Anda di halaman 1dari 45

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 6
KECAMATAN SEKERNAN
KABUPATEN MUARO
JAMBI
( Proposal Penelitian Kualitatif Ujian Akhir Semester)

Dosen Pengampu : Dr. M.Hurmaini,M. Pd

ALBIMA

NIM. 201200008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 9
C. Fokus Penelitian ......................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah...................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB II .................................................................................................................. 12
KAJIAN TEORI ................................................................................................. 12
A. Pengertian Upaya ..................................................................................... 12
B. Guru .......................................................................................................... 14
C. Tugas Guru ............................................................................................... 16
D. Peran Guru ............................................................................................... 18
E. Motivasi ..................................................................................................... 18
F. Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 26
G. KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 31
BAB III ................................................................................................................. 32
METODE PENELITIAN ................................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 32
B. Sumber data.............................................................................................. 32
C. Subjek Penelitian...................................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 36
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 37

2
G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40
LAMPIRAN................................................................................................... 43
INSTRUMEN PENELITIAN ........................................................................ 43

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia yang sedang berkembang terus melakukan

pembangunan di berbagai sektor, baik sektor ekonomi, politik, pertahanan dan

keamanan serta tidak ketinggalan di sektor pendidikan. Dalam proses pembangunan

ini berbagai permasalahan selalu timbul dan berkembang, maka diperlukan upaya

antisipasi seefektif mungkin. Untuk mewujudkan manusia pembangunan yang

kreatif, yang bekerja keras dan memiliki ilmu pengetahuan serta keterampilan yang

kreatif, maka pendidikan adalah salah satu wahana yang tepat, karna dengan

pendidikanlah manusia dapat dibina dan diarahkan menjadi manusia Indonesia

yang berkualitas.

Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat, sehingga pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan formal

selalu berusaha meningkatkan pendidikan bagi masyarakat. Dengan pendidikan

yang memadai diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia sebagai generasi

penerus bertanggung jawab, kreatif, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

4
Yang Maha Esa. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Sisdiknas

(Sistem Pendidikan Nasional) Tahun 2003 sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berakhlak mulia, serta beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. (Anonim,2003:7).

Upaya untuk meningkatkan kualitas yang beriman bertaqwa adalah salah

satunya dapat dicapai melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun

pendidikan non formal. “pendidikan formal adalah jalur pendidikan .

5
terstruktur dan berjenjang dan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah

dan pendidikan tinggi.”

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan

pada umumnya karna bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan

menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu, guru seyogyanya memiliki prilaku

dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh, guru

perlu menguasai sebagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dan siswa untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Tujuan yang ingin di

capai dari interaksi itu pada perubahan dasarnya adalah bertambahnya pengalaman

siswa baik teori maupun praktek dan perubahan tingkah laku siswa. Proses

pembelajaran membutuhkan adanya kegiatan komunikasi. Komunikasi tersebut

timbul karna hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang tujuan hubungan

itu akan mempengaruhi perubahan intelek, watak serta sosial dan hubungan tersebut

didasarkan pada hubungan yang bersifat mendidik.

Dalam proses pembelajaran, diperlukan adanya aksi dan reaksi yang menjadi

interaksi antara guru dan siswa mempunyai fungsi berbeda, yaitu guru berfungsi

sebagai pengajar dan siswa berfungsi sebagai pelajar. Dalam proses pembelajaran,

siswa sering dihadapkan dengan berbagai hambatan dalam menerima pelajaran

yang diajarkan. Untuk itu di perlukan adanya motivasi (dorongan) dari guru agar

siswa berminat dalam belajar.

6
Masalah belajar merupakan masalah yang paling aktual dan dihadapi

oleh setiap orang. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri

dari beberapa hal yang dapat mengantarkan pada berhasil dalam belajar.

Keberhasilan belajar anak secara mendasar dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor

intern antara lain kecerdasan, bakat, motif, minat, perhatian, kesejahteraan jasmani

dan cara belajar. Sedangkan yang mencakup faktor ekstren antara lain lingkungan

alam, lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan pelajaran (Slameto, 2003: 54-

72). Faktor intern dan ekstern secara jelas saling berkaitan dan sangat dibutuhkan

dalam belajar. Salah satu faktor penting itu adalah motivasi siswa untuk belajar.

Motivasi sangat mendukung kelancaran proses belajar siswa di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

sebagaimana juga lembaga pendidikan agama lainnya juga mengajarkan

pendidikan agama sebagai materi pokok dalam kurikulum yang digunakan.

Pendidikan agama mempunyai tujuan yang pada hakikatnya sama dengan

diturunkan agama Islam itu sendiri, yaitu membentuk dan mengembangkan

manusia muslim menjadi tenaga ahli dan professional serta trampil. Untuk

pencapaian tujuan pendidikan agama tersebut, maka di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 di ajarkan pelajaran pendidikan agama Islam yang sekiranya dapat

membantu siswa dalam membentuk jiwa yang Islami.

Kenyataan dilapangan ditemukan bahwa permasalahan yang dihadapi

siswa dalam belajar pendidikan agama Islam adalah pertama, kurangnya

7
motivasi/minat siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Indikasi ke arah

tersebut ada, karna pertama, adanya siswa yang berbicara dengan teman-temannya

saat belajar, sementara guru memberikan materi di kelas. Kedua, perilaku siswa

yang kurang berkonsentrasi/fokus dan jenuh untuk belajar di kelas, justru siswa

sering keluar kelas tanpa keterangan yang jelas, siswa juga sering mengantuk pada

pada saat jam pelajaran. Ketiga keterbatasan sumber belajar membuat siswa banyak

menghabiskan waktu mencatat materi pelajaran, hanya sedikit waktu

mendengarkan penjelasan guru terhadap materi pelajaran tersebut. Dan dipelajaran

tersebut mengapa juga merasa jenuh dengan pelajaran yang banyak bercerita karna

pada umumnya pelajaran pendidikan agama Islam ialah banyak cerita-cerita

mengenai hukum-hukum atau aturan agama Islam. Dan guru hanya

menerangkannya dengan bercerita hingga murid banyak yang mengantuk dan

bosan/jenuh.

Ada baiknya guru tersebut mengajak muridnya tersebut belajar dengan

metode permainan karna anak pada usia mereka masih senang dengan permainan

dan ajak lah murid tersebut belajar sambil bermain agar suasana enak dan tidak

membosankan.

Berdasarkan pengamatan awal (grandtour) yang dilakukan oleh peneliti

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi terlihat bahwa, pertama siswa banyak yang keluar masuk pada saat jam

pelajaran, kedua siswa banyak yang mengantuk pada saat jam pelajaran, ketiga

siswa banyak yang ribut pada saat jam pelajaran, keempat guru mengajar tidak

8
menggunakan metode yang menarik atau cendrung membosankan. Berdasarkan

latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dalam bentuk penulisan skripsi yang berjudul Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini hanya terfokus

pada motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas

VIII B di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi dan upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini hanya

terfokus pada motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam

di kelas VIII B di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi dan upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan di

bahas atau yang akan di teliti sebagai berikut :

9
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII B pada

mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kabupaten Muaro Jambi ?

2. Apa saja kendala rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Kabupaten Muaro Jambi ?

3. Bagaimana upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Kabupaten Muaro Jambi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Ingin mengetahui motivasi belajar siswa di kelas VIII B pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri

6 Kabupaten Muaro Jambi.

b. Ingin mengetahui apa saja kendala rendahnya motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 6 Kabupaten Muaro Jambi.

c. Ingin mengetahui upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

10
a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis bagi masyarakat, orang tua,

pembaca, dan khususnya Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dalam mengatasi motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi motivasi belajar siswa.

c. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu

(S1) Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

11
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Upaya

Menurut Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional (2008:1787)

Upaya adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, mencegah

persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. Dapat disimpulkan upaya adalah

suatu usaha yang dilakukan dengan maksud tertentu agar semua permasalahan yang

ada dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001: 1250) “Upaya adalah usaha atau

ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu”. Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan

bahwa upaya itu adalah tindakan ambil bagian dari seorang Guru untuk mengatasi

kesulitan belajar di sekolah.

Menurut Poerwadarminta (2006:1344)” upaya adalah usaha untuk

menyampaikan maksud, akal dan ikhtiar. Upaya merupakan segala sesuatu yang

bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal supaya dapat lebih berdaya guna dan

berhasil guna sesuai dengan yang dimaksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu

hal tersebut dilaksanakan”. Upaya sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana

dan prasarana dalam menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil maka

digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang lainnya.

Surayin (2001:665) mengungkapkan bahwa upaya merupakan usaha,

akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud). Dalam setiap upaya yang dilakukan

12
oleh seseorang bertujuan untuk mncegah sesuatu yang dianggap tidak diperlukan

atau mengganggu agar bisa dicarikan jalan keluarnya.

Upaya adalah suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu, mencari jalan

keluar untuk merubah dari kondisi yang kurang baik menjadi baik, sehinggatujuan

atau keinginan dapat tercapai sesuai program yang dibuat atau direncanakan

(Mustuhu, 2003: 54).

“upaya adalah usaha, syarat untuk menyampaikan suatu maksud dan

melakukan sesuatu untuk mencari jalan mengambil tindakan” (Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, 2001: 578).

“upaya adalah usaha yaitu tindakan yang sengaja dengan maksud tertentu

dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini tindakan dilakukan oleh suatu

objek seperti orang” (Susilo Riwayadi dan Suci Nur Anisyah Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, 2002: 692).

“upaya adalah daya akal atau ikhtiar, maksudnya adalah upaya dan usaha

yang dilakukan guru untuk mengatasi motivasi belajar siswa” (Anonim, Kamus

Bahasa Indonesia, 2007:351)

Jenis-jenis upaya yaitu :

a. Upaya preventif memiliki konotasi yaitu sesuatu masalah atau

suatu hal yang berusaha dicegah. Adapun sesuatu yang

dimaksud itu mengandung bahaya baik bagi lingkup personal

maupun global.

13
b. Upaya preservatif yaitu memelihara atau mempertahankan

kondisi yang telah kondusif atau baik, jangan sampai terjadi

keadaan yang tidak baik.

c. Upaya kuratif adalah upaya yang bertujuan untuk membimbing

seseorang kembali kembali kepada jalurnya semula, dari yang

mulanya menjadi seseorang bermasalah menjadi seseorang

yang bisa menyelesaikan masalah dan terbebas dari masalah.

Upaya ini juga berusaha untuk membangun rasa kepercayaan

diri seseorang agar bisa bersosialisasi dengan lingkungannya.

d. Upaya adaptasi adalah upaya yang berusaha untuk membantu

terciptanya penyesuaian antara seseorang dan lingkungannya

sehingga dapat timbul kesesuaian antara pribadi seseorang dan

lingkungannya.

B. Guru

a. Pengertian guru

guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur

manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam

pendidikan. Guru pada dasarnya adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk

membimbing peserta didik. Abbudin nata mengemukakan “bahwa guru berasal dari

bahasa Indonesia orang yang mengajar”.

Guru menurut Muhammad Amin dalam bukunya pengantar ilmu

pendidikan adalah guru merupakan tugas lapangan dalam pendidikan yang selalu

14
bergaul secara langsung dengan murid dan objek pokok dalam pendidikan karna

itu, seorang guru harus memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

Menurut Poerwadarminta “1996”Guru merupakan orang yang kerjanya

mengajar, dengan definisi ini guru disamakan dengan pengajar. Dengan demikian

pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi saja yaitu pengajar, tidak termasuk

pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih.

Menurut Zakiyah Darajat Guru merupakan pendidik profesional karena

guru telah menerima dan memikul beban dari orang tuas untuk ikut mendidik anak-

anak. Dalam hal ini orang tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama

bagi anak-anaknya. Sedangkan guru ialah tenaga profesional yang membantu orang

tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah.

Menurut Noor Jamaluddin “1978:1”Guru merupakan pendidik, yaitu

orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada

anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai

kedewasaannya mampu berdiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk

Allah Khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup

berdiri sendiri.

Menurut Hadari Nawawi Guru adalah orang yang mengajar atau

memberikan pelajaran di sekolah (kelas). Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan

bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran

yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan

15
masing-masing. Artinya, guru tidak hanya memberi materi di depan

kelas, tetapi juga harus aktif dan berjiwa kreatif dalam mengarahkan perkembangan

murid.

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, yaitu pendidik profesional

dengan tanggung jawab dan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Namun jika

dijabarkan lebih luas, apa banyak definisi guru yang lain menurut pendapat para

ahli.

Guru juga bisa diartikan sebagai seorang pengelola kegiatan proses

belajar mengajar yang bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

agar bisa mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru menjadi sangat krusial dalam

menyalurkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki kepada siswa atau

murid (https://www.zonareferensi.com/pengertian-guru/).

C. Tugas Guru

Guru memiliki beberapa fungsi dan tugas. Berikut merupakan tugas guru

dalam kaitannya dengan sistem pendidikan nasional di Indonesia sesuai undang-

undang.

• Mengajarkan kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian,

kecakapan dan pengalaman-pengalaman

16
• Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar

negara Pancasila

• Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-

Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983

• Sebagai perantara dalam proses belajar siswa atau murid.

• Sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.

Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak

hatinya.

• Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat

Sebagai penegak disiplin dan menjadi contoh dalam segala hal, termasuk

tata tertib

• Sebagai adminstrator dan manajer, dimana guru bertindak sebagai

perencana kurikulum

• Sebagai pemimpin bagi murid atau siswa yang diajar.

• sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

• Mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

• Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

• Merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

• Menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang baik sehingga

dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan

bersemangat.

• Mendidik, mengajar dan melatih siswa dan murid.

17
D. Peran Guru

Guru memiliki banyak peran, bukan hanya sebagai pengajar saja, tapi

juga peran-peran lainnya. Berikut merupakan beberapa peran guru secara umum.

• Guru sebagai pendidik

• Guru sebagai pengajar

• Guru sebagai pembimbing

• Guru sebagai penasihat

• Guru sebagai inovator

• Guru sebagai pendorong kreatifitas

• Guru sebagai emansipator

• Guru sebagai pemimpin

• Guru sebagai pengelola pembelajaran

• Guru sebagai model dan teladan

• Guru sebagai anggota masyarakat

• Guru sebagai administrasi

• Guru sebagai evaluator

• Guru sebagai kulminator.

E. Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang

melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tetentu. Motivasi berasal dari

kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau daya “penggerak” yang

18
ada dalam diri seseorang. Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang

membangkitkan kita untuk bertindak. Mendorong kita untuk mencapai tujuan

tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Weiner. Menurut Weiner (1990), pengertian motivasi adalah kondisi

internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai

tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

A1.W Bernard. Pengertian motivasi adalah fenomena yang dilibatkan

dalam perangsangan tindakan kearah tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau

tidak ada gerakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha

memperbesar atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Chaplin. Pengertian motivasi adalah variable penyelang yang

digunakanuntuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam membangkitkan,

mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.

Menurut Uno Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat

dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.

Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak. Motivasi menjadi

suatu kekuatan, tenaga atau daya,atau suatu keadaan yang kompleks dan

kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik

disadari maupun tidak disadari.

19
Abraham Maslow. Pengertian motivasi adalah sesuatu yang bersifat

konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat kompleks, dan hal

itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi

belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, kegigihan, dan

perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,

terarah dan bertahan lama (Anas Suprijono 2012 : 163).

a. Pengertian Motivasi Belajar

motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa

(intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu. Motivasi

instrinsik meliputi hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan

untuk belajar, dan harapan akan cita-cita siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik

yang meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan

belajar yang menarik, dan adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa

Pengertian motivasi belajar secara umum adalah keseluruhan daya

penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa yang menjamin

kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

20
Motivasi belajar Menurut Djamarah (2008: 149), motivasi yang berasal

dari dalam diri pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.Hal ini

dikarenakan di dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu, Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi

ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang

dari luar.

Menurut Sardiman (1986)Pengertian motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai.

Menurut Uno (2006) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Menurut H. Mulyadi (1991)Pengertian motivasi belajar adalah

membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu

melakukan perbuatan belajar

Menurut Winkel (2003)Definisi motivasi belajar adalah segala usaha di

dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan

21
dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga

tujuan yang dikehendaki tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual

dan berperan dalam hal menumbuhkan semangat belajar untuk individu.

b. Macam-macam motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Syaiful Bahri

Djamarah 2011:149).

Motivasi intrinsik mengacu pada keinginan untuk melakukan aktivitas

bukan untuk mendapatkan hadiah melainkan pekerjaan tugas itu sendiri (Daleh H.

Schunk:526).

Motivasi intrinsik itu bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan

bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik menguasai nilai-nilai yang

terandung didalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata

untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran. Bukan karena

keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan

sebagainya.

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya. Maka ia

secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari

22
luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama

belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali

melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi

intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan

dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa datang.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrensik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan

tujuan belajarnya diluar faktor situasi belajar (resides is some factors outside the

learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang

terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalya untuk mencapai angka tinggi,

dipoma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.

Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu kualitas

hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat terwujud, siswa yang dalam proses

belajar mepunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun hasil belajarnya.

c. Membangkitkan Motivasi Belajar

Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar. Maka

guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam

23
usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisi-kondisi

tertentu dapat membangkitkan motivasi belajar.

Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa,

DcCecco & Grawford (1974) mengajukan 4 fungsi pengajar:

1) Menggairahkan siswa

Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari pengajar harus berusaha

menghindari hal-hal yang mononton dan membosankan. Ia harus selalu

memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang dipikirkan dan yang

dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan

memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek

lain pelajaran dalam situasi belajar.

2) Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan

memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk ini

pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan

atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar

dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau

terlalu optimis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru

harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.

3) Memberikan insentif

24
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan

memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan

lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa yang terdorong untuk

melakukan usaha lebih lanjut guna ini umpan balik merupakan hal yang

sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa.

4) Mengarahkan

Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara

menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan

meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.

d. Pentingnya motivasi dalam belajar

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya

motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil

akhir

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang

dibandingkan dengan teman sebaya

3) Mengarahkan kegiatan belajar

4) Membesarkan semangat belajar

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian

bekerja yang berkesinambungan

25
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru,

pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa

bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:

a. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat

siswa untuk belajar sampai berhasil.

b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas

bermacam ragam sehingga guru dapat menggunakan

bermacam-macam strategi

c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu

diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat,

fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi

hadiah atau pendidik.

d. Memberi peluang guru untuk “untuk kerja” rekayasa

pedagogis

F. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-

ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

mengahayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran-ajaran agama

26
Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (zakiah, 2008:28)

Menurut Dzakiyah Darajat, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada

akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup

(Majid, op.cit : 12).

Abdul Majid menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan

usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (ibid,13). Sedangkan Azizy mengemukakan bahwa esensi

pendidikan, yaitu adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari

generasi tua agar generasi muda dapat hidup. Oleh karena itu, ketika dikaitkan

dengan pendidikan Islam, maka akan mencakup dua hal, yaitu; (a) mendidik siswa

untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-

siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam (Ibid,13).

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa

pendidikan agama Islam adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai keislaman

kepada peserta didik melalui bimbingan dan pelatihan yang telah direncanakan agar

27
peserta didik dapat menggunakannya baik sebagai pola pikirnya maupun landasan

hidupnya dengan menjadikan Ibadah sebagai orientasi tujuannya.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan dari Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu berbicara tentang pendidikan Agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu ada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak

dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini

juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang

kemudian akan mampu membuahkan kebaikan diakhirat.

Tujuan Pendidkan Nasional yang berdasarkan Pancasila juga

merupakan tujuan Pendidkan Agama Islam, karena peningkatan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya dapat dibina melalui pendidikan Agama

Islam yang intensif dan efektif. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka

pelaksanaanya dapat ditempuh dengan cara membina manusia yang mampu

melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna sehingga

mencerminkan sikap dan tindakan dalam seluruhkehidupannya.

Mendorong manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia

28
danakhirat.

c. Tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah

Fungsi pendidikan Agama Islam di sekolah atau di madrasah yakni

untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai ajaran agama islam yang

telah mereka dapatkan dalam lingkungan keluarga serta memperbaiki dan

mencegah dari kesalahan-kesalahan pemahaman dan hal-hal yang bertentangan

dengan ajaran agama islam.

Feisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang dapat

digunakan dalam memainkan fungsi agama islam di sekolah atau madrasah.

Pendekatan tersebut diantaranya:

1. Pendekatan nilai universal (makro), yaitu suatu program yang

dijabarkan oleh kurikulum.

2. Pendekatan meso, artinya pendekatan program pendidikan yang

mempunyai kulikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan

kompetisi pada anak.

3. Pendekatan ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang

memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk

membudidayakan nilai-nilai agama islam.

4. Pendekatan makro, artinya pendekatan program pendidikan yang

memberikan yang mampu mengemukakan teori, informasi, yang

diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tujuan pendidikan Agama Islam

29
Sebelum membahas tentang tujuan pendidikan Agama Islam terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan apa sebenarnya makna dari “tujuan”

tersebut. Secara etimologi, tujuan adalah “arah, maksud atau haluan”.

Dalam bahasa arab “tujuan” diistilahkan dengan ghayat, ahdat atau

maqasid. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan goal,

purpose. Objektives atau aim. Secara terminologi, tujuan adalah “sesuatu

yang diharapkan dapat tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan

selesai”.

Para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan

agama islam, diantaranta, H.M Arifin seperti yang dikutip oleh Armai arief

menjelaskan bahwa tujuan dari proses pendidikan agama islam adalah “idealitas

(cita-cita) yang mengandung nilai-nilai islam hendak dicapai dalam proses

kependidikan yang berdasarkan kepada ajaran islam secara bertahap”. (Armai

arief, 2002 hlm, 15-19). Terkait dengan hal ini, adapun tujuan pendidikan agama

islam di sekolah atau madrasah sendiri adalah:

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengalaman serta pengalaman

peserta didik tentang agama islam menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (abdul majid dan

Dian Andayani, 2006 hlm,135).

30
G. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka berfikir

Kerangaka berfikir menjelaskan secara teoritis pertautan antara varlabel

yang akan diteliti. Berdasarkan penyajian deskripsi teorltik, penulis dapat

menyusun suatu kerangka berfikir untuk memperjelas arah dan maksud penelltlan,

maka kerangka berplklr dalam peneiltian lni yaltu: metode tanya jawab yang

digunakan apa mempengaruhl hasil belajar

2. Paradigma

Paradlgma dlartlkan sebagal pola pikir yang menunjukkan hubungan

antara varlabel yang akan dltelitl sekallgus mencermlnkan jeils dan jumlah masalah

yang perlu dijawab, teorl yang digunakan untuk merumuskan hlpotesls, dan tehnlk

analsls statlstlk yang akan dlgunakan. Pola hubungan antara variabel yang akan

dltelltl dlsebut paradlgma penellltlan atau model penelltlan.

3. Hipotesis Penelitian

Hlpotesis merupakan pernyataan yang berslfat sementara tentang suatu hal.

Selaln ltu, Hlpotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelltlan, dlmana rumusan masalah penelltlan telah dlnyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

pandang pendidikan dengan mengkaji tentang minat belajar yaitu Upaya Guru

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

dianalisis secara kualitatif bukan dengan cara kuantitatif yang menggunakan alat

ukur tertentu.

Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan terangkat gambaran

mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh

pengukuran formal. Studi kualitatif dengan pendekatan naturalistik menuntut

pengumpulan data pada setting yang alamiah. Berdasarkan konsep kerja tersebut,

peneliti mengupayakan agar kehadiran peneliti tidak merubah situasi dan prilaku

orang yang di teliti.

B. Sumber data

Sumber data adalah subyek dari mana data itu diperoleh. (Iskandar 2008:77)

sumber data dalam penelitian ini adalah

a) Guru Pendidikan Agama Islam

b) Siswa

c) Arsip/dokumen

32
C. Subjek Penelitian

Subjek yang di teliti adalah siswa, dan guru yang diambil dengan

menggunakan cara “purposive sampling” yaitu teknik yang didasarkan pada ciri-

ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.” Maka ditetapkan

informan kunci (key informan) adalah guru Pendidikan Agama Islam, siswa sebagai

responden.

Subjek dalam penelitian ini sebagian didatangi dan diwawancarai, dan

sebagian lagi didatangi untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh

melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui oservasi melalui triangulasi

sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi

data-data yang di inginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara

tidak terstruktur penulis gunakan sebagai instrument pelengkap observasi

untuk mengumpulkan data di lapangan tentang motivasi belajar siswa pada

33
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri

6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, seperti:

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII B pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

b. Kendala kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

c. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

2. Observasi

“Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan

kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 156). Observasi dilakukan dengan menggunakan

panduan observasi yang disiapkan untuk memudahkan dan membantu peneliti

dalam memperoleh data. Panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui

selama penulis berada di lokasi penelitian. Metode observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode observasi non partisipan, yang mana

peneliti tidak melibatkan diri secara langsung dalam lingkungan penelitian

mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

34
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi. Yang meliputi:

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII Bpada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

b. Kendala kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Penididikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

c. Upaya guru meningkatkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

3. Dokumentasi

“Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau

variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Harikunto,

2010 : 158). Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi

non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan,

pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat

lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus

penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai teknik tersebut berupa kata-kata,

tindakan dan dokumen tertulis lainnya, dicatat dengan menggunakan catatan-

catatan. Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrument utama untuk

35
memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan gambaran umum di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi.

a) Historis dan geoografis

b) Struktur organisasi

c) Keadaan guru dan siswa

d) Keadaan sarana dan prasarana

E. Teknik Analisis Data

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang di peroleh terlebih dahulu

di seleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan analisis melalui segi

kualitatif, dan teknik :

1. Reduksi Data

“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari dri berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka

langkah selanjutnya adalah reduksi data, Reduksi data merupakan proses

pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan

tranformasi data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis

di lapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung.

2. Penyajian data

36
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data adalah

penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melalukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka langkah

terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi

dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa ini

dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan

terhadap data itu (Lexi J. Moleong, 2004:330). Jadi dalam hal ini mengecek sumber

data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini

penulis menggunakan triangulasi dengan sumber yakni membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data masuk wawancara dan

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

37
dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyedik memanfaatkan peneliti

atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seseorang analisis dengan

analisis lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu secara induktif dan secara logika.

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksudkan untuk

mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang

Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dari sumber hasil observasi, wawancara maupun

melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung jawab keseluruan data yang

diperoleh di lapangan dalam penelitian tersebut.

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini disusun bertujuan untuk menjadi pedoman dalam

melaksanakan langkah-langkah penelitian. Dengan jadwal ini akan lebih mudah

mempersiapkan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan nantinya. Untuk

lebih jelasnya jadwal penelitian ini dapat dilihat pada table berikut.

38
Jadwal Penelitian

Tabel 3.1.

Bulan ke,
No
Kegiatan Tahun2021-2022

September Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan ✓ √

Judul ✓

2 Pembuatan √ √ √

Proposal

3 Pengajuan √

Dosen

pembimbing

4 Perbaikan √ √ √

Proposal

39
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2003), Al-Quran dan terjemahnya Jakarta: CV. Pustaka Ilmu

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), Cet. III, h. 30.

Alamsyah Alipandie, Didaktik Metodik Suatu Pendidikan Umum, Surabaya: Usaha

Nasional, 1989, hal, 16

Anas S, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers 2012, hal 163

Anonim, Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta:Sinar

Grafika, 2009, hal 7

Bobbi de Poerter, dan Mike Hernacki Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2008, hal 45

40
Diknas UU no.20 tahun 2003, Tentang Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2006)

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hal 121

E Mulyasa, (2004), Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:Pr.

Remaja Rosdakarya

Hamalik Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008,

hal 77

J. Marbun, Minat Baca dan Upaya Menumbuhkannya di Sekolah-sekolah, Jakarta:

Rineka Cipta, 1989, hal 105

Lexy J. Moleong, Metodologi Pendidikan Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya,

2004, hal.330

Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Remaja Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua,

Bandung PustakaSetia, 2006, hal 113

Muhibbin Syah, (2001), Psikologi Belajar, Jakarta: Pt. Logos Wacana Ilmu

Nana Sudjana, (1989), Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,

Bandung: Sinar Baru

Rusman, (2001), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme

Guru, Jakarta: Rajawali Press

41
Schunk. D.H, Learning Theories Yogyakarta: Pustaka Belajar 2012. Hal 526

Sugiono, (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, (2005), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta

Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta.

Zakiah Daradjat, Dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.

VII, h. 86.

42
LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Judul Proposal penelitian: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 6 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

A. Wawancara

a. Guru

1. Bagaimana cara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pai?

2. Bagaimana respon siswa saat mengajar?

3. Bagaimana anda menciptakan situasi belajar agar siswa aktif?

4. Apa penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

pai?

5. Bagaimana upaya guru pai dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa?

6. Bagaimana penggunaan metode saat mengajar?

7. Bagaimana suasana kelas saat pembelajaran pai?

8. Bagaimana minat siswa dalam belajar?

9. Bagaimana media pengajaran yang digunakan guru pai?

10. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pai?

11. Apa hambatan dalam upaya meningkatkan proses belajar pai?

43
12. Apa yang lakukan dalam mengajar dengan memperhatikan prinsip

perbedaan tiap individu?

b. Siswa

1. Bagaimana minat anda dalam belajar mata pelajaran PAI

2. Bagaimana penguasaan bahan yang dilakukan guru PAI

3. Bagaimana penggunaan metode pengajaran yang digunakan guru

PAI

4. Apakah respon anda ketika menggunakan metode pengajaran guru

PAI

B. Observasi

1. Mengamati guru dalam menngkatkan motivasi belajar siswa

2. Mengamati guru dalam memperhatikan perbedaan individu siswa

3. Mengamati penguasaan kelas yang dilakukan guru PAI

4. Mengamati penguasaan bahan yang dilakukan guru PAI

5. Mengamati penguasaan media yang dilukukan guru PAI =-

6. Mengamati aktivitas guru dalam mengakhiri pelajaran

7. Mengamati hambatan dalam upaya meningkatkan proses belajar PAI

8. Mengamati upaya meningkatkan proses belajar PAI

44
C. Dokumentasi

1. Historis dan geografis sekolah

2. Visi misi sekolah

3. Struktur organisasi

4. Keadaan guru

5. Keadaan siswa

6. Keadaan sarana dan prasarana

45

Anda mungkin juga menyukai