Anda di halaman 1dari 47

MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DI SDN

12 KUOK

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
guna Memperoleh Gelar Guru Profesional (Gr)

Oleh:
Nama : Tuti Kurnia, S.Pd.I
Kelas : PAI 21

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALJAB BATCH 1


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarokaatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji

dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah Ta’ala yang telah

melimpahkan segala nikmat, karunia serta rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul “ MEDIA AUDIO VISUAL

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DI SDN 12 KUOK ”.

Sholawat berserta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang

telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang

dengan syari’at Islam. Penulisan laporan PTK ini bertujuan sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Guru di UIN Bukittinggi, dalam penyusunan

laporan ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Namun atas izin

dari Allah Ta’ala serta usaha- usaha penulis dengan bantuan dari banyak pihak,

laporan ini juga dapat diselesaikan.

Penelitian tindakan ini menguji dan meneliti apakah penggunaan media audio

visual dalam menjelaskan materi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Mudah-mudahan hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi guru,

sekolah dan dunia pendidikan sebagai alternatif metode dalam pelaksanaan

pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan.

Kuok, Juli 2023

Penulis

i
Daftar isi

BAB I....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ...................................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................................................... 7
KERANGKA TEORI ................................................................................................................................ 7
A. Landasan teori........................................................................................................................... 7
1. Media Audio Visual ............................................................................................................... 7
2. Hasil Belajar ........................................................................................................................... 8
B. Penelitian terdahulu ........................................................................................................... 19
BAB III.................................................................................................................................................. 22
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................................... 22
A. Jenis Penelitian........................................................................................................................ 22
B. Variabel penelitian ............................................................................................................. 26
C. Populasi dan sampel............................................................................................................... 27
D. Jenis, sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 27
a. Jenis data ............................................................................................................................. 27
b. Sumber data ........................................................................................................................ 28
c. Teknik pengumpulan data ................................................................................................. 28
E. Teknik Analisis Data Penelitian ............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………….35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu tempat menuntut ilmu pengetahuan adalah sekolah. Sekolah adalah

lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mempelajarai apa yang perlu diketahui agar dapat berpikir cerdas dan bertindak

cepat. Hal tersebut sejalan dengan undang – undang No 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, msyarakat, bangsa dan negara.”1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang

sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi

sosial budaya maupun pendidikan.oleh karena itu, agar pendidikan tidak tertinggal

dari perkembangan IPTEK tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama

1
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 2

1
yang berkaitan dengan factor faktor pengajaran di sekolah salah satu faktor tersebut

adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh calon guru

sehingga mereka dapat menyampaikan materi pembelajaran secara baik.

Dalam metode pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni; metode

mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu pengajaran sedangkan penilaian

adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran2.

Sarana dan alat pendidikan sebagai salah satu faktor dalam pendidikan memiliki

peran yang penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Keberadaan media

akan lebih membantu tercapainya tujuan secara efektif dan efisien para guru dituntut

agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah dan tidak

tertutup bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi,

proses komunikasi ini harus diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar

menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau

informasi pendidikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, pengalaman dan

sebagainya.Melalui komunikasi pesan dimungkinkan bisa diserap oleh semua orang.

Demikian halnya dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana dalam proses

mengajar yang membantu proses komunikasi yang disebut media3.

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

2
Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran, Sinar Guru Algesindo, Bandung, 2002, hlm.1
3
Ahmad Rihani, Media Intruksional Efektif, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm.1.

2
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap

siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran4.

Media Pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar. Jenis media

bermacam- macam dari yang sederhana seperti media kartu, sampai yang modern

seperti komputer, internet, OHP, LCD, TV, VCD dan lain-lain. Berdasarkan indera yang

digunakan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran. Media dapat

dibagi menjadi tiga yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual.5

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat audio visual sangat

mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam kegiatan pembelajaran, mulai

dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio

visual banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainya.

Pengertian media audiovisual dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai bahan yang

mengandung pesan dalam bentuk visual dan auditif (tampak dengar) yang dapat

merangsang pikiran, perasaan penglihatan dan kemauan siswa sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung.6

Pembelajaran dengan menggunakan media akan bermanfaat bagi

terselenggaranya proses pembelajaran tersebut. Karena dengan memanfaatkan

media audio visual, siswa diharapkan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan siswa akan

lebih mudah memahami serta menguasai materi yang diajarkan. Dengan

menggunakan media siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Sebab

4
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.15. 6Ibid, hlm. 30.
5
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta : Rajawali, 2003), hal.19
6
Nana Sujana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2005), hal.129

3
siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru saja tetapi juga melakukan aktifitas lain

seperti mengamati, mempraktekkan, selain itu juga media juga bisa menjelaskan hal

yang abstrak menjadi kongkrit. Dengan ini penggunaan media audio visual dapat

mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar

mengajar dalam penyampaian materi sangat beraneka ragam. Untuk itu penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual yang menggabungkan antara

media visual dan media audio berbasis komputer dengan aplikasi slide show power

point dan video yang diproyeksikan melalui Liquid Crystal Display (LCD) proyektor.

Dengan media ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi

secara mandiri. Saat ini ketersediaan media audio visual untuk membantu proses

pembelajaran khususnya pelajaran Fiqih masih kurang dan belum banyak digunakan

di sekolah. Jadi belum memadai untuk semua kelas dikarenakan ketika memakai

media audivio visual harus bergantian. SDN 12 Kuok III Koto merupakan salah satu

sekolah yang belum memaksimalkan dalam penggunaan media ini, walaupun di

sekolah tersebut telah tersedia sarana yang mendukung diantaranya yaitu LCD dan

laptop namun sangat terbatas jumlahnya.

Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan di SDN 12 Kuok III Koto pada mata

pelajaran PAI, media yang ada di sekolah adalah buku pelajaran PAI, Lembar Kerja

Siswa (LKS), White Board,dan media lainnya. Masih jarang menggunakan media audio

visual dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, peneliti mengusulkan penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran Pendidikan agama islam di SDN 12 Kuok III koto kecamatan Matur

4
tahun ajaran 2023/2024. Dengan menerapkan penggunaan media audio visual dapat

membuat peserta didik lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

B. Pembatasan dan Rumusan masalah

1. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah difokuskan pada materi Q.S Al ma’un kelas 5 di SDN 12

Kuok III Koto Kecamatan Matur.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

Apakah dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil

belajar Pendidikan islam kelas 5 pada materi Q.S Al ma’un di SDN 12 Kuok III

Koto tahun ajaran 2023/2024?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bahwa dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran Pendidikan Agama islam kelas 5 pada materi Q.S Al Ma’un di SDN 12

Kuok III Koto Kecamatan Matur tahun ajaran 2023/2024.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian Tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa.

5
2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan guru tentang pembelajaran PAI menggunakan media

Audio Visual di kelas 5 Sekolah Dasar.

b. Memotivasi guru untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

c. Menambah pemahaman guru tentang manfaat dan cara pembelajaran PAI

menggunakan media Audio Visual di kelas 5 Sekolah Dasar.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan melalui penerapan pembelajaran menggunakan media

audio visual

6
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Landasan teori

1. Media Audio Visual

Komunikasi antara manusia (human comunication) merupakan ciri pokok

kehidupan manusia sebagai mahluk sosial pada tingkat kehidupan yang

sederhana.Namun dalam tingkat kehidupan yang modern dan lebih komplek

seperti sekarang ini, komunikasi pada hakekatnya merupakan wahana utama bagi

kehidupan manusia dan merupakan jantung dari segala kehidupan sosial.

Memang pada mulanya manusia berkomunikasi secara langsung bertatap

muka dengan menggunakan media tradisional. Akan tetapi ketika pergaulan

manusia dalam masyarakat berkembang, komunikasi dan tatap muka atau media

tradisional ternyata tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan manusia termasuk

keperluan akan informasi yang relevan dengan taraf kehidupannya. Akhirnya

manusia menemukan media komunikasi dan penyebaran informasi secara cepat,

serentak, serta sanggup menjangkau khalayak yang tidak terbatas. Media

komunikasi tersebut adalah media cetak atau media massa. Setelah beberapa

tahun kemudian muncullah media-media lain salah satunya adalah media audio

visual2

I. Pengertian Media Audio Visual

1
Rohmadi, Informasi dan Komunikasi dalam Percaturan Internasional, PT. Bandung, 1988, hlm. 1
2
Ibid, hlm. 3-4.

7
Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar. Asocciation For

Education And Communication Teknologi (AECT) mendefinisikan media yaitu segala

bentuk yang dipergunakan untuk suatu penyaluran informasi. Menurut Education

(NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, didengar,

dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional3

a. Menurut Drs. Syaiful bahri dan Aswin Zain audio visual adalah media yang

mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar.4

b. Menurut Azhar Arsyad audio visual adalah cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual.5

c. Menurut Ahmad Rohani audio visual atau AVA adalah media intruksional

modern yang sesuai dengan perkembangan zaman atau kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar

dan dapat dilihat serta didengar.6

Dengan demikian dapat disimpulkan media audio visual adalah sarana atau

prasarana yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang

dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.

II. Fungsi Media Audio Visual

3
Asnawir dan Basyisrudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm. 11.
4
Syaiful Bahri dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Ciputat Press, Jakarta, hlm. 141.
5
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 89.
6
Ahmad Rohani, Media Instruksional Education, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 298

2
Media merupakan salah satu ide yang sangat tepat dalam menyiasati kejenuhan

peserta didik karena pembelajaran dengan menggunakan media dirasa cukup

efektif dan dapat menggairahkan semangat mereka dalam mengikuti jalannya

proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar media memiliki fungsi yang sangat penting. Secara

umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan.7Asnawir berpendapat bahwa

fungsi media adalah sebagai berikut:

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan memudahkan pendidik.

b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi konkrit).

c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak

membosankan.

d. Semua indera murid dapat diaktifkan, kelemahan satu indera dapat

diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.

e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar

III. Macam-macam Media Audio Visual

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi yaitu

proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media

tertentu ke penerima pesan, media audio visual dalam proses belajar

mengajar merupakan media yang sangat efektif.8

Media audio visual dibagi menjadi dua :

a. Media Audio Visual Diam

7
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab,( Malang: UIN Malang Press, 2009) h. 28-29
8
Azhar Arsyad, Op. Cit, hlm 10

3
Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti dalam

film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara.9

b. Media Audio Visual Gerak Yaitu media yang dapat menampilkan unsur-

unsur gambar yang bergerak. seperti film, video, kaset dan lain-lain.10

1) Film bersuara

Film yang dimaksud disini adalah film sebagai alat audio visual untuk

pelajaran, penerangan, dan penyuluhan. Banyak hal yang dapat di jelaskan

melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita atau

yang terjadi dalam satu industry, kejadiankejadian alam, tata cara

kehidupan, mengajarkan suatu ketrampilan, sejarah-sejarah kehidupan zaan

dahulu dan sebagainya.11

Film merupakan salah satu media yang efektif digunakan dalam proses

pembelajaran. dengan film siswa dapat melengkapi pengalaman-

pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian,

menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan memperlihatkan perlakuan objek

yang sebenarnya.

Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan film sebagai media

pembelajaran adalah:

a) Film dapat menggambarkan suatu proses

b) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu

c) Penggambarannya bersifat tiga dimensional

9
Ahmad Roham, Op.Cit, hlm. 98.
10
Syaiful Bahri dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Ciputat Press, Jakarta, hlm. 141.
11
Asnawir dan M. Basyaruddin Usman,Op. Cit, h. 95

4
d) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar

dalam bentuk ekspresi murni

e) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat

penampilannya.

f) Dapat menggambarkan teori sains dan animal12

Disamping keuntungan-keuntungan yang ditemukan di atas, film juga

mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai berikut :

a) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan- keterangan

yang diucapkan sewaktu film diputar. Penghentian pemutaran akan

mengganggu konsentrasi audien.

b) Audiens tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar

terlalu cepat.

c) Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali

secara keseluruhan.

2) Slide show powerpoint

Program microsoft power point merupakan bagian dari program software

microsoft sehingga jika kita menginstal program ini ada program software

power point. Pengoprasiannya dan bentuk tampilannya lebih menarik serta

dapat diintegrasikan dengan program lain seperti word,excel,acces dan

sebagainya termasuk video, gambar, dan foto13

Dengan demikian microsoft power point merupakan suatu software yang

akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif,

12
M.Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama, 2002) h.95
13
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h.184

5
profesional dan juga mudah sehingga menjadi lebih menarik. Dalam proses

pembelajaran materi, yang akan disampaikan dalam pembelajaran dapat

disusun secara sistematis, singkat dan jelas dengan menuliskan poin-poin

inti dari materi agar mudah diterima dan diingat oleh peserta didik dengan

mengaplikasikannya dengan program komputer microsoft power point,

yang kemudian dapat ditampilkan melaui slide presentasi dengan komputer

dan alat bantu LCD Proyektor.

3) Video

Video merupakan salah satu jenis media audio visual selain film. Yang

banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran yang biasa dikemas

dalam bentuk VCD. Video merupakan suatu medium yang sangat efektif

untuk membantu proses pembelajaran baik untuk penejelasan masal,

individual, maupun kelompok. Selain itu keuntungan menggunakan media

video yaitu ukuran tampilan video yang fleksibel dan dapat diatur sesuai

dengan kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan dapat disampaikan secara langsung, video menambah

dimensi baru dalam pembelajaran. Dengan menggunakan video dapat

mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan bagi

siswa dapat memberi kemudahan dalam menerima materi dan proses

pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

IV. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

a. Kelebihan Media dan Kekurangan Media Audio Visual

6
Media video sebagai media pembelajaran juga tidak terlepas dari

kelebihan dan kelemahannya. Adapun kelebihannya adalah sebagai

berikut:

1) Menyajikan objek belajar secara konkrit atau pesan

pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk

menambah pengalaman belajar.

2) Sifatnya yang audio visual sehingga memiliki daya tarik

tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau memotivasi

pembelajar untuk belajar.

3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik.

4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika

dikombinasikan dengan teknik ceramah dan diskusi persoalan

yang ditayangkan.

5) Menambah daya ingat atau retensi objek belajar yang

dipelajari.14

Sedangkan Menurut Arief S Sadiman dkk, kelebihan video antara lain:

a) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainnya.

b) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat

memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis.

14
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013), h. 124

7
c) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada

penyajiannya.

d) Menghemat wkatu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

e) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak

atau objek yang berbahaya seperti harimau.

b. kekurangan media audio visual yaitu:

1) Pengadaannya memerlukan biaya mahal.

2) Tergantung pada energi listrik sehingga tidak dapat dihidupkan di

segala tempat.

3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk

terjadinya umpan balik

salah satu cara guru untuk menanamkan pemahaman kepada peserta didik adalah

dengan pemilihan media yang sesuai untuk menunjang peningkatan hasil belajar

peserta didik. Dengan memanfaatkan media audio visual diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang perlu diperhatikan, belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku yang membutuhkan penilaian yang

akan dilihat hasilnya. Menurut Gagne menyatakan bahwa “ ada lima hasil

8
belajar yang harus dilihat yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,

informasi verbal, dan keterampilan motorik.15

Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau dimiliki

peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Selama proses

pembelajaran diharapkan dapat terjadi perubahan tingkah laku, sehingga dari

kegiatan tersebut diperoleh hasil pembelajaran. Dari hasil pembelajaran

peserta didik pendidik dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam

menguasai dan memahami materi pelajaran, hasil pembelajaran merupakan

penentu keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sementara Sudjana menjelaskan bahwa ”Hasil belajar peserta didik

dapat ditinjau dari beberapa aspek kognitif yaitu kemampuan peserta didik

dalam pengetahuan (ingatan), pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis,

sintesis, dan evaluasi.”16 Dengan kata lain hasil belajar siswa juga dapat dilihat

dari kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan

pendidik, siswa mampu memecahkan masalah yang timbul.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu usaha dalam

mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Hasil dari pengembangan

kemampuan peserta didik menghasilkan perubahan tingkah laku ke arah yang

lebih baik dan merupakan suatu proses aktivitas mental seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah

15
Dahar, dan Ratna Wilis, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Erlangga, 2011) hlm. 118
16
Nana Sudjana, Penulisan Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja, 1990) hlm. 22

9
laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap,

maupun psikomotor.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Di dalam suatu kelas prestasi yang dicapai masing-masing individu tidak

sama, termasuk oleh siswa sebagai subyek didik. Adapun perbedaan prestasi

belajar tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

1) Faktor endogen atau disebut juga Faktor internal, yaitu semua faktor yang

berada dalam diri individu

2) Faktor eksogen atau disebut juga faktor eksternal yaitu semua faktor yang

berada diluar diri individu.17

3) Dan juga faktor pendekatan belajar.18

Ketiga faktor di atas akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor endogen atau faktor internal

Faktor yang berasal dari diri siswa meliputi dua faktor yaitu faktor

fisiologis ( yang bersifat jasmaniah ) dan faktor psikologis (yang bersifat

rohaniah ).

a. Faktor fisiologis ( jasmaniah )

Faktor ini baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Yang termasuk faktor ini adalah panca indera yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, seperti menmgalami sakit, cacat tubuh, atau

perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang

17
Alex Sobur. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 244
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2011), hlm 129

10
membawa kelainan tingkah laku.19 Jika siswa dalam proses belajarnya

mengalami faktor-faktor jasmani seperti diatas maka semua itu akan

mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa tidak akan bisa optimal dalam

menerima pelajaran, sehingga ketidak optimalan tersebut sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

b. Faktor Psikologi

Faktor-faktor rohaniah (psikologi ) siswa yang paling banyak

disoroti adalah sebagai berikut :

a.) Tingkat kecerdasan / intelegensi atau kemampuan siswa.

Intelegensi diartikan sebagai kemampuan psikologi untuk

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat.20 Dan faktor kecerdasan intelegensi ini

sangat dominan. Faktor kecerdasan ini sangat berpengaruh

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa atau tingkat

keberhasilan siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses dan lebih

berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap

dan memahami pelajaran. Selain itu siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi prestasi belajar dikelasnya akan semakin

menonjol dan selalu bagus. Sedangkan siswa yang tingkat

intelegensinya rendah peluang kesuksesannya juga rendah, selain

itu dia juga sangat kesulitan menerima pelajaran dikelasnya,

19
Usman, Moh.Uzer dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. (Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1993), hlm. 10
20
Muhibbin Syah, Op.Cit.,hlm .131

11
sehingga prestasi belajarnya rendah dan dia tidak bisa bersaing

dengan siswa yang tingkat intelegensinya tinggi.

b.) Bakat

Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa adalah faktor bakat. Bakat yang terdapat pada diri seseorang

biasanya terbatas pada bidang tertentu saja. Satu ciri yang paling

umum diterima sebagai cirri anak berbakat adalah memiliki

kecerdasan yang lebih tinggi daripada anak normal sebagaimana

diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku. Karena bakat

adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent “

dalam diri seseorang, dibawa sejak lahir dan terkait erat dengan

struktur otak, struktur otak itu sangat ditentukan oleh caranya

lingkungan berinteraksi dengan anak tersebut. Pada dasarnya

bakat itu mirip dengan intelegensi, sehingga anak yang memiliki

intelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa ( very

superior ) disebut juga sebagai talented child, yakni anak

berbakat.21 Sehingga jika siswa mempunyai inteligensi tinggi bahan

pembelajaran yang diberikan akan cepat dikuasai, sehingga hasil

belajarnya pun akan lebih baik. Dalam hal ini guru tidak usah

bersusah payah menjelaskan berkali-kali. Lain halnya dengan siswa

yang kurang berbakat atau mempunyai intelegensi rendah. Guru

harus bersabar dan telaten melayani mereka, yaitu dengan sering

berulang kali menjelaskan bahan tersebut. Dengan seringnya

21
Alex Sobur, Op.Cit., hlm. 246

12
menjelaskan bahan akhirnya siswa tadi diharapkan dapat

menguasai bahan yang diajarkan.

c.) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila bahan

pelajaran yang diajarkan tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Jika ada siswa kurang

atau tidak berminat terhadap belajar perlu diusahakan cara

membangkitkan minat tersebut. Cara tersebut antara lain ialah

dengan menvariasikan media pembelajaran, mengembangkan

metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan

berguna bagi kehidupan siswa dan mengkaitkan dengan hal-hal

yang berhubungan dengan cita-cita siswa.

d.) Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik siswa harus

mempunyai perhatian penuh terhadap bahan yang dipelajarinya.

Agar tumbuh perhatian sehingga siswa dapat belajar dengan baik,

bahan pelajaran harus diusahakan selalu menarik perhatian antara

lain dengan menyesuaikannya dengan hobi dan mengaitkan bahan

tersebut dengan pelajaran yang lalu, mengemukakan manfaatnya

baik dengan pelajaran yang sedang dibicarakan maupun dengan

bahan yang akan datang dan manfaat kelak di masyarakat.

e.) Motif

Dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan

motif belajar siswa atau faktor yang mendorong belajar siswa.

13
Dengan mengetahuinya, maka guru dapat mengajak siswa untuk

berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang

belajar.

f.) Kematangan

Kematangan merupakan tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang untuk melaksanakan kecakapan baru.

Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan

secara terus menerus. Agar kematangan dapat dikembangkan

perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kematangan

tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kondisi atau cara itu

antara lain dengan pemberian latihan yang terus menerus dan

konsisten pemberian tugas yang bertingkat dan berkesinambungan

dari sederhana ke komplek.

g.) Kesiapan

Siswa dikatakan mempunyai kesiapan apabila pada dirinya

ada kesediaaan untuk memberi respons atau bereaksi.

Pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik yang memiliki

kesiapan tinggi akan terjadi proses pembelajaran yang optimal dan

hasil belajarnya pun akan lebih baik.

h.) Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar,

oleh karena itu guru harus memberikan pengertian kepada siswa

untuk berusaha menghindari terjadinya kelelahan dalam

14
belajarnya. Misalnya pada siswa diberi penjelasan agar mereka

mengusahakan tidur, dan istirahat yang cukup dan teratur,

mengusahakan variasi dalam belajar, olah raga secara teratur agar

kondisi badan segar.

3) faktor eksternal

Selain faktor-faktor intern diatas, ada pula faktor ekstern atau

eksogen. Faktor ini berasal dari luar diri anak, yang termasuk faktor ini

adalah :

1. Faktor Keluarga

Para siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa :

a. cara orang tua mendidik

b. hubungan antara anggota keluarga

c. suasana rumah

d. keadan skonomi keluarga

e. sikap dan perhatian orang tua

f. latar belakang kebudayaan orang tua.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :

1. metode mengajar

2. kurikulum

3. hubungan guru dengan para siswa

4. hubungan siswa dengan siswa

15
5. disiplin sekolah

6. peralatan / media pelajaran

7. waktu sekolah

8. sarana dan prasarana sekolah

9. metode belajar siswa

10. tugas sekolah

3. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat merupakan faktor akstern yang juga

berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa, yang pada akhirnya

akan mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.

Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Faktor masyarakat ini banyak berkaitan dengan :

1. kegiatan siswa dalam masyarakat

2. pengaruh teman bergaul

3. pola hidup masyarakat

4. faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana

yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh

terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa dan juga hasil belajar

siswa. Sehingga semakin mendalam cara belajr siswa semakin baik hasilnya.

16
3. Materi Q.S Al ma’un

Terjemahan surat Al ma’un

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?


2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Asbabun nuzul surat al ma’un

Sebab turunnya surat Al Maun ayat 1-3 menyebutkan bahwa ada orang
yang identitasnya diperselisihkan oleh para perawi, yaitu: Abu Sufyan, Abu
Jahal, Al Ash Ibn Walid atau orang lain, yang setiap menyembelih seekor
unta. Suatu ketika ada anak yatim yang datang meminta sedikit daging
yang disembelih. Namun mereka menghardik dan mengusir anak yatim
tersebut.

Dalam riwayat lain diceritakan dari Ibn Abbas pada masa Rasulullah ada
sekelompok orang munafik yang rajin mengerjakan ibadah shalat. Namun

17
shalatnya tidak diniatkan karena Allah Swt. melainkan karena ingin dilihat
dan dipuji orang lain. Ketika dilihat orang lain, mereka terlihat khusyuk
mengerjakan shalat, tetapi ketika dilihat orang lain, mereka shalat
seenaknya bahkan menyepelekan dan meninggalkannya. Allah tidak suka
kepada orang munafik seperti ini, maka di turunkan surat Al Maun ayat 4-
7.

Pesan pokok surat al ma’un

1. Ayat ke-1 : Pada ayat ini Allah menanyakan kepada Nabi Muhammad, “
Apakah engkau tahu orang-orang yang mendustakan agama? Pendusta
agama juga disebut sebagai ingkar terhadap hari kiamat. Meskipun
pertanyaan ditujukan kepada Nabi Muhammad namun memiliki
pemahaman bahwa kita harus merenungi pertanyaan tersebut. Pertanyaan
ini memberikan isyarat supaya kita memperhatikan atas jawaban tersebut.
2. Ayat Ke-2 : Para pendusta agama adalah orang-orang yang menghardik
anak yatim. Yaitu mereka yang menyakiti hatinya, berbuat zalim kepada
mereka, dan menggunaka hak mereka secara tidak adil, serta tidak peduli
terhadap hidup mereka.
3. Ayat ke-3 : Dan tidak ada keinginan untuk memberikan makanan kepada
orang miskin. Yaitu mereka yang tidak memiliki kecukupan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Segeralah berbagi kepada siapapun
khususnya fakir miskin di sekeliling kita. Jangan membiarkan tangan kita
terbelenggu atau berat membantu orang lain.
4. Ayat ke-4 : Maka binasa dan celaka yang shalat tetapi memiliki prilaku
tercela. Allah mengancam orang yang shalat tapi tidak sampai ke hatinya.
Dia rukuk, sujud dan menyebut nama Allah tetapi tidak mencerminkan
akhlak yang baik. Seharusnya semakin khusu shalatnya maka semakin
terpuji akhlaknya.
5. Ayat ke-5 : Yaitu orang yang lalai terhadap shalatnya, diantara adalah
malas-malasan, menyepelekan shalat, mengerjakan diluar waktu yang
ditetapkan dan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan. Mereka hanya
sekedar shalat untuk menggugurkan kewajiban saja.

18
6. Ayat ke 6 : Mereka orang-orang yang berbuat riya. Mereka beribadah dan
shalat semata ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Mereka tidak ikhlas
mengabdi kepada Allah. Ibadah yang diikuti dengan perbuatan riya
sangatlah rugi.
7. Ayat ke 7 : Mereka juga enggan memberikan bantuan kepada sesama.
Walaupun hanya sekedar meminjam barang untuk keperluan sehari-hari.

Adapun Pesan yang terkandung dalam Surat Al Maun antara lain adalah:

1. Manusia harus memilik kepedulian terhadap anak yatim


2. Hendaknya manusia memiliki rasa empati terhadap fakir miskin.
3. Shalat dengan khusyuk semata-mata karena Allah.

B. Penelitian terdahulu

Sebagai bahan perbandingan, maka perlu dilakukan kajian terhadap

penelitian yang sudah ada yang relevan dengan judul skripsi ini. Beberapa

penelitian di antaranya: Pertama, skripsi Wida Budiarti (2017) yang berjudul

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII Mts Ma’arif Nu 7 Purbolinggo Tahun

Pelajaran 2016/2017 menyatakan bahwa Ada Pengaruh Penggunaan

Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas

VIII di MTs Ma’arif NU 7 Purb olinggo terlihat dari hasil proses pengolahan

data yang diperoleh bahwa harga chi kuadrat hitung χO 2 = 13,73 lebih

besar dari pada harga chi kuadrat tabel pada taraf signifikan 5% atau 9,488

< 13,73, maka HO ditolak dan Ha diterima.

19
Kedua, jurnal dari Mukminan jatmiko sidi (2013) dengan judul

“Penggunaan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Hasil belajar

IPS di SMP” menyatakan bahwa Penggunaan media audiovisual dalam

pembelajaran dapat mening katkan hasil belajar siswa tercermin dalam

setiap pelaksanaan postest terdapat kenaikan rata-rata tes hasil belajar

siswa.

Ketiga, jurnal dari shofi rouyani (2021) dengan judul “Media Audio

Visual sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fikih di MI

Roudhotul Huda Sekaran Gunungpati” menyatakan bahwa hasil

penelitian membuktikan bahwa hasil belajar peserta didik pada pra siklus

hanya sebesar 38% yang mengalami ketuntasan. Pada siklus I meningkat

menjadi 97% yang mengalami ketuntasan. Kemudian dilanjutkan pada

siklus II dan III dengan perolehan angka ketuntasan belajar sebesar 100%.

Keempat, skripsi dari Dewi Indah Pertiwi (2022) yang berjudul “

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Audio Visual

Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Di Mi

Darul Khair Ngrayun” menyatakan bahwa hasil penelitian berdasarkan

hasil perhitungan dengan menggunakan Uji T diperoleh nilai Sig. sebesar

0. 002 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Terdapat perbedaan rata-

rata nilai sebelum menggunakan media audio visual dengan sesudah

menggunakan media audio visual. Dengan perbedaan rata-rata sebesar

15.56 dimana nilai rata-rata sesudah menggunakan media audio visual

lebih tinggi yaitu 73.05 dan nilai rata-rata sebelum menggunakan media

20
audio visual adalah 57.50. Sehingga dapat disimpulkan metode

pembelajaran Media Audio Visual memengaruhi hasil belajar siswa,

dikarenakan nilai sesudah menggunakan media audio visual memiliki hasil

yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sebelum menggunakan media

audio visual.

Kelima skripisi dari Lia Yuliani (2016) yang berjudul “ Penerapan Media

Audio Visual pada pembelajaran ekonomi terhadap hasil belajar

siswa “ menyatakan bahwa adanya Peningkatan hasil belajar kelas kontrol

sebesar 18,24 dan kelas eksperimen sebesar 20,3. Dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media audio visual lebih

besar dari hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional.

Dari beberapa penelitian di atas dapat diketahui belum ada penelitian

yang membahas tentang penggunaan media audio visual kaitannya dengan

peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PAI materi Q.S Al ma’un.

Namun penelitian di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil

belajar dengan penggunaan media audio visual.

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Q.S Al ma’un kelas 5
dengan penerapan media audio visual di SDN 12 Kuok III Koto

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (action


research). Penelitian ini digunakan karena akan mempermudah peneliti dalam
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Model
dari penelitain ini adalah problem based learning.Selain itu, dengan melakukan
penelitian tindakan kelas ini, peneliti juga dapat menemukan solusi melalui
kondisi nyata dalam kelas dengan berbagai macam kondisi dengan penggunaan
media audio visual. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan metode Kemmis dan Mc Taggart yang menyatakan bahwa satu
siklus terdiri dari 4 langkah pokok, yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

22
Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan di kelas, peneliti
melakukanpenelitian awal atau pra siklus. Pada tahap ini peneliti
mengadakan kegiatan pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual
pada materi Q.S Al ma’un dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk
mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tanpa menggunakan
media audio visual.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tahap pra siklus ini akan
diketahui bagaimana hasil belajar peserta didik pada Q.S Al ma’un. Hal ini
dilakukan untuk membandingkan hasil belajar peserta didik yang diperoleh
pada tahap pra siklus dengan hasil belajar peserta didik pada siklus I dan II.

Siklus I
Perencanaan, yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui tujuan

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik

dalam pembelajaran.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengaju pada tindakan

yang diterapkan dalam PTK.

3) Membuat soal tes diagnostik

4) Membuat lembar kerja peserta didik.

5) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK.

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan tindakan

implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan

kelas berikut yang dilakukan oleh peneliti:

23
1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik

secara singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan

2) Guru menyampaikan CP. TP, ATP dan KKTP dari Q.S Al

ma’un

3) Guru Melakukan tes diagnostic kepada peserta didik

4) Melaksanakan modul ajar Q. S Al Ma’un

5) Menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual

6) Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengamati materi dan

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

7) Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik dengan

materi ajar yang telah dipelajari.

8) Membentuk kelompok belajar dan membimbing peserta didik

berdiskusi.

9) Peserta didik menyampaikan hasil diskusi.

10)Memberikan penguatan dan kesimpulan.

11)Memberikan evaluasi.

12)Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1) Mengamati aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembar

observasi.

24
Refleksi

Dalam tahap refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan

ketegorisasi dan penyimpulan data yang telah dikumpulkan berupa hasil

tes, hasil observasi aktivitas siswa dan hasil observasi aktivitas guru.

Dalam tahap refleksi, peneliti juga melakukan tahap evaluasi terhadap

kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan

dan pertimbangan untuk perbaikan siklus berikutnya

Siklus II
Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II sama dengan kegiatan siklus I. Siklus

II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada

siklus I.

1) Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukanberdasarkan hasil

refleksi siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus

I.Adapun kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus IIadalah

sama dengan siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya hampir sama Ketika dilakukan

pada siklus I, hanya saja pelaksanaannya ditambah dengan melihat hasil

refleksi siklus I serta menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan dan

penekanan pada tahap sebelumnya.

3) Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan kegiatan

pada siklus I. Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklusII

dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.

25
4) Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya

dianalisis kemudian diadakan refleksi sehingga dapat diketahui apakah permasalahan

yang dihadapi sudah mampu terpecahkan, yaitu adanya peningkatan hasil belajar

siswa setelah dilakukannya Tindakan.

B. Variabel penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel (terikat).22Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Media Audio Visual, dengan indikator:

a. Mempermudah pembelajaran di kelas

b. Memberikan Pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi konkrit)

c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak

membosankan).

d. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar

e. Pengajaran lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.23Dari penjelasan tersebut, yang

menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar PAI Kelas

5 pada materi Q.S Al Ma’un.

22
Ibid.,h. 39
23
Ibid.,h. 39

26
C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan

sampel.24Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa populasi

adalah sekelompok individu dari unit analisis ciri-ciri atau karakteristik

tertentu. Populasi yang dimaksud disini adalah segenap subyek penelitian

yang terdapat dalam ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi populasinya adalah seluruh Siswa SDN 12 Kuok III Koto yang

berjumlah 62 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan dari populasi yang ingin diteliti.25Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, dan

diharapkan dapat mewakili dari seluruh anggotanya. Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas 5 tahun pelajaran 2023/2024 yang

berjumlah 14 orang dari seluruh populasi .

D. Jenis, sumber dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dua jenis dat asebagai berikut:

1) Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa dengan penggunaan

media audio visual

24
Mardalis, Metode Penelitian,(Jakarta : Bumi Aksara,2010), h. 53
25
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian KualitatifTeori dan Aplikasi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), h.
119

27
2) Data kualitatif berupa observasi dimana aspek yang dinilai adalah

keaktifan siswa, perhatian dan lainnya

b. Sumber data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau

data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian baik berupa orang, dokumen,

ataupun yang lainnya. Maka yang mejadi sumber data dalam penelitian ada

dua bentuk berdasarkan sifatnya yaitu :

1. Sumber data primer

merupakan sumber data paling utama dalama penelitian ini yang

diperoleh dari siswa yang berkaitan dengan penelitian ini. Yaitu

penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa

2. Sumber data sekunder

Yaitu sumber data untuk melengkapi proposal penelitian ini diperoleh

dari guru wali kelas dan kepala sekolah.

c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data

yang valid dan lengkap sangat menentukan kualitas penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi,

berikut penjelasan tentang ketiga teknik tersebut:

1. Teknik observasi

Pengertian observasi pada konteks pengumpulan data adalah tindakan


atau proses pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan.
Dalam melakukan observasi ini, peneliti menggunakan sarana utama indera

28
penglihatan. Melalui pengamatan mata sendiri, seorang guru diharuskan
melakukan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku responden di kelas
atau di sekolah.
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2016:203-205).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi selama proses
pembelajaran dilakukan pengamatan tentang aktifitas peserta didik selama
mengikuti pembelajaran. pada Teknik observasi, peneliti akan berkolaborasi
dengan wali kelas dalam melakukan pengamatan.

2. Teknik tes

Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta

didik (Kunandar, 2010:126). Peserta didik diberikan tes per siklus setelah

mengikuti proses pembelajaran untuk mengumpulkan data hasil belajar

peserta didik.

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolahan data

yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan

sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh

akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu :

29
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar) dapat dianalisa secara deskriptif,

misalnya mencari nilai tugas dan tes, presentase ketuntasan belajar,

dan lain-lain.

a. Penilaian observasi Guru dan Siswa

Untuk menghitung hasil dari pengumpulan data observasi

guru dan siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Hasil Observasi = X 100
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

b. Penilaian tes hasil belajar

Peneliti mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes tulis

l. Adapun untuk menghitung nilai aspek kognitif menggunakan

rumus sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai Akhir Kognitif = X 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Setelah mencari persentase ketuntaasan peserta didik,

selanjutnya menemukan kriteria ketuntasan dengan kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Individu

No Nilai Taraf
. Keberhasilan Keberhasilan
1. 95 – 100 Sangat baik
2. 85 - 94,9 Baik
3. 75 - 84,9 Cukup
4. 65 - 74,9 Kurang

30
5. < 65 Sangat kurang

c. Analisis Ketuntasan

Adapun rumus untuk menghitung persentase ketuntasan hasil

belajar menggunakan rumus:

𝐽𝑢𝑚;𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Ketuntasan hasil belajar = X 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Ketuntasan hasil belajar apabila siswa memperoleh skor

minimal 70% atau nilai 70 yang akan dilihat pada hasil

evaluasi tiap-tiap siklus.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, H. fuad (2011). Dasar dasar kependidikan : Komponen MKDK, Jakarta: rineka

cipta

Sudjana, nana (2002) dasar dasar proses belajar mengajar, bandung : sinar baru al

gensindo

Arsyad, Azhar.(2011) Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Asnawir, Usman Basyiruddin, (2002) Media Pembelajaran, Jakarta Selatan: Ciputat Pers

32
Lk 11 b

Lembar observasi aktifitas siswa

Aspek yang diamati Total nilai ket


no nama
perhatian partisipasi Pemahaman Kerja sama skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 aqiera

2 farel

Keterangan :

1 : Kurang
2 ; Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik

33
Instrumen hasil belajar siswa per siklus

keterangan
no nama nilai
tuntas Tidak tuntas

1 Aqiera

2 farel

34
Soal tes

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai