Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO PRERECORD

STREAMING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 6
TAKALAR

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melakukan Penelitian Pada
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:
SYAHRUL
105441108716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga proses penulisan proposal ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa proposal ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis masih menyadari sepenuhnya bahwa, dalam penyusunan proposal

ini, masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.Untuk itu kritik dan saran

dari pembaca sangat diharapakan.

Makassar, 23 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................7

C. Tujuan Penelitian..................................................................................7

D. Manfaat Penelitian................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................9

A. Kajian Teori .........................................................................................9

B. Kerangka Pikir......................................................................................34

C. Hipotesis Penelitian..............................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................38

A. Jenis dan Lokasi Penelitian...................................................................38

B. Populasi dan Sammpel..........................................................................40

C. Definisi Operasional Variabel ..............................................................41

D. Instrumen Penelitian.............................................................................41

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................42

F. Teknik Analisis Data.............................................................................43

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Proses pendidikan diimplementasikan

melalui lembaga pendidikan formal seperti pendidikan dasar sampai tingkat

tinggi. Pendidikan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi agar

menjadi manusia yang beriman, berakhlakul mulia, kreatif, dan bertanggung

jawab. Tentang pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang RI

Nomor: 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (1) yaitu : “pendidikan adalah usaha

dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara”. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan

merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap

orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa

dan negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, salah

satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas dan media pembelajaran

yang memadai.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong pembaharuan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi ke dalam

pembelajaran. Dengan keadaan itu guru dituntut agar mampu menggunakan

alat-alat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Guru juga dituntut

sekurang-kurangnya dapat mengguanakan alat-alat yang murah dan efisien

1
yang meskipun sederhana tetapi dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

akan disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat

disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang

kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan

demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan

media.

Media pembelajaran juga termasuk sarana dan prasarana untuk

menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran serta menunjang pendidikan

dan pelatihan. Keberadaan media tidak dapat diabaikan begitu saja dalam

proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan

tanpa adanya media pembelajaran, pelaksanaan pendidikan tidak akan berjalan

dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran biologi. Pemilihan

penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat siswa dapat belajar

dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Jika

pembelajaran yang diselenggarakan tersebut membuat siswa merasa senang,

maka siswa dapat dengan mudah menangkap dan mencerna materi pelajaran

tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan

efektif dan efisien.

2
Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk menguasai kemampuan

berdaya visualisasi yang tinggi, dan kemahiran dalam menggambarkan objek

keseluruhan. Siswa juga dituntut untuk menjelaskan pelajaran biologi secara

visual konsep, prinsip, dan langkah dalam setiap objek biologi. Namun pada

dasarnya beberapa konsep yang terdapat dalam biologi merupakan konsep

yang abstrak (tidak dapat dilihat langsung baik secra ukuran maupun proses

biologinya). Oleh karena itu, pembelajaran biologi yang memerlukan daya

imajinasi tinggi, dapat dibantu dengan media bergambar ber-audio visual.

Media yang bergambar dan bersuara (audio visual) dapat membantu

pembelajaran yang membutuhkan demonstrasi yang sulit menjadi mudah, dan

sebaliknya, sehingga pada waktu mengajar guru lebih mudah menyajikan

konsep. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada

penyajiannya.

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa disetiap

jenjang pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya

manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional di Indonesia. Dalam

hal ini peran sebagai seorang guru sangat penting dan menentukan, sebab

gurulah yang terlibat langsung dalam membina dan mengajari para siswa di

sekolah melalui proses pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan penggunaan media

dalam proses Pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa,

3
guru sebaiknya memberi kegiatan yang lebih banyak memerlukan partisipasi

siswa secara langsung.

Perkembangan teknologi di era globalisasi semakin pesat. Hal ini

mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam manfaat hasil-hasil teknologi

dalam proses belajar. Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi membuat pengetahuan dan teknologi itu sendiri

berkembang pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan teknologi

mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling menonjol

dalam rangka kemajuan itu. Para guru dituntut mampu menggunakan alat-alat

yang sesuai perkembangan zaman yang disediakan oleh sekolah seperti alat-

alat audio visual. Namun hal tersebut dirasakan berat oleh kebanyakan guru

karena penguasaan IPTEK mereka rendah yang menyebabkan rendahnya

kualitas SDM. Hal ini merupakan ancaman sekaligus tantangan yang nyata

bagi guru dalam menjaga eksistensi guru di masa depan.

Melihat pada kenyataan sekarang ini, masih banyak guru khususnya

guru Biologi yang belum memanfaatkan media dengan baik. Mereka hanya

terpaku pada proses pembelajaran kontemporer (Teacher center) yakni guru

menjelaskan, siswa mendengarkan tanpa melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran,

guru perlu melibatkan siswa lebih banyak dalam proses pembelajaran atau

disebut student center. Faktor yang menjadi problematika guru Biologi salah

satunya yakni kurangnya pengetahuan tentang penggunaan media khususnya

media audio visual. Sedangkan zaman sekarang guru harus bisa menggunakan

4
media tersebut agar memudahkan mereka dalam proses pembelajaran di kelas.

Selain itu, kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan media pembelajaran

dan rendahnya minat baca tentang perkembangan dan kemajuan pengetahuan

dalam dunia pendidikan juga merupakan problematika guru dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari siswa

itu sendiri dan guru. Faktor-faktor tersebut sangat memberi pengaruh terhadap

hasil belajar siswa yang positif apabila sesuai dengan fungsinya masing-

masing. Berdasarkann pengamatan penulis di SMA Negeri 6 Takalar,

observasi peneliti menunjukkan bahwa masing-masing permasalahan tersebut

tidak berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hal ini ditandai dari

keadaan siswa dimana sebagian besar peserta didik malah malas untuk belajar,

sering keluar masuk kelas dan tidak membuat tugas. Hal ini menyebabkan

tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti yang direncanakan.

Agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai, salah

satu solusi yang ditawarkan peneliti adalah pembelajaran menggunakan media

pembelajaran Audio-visual berbasis Video Prerecord Streaming. Tujuan dari

penggunaan media Audio-visual berbasis Video Prerecord Streaming untuk

mengembangkan kemampuan kognitif dan daya ingat peserta didik dengan

mengembangkan rangsangan berupa gambar bergerak dan suara, dapat

menyajikan objek secara detail, serta menyampaikan pesan untuk

mempengaruhi sikap dan emosi. Selain dapat menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik, pembelajaran dengan media Audio-visual berbasis Video

5
Prerecord Streaming juga dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik

dengan menyimpulkan pembelajaran dari sebuah video yang disajikan.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Guntara (2015) yang

menyimpulkan bahwa, ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

peserta didik. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah rata-rata retensi (daya ingat)

siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Audio-Visual pada materi

biologi terjadi peningkatan 99%. Artinya penerapan media pembelajaran

Audio-Visual memberikan pengaruh dalam meningkatkan daya ingat peserta didik.

Sementara pada kelas kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional hanya

meningkat 95%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat suatu judul

penelitian “Pengaruh Media Pembelajaran Video Prerecord Streaming

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Pada Kelas XI Di

SMA Negeri 6 Takalar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan media pembelajaran

video prerecord streaming di SMA Negeri 6 Takalar?

2. Apakah ada pengaruh media pembelajaran video prerecord streaming

terhadap hasil belajar Biologi siswa di SMA Negeri 6 Takalar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini ialah :

6
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan media pembelajaran video

prerecord streaming di SMA Negeri 6 Takalar.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan dari media pembelajaran video

prerecord streaming terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 6

Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti lain

untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap hal-hal yang

belum terjangkau dalam penelitian ini baik yang berhubungan dengan

proses pembelajaran maupun keefektifan dari media pembelajaran yang

digunakan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai pengembangan media pembelajaran yang inovatif

sebagai wahana pendidikan siswa SMA serta dalam pengembangan

kurikulum Biologi.

b. Sebagai bahan pertimbangan pembuatan program pembelajaran

Biologi yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi

pelajaran.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Istilah belajar merupakan hasil dari penguasaan ilmu

pengetahuan yang diungkapkan dalam bentuk perubahan perilaku yang

menyangkut yang harus dicapai oleh siswa selama belajar disekolah

yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Dengan demikian,

prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dibuktikan dengan

kemampuan siswa menjawab soal-soal tes baik formatif maupun

sumatif yang menyangkut tiga ranah tersebut, kemudian oleh guru

dituangkan dalam bentuk angka (Sinar, 2018: 20).

Tingkat kemampuan dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil

belajar siswa akan mengukur penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran. Hasil belajar merupakan bagian terpenting berubahnya

tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2009) bahwa

hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup

bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar juga merupakan

hasil dari sebuah inetraksi. Seperti yang dikemuakakan oleh Dimayanti

dan Mudjiono (2006) bahwa hasil belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

8
belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran

dari puncak proses belajar (Syahputra, 2020: 24).

Menurut Sinar (2018: 20-21) hasil belajar merupakan prestasi

yang dicapai setelah siswa menyelesaikan sejumlah materi pelajaran.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal meliputi seganap

ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar disini adalah

hasil seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah

mata pelajaran dengan dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk

nilai hasil belajar.

Menurut Yudha (2018: 33) “hasil belajar akan tampak pada

setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian,

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,

jasmani, setis atau budi pekerti, dan sikap”.

Mirdanda (2018: 34), berpendapat bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat

melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data

pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada

diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

9
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya. Dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari adanya inetraksi, proses, dan evaluasi belajar.

Interaksi antara siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran

dan evaluasi belajar agar hasilnya memuaskan (Syahputra, 2020: 25).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan

pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Yang dapat mempengaruhi

hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam diri peserta didik (intern) dan

faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yakni fisiologi dan

psikologi sedangkan faktor dari luar yakni lingkungan dan

instrumental (Mirdanda, 2018: 36).

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, karena manusia

dalam mencapai hasil belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik

saja, tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berfikir.

Menurut Dalyono, dalam buku Wahyuningsih (2020: 69-73)

menyatakan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar menyangkut

faktor internal maupun eksternal. Faktor internal (faktor dari dalam diri

manusia itu sendiri) yang meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologi.

10
Sedangkan faktor eksternal (faktor dari luar manusia) meliputi faktor

non sosial dan faktor sosial.

1) Faktor intern

Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri siswa

(intern) yang berpengaruh dalam meraiih hasil belajar. Adapun

faktor intern tersebut adalah:

a) Faktor intelegensi (kecakapan)

b) Faktor minat dan motivasi

c) Faktor cara belajar.

2) Faktor ekstern

Selain dipengaruhi faktor dalam diri siswa, hasil belajar juga

dipengaruhi faktor ekstern. Yang termasuk faktor ekstern ini yaitu

faktor keluarga dan sekolah dan faktor masyarakat.

a) Lingkungan keluarga.

b) Sarana dan prasarana sekolah.

c) Kurikulum yang digunakan.

Sedangkan menurut Yudha (2018: 36), faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

1) Faktor intern.

a) Faktor fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi panca

indra.

b) Faktor psikologis, terdiri dari minat, kecerdasan, bakat,

motivasi, kemampuan kognitif.

11
2) Faktor ekstern.

a) Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan alami dna

lingkungan sosial budaya.

b) Faktor instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana

dan fasilitas, guru.

Dengan demikian, faktor yang terjadi pada diri organisme itu

sendiri disebut dengan faktor individual adalah faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

pribadi. Sedangkan faktor yang ada diluar individu yang kita sebut

dengan faktor sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan atau media pengajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia dan motivasi (Syahputra, 2020: 26-27).

Slameto (2020: 31-32) mengidentifikasi hasil-hasil penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar

siswa yang akhirnya disimpulkan sebagai berikut ini.

1) Prestasi kognitif dipengaruhi oleh keseluruhan variabel guru,

harapan siswa akan tingkat keberhasilannya, kecakapan, gender, dan

dimensi mengajar guru (keterampilan mengajar, struktur PBM,

raport, evaluasi dan interaksi PBM).

2) Prestasi afektif dipengaruhi oleh kamandirian belajar/berpikir siswa,

dan keputusannya akan terus belajar atau bekerja dalam bidang yang

digelutinya, serta kualitas guru yang akan mengajar lebhi lanjut.

12
3) Karakteristik siswa seperti seks, prestasi akademik umum, usia, sifat

atau pembawaan tidak berpengaruh terhadap prestasi.

4) Karakteristik mata pelajaran seperti kecilnya kelas, mata pelajaran

bahasa, dan mata pelajaran di kelas tinggi serta yang diajarkan pada

pagi hari berkolerasi dengan prestasi.

5) Karakteristik guru seperti popularitas, jenjang akademik, gender

beban mengajar, jumlah karya tulis dan sifat pembawaan tidak

berkolerasi dengan prestasi belajar siswa.

6) Metode belajar diskusi berkolerasi dengan prestasi belajar.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Secara harafiah kata

media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for

education and communication technology (AECT) mendefinisikan

media yaitu segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk suatu

proses penyaluran pesan. Sedangkan menurut natinonal education

association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat

dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta

instrumen yang dipergunakan dengan baik-baik. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

13
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal (Satrianawati, 2018: 5-7).

Dalam buku Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah (2017: 3)

bahwa banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan

mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan

bahwa media adalah sebagai berikut:

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru

(Schram, 1997).

2) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,

termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

3) Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi

proses belajar (Briggs, 1970).

4) Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses

penyaluran pesan (ACT, 1977).

5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970).

6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

siswa untuk belajar (Miarso, 1989).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media

merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran dan perasaan bagi penggunanya, sedangkan media

14
pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan untuk

mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Satrianawati, 2018: 8).

Media pembelajaran adalah semua bentuk fisik yang digunakan

pendidik untuk penyajian pesan dan memfasilitasi peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa

bahan yang bersifat tradisional seperti kapur tulis, handout, gambar,

slide, OHP, objek langsung, video-tape, atau film begitu pula dengan

bahan dan metode terbaru seperti komputer, DVD, CD-ROM, Internet,

dan konferensi video interaktif (Yaumi, 2018: 7)

b. Jenis-jenis Media

Menurut Satrianawati (2018: 10) jenis-jenis media secara umum

dapat dibagi menjadi:

1) Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat. Media

ini mengandalkan indra penglihatan. Contoh: media foto, gambar,

komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga

dan sebagainya.

2) Media Audio: maedia audio adalah media yang bisa didengar.

Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya.

Contohnya. Suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio, dan

kaset suara, atau CD dan sebagainya.

3) Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa

didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan

15
indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya:

media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang

menjamur, yaitu VCD.

4) Multimedia: multimedia adalah semua jenis media yang etrangkum

menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan

media internet artinya mengaplikasikan semua media yang ada,

termasuk pembelajaran jarak jauh.

Hamid, dkk. (2020: 20-21) dalam bukunya juga memiliki

persepsi bebeda dan mengelompokkan media menjadi 8 kelompok

berdasarkan ciri-ciri fisiknya, yakni:

1) Benda sebenarnya (termasuk orang, kejadian, dan benda tertentu).

2) Persentasi atau penyajian verbal (mencakup media cetak, kata-kata

yang diproyeksikan melalui slide, tranparansi OHP, catatan di

papan tulis, dan majalah dinding).

3) Presentasi atau penyajian grafis (mencakup chart, grafik, peta,

diagram, lukisan dan gambar).

4) Gambar diam (mencakup poster)

5) Gambar gerak (mencakup film dan video)

6) Rekaman suara (rekaman radio).

7) Pengajaran terprogram.

8) Simulasi (peniruan situasi).

Riyana (2012: 27-42), mengklasifikasikan media ke dalam

kelompok berdasarkan bentuk penyajian media tersebut, antara lain:

16
1) Media Grafis, adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau

gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan

simbol atau gambar. Media grafis biasanya digunakan untuk

menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan

fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Yang termasuk

media grafis antara lain, grafik, diagram, bagan, sketsa, poster,

papan flanel dan bulletin board.

2) Media Bahan Cetak, adalah media visual yang pembuatannya

melalui proses pencetakan atau printing atau offset. Media bahan

cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-

gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau

informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya

adalah, buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.

3) Media Gambar Diam, adalah media visual yang berupa gambar

yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini

adalah foto.

4) Media Proyeksi Diam, adalah media visual yang diproyeksiakan

atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya

tidka bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini

diantaranya OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan Filmstrip.

5) Media Audio, adalah media yang penyampaian pesannya hanya

dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang

17
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif

yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.

6) Media Audio Visual Diam, adalah media yang penyampaian

pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera

penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar

diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain

media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman

bersuara.

7) Film (Motion Pictures), film disebut juga gambar hidup (motion

pictures), yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media

yang menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenanya,

film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Ada

beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film

gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak

memerlukan penggelapan ruangan.

8) Televisi, adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audio

visual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi

diantaranya televisi terbuka (open boardcast television), televisi

siaran terbatas/ TVST (Cole Circuit Televitio/cctv), dan video-

cassette recorder (VCR).

c. Manfaat Media Pembelajaran

18
Menurut Hamid, dkk. (2020: 7-8) menyatakan bahwa media

pembelajaran memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik

(guru/dosen/widyaiswara) dalam menyampaikan materi

pembelajarannya. Media pembelajaran merupakan komponen penting

yang dapat menentukan keberhasilan penyampaian materi

pembelajaran kepada peserta didik. Komponen lain yang terkait

dengan media pembelajaran yang tidak kalah penting adalah metode

pembelajaran. Fungsi dalam pembelajaran adalah meningkatkan

stimulasi para peserta didik dalam kegiatan belajar. Manfaat media

dalam pembelajaran, diantaranya:

1) Membantu proses pembelajaran yang berlangsung antara pendidik

dengan peserta didik. Tidak semua materi pembelajaran dapat

disampaikan secara verbal saja, tetapi perlu alat bantu (tools) lain

yang dapat membantu mengirimkan pesan atau konsep materi

kepada peserta didik. Pendidik terbantu dalam penyampaian materi

pembelajaran, sedangkan peserta terbantu dan lebih mudah dalam

memahami konsep materi yang disampaikan oleh pendidik.

Sehingga, transfer of knowledge dan transfer of value dapat

dilakukan secara maksimal.

2) Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalm proses

pembelajaran, rasa ingin tahu dan antusiasme peserta didik

meningkat, serta transaksi antara pendidik, pendidik dan sumber

19
belajar dapat terjadi secara interaktif. Dapat membantu

penyampaian materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret.

Beberapa informasi dan konsep materi pembelajaran yang bersifat

abstrak, rumit, kompleks, tidak dapat hanya disampaikan secara

verbal saja. Sehingga, perlu adanya alat bantu berupa media

pembelajaran untuk menyampaikan materi tersebut.

3) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya

indera. Bebrapa materi pembelajaran yang kompleks

membutuhkan ruang dan waktu yang panjang untuk

penyampaiannya. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat

disesuaikan dengan karakteristik materinya, sehingga keterbatasan

tersebut dapat teratasi.

Menurut Susilana & Cepi (2009: 9) bahwa secara umum, media

mempunyai kegunaan:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &

menimbulkan persepsi yang sama.

d. Peran dan Kedudukan Guru dan Media dalam Pembelajaran

20
Hamid, dkk. (2020: 5) mnyatakan bahwa media sebagai

penyampai pesan pembelajaran yang juga dipengaruhi oleh konteks

dimana ia digunakan. Pembelajaran didistribusikan antara media,

pembelajar, dan konteksnya. Jonasen, Campbell dan Davidson (1994)

berikutnya berpendapat bahwa media adalah bagian dari konteks

(lingkungan dimana siswa belajar) yang berfungsi dalam konteks

sosial yang lebih besar (media dalam konteks dan media sebagai

konteks). Selain media sebagai konteks, media dan pengalaman belajar

sebagai fenomena. Media pembelajaran merupakan sarana untuk

menyalurkan pesan pembelajaran dan informasi. Media pembelajaran

yang dirancang dengan baik akan sangat membantu pelajar mencapai

tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran

memiliki karakteristik, keuntungan, dan kerugian. Oleh karena itu,

perlu untuk membuat perencanaan sistematis untuk untuk penggunaan

media instruksional. Unsur media pembelajaran terdiri dari alat

perangkat kerasnya serta isi pesan (konten) yang akan disampaikan

atau disalurkan oleh media tersebut.

Warliah, dkk. (2018: 68) menyatakan bahwa penggunaan media

pembelajaran sangat dianjurkan dalam mengembangkan pembelajaran.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh gruru dalam menentukan

media pembelajaran.

21
1) Untuk siapa media dibuat, untuk anak-anak (tingkat sekolah dasar),

untuk orang dewasa (SMP/SMA), perlu penyesuaian antara media

yang akan digunakan dan peserta didik.

2) Karakteristik peserta didik yang akan dijadikan sasaran.

3) Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media

pembelajaran.

Guru merupakan unsur yang sangat dominan dan dinilai sangat penting

dalam jalur pendidikan pada umumnya, karena bagi peserta didik guru

sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri.

3. Media Pembelajaran Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio-

visual, dan biasa disebut media dengar-pandang. Dengan

menggunakan media ini, penyajian bahan ajar kepada peserta didik

akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu, guru tidak selalu

berperan sebagai penceramah si depan kelas, dalam batas-batas

tertentu media audio-visual apat menggantikan peran dan tugas guru.

Contoh dari media audio-visual yaitu program video/televisi

pendidikan, video/televisi intruksional, dan program slide suara

(Warliah, dkk. 2018: 73-74)

Media atau alat-alat audio visual adalah alat-alat audible artinya

dapat didengar dan alat-alat visible artinya dapat dilihat. Alat-alat

audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi

22
efektif. Media audio visual merupakan bentuk pengajaran yang

terjangkau (Duludu, 2017: 51).

Hamalik dalam kutipan Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan

dalam buku Warliah, dkk (2018: 74) mengemukakan pengertian media

audio-visual merupakan suatu presentasi penyajian realitas, terutama

melalui pengindera penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk

mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata

kepada peserta didik. Cara ini dianggap lebih cepat, cepat dan mudah,

bila dibandingkan melalui pembicaraan, pemikiran dan cerita

mengenai pengalaman pendidikan. Dalam hal ini guru hanya berperan

sebagai fasilitator saja karena materi telah diganti dengan media

tersebut. Pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak monoton.

Menurut Utama (2018: 57), media audio visual adalah

seperangkat media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena

meliputi kedua jenis media yakni audio dan visual. Media ini dibagi

menjadi dua yakni :

1) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan

gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai

suara dan cetak suara.

2) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-

casette.

23
Selain itu, media ini juga dibagi dalam :

1) Audio visual murni, yakni baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari satu sumber seperti film video-casette.

2) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara

yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur

suaranya bersumber dari tape recorder.

b. Karakteristik Media Audio Visual

Menurut Duludu (2017: 44) teknologi audio visual merupakan

cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan

mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan

audio visual. Ciri-ciri utama teknologi audio visual :

1) Bersifat linier.

2) Menyajikan visualisasi yang dinamis.

3) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang atau pembuatnya.

4) Merupakan representasi fisik dari gagasan real dan gagasan

abstrak.

5) Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan

kognitif.

6) Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan

interaktif siswa yang rendah.

c. Jenis-jenis Media Audio Visual

24
Menurut Kustandi & Bambang (2013: 34) bahwa adapun jenis-

jenis media yang termasuk dalam golongan audio visual, anatara lain :

1) Televisi, dalam pengertiannya berasal dari dua kata, yaitu tele

(bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin), yang

berarti penglihatan. Television (bahasa Inggris), bermakna melihat

jauh. Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak

dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran.

Makin banyak siaran televisi yang khsusus menginformasikan atau

menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran.

Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang

direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa

melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak

sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.

2) Video, yakni gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara,

dapat ditayangkan melalui medium video dan video compact disk

(VCD). Sama seperti medium audio, program video yang disiarkan

(broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak

jauh sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran. Video dan

televisi mampu menayangkan pesan pembelajaran secara realistik.

Video memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk

digunakan dalam proses pembelajaran.

3) Proyektor tranparansi (OHP), yaitu alat audio visual yang sangat

sering digunakan dalam berbagai program pendidikan orang

25
dewasa. Beberapa pendidik merencanakan seluruh program

pengajaran mereka dengan menggunakan transparansi atau

overhead projector. Overhead projector sebaiknya tidak dianggap

sebagai papan tulis atau media yang lain, tetapi sebagai pelengkap

saja.

4) Komputer, adalah mesin yang dirancang khusus untuk

memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang

otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan

rumit. Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk

menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya,

seperti CD Player, video tape, dan audio tape. Disamping itu,

komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi

kepada respons yang di input oleh pemakai atau siswa.

5) Sound Slide (slide bersuara), merupakan media pembelajaran yang

bersifat audio-visual. Secara fisik, slide suara adalah gambar

tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi

dengan bingkai yang diproyeksikan. Pada saat pengunaannya dapat

dikombinasikan dengan audio-kasset atau juga dapat digunakan

secara tunggal tanpa suara.

d. Fungsi dan Manfaat Media Audio Visual

Menurut Sanaky, (2013 : 124) alat-alat audio visual mempunyai

nilai-nilai yang berharga dalam bidang pendidikan, antara lain :

26
1) Media audio visual dapat mempermudah penyampaian dan

memudahkan dalam menerima suatu pelajaran atau informasi serta

dapat menghindarkan salah pengertian.

2) Media audio visual dapat mendorong keinginan untuk mengetahui

lebih banyak lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi

yang telah disampaikan oleh guru.

3) Media audio visual tidak hanya menghasilkan cara belajar yang

efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi apa yang diterima

melalui media audio visual lebih lama dan lebih baik.

4) Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-

masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa

sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat

maupun yang lambat membaca dan memahami.

Fungsi media audio visual menurut Arsyad, beliau mengutip pendapat

Sudjana dan Rivai adalah untuk melatih segala kegiatan

pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan

aspek-aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan

media audio visual ialah berupa :

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.

2) Mengikuti pengarahan.

3) Melatih daya analisis.

4) Menentukan arti konteks.

5) Memilih informasi dan gagasan.

27
6) Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.

4. Materi Ajar

a. Sistem Ekskresi Manusia

Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme. Metabolisme

merupakan proses molekul suatu zat dalam sel dari bentuk sederhana

ke bentuk kompleks atau sebaliknya. Metabolisme tidak menghasilkan

bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh. Jika bahan-bahan tersebut

terus berada di dalam tubuh kita, akan terjadi ketidakseimbangan kimia

di dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan tersebut akan mengganggu

proses-proses metabolisme yang lain.

Proses pengeluaran bahan-bahan sisa metabolisme ini disebut

ekskresi. Ekskresi membantu menjaga homeostasis dengan

mempertahankan lingkungan dalam tubuh agar tetap stabil dan bebas

dari materi-materi yang membahayakan. Bahan-bahan hasil

metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh diantaranya

adalah karbon dioksida, kelebihan air, dan urea. Alat-alat ekskresi

yang ada pada manusia adalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal.

1) Kulit

Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang

terdapat di permukaan tubuh. Kulit termasuk organ ekskresi karena

mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa kelenjar keringat.

Keringat terdiri atas air dan garam-garam mineral (terutama NaCl,

itu sebabnya keringat terasa asin), serta sedikit sampah buangan,

28
seperti urea, asam urat, dan amonia. Pengeluaran keringat juga

dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi. Selain

sebagai organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai alat indera

perasa dan peraba. Kulit terdiri dari tiga lapisan, masing-masing

lapisan mempunyai fungsinya seperti berikut:

a) Epidermis (lapisan kulit ari).

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat

tipis. Epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan

malphigi. Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati yang mudah

mengelupas, tidak mengandung pembuluh darah dan serabut

saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan darah saat

mengelupas. Lapisan malphigi merupakan lapisan yang

terdapat di bawah lapisan tanduk yang tersusun dari sel-sel

hidup dan memiliki kemampuan untuk membelah diri. Lapisan

malphigi terdapat pigmen yang dapat menentukan warna kulit,

dan melindungi sel dari kerusakan akibat sinar matahari.

b) Dermis (lapisan kulit jangat).

Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah

lapisan epidermis. Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan

epidermis.

c) Jaringan ikat bawah kulit.

Lapisan ini terletak di bawah dermis, di antara lapisan

jaringan ikat bawah kulit dengan dermis dibatasi oleh sel

29
lemak. Lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari

benturan, sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.

2) Hati

Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah

diafragma yang dilindungi oleh selaput tipis bernama kapsula

hepatis. Hati berfungsi untuk mengekskresikan getah empedu zat

sisa dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan

dihancurkan di dalam limpa. Selain berfungsi sebagai organ

ekskresi, hati juga berperan sebagai penawar racun, menyimpan

glikogen (gula otot), pembentukan sel darah merah pada janin dan

sebagai kelenjar pencernaan.

3) Paru-paru

Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam

rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru memiliki

fungsi utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru juga merupakan

organ ekskresi yang berfungsi mengeluarkan gas-gas sisa proses

pernapasan yaitu gas CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

4) Ginjal

Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Ginjal

mengeluarkan urea, kelebihan air, dan mineral sampah lainnya

dalam bentuk urine. Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran

sekitar 10 cm. letak ginjal di rongga perut sebelah kiri dan kanan

ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-

30
zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan

keseimbangan cairan tubuh, mengekskresikan gula darah yang

melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan kadar asam,

basa dan garam di dalam tubuh. Secara umum, ginjal terdiri dari

tiga bagian yaitu kulit ginjal, sumsun ginjal, dan rongga ginjal.

Berikut adalah proses pembentukan urine:

a) Filtrasi, proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari proses

filtrasi berupa urine primer yang masih mengandung air,

glukosa, dan asam amino. Tapi sudah tidak mengandung

protein dan darah.

b) Reabsorbsi, proses penyerapan kembali zat-zat yang masih

dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari proses reabsorbsi adalah

urine sekunder.

c) Augmentasi, proses pengumpulan cairan dari proses

sebelumnya. Hasil dari proses augmentasi adalah urine

sesungguhnya.

b. Gangguan Pada Sistem Ekskresi

Gangguan pada sistem ekskresi yang umum terjadi antara lain

sebagai berikut:

1) Sistitis (Cystitis) adalah peradangan yang terjadi di kantung

urinaria. Biasanya terjadi karena infeksi oleh bakteri yang masuk

ke dalam tubuh.

31
2) Hematuria, terjadi karena ditemukan eritrosit dalam urine.

Penyebabnya bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal,

tumor di renal pelvis, ureter, kandung kemih, kelenjar prostat atau

uretra.

3) Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi di glomerulus

sehingga proses filtrasi darah terganggu.

4) Batu ginjal adalah adanya objek keras yang ditemukan di pelvis

renalis ginjal. Batu ginjal terjadi karena terlalu banyak

mengonsumsi garam mineral, tetapi sedikit mengonsumsi air. Batu

ginjal tersebut sering mengakibatkan iritasi dan pendarahan pada

bagian ginjal yang kontak dengannya.

5) Gagal ginjal, terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk

melakukan fungsinya secara normal. Hal ini dapat terjadi karena

senyawa toksik, seperti merkuri, arsenik, karbon tetraklorida,

insektisida, antibiotik, dan obat penghilang sakit pada tingkat yang

tinggi. Gagal ginjal dapat diatasi dengan dialisis (cuci darah).

5. Penelitian Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti mendapatkan data

bahwa ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini,

yaitu:

a. Rizal Guntara, dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual

Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Fotosintesi”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata retensi (daya ingat) siswa kelas

32
eksperimen (99%) lebih tinggi dibandingkan dengan retensi kelas

kontrol (95%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan pembelajran menggunakan media audio visual terhadap

retensi siswa pada konsep fotosintesis berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan uji-t.

b. Yanti Herlanti, Nuryani Y, dan Wawan Setiawan menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa pada kelompok multimedia lebih tinggi

dari pada kelompok non multimedia, ini menandakan multimedia

yang mempunyai kekuatan imaginery, terbukti mampu menyimpan

lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di dalam struktur kognitif

siswa.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Widha Sunarno dengan judul

“Pembelajaran Fisika dengan Media Audio Visual, dan

Konvensional Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa”

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual lebih efektif dibandingkan dengan secara

konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan media

audio visual memperoleh mean =42,71 dan pembelajaran secara

konvensional memperoleh mean = 41,23.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Biologi sudah mencapai perkembangan terlebih dalam hal

teknologi pembelajaran. Hal ini merupakan tantangan bagi para pendidik dan

peserta didik untuk mampu menyesuaikan dengan perkembangan itu. Telah

33
kita ketahui, apabila kita tidak menyesuaikan dengan perkembangan zaman,

maka pembelajaran pun tidak akan mengalami perkembangan bahkan dapat

dikatakan terbelakang dan pada akhirnya tidak tercapainya tujuan pendidikan.

Dalam praktiknya di sekolah, masih ada yang menggunakan teknologi

yang kurang variatif dalam artian masih menggunakan satu macam teknologi

misalnya hanya menggunakan gambar saja. Padahal teknologi pembelajaran

itu sangat banyak dan beragam shingga apabila digunakan dalam

pembelajaran disesuaikan dengan jenis materi yang diajarkan, maka proses

belajar mengajar akan menyenangkan, memotivasi, dan tentunya

meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusinya adalah faktor

keprofesionalan dalam menggunakan atau mengaplikasikan teknologi

pembelajaran.

Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau sebagai sumber

belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan,

teknik latar, dan peralatan. Dengan semakin masuknya berbagai pengaruh ke

dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku

(behaviorisme), komunikasi, dan laju perkembangan teknologi elektronik,

media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai bentuk seperti cetak,

film, televisi, film bingkai, film rangkai, radio, video, komputer, dan lain

sebagainya masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya.

Salah satu media pembelajaran adalah media Audio Visual, dalam hal ini

berbentuk video. Namun, yang akan diteliti dalam hal ini adalah pengaruh

media tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

34
yaitu penggunaan video dengan bantuan proyektor, siswa akan melihat

sekaligus mendengarkan kejelasan materi dari isi tersebut dan setelah itu guru

menjelaskan ulang apa yang telah dijelaskan. Dengan teknik seperti ini akan

memberikan suasana berbeda pada gaya belajar peserta didik.

Dalam pelajaran Biologi, siswa memang harus dapat melihat langsung

objek yang dia pelajari supaya lebih memudahkan pemahamannya. Tetapi,

bagaimana dengan materi yang sulit untuk menampilkan objek yang dipelajari

atau materi yang bersifat abstrak misalnya mempelajari proses respirasi,

proses metabolisme dalam tubuh dan lain-lain. Dengan demikian memerlukan

media pembelajaran yang mampu menampilkan hal itu semua tanpa harus

menggunakan objek aslinya. Dalam hal ini, materi yang akan dicobakan dalam

uji efektivitas media video ini adalah sistem ekskresi karena kompleksnya

materi ini sehingga membutuhkan media untuk mempelajarinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media ini diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam materi sistem ekskresi. Dikarenakan media ini dapat

membantu guru dalam menjelaskan materi ajar dan juga dapat menjelaskan

secara visual proses-proses yang terjadi pada saat melakukan proses ekskresi.

Adapun uraian yang lebih rinci, dapat dilihat pada bagan berikut:

Rendahnya Hasil Belajar Siswa

Media Pembelajaran Yang Digunakan


masih Menggunakan Media Konvensional

35
Media Pembelajaran video prerecord streaming

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas, terdapat penelitian yang

membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran video prerecord

streaming memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, maka

hipotesis dari penelitian ini, yaitu ada pengaruh penggunaan media

pembelajaran video prerecord streaming terhadap hasil belajar peserta didik

pada materi sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri 6 Takalar.

36
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok rancangan

eksperimen semu (Quasi Experiment Design). Pada eksperimen semu

terdapat dua kelompok atau rombongan belajar, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan media

pembelajaran video prerecord streaming untuk mengetahui hasil belajar

siswa disebut kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak

diberi perlakuan disebut sebagai kelompok kontrol.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021

selama satu bulan pada semester ganjil. Penelitian ini bertempat di SMA

Negeri 6 Takalar yang beralamat Jl. Hj. Manila Dg. Pati, Kelurahan

Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Pretest postest

control group design, peneliti menggunakan satu kelas ekperimen dengan

kelas kontrol. Adapun pola untuk desain penelitian ini terdapat pada tabel

berikut :

Tabel 3.1 Pretest Posttest Control Group Design

Sampel Pretest Treatment Posttest

37
KE O1 X O2

KK O3 - O4

(Sumber: Sugiyono, 2011)

Keterangan:

KE : Kelas Eksperimen

KK : Kelas Kontrol

O1 : pretest pada kelas eksperimen

O2 : posttest pada kelas eksperimen

O3 : pretest pada kelas kontrol

O4 : posttest pada kelas kontrol

X : perlakuan

4. Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab

terjadinya perubahan, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variable bebas. Pada

penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) yaitu penggunaan media

pembelajaran video prerecord streaming dan variabel terikat (Y) yaitu

hasil belajar siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 6 Takalar pada materi

sistem ekskresi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

38
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rombongan

belajar XI MIPA SMA Negeri 6 Takalar yang terdaftar pada tahun ajaran

2020/2021. Jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Rombongan Belajar XI MIPA SMA Negeri 6

Takalar.

Rombongan Belajar Jumlah Siswa


XI MIPA 1 32
XI MIPA 2 28
XI MIPA 3 29
XI MIPA 4 31
Jumlah 120

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2

rombongan belajar yaitu kelas XI MIPA 3 yang dijadikan sebagai

kelompok kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 4 yang dijadikan sebagai

kelompok kelas kontrol. Adapun teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu teknik simple random sampling, dimana teknik simple

random sampling itu sendiri merupakan teknik pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam

populasi tersebut.

C. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu Variabel ;

1. Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

video prerecord streaming, dengan indikator:

39
a. Mempermudah proses pembelajaran.

b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi konkrit).

c. Menarik perhatian peserta didik lebih besar (proses pembelajaran tidak

membosankan).

d. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.

e. Proses pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari penjelasan tersebut,

yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar

Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Takalar yang diambil dari nilai post-test

pada materi Sistem Ekskresi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar

observasi.

1. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal untuk

mengukur hasil belajar kognitif biologi siswa pada materi sistem ekskresi.

Tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Teknik ini

digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali

40
data melalui mengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek

dan objek yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest pada

pembelajaran sistem ekskresi. Tes yang diberikan berupa pilihan ganda

yang terdiri dari 30 butir soal.

2. Non Tes

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung proses

pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran video

record streaming dan mengetahui karakteristik siswa.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dan

memberikan kesan kongkret yang dilakukan dalam bentuk pengambilan

gambar.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran umum mengenai pencapaian hasil belajar kognitif siswa bagi

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis statistik deskriptif meliputi

penyajian data melalui tabel yang mencakup perhitungan mean, modus,

41
median, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi. Selanjutnya,

nilai yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria nilai ketuntasan

belajar siswa dan hasil belajar siswa. sedangkan uji N-Gain untuk melihat

perbedaan peningkatan dalam hasil belajar siswa berdasarkan mean. Gain

ternormalisasi atau yang disingkat dengan N-Gain merupakan

perbandingan skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Uji gain

ternormalisasi (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan ini diambil

dari nilai pretest dan postest yang didapatkan oleh siswa.

Tabel 3.3 Kategori Nilai Ujian N-Gain

Skor N-Gain Kategori


N-gain ˃ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang
N-gain ˂ 0,3 Renndah

Tabel 3.4 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Tingkat Ketuntasan Kategori


≥ 75 Tuntas
< 75 Tidak Tuntas
(Sumber : SMA Negeri 6 Takalar)

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa


Interval Nilai Predikat Kategori
93 – 100 A Sangat Baik
84 – 92 B Baik
75 – 83 C Cukup
<75 D Kurang
(Sumber : Kemendikbud, 2017)

42
2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kolmogorov-

smirnov dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 25.

Rumusan hipotesis untuk uji normalitas:

H0 = data berasal dari sampel berdistribusi normal

H1 = data tidak berasal dari sampel berdistribusi normal

Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak

Jika sig ≥ maka H0 diterima

Keterangan: tingkat sigifikan = 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua

kelompok yang diteliti berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini meggunakan

program Statistical Productand Service Solutions (SPSS) versi 25.

Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas:

H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel

(homogen)

H1 = terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel (tidak

homogen)

43
Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak

Jika sig ≥ maka H0 diterima

Keterangan: tingkat sigifikan = 0,05

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian normalitas, selanjutnya adalah

menguji hipotesis. Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk menetapkan

suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data

dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran

dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini dilakukan dengan uji Independent sample T-test dan uji N-

Gain. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS

24.0 for windows dengan uji Independent sample T-test. Uji Independent

sample T-test adalah analisis statistik yang bertujuan untuk

membandingkan dua sampel bebas yang tidak saling berpasangan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. 2013. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada

Duludu, Ummyssalam A.T.A. 2017. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media

Pembelajaran PLS. Yogyakarta: Deepublish

Hamid, Mustafa Abi. dkk. 2020. Media Pembelajaran. : Yayasan Kita Menulis

Kustandi, Cecep & Bambang, Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Mirdanda, Arsy. 2018. Motivasi Prestasi dan Disiplin Peserta Didik serta

Hubungan dengan Hasil Belajar. Pontianak: Yudha English Gallery

Riyana, Cepy. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia

Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara

Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish

Sinar. 2018. Metode ActiveLearning. Yogyakarta: Deepublish

Slameto. 2020. Partisipasi Orang Tua dan Faktor Latar Belakang yang

Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA. Jakarta: CV. Penerbit

Qiara Media

Sumiharsono, Rudy & Hasbiyatul, Hasanah. 2017. Media Pembelajaran. Jember:

Pustaka Abadi

Susilana, Rudi & Cepi, Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV

Wacana Prima
Syahputra, Edy. 2020. Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar.

Sukabumi: Haura Publishing

Utama, Dwija. 2018. Jurnal Penelitian Forum Komunikasi Pengembangan Profesi

Pendidikan Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan. ISSN: 1987-9098. Vol. 9

(38)

Wahyuningsih, Endang Sri. 2020. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish

Publisher

Warliah, Wiwin. dkk. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Widya

Wisata. Pamekasan: Duta Media Publisher

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:

Prenadamedia Group

Yudha, Rahmat Putra. 2018. Motivasi Berprestasi dan Disiplin Peserta Didik

Serta Hubungannya dengan Hasil Belajar. Pontianak: Yudha English

Gallery

47
47

Anda mungkin juga menyukai