Anda di halaman 1dari 28

TEKNOLOGI DAN PENINGKATAN MUTU

PEMBELAJARAN PAI

DAN PERSOALAN PENDIDIKAN JARAK JAUH DAN


PROBLEMATIKANYA

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Sabilil Muttaqin, Ph.D

Oleh:

Saltsa Alpi Kamila 21.01.00.031

Rasikin 21.01.00.026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALHIKMAH JAKARTA

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH

JAKARTA

2023M/1444H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt., tuhan seluruh alam, yang telah memberikan ribuan
nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Teknologi dan penigkatan mutu pembelajaran PAI dan persoalan pendidikan jarak
jauh dan problematikanya” Dan tak lupa sholawat teriring salam kami hanturkan
kepada nabi Muhammad saw., beserta para keturunannya.

Taklupa penulis juga mengucapkan ribuan terimakasih yang tak terhingga


kepada dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam, yakni Bapak
Sabilil Muttaqin, Ph.D. Penulis juga meminta maaf apabila banyak kesalahan atau
kekurang dalam pembuatan makalah ini.

Jakarta, 05 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan Pembahasan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam..........................................................5

B. Bagaimana Menghasilkan Mutu Pendidikan...................................................7

C. Penerapan Teknologi Dalam Pendidikan.........................................................9

D. Pendidikan Dan Pembelajaran Jarak Jauh....................................................11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak


karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi
globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka peluang
lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di
Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar kerja akan semakin berat.

Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang


semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi lembaga pendidikan untuk
mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-
produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu
pendidikan.Dalam tulisan ini dibahas tentang paradigma baru dalam pendidikan,
bagaimana menghasilkan mutu bisa berlangsung dalam pendidikan, dan bagaimana
peran teknologi serta sistem manajemen untuk mendukung berlangsungnya
pencapaian mutu pendidikan tersebut.

Dalam beberapa tahun belakangan ini kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi sangat mempengaruhi perkembangan praktek pendidikan. Perkembangan
teknologi yang sangat pesat ini juga mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia.
Salah satunya adalah penggunaan media elektronik sebagai media pembelajaran,
mengingat sekarang anak lebih suka dan aktif menggunakan media elektronik.
Pengaruh ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai sistem pembelajaran
berbasis media (media-based learning) yang menggunakan teknologi dalam proses
pembelajarannya. Saat inipun, tingkat SD bahkan TK dan PAUD sudah
menggunakan model pembelajaran mediabased learning, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Peran media dalam proses pembelajaran menjadi penting
karena akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan
merangsang motivasi siswa dalam belajar.1

1
Ali Muhson, Pengembangan_Media_Pembelajaran_Berbasis_Teknologi_Informasi“Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia,Vol.Viii No.2–Tahun2010,Hlm.1–10”DiunduhDari Https://
Www.Researchgate.Net/Profile/Ali_Muhson/Publication/296704617/Links/Pengembangan Media
Pembelajaran-Berbasis-Teknologi-Informasi.Pdf7 Pada Tanggal 13 Agustus 2017

1
Media memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai alat
pengembangan wawasan anak yang meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan
belajar mengajar dengan memahami kondisi psikologis siswa, tujuan, metode, dan
kelengkapan alat bantu. Fathurrohman (2009) memberi gambaran lebih detail dari
manfaat penggunaan media dalam proses pembelajaran, (a) Menarik perhatian siswa,
(b) Membantu untuk mempercepat pemahaman, (b) Memperjelas penyajian pesan
agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), (c)
Mengatasi keterbatasan ruang, (d) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, (e)
Waktu pembelajaran bisa dikondisikan, (f) Menghilangkan kebosanan pada siswa dan
meningkatkan motivasi siswa. Oleh karena itu, penggunaan media hendaknya tidak
asal-asalan untuk pengembangan minat belajar anak. Di sinilah tugas guru
untuk dapat memanfaatkan media elektronik dalam proses kegiatan belajar
mengajar dengan baik.2

Pemanfaatan media eletronik dalam pembelajaran dapat meningkatkan


kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis menguasai teknologi informasi dan
berkolaburasi. perkembangan media teknologi informasi menjadi salah satu landasan
pokok dalam perkembangan pembelajaran abad 21.3 Adapun teknologi abad 21 yang
sekarang sedang berkembang adalah Digital Signage. Digital Signage merupakan
aplikasi pengelola konten digital yang telah diprogram untuk dapat menampilkan
informasi atau pesan kepada target audien secara efektif, cepat, tepat dan handal.
Dengan sistem yang terdiri dari komposisi server atau Personal Computer (PC),
monitor, dan software menjadikan Digital Signage ini menjadi lebih efisien dalam
segi tenaga, waktu dan biaya. Berdasarkan teori Lembaga Riset dan Penerbitan
Komputer yaitu Computer Technology Research (CTR) dalam Suyanto4 menyatakan
bahwa :

“orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang
didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar
dan 30% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Maka
multimedia sangatlah efektif. Multimedia menjadi tool yang ampuh untuk
2
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno.(2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : P.T Refika Aditama.
3
Daryanto, Karim,Syaiful. (2016). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta : Gava Media, hal 1

4
Suyanto, M. "Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran / M. Suyanto" (2004

2
pengajaran dan pendidikan serta untuk meraih keunggulan bersaing
perusahaan”.

Menurut Erigg dalam Arief.5 bawa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan yang merangsang siswa belajar, misalnya: media cetak,
media elektronik (film, Video). 6Briggs berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Tapi kenyataannya
tekhnologi Digital Signage telah menjadi multi fungsi. Tergantung peserta
didik yang menggunakannya secara positif atau negatif. Contoh positifnya
yaitu dapat mempermudah mereka dalam belajar. Contoh negatifnya yaitu
hanya untuk bermain game, mendengarkan musik dan berfoto. Sebagaimana
disebutkan dalam teori Determinasi yaitu7 :

“bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara


berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam
masyarakat, dan teknologi tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu
abad teknologi ke teknologi yang lain. Inti teori determinisme yaitu
penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor
yang mengubah kebudayaan manusia”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menghasilkan mutu pendidikan ?

2. Bagaimana penerapan Teknologi dalam pendidikan

3. Mutu Pembelajaran pendidikan Agama Islam

5
Arief. S. Sadiman, Dkk. 2010. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, Jakarta : Rajagrafindo Persada,Hlm. 6.
6
Ahmad Rohani. (1997). “Media Instruksional Edukatif”. Jakarta : Rineka Cipta, Hlm. 2
7
Andrean Luthfi Permana, Heru Supriyono”Naskah Publikasi ilmiah “ di unduh dari laman

“http://eprints.ums.ac.id/32742/20/Naskah%20Publikasi.pdf 22 Agustus 201

3
4. Langkah Langkah Memperkuat Mutu Pembelajaran

5. Bagaimana Pembelajaran Jarak Jauh dan contoh nya

C. Tujuan

Tujuan dari mempelajari masalah materi ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian dari mutu pendidikan

2. Mengetahui Peningkatan mutu pendidikan lewat teknologi pendidikan

3. Mengetahui bagaimana mutu pendidikan dengan pembelajaran jarak jau

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Mutu

Mutu dapat diartikan sebagai tingkatan dari sesuatu, oleh karena itu mutu juga
dapat memberikan pengertian tingakat baik dan buruk suatu derajat atau taraf baik dari
taraf kepandaian, kecakapan, dan sebagainya. Dalam Pendidikan, mutu yaitu suatu yang
mengacu pada proses dan hasil dari pendidikan, oleh karena itu mutu atau kualitas dari
pendidikan ataupun pembelajaran harus selalu ditingkatkan dengan baik (Ali L: 1996).

Mutu pembelajaran sangat mengaju pada masukan, proses dan dampaknya untuk
pembelajaran. Mutu pembelajaran di masa pandemic adalah salah satu tantangan yang
benar-benar memerlukan pemecahan masalah yang sesuai dengan kebutuhan bagi
masyarakat. Mengharuskan pendidik khusunya guru menemukan cara untuk
menghadapi perkembangan teknologi ditengah pandemic covid-19. Guru harus
mempertahankan cara kerja serta menemukan cara baru untuk menghadapi tantangan
kedepan. Adapun cara yang harus ditempuh adalah guru atau pendidik harus lebih
kreatif lagi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode atau cara berfikir
kreativitas, kerjasama, dan Pendidikan karakter khusunya. Pendidikan karakter menjadi
satu-satunya ilmu yang tidak dapat di berikan oleh digital atau media teknologi apapun.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan sesuatu yang sangat diupayakan untuk


membantu peserta didik agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan
penciptaannya.Pendidikan Agama Islam adalah upaya yang terencana untuk
menyiapkan peserta didik untuk lebih mengenal, memahami hingga mengimani ajaran
agama islam dan diikuti dengan tuntunan menghormati penganut agama yang
lain.Pendidikan agama islam juga usaha untuk menyiapakan pesrta didik agar dapat
menyakini dan memahami ajaran agama islam sehingga kelak menjadi manusia yang
selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Pembelajaran yang bermutu apabila
model pembelajaran yang berisi materi agama bias menjadikan seseorang siswa belajar
beragama dan terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran agama Islam lebih

5
ditekankan kepada kondisi terampil atau memiliki sikap maupun akhlak yang baik
dalam kehidupannya (Daryanto: 2013).

Penyebab rendahnya mutu pembelajaran salah satunya karena rendahnya kualitas


guru atau pengajar. Guru harus mempunyai motivasi untuk memperbaharui
keilmuannya dengan lebih banyak membaca dari media tulis dan media elektronik yang
ada. Maka tidak heran apabila guru yang lama mengajar ilmunya ketinggalan dari guru
yang baru, baik usia maupun pengalaman kerja. Agar mutu pembelajaran itu tidak
mengalami penurunan diperlukan kesadaran yang lahir dari hati untuk mengembangkan
dirinya menjadi seorang guru yang efektif, kreatif, dan professional semua upaya yang
dilakukan untuk membuat mutu pembelajaran meningkat akan sia-sia jika tidak disertai
dengan adanya upaya peningkatan guru profesional.

2. Indikator Mutu

Indikator yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pembelajaran yaitu:

a. Hasil akhir pembelajaran

b. Hasil langsung pembelajaran, hasil langsung ini dapat digunakan


sebagai tolak ukur mutu pembelajaran. misalnya tes tertulis, daftar cek,
anekdot, skala rating, dan skala sikap.
c. Proses Pembelajaran

d. Instrumen input, yaitu alat untuk berinteraksi dengan raw input


(siswa)kualitas siswa yang akan mengikuti proses pendidikan

e. Raw input dan lingkungan (Nurhansa: 1994).


Dalam proses pendidikan yang bermutu ada berbagai input, seperti bahan ajar,
metodelogi, sarana prasarana sekolah dengan dukungan administrasi, sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Semua komponen dalam interaksi
proses belajar mengajar baik antara guru dan siswa dikelas maupun diluar kelas dalam
suasana yang dapat mendukung proses pembelajaran. Antara proses dan pendidikan
yang bermutu sangat berhubungan, akan tetapi agar proses tersebut tidak salah, maka
mutu dalam arti hasil yang ingin dicapai.

6
3.Langkah-langkah memperkuat mutu pembelajaran

Upaya perbaikan pembelajaran tidak sederhana yang dipikirkan karena butuh


perbaikan yang berkelanjutan, adapun langkah-langkah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran:

a. Memperkuat Kurikulum

b. Kurikulum adalah alat bantu yang sangat penting dalam menata


pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan pengetahuan, nilai
keterampilan, dan keahlian dalam membentuk kapasitas yang diperlukan
untuk menghadapi perubahan sosial yang terjadi.

c. Memperkuat kapasitas manajemen sekolah

d. Model-model manajemen terutama dalam dunia pendidikan. Salah satu


model yang diadopsi dalam dunia pendidikan adalah school-based

management. Manajemen berbasis sekolah (MBS)

e. Memperkuat sumber daya tenaga kependidikan

f. Upaya memperkuat sumber daya tenaga pendidikan adalah dengan


memperkuat system pendidikan dan tenaga pendidikan yang
memiliki keahlian dan memerlukan perubahan dalam sistem
pembelajarannya.

g. Perbaikan yang berkesinambungan

h. Perbaikan yang berkesinambungan sangat berkaitan dengan komitmen


terhadap kualitas yang dimulai dengan persiapan untuk mewujudkan visi
tersebut.

B. BAGAIMANA MENGHASILKAN MUTU PENDIDIKAN

Untuk bisa menghasilkan mutu, menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha
mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu :

7
1. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi
“kalah- menang” diantara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan
(stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf
lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam
meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
2. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang
terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus
tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat
terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pengguna/langganan.
3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang.
Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses
perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus
menerus.
4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai
mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur
pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan
yang mengganggu proses mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu
kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk
menghasilkan mutu sesuai yang diharapkan.

Dalam kerangka manajemen pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan


tidak lain adalah merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada
pelangggannya, yaitu mereka yang belajar dalam lembaga pendidikan tersebut (Karsidi,
2000). Para pelanggan layanan pendidikan terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat
kelompok (Sallis, 1993). Mereka itu adalah pertama yang belajar, bisa merupakan
mahasiswa/pelajar/murid/peserta belajar yang biasa disebut klien/pelanggan primer
(primary external customers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan
pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang
mengirimnya ke lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat klien
tersebut bekerja, dan mereka ini kita sebut sebagai pelanggan sekunder (secondary
external customers). Pelanggan lainnya yang ketiga bersifat tersier adalah lapangan
kerja bisa pemerintah maupun masyarakat pengguna output pendidikan (tertiary

8
external customers). Selain itu, yang keempat, dalam hubungan kelembagaan masih
terdapat pelanggan lainnya yaitu yang berasal dari intern lembaga; mereka itu adalah
para guru/dosen/tutor dan tenaga administrasi lembaga pendidikan, serta pimpinan
lembaga pendidikan (internal customers). Walaupun para guru/dosen/tutor dan tenaga
administrasi, serta pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam proses
pelayanan jasa, tetapi mereka termasuk juga pelanggan jika dilihat dari hubungan
manajemen.Mereka berkepentingan dengan lembaga tersebut untuk maju, karena
semakin maju dan berkualitas dari suatu lembaga pendidikan mereka akan diuntungkan,
baik kebanggaan maupun finansial.

Seperti disebut diatas bahwa program peningkatan mutu harus berorientasi


kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan pendidikan suatu lembaga
haruslah memperhatikan masing-masing pelanggan diatas. Kepuasan dan kebanggaan
dari mereka sebagai penerima manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi
program peningkatan mutu layanan pendidikan.

Potensi perkembangan, dan keaktifan murid tentu saja merupakan yang paling
utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Perkembangan fisik yang baik, baik jasmani
maupun otak, menentukan kemajuannya. Demikian pula dengan lainnya, misalnya bakat,
perkembangan mental, emosional, pibadi, sosial, sikap mental, nilai-nilai, minat,
pengertian, umur, dan kesehatan; kesemuanya akan mempengaruhi hasil belajar dan mutu
seseorang. Untuk itu, maka perhatian terhadap paserta didik menjadi sangat penting.

C. PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Aplikasi teknologi pada pendidikan secara langsung akan mempengaruhi keputusan-


keputusan tentang proses pendidikan yang spesifik. Umpama: aplikasi itu mempunyai
dampak penting terhadap isi (content) yang akan diajarkan, tingkat standarisasi dan
pemilihan isi, jumlah dan kualitas sumber-sumber yang tersedia.

Masalah-masalah pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia yang terpenting


adalah mengenai : peningkatan mutu, pemerataan kesempatan pendidikan, dan
relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional. Demikian luas dan jauhnya
jangkauan yang hendak dicapai oleh program pembangunan pendidikan kita, padahal
di lain pihak sumber- sumber yang tersedia bertambah terbatas dan langka.

9
Kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemecahan
masalah-masalah pendidikan kita membutuhkan alternatif-alternatif lain disamping
cara- cara penyelesaian yang konvensional yang dikenal selama ini. Berbagai potensi
yang dimiliki oleh teknologi dalam pendidikan lantas memungkinkannya diajukan
sebagai suatu alternatif untuk memecahkan masalah-masalah tadi. Secara umum
aplikasi teknologi dalam pendidikan akan mampu :

1. menyebarkan informasi secara meluas, seragam dan cepat.

2. membantu, melengkapi dan (dalam hal tertentu) menggantikan tugas guru.

3. dipakai untuk melakukan kegiatan instruksional baik secara langsung


maupun sebagai produk sampingan.
4. menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengundang partisipasi
masyarakat.

5. menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.

6. menambah daya tarik untuk belajar.

7. membantu mengubah sikap pemakai.

8. mempengaruhi pandangan pemakai terhadap bahan dan proses.

9. mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan


sistem tradisional. (Miarso, 1981)
Jika semula teknologi pendidikan (dalam arti yang sangat terbatas) dipandang
hanya berperan pada taraf pelaksanaan kurikulum di kelas, konsepsi baru menghendaki
teknologi pendidikan sebagai masukan (input) bahkan sejak tahap perencanaan
kurikulum. Dengan demikian sudah sejak perencanaan kurikulum harus pula dikaji dan
ditentukan bentuk teknologi pendidikan yang akan diterapkan.

Pemilihan teknologi dalam pendidikan akan membuka kemungkinan untuk


lahirnya berbagai alternatif bentuk kelembagaan baru yang menyediakan fasilitas
belajar, disamping dapat melayani segala bentuk lembaga pendidikan yang telah ada
Misalnya kemungkinan

bagi suatu bentuk sekolah terbuka yang fasilitas dan tata belajarnya berbeda sekali
dengan sekolah konvensional, tetapi dengan hasil (output) yang sama.
10
Serangkaian kriteria pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, antara lain: harus
dijaga kesesuaiannya (kompatibilitas) dengan sarana dan teknologi yang sudah ada,
dapat menstimulasikan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta mampu
memacu usaha peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.

Dengan demikian, adanya penerapan suatu teknologi dalam pendidikan akan


sangat mungkin terjadi perubahan besar-besaran dalam interaksi belajar mengajar
antara sumber- sumber belajar dengan pelaku belajar.

Salah satu kemungkinan perubahan tersebut adalah penerapan dan perubahan


teknologi informasi dalam pendidikan melalui penyelenggaraan belajar jarak jauh.

D. Pendidikan Dan Pembelajaran Jarak Jauh

1. Penerapan Teknologi Dalam Pendidikan Jarak Jauh

Penerapan teknologi dalam pendidikan seperti belajar jarak jauh di era global
informasi tidak lain adalah bentuk aplikasi jenis-jenis teknologi informasi mutakhir
sekaligus usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pendidikan.

Proses belajar mengajar yang menerapkan teknologi dalam pendidikan dapat


berupa penggunaan modul, media belajar cetak, dan media elektronik seperti radio,
TVm, internet dan sistim jaringan komputer, serta bentuk-bentuk teledukasi lainnya.

Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan harus
dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi peningkatan mutu
pendidikan kita.

2. Contoh Problematika Pendidikan Jarak Jauh

1. Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Menyebarnya virus corona membuat dunia dibuat berhenti sejenak dari aktifitas
harian, begitu juga dengan proses pembelajaran terkenadampaknya. proses
pembelajaran secara terpaksa dilakukan dengan metode yang luar biasa dari yang biasa
dilakukan. Untuk mempertahankan proses pembelajaran maka dilakukan proses
pembelajaran dengan cara daring atau dengan menggunakan internet yang ada.
Dampak terhadap pembelajaran daring menjadikan seorang guru harus memahami
11
teknologi untuk dijadikan media pembelajaran pada masa covid-19, memahami
hambatan dan kendala siswa dalam pembelajaran daring dan memberikan solusi untuk
siswa dalam pembelajaran daring. Kendala yang dirasakan guru selama proses
pembelajaran dimasa pandemi yaitu tidak mahir menggunakan internet dan media sosial
sebagai sarana pembelajaran dan masih perlu adanya pelatihan terlebih dahulu.

Salah satu yang menjadi penentu keberhasilan proses pembelajaran secara daring
adalah kompetensi guru. Guru harus melakukan semaksimal mungkin agar kegiatan
belajar mengjar dilakukan dengan baik, guru juga sangat berperan sebagai fasilitator
belajar. Untuk memenuhi itu, guru harus mampu memenuhi segala aspek bahwa guru
sebagai model, perencana, pemimpin, dan pembimbing dalam proses belajar.
Pembelajaran daring dapat dikembangkan untuk mempermudah tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam pembelajaran daring guru juga harus kreatif menggunakan waktu
yang sedikit untuk mengajar, sehingga siswa dapat paham dengan materi yang diberikan
oleh guru walau tidak 100% tapi siswa dapat mengenal beberapa praktek dengan cara
memperlihatkan video dan cara lainnya, agar siswa semangat dalam belajar.

Pembelajaran daring menjadi hal yang baru bagi sebagian guru, namun mungkin
sebagian sudah mengaanggap pembelajaran daring ini adalah hal yang tidak asing
( contoh UT..) Bagi guru yang tinggal atau mengajar di daerah tentu pembelajaran
daring menjadi hal yang baru. Walaupun pembelajaran daring merupakan hal yang baru
bagi dunia pekerjaan seorang guru yang tinggal di daerah, tetapi mau

tidak mau hal tersebut harus dilakukan guru dalam keadaan pandemic covid-19. Bagi
guru yang selama ini mengaanggap bahwa ponsel hanya sekedar alat untuk
berkomunikasi, saat ini seorang guru harus sukarela menjadikan ponsel sebagai alat
dalam proses belajar mengajar (Arifah: 2020). Pembelajaran daring juga pasti
mebutuhkan jaringan internet, tidak semua orang memiliki wifi dirumahnya. Masih
banyak yang menggunakan jaringan seluler, yang jaringan seluler tersebut juga tidak
selamanya stabil. Bisa karena posisi wilayah yang jauh dari jangkauan internet dan biasa
karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Jaringan internet sangatlah penting dalam
pembelajaran daring, pemakaian jaringan internet dan pemakaian data yang sangat
melonjak saat kondisi sekarang.

12
Dalam proses pembelajaran daring banyak sekali problematika yang dihadapi
oleh guru sebagai seorang pendidik seperti penyampaian materi pembelajaran, dan
proses interaksi dengan siswa yang dilakukan melalui media pembelajaran seperti
ponsel, laptop, dan tentunya harus memiliki paket data. Hal - hal ini yang menyebabkan
ketidakefektifan dalam proses pembelajaran daring, apalagi jika disaat proses
pembelajaran daring tersebut guru dan siswa belum terlalu memahami cara
menggunakan aplikasi zoom ataupun google class room dan jaringan yang kurang stabil
juga dapat menyebabkan pembelajaran tersebut tidak dilaksanakan dengan maksimal.
Dari beberapa problematika tersebut sangat berpengaruh kepada mutu pembelajaran.
Setiap proses pembelajaran pasti memiliki faktor penghambat dan pendukung,
Termasuk juga dalam pembelajaran daring yang dilaksanakan karena wabah covid-19.
Semenjak ada wabah covid-19. Faktor pendukung dalam proses pembelajaran daring
yaitu ketersediaannya handphone, kuota dan jaringan internet. Faktor penghambat dalam
proses pembelajaran daring yaitu tidak semua guru dan siswa mahir menggunakan
teknologi, keterbatasan ekonomi dan jaringan yang kadang kurang stabil.

Pada saat covid-19 kurikulum lebih sederhana karena pendidikan selama


pandemic sudah tidak maksimal sesuai dengan kondisi, siswa, guru, pembuatan RPP,
prota, promes sama sebelum dan selama pandemic terjadi. Semua absesnsi juga
dilakukan secara online sebelum, sebelum pandemic absensi dilakukan secara tertulis
dan saat pandemic dilakukan melalui aplikasi whatsaap. Hasil belajar bagian terpenting
dalam suatu pembelajaran dan penilaian kegiatan.

Dalam menyiapkan pembelajaran di masa pandemic seperti saat ini guru


Pendidikan Agama Islam harus benar-benar menyiapkan perencanaan yang sangat baik
dan matang sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran agar
berjalan dengan lancar. Hasil pembelajaran pada masa covid- 19 sangat kurang
maksimal dikarenakan guru yang tidak bisa memantau peserta didik secara langsung dan
masih banyak kendala yang lain dalam pemeblajaran daring.

Agar suatu pembelajaran dapat berjalan dengan baik di masa pandemic


covid-19 guru dapat melakukan upaya seperti berikut:

1. Guru dapat memaksimalkan keterampilan dalam mengajar selama


pandemic covid-19.
13
2. Guru membangun kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik.

3. Guru dapat memanfaatkan media teknologi atau elektronik dalam proses


pembelajaran daring.
4. Guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu
belajar walaupun hanya melalui proses secara daring.
5. Mendukung siswa untuk meningkatkan kemauan mencari pengetahuan
melalui internet.
Memberikan pembelajaran yang tidak membuat siswa menjadi jenuh ataupun bosan,
seperti membuat pembelajaran lebih kreatif dan inovatif.

2.Peranan Guru PAI dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Masa


Covid-19
Kedudukan guru dalam dunia pendidikan sangat memiliki peran penting guna
tercapainya tujuan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran, keberhasilan siswa
ditentukan oleh seorang guru. Proses dalam suatu pembelajaran harus dapat memberikan
prioritas pemecahan masalah bagi para guru tersebut, sehingga siswa tidak merasa sulit
dalam proses belajar. Peranan guru meningkan lebih baik, bila kualitas guru lebih
ditingkatkan lagi profesinya secara terus menerus ke masa yang akan datang.

Begitu besar peranan seorang guru dalam dunia pendidikan sehingga merupakan
komponen yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berkualitas,
Kemampuan guru dan siswa dalam penggunaan media elektronik juga menjadi salah satu
kendala yang sangat jelas,karena masih ada guru dan siswa yang belum terlalu menguasai
aplikasi whatsaap dan zoom terlebih lagi apabila guru dan siswa tersebut baru pertama
menggunakan handphone dan baru mengenal aplikasi yang harus digunakan dalam
pembelajaran daring seperti aplikasi whatsaap dan aplikasi lain yang digunakan untuk
pembelajaran daring,Guru memiliki peranan yang sangat penting. Sosok guru yang bermutu
dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki guru dalam memfasilitasi proses belajar siswa.
Setiap guru masing-masing memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan siswa. Proses
belajar biasa terjadi apabila siswa telah termotivasi untuk belajar, Oleh karena itu salah satu
peranan yang penting bagi guru yaitu sebagai motivator bagi peserta didik. Guru juga harus
mampu menanamkan nilai- nilai yang terdapat dalam setiap materi yang sudah diajarkan.
Penanaman nilai- nilai akan lebih efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik dari
guru yang dapat dijadikan contoh oleh siswa. Peran seorang guru tidak hanya sebatas

14
memberikan ilmu kepada siswa. Guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi siswa-
siswanya. Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi akan tetapi, guru
harus memiliki kepribadian yang kuat yang dapat menjadikannya sebagai panutan oleh
siswanya. Hal ini salah satu hal yang sangat penting karena sebagai seorang guru tidak
hanya mengajar untuk mengetahui beberapa hal saja. Guru juga harus mampu melatih
keterampilan, sikap dan mental anak didiknya. Guru juga harus mampu menempatkan
dirinya sebagai teladan untuk siswanya.

Tugas utama seorang guru adalah membimbing dan membantu keberhasilan siswa
dalam proses belajar. Profesionalisme seorang guru sangat diperlukan sebagai bekal dalam
membuat perubahan baik dari metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang
ditujukan untuk kepentingan proses pembelajaran.

Tugas seorang guru memang bukan hal yang mudah, cukup banyak tantangan yang
dihadapi oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran. Peranan guru dalam
pembelajaran jarak jauh yaitu:

a. Guru berperan sebagai sumber belajar dari pembelajaran jarak jauh, Pada
pembelajaran jarak jauh guru benar-benar sangat berperan sebagai
pengelola dari proses pembelajaran dan sumber belajar. Namun banyak
sekali perubahan yang terjadi karena wabah covid-19, adanya wabah
covid-19 ini proses pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.

b. Guru berperan sebagai demonstrator dalam pembelajaran jarak jauh,


Media pengajaran merupakan wadah atau penyalur pesan dari sumber
pesan itu sendiri, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal
ini peserta didik. Peran guru sebagai demonstrator disini guru masih
menggunakan strategi atau metode dalam proses pembelajaran jarak
jauh.

c. Guru sebagai motivator dalam pembelajaran jarak jauh, Proses


pembelajaran jarak jauh seorang pendidik juga tetap memotivasi peserta
didik walaupun dalam pembelajaran jarak jauh, karena jika guru
memberikan motivasi kepada siswa akan meningkatkan semangat peserta
didik untuk belajar walaupun dengan pembelajaran jarak jauh.

15
d. Guru sebagai pengelola dalam pembelajaran jarak jauh, Peran guru dala
pengelolaan pembelajaran itu 100% harus dilakukan guru masih
mengelola peserta didik pada pembelajaran jarak jauh, Namun banyak
keterbatasan dalam proses pengelolaan pembelajaran dengan metode
yang seadanya.

Guru sebagai evaluasi dalam pembelajaran jarak jauh, Melaksanakan evaluasi


dalam proses pembelajaran sangat mempunyai arti yang penting bahkan utama bagi guru.
Guru selalu melakukan evaluasi terhadap pembelajaran jarak jauh, ketika melakukan
evaluasi pembelajaran jarak jauh para pendidik tidak bisa melakukan evaluasi secara
langsung.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan mutu pembelajaran


Pendidikan Agama Islam yaitu dengan

1) . Membuat grup whatsaap antara guru dan siswa yang bertujuan untuk
memberikan informasi terkait pembelajaran seperti materi ajar dan tugas.

2) Memberikan motivasi semangat belajar kepada siswa, karena semangat


siswa yang sangat menurun untuk melakukan pembelajaran terlebih dimasa
pandemi.

3) Selalu mengontrol perkembangan siswa dalam pembelajaran contohnya


guru selalu bertanya terkait pemahaman siswa terhadap materi yag diberikan.

4) Memberikan evaluasi kepada siswa seperti kuis rebutan didalam grup


whatsapp. Ini bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.

5) Membangun komunikasi dengan orang tua siswa yang bertujuan untuk


mengarahkan orang tua siswa untuk selalu mengawasi anak mereka, selalu
mengontrol tugas siswa, dan menyediakan sarana dimana orang tua siswa dapat
memberikan saran dan keluhan siswa kepada guru. Tentunya ini untuk
memaksimalkan tercapainya mutu pembelajaran yang lebih baik.

Penerapan teknologi dalam pendidikan seperti belajar jarak jauh di era global
informasi tidak lain adalah bentuk aplikasi jenis-jenis teknologi informasi mutakhir
sekaligus usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pendidikan.

Proses belajar mengajar yang menerapkan teknologi dalam pendidikan dapat


berupa penggunaan modul, media belajar cetak, dan media elektronik seperti radio, TVm,
internet dan sistim jaringan komputer, serta bentuk-bentuk teledukasi lainnya.
17
Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan harus
dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi peningkatan
mutu pendidikan kita.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nasih Ulwan. 2018, Pendidikan Anak Dalam Islam,Cet.10,Solo: Insan


Kamil.
Ahmadi Abu. 1991, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara.
Ahmadi Ruslan. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: ar-Ruzz
Media.
Ali L. 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Arifa, F.N. 2020, Tantangan Pelaksanaa Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam
Masa Covid.
Arikunto. 2010, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo
Basyiruddin, Usman, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Daryanto. 2013, Inovasi Media Pembelajaran Efektif, Bandung: Yrama Widya;
Departemen Agama Islam Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya,
Jakarta: PT Suara Agung, 2018.
Gene L, Wilkinson. 1984, Media dalam Pembelajaran,Jakarta; CV Rajawali.
Hapsah, S.Ag, Guru Mata Pelajaran Agama Islam , Wawancara , Kabupaten
Luwu Timur, 14 Mei 2022.
Is, S. S. (2017). Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membiasakan
Siswa Shalat Berjama’Ah. TARBAWI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2 (01),
33–42
Karsidi, Ravik, 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Bahan
Ceramah di Pondok Assalam, Surakarta 19 Februari 2000. Penerapan Teknologi
untuk Peningkatan Mutu Pendidikan, Makalah Seminar Pendidikan Tingkat
Regional. EKMA FKIP UNS, Surakarta 7 September 2000
Miarso, Yusufhadi. 1981. Dalam Buku Akta V-B: Penerapan Teknologi
Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka (1984/85).
Sasono, Adi, 1999. Ekonomi Kerakyatan dalam Dinamika Perubahan, Malakah
Konferensi Internasional Ekonomi Jaringan, Hotel Sangri-La, Jakarta 5-7
Desember 1999.

19
Sallis, Edward, 1993. Total Quality Management in Education, Kogam Page,
London. Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip
Manajemen Mutu Terpadu, IPB Bogor.
Wen, Sayling, 2003. Future of Education (Masa Depan Pendidikan), alih bahasa
Arvin Saputra, Batam: Lucky Publishers.
William, Frederick, 1989. The News Communication, Los Angeles : Wadsworth,
Inc. Wirakartakusumah, 1998. Pengertian Mutu Dalam Pendidikan, Lokakarya
MMT IPB,Kampus Dermaga Bogor, 2-6 Maret 1998.

20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai