah pengaruh
negative yang mungkin bisa saja terjadi karena seperti yang kita semua
tau bahwa teknologi zaman sekarang di era milenial ini sangat cangih
jadi semua apapun yang ada di dunia teknologi bisa di akses dan ini
menjadi suatu permasalahan yang ada. Dalam beberapa contoh berikut
ini menjadi pengaruh negatif yang di lakukan oleh peserta didik maupun
guru antara lain:
1) Seringnya siswa atau mahasiswa yang sering mengakses sesuatu di
internet maka dapat dikhawatirkan mereka jika mereka
memanfaatkan apa yang ada di teknologi informasi namun tidak
dengan optimal melainkan mereka mengunakannya untuk hal yang
lain atau mereka malah mengakses informasi yang mengandung hal

28
yang tidak baik, seperti pornografi dan game online. Hal ini yang
menjadi kekhawatiran oleh guru maupun orang tua siswa tersebut,
karena dalam hal itu bisa merusak pikiran mereka dan membuat
pendidikanya terganggu.
2) Bagi Peserta didik mereka dapat terkena information overload,
yakni mereka dapat mengakses semua yang ada dan mereka dapat
menemukan informasi yang mereka cari secara terus menurus
seperti membuka hal-hal yang berbau pornografi yang dapat
menimbulkan pada diri mereka sebuah kecanduan untuk megakses
pornografi tersebut dan juga game online yang membuat mereka rela
menghabiskan uang hanya untuk game tersebut dan yang jadi
masalah adalah kesehatan mata peserta didik tersebut karena terlalu
sering menatap layar monitor dan juga dapat menganggu kegiatan
belajar mereka dan itu sangat merugikan bagi mereka dan bahkan
mereka bisa meningalkan kewajiban wajib mereka yaitu sholat
karena terlalu asik bermain game online.
3) Banyak dari siswa atau mahasiswa yang menjadi pecandu dunia
maya atau internet, hal ini yang menebabkan adanya perilaku apatis
terhadap sesuatu hal yang baru, maka dari itu dalam penggunaan
internet harus ada sebuah benteng atau filter dalam melakukan
aksesnya. Selain itu adanya perhatian orang tua atau adanya
pengawasan orang tua adalah peran penting dalam menanamkan
pola pikir dalam kehidupan seorang anak.
4) Dalam teknologi terdapat Tindakan kriminal (Cyber Crime). Namun
tidak hanya di dunia teknologi aja, namun di dalam dunia pendidikan
hal ini juga dapat terjadi dan bisa menjadi maslah yang serius di
dunia pendidikan, misal ada siswa atau mahasiswa yang mencuri
dokumen atau aset yang bersifat rahasia atau penting yang berisi
tentang sebuah tatanan yang ada di pendidikan yang sesungguhnya
aset itu dirahasiakan seperti dokumen yang mengenai ujian akhir,

29
nilai, dan presensi yang di lakukan dengan media yang dapat di
akses melalui internet.
Lebih lanjutnya dijelaskan oleh Tatminingsih (2017) terdapat
beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat berkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) salah satunya yaitu
penggunaan gadget pada anak-anak, diantaranya adalah:
1) Anak bisa terkena pengaruh buruk dari internet termasuk rentan
menjadi korban predator, atau bullying (kekerasan) di dunia maya
2) Perkembangan otak anak dapat terpengaruh
3) Perkembangan fisiknya dapat terhambat karena anak menjadi malas
bergerak
4) Perkembangan kesehatan mental dan sosialnya dapat terganggu
karena biasanya anak yang kecanduan internet dan gadget tidak
mampu bersosialisasi dengan baik
5) Kemungkinan anak tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan
masalah akibat ketergantungannya pada gadget
6) Kemampuan berpikirnya menjadi lamban terutama saat menghadapi
masalah dalam situasi nyata
Berdasarkan beberapa hal tersebut, seharusnya masa usia dini adalah
masa bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Namun
dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, maka
banyak anak-anak bahkan yang masih berusia dini (dari lahir-8 tahun)
sudah terbiasa atau dibiasakan dengan alat komunikasi yang canggih
sehingga perkembangan sosial mereka bisa saja terganggu.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, didapatkan beberapa kesimpulan
mengenai topik “Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar”, di antaranya
sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis TIK ialah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dengan
pengaruh teknologi, yaitu menggabungkan antara komputer (sebagai alat
dari teknologi) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi, membawa
data, suara, dan video atau seperangkat peralatan modern yang dapat
menyajikan informasi (terlebih yang berkaitan dengan pelajaran) yang dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga sesuai dengan gaya
belajar visual, auditorial, kinestetik siswa dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
2. Terdapat perubahan proses pembelajaran karena TIK untuk pendidikan,
yaitu dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke di mana dan kapan
saja, dari kertas ke “online” atau saluran, fasilitas fisik ke fasilitas jaringan
kerja, dan dari waktu siklus ke waktu nyata.
3. Implementasi dari pembelajaran berbasis TIK, yaitu pembelajaran berbasis
komputer yang mana dalam proses pembelajaran dengan mengggunakan
software komputer (CD pembelajaran), E-Learning dengan menggunakan
sistem elektronik, dan pembelajaran berbasis multimedia di mana
pembelajaran tersebut merupakan gabungan dari data, suara, video, audio,
animasi, grafik, teks dan bunyi-bunyian yang dipaparkan melalui komputer.
4. TIK mempunyai beberapa pemanfaatan apabila diterapkan dalam
pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat, artinya teknologi dapat
digunakan untuk membantu proses pembelajaran bagi peserta didik dan
pendidik. Sebagai ilmu pengetahuan, hal ini berarti TIK dapat digunakan
untuk memperoleh segala bentuk informasi dan menjadi bagian disiplin

31
ilmu yang harus dikuasai dan dipahami oleh peserta didik. Sebagai sumber
dan media belajar untuk membantu peserta didik dan pendidik di dalam
proses pembelajaran, sehingga di Sekolah Dasar penggunaan TIK sangat
membantu dalam hal penyampaian materi, dengan menggunakan visualisasi
dan animasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.

B. Saran
Melalui pemahaman tentang pembelajaran berbasis TIK di sekolah dasar,
diharapkan para guru maupun calon guru dapat mengeksplorasi potensi mereka
untuk dapat memaksimalkan pembelajaran berbasis TIK di sekolah dasar
sehingga tercipta suasana belajar yang dapat menarik minat siswa.

32
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, T. (2015). Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi.


Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial Dan Budaya,
12(1), 127–150. https://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/view/1930
Anshori, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi sebagai
Media Pembelajaran. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn Dan
Sosial Budaya, 2(1), 88–100.
https://core.ac.uk/download/pdf/297668739.pdf
Asrul, Saragih, A. H., & Mukhtar. (2022). Evaluasi Pembelajaran. Perdana
Publishing.
Budiana, H. R., Sjafirah, N. A., & Bakti, I. (2015). Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran bagi Para Guru SMPN
2 Kawali Desa Citeureup Kabupaten Ciamis. Dharmakarya: Jurnal
Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 4(1), 59–62.
https://pustaka.unpad.ac.id/archives/171501
Choiroh, M. (2021). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Media E-
Learning. Jurnal Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Bahasa Arab,
3(1), 41–47. https://doi.org/10.47435/naskhi.v3i1.554
Dewi, S. Z., & Hilman, I. (2019). Penggunaan TIK sebagai Sumber dan Media
Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar. Indonesian Journal of
Primary Education, 2(2), 48–53.
https://doi.org/10.17509/ijpe.v2i2.15100
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar Dan Pembelajaran. CV Kaaffah
Learning Center.
Fauzi, A. (2020). E-Learning Berbasis Moodle Sebagai Media Informasi Dan
Komunikasi Guna Mencegah Penyebaran Covid-19. An-Nisa’ : Jurnal
Kajian Perempuan Dan Keislaman, 13(1), 28–39.
https://doi.org/10.35719/annisa.v13i1.23
Fauziyah, S., & Triyono, M. B. (2020). Pembelajaran Teknologi Informasi dan

33
Komunikasi Ditinjau dari Minat Belajar. Jurnal Kependidikan, 4(2),
256–268. https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/24418
Harahap, A. R. (2022). Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis TIK di
SD IT Al- Khoiriyah dalam Penerapan Berbasis Online. Jurnal
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 1(1), 44–50.
https://jurnal.perima.or.id/index.php/JUS
Harahap, L. (2019). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana
UNIMED, 375–381.
Harwindito, B., & Aisyah, D. (2020). Implementasi E-Learning Berbasis Aerofood
Learning Center terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus: pada
Karyawan di Divisi Hot Kitchen) di PT Aerofood ACS Cengkareng.
Jurnal Manajemen Dirgantara, 13(2), 2622–3244.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2942808
Jamun, Y. M., Ntelok, Z. R. E., & Ngalu, R. (2023). Pentingnya Penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Menunjang Pembelajaran
Sekolah Dasar. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
4(2), 2149–2158.
https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jipd/article/view/253
Japar, M. (2018). Teknologi dan Informasi Pendidikan. Laboratorium Sosial Politik
Press.
Kusuma, R. D. F. D., Nasution, S. P., & Anggoro, B. S. (2018). Multimedia
Pembelajaran Matematika Interaktif Berbasis Komputer. Desimal:
Jurnal Matematika, 1(2), 191. https://doi.org/10.24042/djm.v1i2.2557
Kusumawati, L. D., Sugito, & Mustadi, A. (2021). Kelayakan Multimedia
Pembelajaran Interaktif dalam Memotivasi Siswa Belajar Matematika.
Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 31–51.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v9n1.p31--51
Lestari, A., Suryadi, A., & Ismail, A. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Dengan Model Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Jurnal Petik, 6(1), 18–26.

34
https://doi.org/10.31980/jpetik.v6i1.729
Maritsa, A., Hanifah Salsabila, U., Wafiq, M., Rahma Anindya, P., & Azhar
Ma’shum, M. (2021). Pengaruh Teknologi Dalam Dunia Pendidikan.
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan,
18(2), 91–100. https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v18i2.303
Mukaromah, E. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Meningkatkan Gairah Belajar Siswa. Indonesian Journal of Education
Management and Administration Review, 4(1), 179–185.
http://www.yourdictionary.com/library/reference/word-
definitions/definition-of-technology.html.
Prasetyo, R., Praherdhiono, H., & Utama, C. (2022). Pemanfaatan TIK berupa
Aplikasi Online dalam Pembelajaran Pasca Pandemi di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Global Education, 3(2), 220–225.
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/
408/398
Rahmawati, L., & Gumiandari, S. (2021). Identifikasi Gaya Belajar (Visual,
Auditorial Dan Kinestetik) Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Kelas 3F
IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 16(1), 56.
https://doi.org/10.33084/pedagogik.v16i1.1876
Sanjaya, W., Darmansyah, & Desyandri. (2022). Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Era Industri 4.0 di Sekolah
Dasar. Jurnal IKA, 12(2), 187–196.
https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/index%0AP-ISSN:2338-
3860
Sukisma, P. O., & Sapri, J. (2018). Penerapan Metode Latihan Berbantuan LKS
untuk Meningkatkan Perhatian dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(2).
https://www.semanticscholar.org/paper/PENERAPAN-METODE-
LATIHAN-BERBANTUAN-LKS-UNTUK-DAN-Sukisma-
Johanes/297ac6608093e44147d94e061c86bc2d846afd18?utm_source
=direct_link

35
Sumar, W. T., & Razak, I. A. (2016). Strategi Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Soft Skill. Deepublish.
Syahroni, S., & Nurfitriyanti, M. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Berbasis Komputer dalam Pembelajaran Matematika, Materi
Bilangan pada Kelas 3 SD. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,
7(3), 262–271. https://doi.org/10.30998/formatif.v7i3.2237
Tatminingsih, S. (2017). Dampak Penggunaan TIK terhadap Perilaku Anak Usia
Dini: Studi Kasus pada Anak Usia 4-7 Tahun. Jurnal Pendidikan, 8(1),
1–15. https://www.researchgate.net/publication/338576359
Tekege, M. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran SMA YPPGI Nabire. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa,
2(1), 40–52. https://uswim.e-journal.id/fateksa/article/view/38
Ubabuddin. (2019). Hakikat Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Journal
Edukatif, 5(1), 18–27.
Utomo, J., & Purwaningsih. (2022). Pembelajaran Berbasis Komputer Model
Tutorial di Sekolah Dasar. Pengembangan Pendidikan Dan
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(1), 25–32.
https://ojs.fkip.umada.ac.id/index.php/pendekar
Widianto, E., Husna, A. A. H., Sasami, A. N., Rizkia, E. F., Dewi, F. K., & Cahyani,
S. A. I. (2021). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. 2(2), 213–224. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/JETE
Yudhana, A. S. L., & Kusuma, W. A. (2021). Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Jarak Jauh Atau E-Learning dan Learning Management
System (LMS) Menggunkan Pendekatan Literature Review, dan User
Persona. Jurnal Syntax Admiration, 2(9), 1617–1628.
https://doi.org/10.46799/jsa.v2i9.303
Zainuri, A., Berlian, Z., Harto, K., Az Zahra, F., Anwar, S., Destianjasari, S., &
Hidayat. (2021). Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi
pada Peserta Didik Sekolah Dasar di Desa Tambangan Kelekar
Kecamatan Gelumbang. KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat

36
Nusantara, 1(4), 49–59. https://doi.org/10.55606/kreatif.v1i4.2039

37

Anda mungkin juga menyukai