Dosen:
Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Asniyah Nailasariy, M.Pd.I.
Disusun oleh:
Fachra Desyana Rahman 19104010130
Prodi: PAI 6C
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 4
KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................................. 4
A. Tinjauan Pengembangan Kurikulum .............................................................................. 4
1. Pengertian Pengembangan Kuerikulm ........................................................................ 4
2. Fungsi Kurikulum ....................................................................................................... 6
3. Landasan Pengembangan Kurikulum.......................................................................... 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
METODE PENELITIAN........................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................................12
i
ABSTRAK
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan di era global saat ini sebagai pendidik diharuskan untuk
meningkatkan kinerja agar menjadikan pendidikan di Indonesia ini semakin maju dan
berkembang, supaya dapat bersaing dengan negara-negara yang lainya. Selain guru, yang
harus ditingkatkan atau diperbaiki yaitu kurikulum pembelajaran disekolah, dikarenakan
kurikulum sangat penting untuk kegiatan pembelajaran.1
Sesuai yang tertera pada Undang-Undang Sisdiknas NO.20 tahun 2003 pasal 3,
didalamnya tertulis landasan yuridis telah diberikan kepada pendidikan Indonesia, yang
memiliki tujuan supaya potensi-potensi peserta didik di Indinesia itu berkembang, agar
menjadi makhluk tuhan yang mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha
esa, sehingga peserta didik memiliki akhlak yang mulia, tubuh yang sehat, mempunyai ilmu
yang banyak, kreatif, dan menjadi bangsa Indonesia yang memiliki sikap demokratis dan
tanggung jawab. (Depdiknas, 2003) Dalam upaya pembentukan peserta didik yang
mempunyai kepribadian yang baik, memiliki kekuatan spiritual yang tinggi, dan akhak yang
mulia. Yang harus dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai agama dalam diri peserta didik,
agar pembentukan karakter peserta didik tersebut berhasil. Banyak cara untu menanamkan
nilai-nilai agama dlam diri peserta didik, salah satunya melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah. (Yustiani,2003)
Pendidikan agama islam merupakan usaha sadar dan sistematis yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk mengembangakan kekuatan beragama yang akan memberikan sifat ke-
Islaman dan keterampilan dalam beragama. Tetapi dengan begitu pembelajaran Agama Islam
di Indonesia belum bekerja secara maksimal dan belum mempunyai hasil yang memuaskan.
(Yustiani, 2003) Dapat dijumpai di berbagai sekolah, dalam pebelajaran Pendidikan Agama
Islam belum menerapkan pendidikan sistem student centered, dn masih menggunakan metode
mengajar teacher centered, yang bisa berdampak pada belum bekerja dengan baik dan hasil
yang maksimal pada pembelajran Pendidikan Agama Islam. Dan banyak dijumpai peserta
didik merasa jenuh terhadap pembelajaran Agama Islam yang masih dianggap monoton
1
Republik Indonesia, 2003. Undang-Undang sisdiknas No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Sekretariat Negara. Jakarta.
1
dalam penyampaian materi dan menjadikan siswa tidak mampu membangkitkan rasa ingin
tahu, dan rasa ingin belajar mereka terhadap materi pembelajaran Agama Isam.
Pembelajaran pada saat ini sudah menggunakan pembelajran dua arah yang bisa
disebut dengan embelajaran interaktif, hal ini bisa terjadi dikarenakan perkembangan
teknologi informasi dan kounikasi yang pesat, yang dapat mendorong kemajuan disegala
bidang dan salah satunya dalam bidang pendidikan. Dalam pendidikan yang dahuu hanya
menggunakan penyajian komunikasi satu arah sekarang sudah menggunakan dua arah. Sat ini
pembelajaran interaktif mampu menyajikan materi yang berbasis multimedia interaktif, bisa
menggunakan video, teks, gambar, animasi, suara, dan masih banyak lagi, dikarenakan
pembelajaran sudah memanfaatkan computer dalam proses belajar yang dapat mempermudah
dipahami oleh pesrta didik, dan penyajian materi seperti ini dapat meningkatkan keingianan
siswa untuk belajar.3
2
Dewi Padmo, P. dan Sadjadi Ida, M (2004). Peningkatan Kualitas Belajar melalui Teknologi Pembelajaran.
Jakarta; Pusat Teknologi Kominikasi dan Informasi Pendidikan
3
Ramansyah, Wanda. 2014. Pengembangan Multimedia pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Cs3
pada kelas 1 Sdn Bancaran 3 Bangkalan.
2
Dalam pembelajaran Agama Islam dapat menggunakan salah satu aplikasi yang ada di
computer yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang interaktif, yaitu aplikasi
Adobe Flash Professional CS6. Adobe Professional CS6 merupakan salah satu program
animasi 2D yang berbasis Vector yang dapat digunakan untuk pembuatan presentasi
multimedia, didalam slide-slide presntasi dapat menggunakan suara atapun video. Aplikasi
ini sudah banyak digunakan oleh animator untuk membuat animasi. (Bambang Adriyanto,
2010)
Kondisi yang diharapkan dalam pembelajaran agama islam yaitu terdapat medi yang
digunakan untuk pembelajaran yang mempermudah peserta diik untuk belajar dan dapat
memotivasi dan meningkatkan minat siwa untuk beajar yang menyenangkan. Dengan
pembelajaran menggunakan basis multimedia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
tersebut.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pengembangan Kurikulum
Sekalipun pengertian ini tergolong tradisional, tapi paling tidak orang bisa
mengenal dan mengetahui pengertian kurikulum yang pertama. Implikasi dari
pengeertian tradisisonal tersebut adalah :
a. kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah
kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau
yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi
muda. Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan
dan semua domain hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan,
b. peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran,
c. mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara terpiasah-pisah
dan,
d. tujuan akhir kurikulum adalah memperoleh ijazah.
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman
potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam
kelas, di halaman sekolah, maupun diluar sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Implikasi pengertian ini antara lain:
4
Zainal Arifin. Konsep dan Model Pengemban Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). H. 3.
4
a. pertama, kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah mata pelajaran,
tetapi juga meliputi sejumlah kegiatan dan pengalaman potensial yang
telah disusun secara ilmiah.
b. Kedua, kegiatan dan pengalaman belajar tidak hanya terjadi di sekolah
tetapi juga di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah. Kegiatan belajar
di sekolah meliputi: menyimak, bertanya, berdiskusi, melakukan
demonstrasi, belajar di perpustakaan, melakukan eksperimen di
laboratorium, olahraga dan lain-lain.Sedangkan kegiatan di luar sekolah
(out of school) seperti mengerjakan tugas di rumah (PR), observasi,
wawancara, studi banding, pengabdian pada masyarakat, program
pengalaman lapangan, dan lain-lain.Begitu juga dengan pengalaman
belajar, ada pengalaman belajar, ada pengalaman langsung dan ada
pengalaman belajar tidak langsung.Dengan demikian intra-curriculer,
extra-curriculer, dan co-curriculer termasuk kurikulum.
c. Ketiga, guru sebagai pengembang kurikulum perlu menggunakan multi
strategi dan pendekatan, serta berbagai sumber belajar secara bervariasi.
d. Keempat, tujuan akhir kurikulum bukan untuk memperoleh ijazah, tetapi
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ada juga pengertian kurikulum yang lebih luas lagi yaitu semua kegiatan dan
pengalaman belajar serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung
jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.Segala sesuatu yang dimahsud
disini merupakan hidden curriculum, misalnya, fasilitas kampus, lingkungan yang
aman, bersih, dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran serta media dan
sumber belajar yang memadai. Kesemuanya itu dapat menggairahkan bahkan
membanggakan peserta didik belajar di sekolah meskipun kuncinya terletak pada
kerja sama yang harmonis antara kepala sekolah, guru, peserta didik, staf, orang
tua, dan para stake holder.5
Pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk menghasilkan siswa tertentu yang
diinginkan, dan penilaian untuk mana perubahan ini telah terjadi. (Audrey Nicolls
& S. Howard Nicholls).Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan
5
Ibid h.4.
5
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimahsudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu terjadi pada diri
siswa. Sedangkan yang dimahsud dengan kesempatan belajar adalah hubungan
yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan,
dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Ini berarti
semua kesempatan belajar direncanakan oleh guru.6
2. Fungsi Kurikulum
Kurikulum merupakan komponen pokok dalam pendidikan, ia merupakan kompas
penunjuk arah hendak kemana anak-anak didik mau dibawa. Oleh karena itu, maka posisi
kurikulum dalam pendidikan amatlah penting, namun betapapun pentingnya posisi
kurikulum, harus tetap diingat bahwa ia adalah alat untuk mencapai tujuan. Secara singkat
fungsi kurikulum di uraikan sebagai berikut.
a. Fungsi kurikulum sebagai alat mencapai Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sasaran akhir yang akan dicapai oleh
praktik pendidikan. Di Indonesia tujuan akhhir prndidikan tertuang dalam UU
Sisdiknas dan GBHN. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan secara berjenjang
dari tingkat paling bawah yakni tingkat pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di dalam kelas, jenjang lembaga sampai pada jenjang Negara yang
dikenal sebagai tujuan pendidikan nasional.
Dalam konteks tujuan-tujuan pendidikan tersebut kurikulum
merupakan alat atau jembatan bagi guru dan lembaga pendidikan untuk
menganterkan para siswa mencapai tujuan. Kesemua tujuan tersebut harus
dicapai secara bertingkat, tingkat paling bawah harus mendukung untuk
tercapainya tujuan pendidikan di atasnya, begitu seterusnya sampai pada
tujuan pendidikan nasional.
Sebelum menyusun isi kurikulum, tujuan-tujuan pendidikan tersebut
harus dirumuskan terlebih dahulu mengingat:
a) tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan
pendidikan,
b) tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan
pendidikan, dan
6
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h.97.
6
c) tujuan menjadi pegangan setiap usaha dan tindakan dari para
pelaksana pendidikan.
b. Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Bagi siswa, adanya kurikulum akan menjadi pendorong
berkembangnya potensi mereka, baik potensi kognitif, afektif maupun
psikomotoriknya, karena dengan adanya kurikulum siswa akan mendapat
seperangkat pengetahuan dan pengalaman belajar yang kelak dikemudian
hari akan dapat dikembangkan seiring dengan irama perkembangan
intelektual, emosional, spiritual, dan sosialnya yang akan sangat berguna
dalam hidupnya.
Disamping itu, dengan adanya kurikulum, siswa yang memiliki
kelebihan tingkat IQ nya akan dapat memacu dirinya seoptimal mungkin
(melalui program pengayaan dan percepatan) tanpa harus menunggu
temannya yang lebih rendah IQ nya sehingga belajar tuntas (mastery
learning) dan belajar mandiri (self study) dapat dilakukan dengan mudah.
c. Fungsi kurikulum bagi guru
Guru sebagai pekerja profesional dituntut untuk merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasil usahanya sendiri dengan sebaik aiknya.
Oleh karena itu, maka kurikulum sangat bermanfaat bagi guru, karena akan
membantu mereka dalam merancang dan mengorganisasi kopetensi apa yang
akan dilatihkan, strategi dan metode apa yang akan dipilih, media dan sumber
apa yang akan digunakan, pengalaman dan hasil belajar apa yang akan
dimiliki siswanya.
d. Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai administrator, supervisor, dan
dinamisator, bagi semua warga sekolah atau madrasah yang dipimpin adiknya.
Kurikulum bagi kepala sekolah memilki arti yang sangat strategis.
e. Fungsi kurikulum bagi wali murid
Bagi orang tua, kurikulum juga memiliki fungsi yaitu agar wali murid
terlibat dan ikut serta dalam mensukseskan pendidikan anak-anaknya.
Keluarga merupakan Tri-pusat pendidikan yang kesemuanya secara sinergis
bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak.
f. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pengguna lulusan (stakeholder)
7
Bagi masyarakat pengguna lulusan sekolah, kurikulum memiliki fungsi
yang amat penting yaitu agar masyarakat dan pengguna lulusan mengetahui
deskripsi pengetahuan dan keterampilan apa yang dimiliki oleh output
lembaga pendidikan tersebut, sehingga mereka dengan mudah mendapatkan
tenaga yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Di samping itu, manfaat kurikulum bagi masyarakat adalah agar
masyarakat dan pengguna lulusan bisa memberikan koreksi dan masukan
dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di sekolah, agar lebih
serasi dan match dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.7
7
Ali Muddlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta; Rajawali Pers), h. 7
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam rangka memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan
keafsahanya, maka penelitian harus bersandar dengan prosedur penelitian yang benar. Untuk
itu, perlunya diperhatikan dalam memilih metode penelitian untuk menghasilkan penelitian
yang dapat sebagai acuan untuk melanjutkan penelitian selanjutnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Metode adalah “cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai demgam yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan secara atimologi
sebuah metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu secara
tepat.
Dengan penjelasan diatas maka dalam hal ini akan dijelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengan metode penelitian yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian
lapangan
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian field research. Dalam penelitian ini
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis, yang menjadi subjek
penelitian adalah kepala Tata Usaha. Maksud dari kualitatif menurut Kirk bahwa :
“Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasan sendiri
dan berhubungan dengan orang orang tersebut. Dan dengan penelitian kualitatif ini
akan menghasilkan data Deskriptif” (Kirk, 1993)
Dari pengertian diatas, dapat dimaksudkan bahwa dalam penelitian kualitatif
data yang dikumpulkan bukan berupa angka melainkan data hasil dari wawancara,
dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainya. Dengan demikian tujuan
dalam penelitian ini adalah penggambaran nyata dibalik kejadian yang terjadi pada
kehidupan secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu, pendekatan pada
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mencocokan antara realita
yang terjadi dengan teori yang berlaku, dengan metode deskriptif analistik.
9
B. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperlukan .Adapun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data.
1. Data Primer
Sumber data primer adalah referensi yang berkaitan langsung dengan
data dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah referensi yang secara tidak langsung berkaitan
dengan penelitian akan tetapi dapat mendukung dan memperkuat penelitian.
Dalam hal ini dapat diartikan data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan
dengan tema pada penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menentukan subjek penelitian yang akan menjadi informan dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun pengumpulan datanya
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan 2 metode yaitu deskriptif kualitatif dan analisis isi.
D. Teknik Sampel
Penelitian akan menggunakan teknknik sampel nonpeluang yang berarti sampel
yang tidak melibatkan unsure peluang dalam memilih sebah sampel untuk mewakili
populasi. Lebih hususnya yaitu sampel purposive yang pemilihan unitnya semata-mata
didasarkan kepada penilaian seseorang atau kumpulan orang yang diangga ahli
dibidangnya.
E. Teknik Analisis Data
Kegiatan Analisis adalah sebuah upaya proses pengaturan urutan data,
mengorganisasikan dalam sebuah pola, kategori dan uraian satuan dasar.(Arikunto,
2006). Analisis juga dapat diartikan upaya menelaah secara seksama terhadap data
yang diperoleh dari sebuah wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Pada penelitian kualitatif, analisis data juga merupakan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola dan satuan uraian dasar.
Sedangkan analisis deskriptif yaitu dengan menggunakan keterangan yang
sesungguhnya sesuai dengan informasi atau data yang diperoleh saat pengabilan data.
10
Pada tahun 2015/2016 MI tersebut menerapkan program unggulan, bisa dikatan
program ini termasuk program baru yang sekarang ini sedang berjalan dan secara perlahan
tetap diadakan perbaiakan. Program unggulan ini didasari oleh kepala sekolah MI tersebut,
dan setelah itu disempurnakan oleh tim yang beranggotakan guru PAI.
Dengan diterapkanya program unggulan ini adalah salah satu cara untuk mewujudkan
cita-cita NU yang memadukan sistem sekolah dengan sistem pesantren. . Dengan
diterapkannya program unggulan ini memadukan kurikulum nasional, dan program Unggulan
ini, menjadi daya tarik bagi orang tua murid yang akan menyekolahkan putra putrinya di MI
Roudhotul Qur’an. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah MIdi Karangnongko Klaten
terhadap penerapan kurikulum program Unggulan di sekolah ini sekaligus juga menjawab
atas pandangan sebagian masyarakat yang menganggap belajar di sekolah Islam adalah
pilihan nomor dua setelah tidak diterima di sekolah negeri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kamarga, Hansiswany. Hand Out Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Citra
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Miel, Alie. Changing The Curriculum a School Prosess. New York: D Appleton Century
Muhaimin dan Abd. Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1987).h.87.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Cet. Ke-3. Jakarta:
12