Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Peranan Hadiah Sebagai


Perangsang Timbulnya Kompetensi Pada Pelajaran Fikih Kelas VIII Di Mts Al –
Irsyad Pontianak Timur

Andina Nurul Wahidah, M. Pd

Muhammad Saprizal 11711277

Kelas I / Semester V

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal Penelitian yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Peranan Hadiah
Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi Pada Pelajaran Fikih Kelas VIII Di Mts
Al – Irsyad Pontianak Timur” dengan baik. Penulisan Proposal ini dimaksudkan
untuk memenuhi syarat dalam rangka menyelesaikan Tugas UAS pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Pontianak.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah mengantarkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang yakni dengan agama Islam dan syafaatnya yang selalu kita harapkan dihari
akhirat nanti.
Saya mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Semoga Allah memberikan pahala
yang setimpal kepada Dosen pengampu yang member tugas UAS. Tugas ini
menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, peneliti mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang membaca.
Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya. Amiiin ya Robbal alamin.

Pontianak, 7 Febuari 2021

Muhammad Saprizal
11711277

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
A. Judul.............................................................................................................................1
B. Latar Belakang.............................................................................................................1
C. Rumusan Masalah........................................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................................6
F. Indicator Keberhasilan.................................................................................................7
G. Desain Penelitian Tindakan Kelas............................................................................7
H. Metode Penelitian...................................................................................................11
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................................11
2. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
A. Judul
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Peranan Hadiah
Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi Pada Pelajaran Fikih Kelas Vii Di
Mts Al – Irsyad Pontianak Timur
B. Latar Belakang
Nampak dari saudara-saudara kita kaum muslimin dalam praktek
beribadahnya masih ditemui banyak kesalahan, kebanyakan dari mereka
melakukan ibadahnya mengikuti kebiasaan masyarakat sekitar yang salah,
mereka tidak mempelajari atau mendalami ilmu fikih dengan orang yang ahli
dalam bidang ilmu agama yang mumpuni seperti halnya kyai, ustad. Untuk itu,
Mempelajari fikih merupakan hal yang sangat penting, yang mana fikih adalah
syariat Islam yang harus dikerjakan oleh umat muslim. Fikih juga mengatur
segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukalaf yang
mana hukum ini diambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah dengan jalan ijtihad.
Maka dari itu penting sekali bagi manusia untuk mempelajari Ilmu fikih karena
tanpa mempelajari itu maka manusia tidak mengerti suatu hukum, bisa dikatakan
manusia tidak ada bedanya dengan hayawan. Seorang akan berhasil dalam
belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum
pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, keinginan atau dorongan
untuk belajar inilah yang dinamakan motivasi.1
Dalam mempelajari fikih perlu sekali adanya motivasi yang tinggi,
motivasi itu bisa dari diri sendiri atau dari luar, contohnya ingin memperoleh
hadiah yang dijanjikan oleh guru. Untuk mencapai tujuan tersebut guru juga
perlu memahami latar belakang yang mempengaruhi belajar siswa sehingga guru
dapat memberikan motivasi yang tepat kepada peserta didik. Apabila motivasi
dapat ditimbulkan dalam proses belajar mengajar, maka hasil belajar akan

1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 39

1
menjadi optimal, makin tepat motivasi yang diberikan makin tinggi pula
keberhasilan pembelajaran itu, motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, motivasi merupakan hal yang
sangat penting dalam belajar.
Betapa pentingnya motivasi bagi siswa untuk mencapai tujuan sekolahnya.
Rangsangan dari luar memegang peranan sangat penting bagi timbulnya
motivasi. Meskipun nanti akan dapat bahwa motivasi yang timbul dari dalam
merupakan hal yang lebih penting dibandingkan dengan motivasi yang
ditimbulkan dari luar, namun tetap diakui bahwa peranan guru di dalam
menimbulkan motivasi siswa tetap diperlukan. Memberikan motivasi kepada
siswa termasuk salah satu dari usaha memanusiakan pengajaran karena sesuatu
telah terselip pada diri manusia yaitu sifat malas. Jika sifat ini telah datang pada
seseorang, diperlukan adanya bantuan dari pihak luar untuk mengusirnya.2
Pelajaran fikih itu cenderung mudah menurut siswa, akan tetapi banyak
siswa yang meremehkan pelajaran ini dan siswa cenderung bosan pada waktu
pelajaran fikih, apalagi guru mata pelajaran tersebut selalu menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran. Faktor guru sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa, guru yang menggunakan metode ceramah pada saat pelajaran
fiqih akan membuat siswa menjadi bosan dalam mendengarkan keterangan,
siswa menjadi pasif, dan akan berdampak terhadap pemahaman siswa.
Atas dasar itu seorang guru haruslah bijak dalam mengambil tindakan,
karena sekecil apapun tindakan guru nantinya akan menimbulkan dampak positif
dan negatif pada siswa. Dengan salah satu cara memberikan sebuah reward
nantinya akan membuat siswa akan lebih semangat dalam mengikuti sebuah
pelajaran dikelas maupun diluar kelas dan guru Harus memikirkan bagaimana
membentuk kepribadian siswa menjadi baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan
terbentuknya kepribadian siswa.

2
Suharsimi Arikunto, ,Manajemen Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm.67

2
Tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan manusia indonesia
sesuai dengan fitrahnya untuk menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi
hak asasi manusia, menguasai ilmu teknologi dan seni, memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermanfaat,
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan agar mampu mewujudkan kehidupan bangsa
yang cerdas.3
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut, serta mewariskannya kepada
generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang
terjadi dalam suatu proses pendidikan.4
Dengan pendidikan akan mampu mengembangkan diri anak kearah
kedewasaan. Karena pendidikan itu sendiri adalah usaha secara sengaja dari
orang dewasa (orang tua atau orang yang atas dasar dan kedudukannya
mempunyai kewajiban untuk mendidik, seperti guru, kyai, dan pendeta dalam
lingkup keagamaan dan lain-lain) dengan pengaruhnya peningkatan si anak
kearah kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab
moril dari perbuatan anak.5 Melalui pendidikan, manusia juga bisa belajar
melalui pengalaman dan latihan untuk mengembangkan dirinya menjadi makhluk
yang semakin dewasa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

3
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), hlm. 7
4
Djumransyah, Filsafat Pendidikan (Malang: Bayu Media Publishing, 2004) hlm. 22
5
6Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: PT Rosdakarya, 1995),
hlm.11

3
Dalam kehidupan, usaha kita sering mendapatkan penghargaan, sesudah
kita menolong seseorang, biasanya orang tersebut akan mengucapkan
terimakasih, ucapan terimakasih merupakan penghargaan atas pertolongan.
Pemberian nilai, ijazah adalah bentuk penghargaan atas kerjasama seseorang.
Pada umumnya penghargaan itu mempunyai pengaruh yang positif dalam
kehidupan manusia, yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku dan
meningkatkan kerjanya.6
MTs Al - Irsyad Pontianak merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
kental dengan basis keislamannya, sebuah madrasah yang berdiri dalam naungan
Kementrian Agama (KEMENAG) kota Pontianak. Lembaga tersebut tidak hanya
fokus pada penajaman intelektual peserta didik, namun juga menawarkan
keterampilan-keterampilan yang mampu mengembangkan softskill peserta didik,
baik dalam bidang keagamaan maupun umum. Kegiatan keagamaan seperti
sholat dhuha berjama’ah, program pendalaman agama, istighosah, dan
sebagainya merupakan agenda harian yang rutin dilaksanakan. Serta kegiatan
non keagamaan seperti drum band, futsal, taek wondo, pramuka dan sebagainya.
Dalam ranah pembelajarannya, kondisi kelas terbilang cukup ideal, setiap
kelas terdiri dari 23-26 peserta didik sehingga penkondisian kelas dirasa lebih
mudah. Seperti Madrasah Tsanawiyah pada umumnya, lembaga tersebut
menyajikan bidang studi keagamaan yang sesuai dengan standar, yakni Qur’an
hadits, aqidah akhlak, sejarah kebudayaan Islam, fiqih, dan bahasa arab.
Keseluruhan bidang studi keagamaan tersebut terprogram dan terkualifikasi
dalam kesatuan pendidikan yang disebut Pendidikan Agama Islam (PAI).
Melalui Pendidikan agama Islam, diharapkan peserta didik mampu memahami
serta mempraktekan ajaran-ajaran syariat agama Islam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi siswa adalah bisa dilakukan dengan menggunakan

6
Hasibuan, dkk. Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro (Bandung, Remadja
Karya, 1988), hlm. 56

4
penerapan reward kepada siswa, karena dengan memberikan reward siswa
merasa dihargai segala prestasi dan juga usahanya. Reward merupakan suatu
penghargaan yang diberikan oleh guru yang berupa barang atau pujian atau
sebagainya sebagai umpan balik atas keberhasilan siswa, atau karena siswa
mendapatkan nilai baik atau siswa bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan
benar. Tujuan pendidik memberikan reward tersebut supaya peserta didik bisa
lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Berhasil tidaknya suatu
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi siswa. Dengan adanya reward
siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu karena siswa lain pasti akan
merasa iri apabila dirinya tidak diberi hadiah atau pujian.
Dari pemaparan tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan kegiatan
penelitian penerapan reward dengan hubungannya pada peningkatan motivasi
belajar siswa. Sehingga, penulis mengambil judul,“Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya
Kompetensi Pada Pelajaran Fikih Kelas VIII Di Mts Al – Irsyad Pontianak
Timur".
Melalui penelitian ini diharapkan menjadi penyempurna terhadap
penelitian-penelitian terdahulu tentang Implementasi Pembelajaran berbasis
reward dan punisment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran
PAI. Adapun pada penelitian ini, penulis lebih terfokus pada penerapan reward
dalam peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan reward dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran fikih kelas VIII Di Mts Al – Irsyad Pontianak Timur?
2. Bagaimana hasil penerapan reward dalam peningkatan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran fikih kelas VIII Di Mts Al – Irsyad Pontianak Timur?
D. Tujuan Penelitian

5
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebuah
“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Peranan Hadiah Sebagai
Perangsang Timbulnya Kompetensi Pada Pelajaran Fikih Kelas Vii Di Mts Al –
Irsyad Pontianak Timur”.
Tujuan penelitian tersebut dijabarkan dalam rincian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan reward dalam peningkatan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran fikih kelas VIII Di Mts Al –
Irsyad Pontianak Timur.
2. Untuk mengetahui hasil penerapan reward dalam peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih kelas VIII Di Mts
Al – Irsyad Pontianak Timur.
E. Manfaat Penelitian
a. Praktisi

i. Sekolah
Menjadi masukan bagi lembaga tentang pentingnya penerapan reward
( hadiah ) dalam peningkatan motivasi belajar siswa.
ii. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru PAI untuk menerapkan reward
( hadiah) dalam peningkatan motivasi belajar fikih
iii. Bagi siswa
Penerapan reward ( hadiah ) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dan juga prestasi siswa.
b. Bagi peneliti
Memberikan wawasan dan pengalaman praktis dibidang
penelitian. Selain hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal
untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.

6
F. Indicator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman Fiqih siswa berdasarkan tes akhir siklus dikatakan
meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya
peningkatan jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari siklus 1 ke siklus
berikutnya dengan kriteria 75% dari total siswa dalam kelas, tuntas
minimal pada tingkat 3 atau memuaskan dengan sedikit kekurangan.
2. Aktivitas belajar siswa di katakan meningkat apabila dalam proses
pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari
minimum aktivitas belajar siswa berkategori aktif atau baik.
3. Prosentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke
siklus berikutnya dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 80.
G. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering
disebut classroom action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2),
penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan mengunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
Penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan yaitu untuk
memperbaiki dan menigkatkan pembelajaran di kelas. Tujuan ini sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti pada pembelajaran Fiqih kelas VIII di MTs Al –
Irsyad Pontianak yaitu upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar
Adanya tujuan tersebut maka penelitian ini dilaksanakan sebagai
setrategi pemecahan masalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
pada siswa kelas VIII MTs Al – Irsyad Pontianak. Salah satu strategi untuk
memecahkan permasalahan yang dapat digunakan ialah model pembelajaran
dengan metode pemberian reward sebagai stimulus untuk meningkat motivasi
belajar.

7
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian kolaborasi.
Pihak yang melakukan tindakan ialah guru, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap semua kegiatan tindakan adalah peneliti. Desain penelitian
yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang membagi menjadi
empat tahapan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(action), observasi (observing), refleksi (reflecting).
Untuk memperjelas tahapan model Kemmis dan Taggart dapat
dilihat gambar sepiral PTK model Kemmis & Taggart sebagai berikut :

Rancangan tindakan penelitian ini meliputi empat tahapan yang


dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan
tahapan ini dilakukan pada setiap siklus. Tahapan-tahapan yang dilakukan
peneliti antara lain:
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada perencanaan ini, dilakukan pengamatan pembelajaran
Fiqih di kelas VIII MTs Al – Irsyad Pontianak. Berdasarkan
peggamatan dan diskusi dengan guru kelas VIII minat belajar siswa

8
dalam belajar Fiqih masih kurang sehingga berdampak pada
rendahnya motivasi siswa. begitu juga dengan hasil belajar siswa yang
kurang dari KKM. Dari permasalahan tersebut peneliti membuat
perencanaan sebagai berikut :
1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Peneliti menyusun RPP sesuai dengan materi yang
diajarkan megunakan model pembelajaran dengan metode
pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar.
Dalam penyusunan RPP ini dilakukan secara bersama-sama
antara peneliti dengan guru. Setelah RPP selesai disusun,
RPP dinilaikan kepada dosen ahli yang ditunjuk oleh peneliti.
2) Mempersiapkan bahan-bahan pembelajaran yang
dipergunakan saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Menyusun dan mempersiapkan lembar kerja siswa
Dalam penelitian ini lembar kerja siswa berupa soal tes
mengenai materi yang dipelajari siswa.
b) Menyusun lembar observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar
observasi kegiatan guru dalam menjelaskan materi Fiqih
melalui model pembelajaran dengan metode dalam
meningkatkan motivasi belajar dan lembar observasi
motivasi siswa. Peneliti juga mempersiapkan catatan
lapangan untuk mendeskripsikan aktivitas didalam kelas
selama pembelajaran berlangsung.
c) Menyusun pedoman wawancara dan angket
Pedoman wawancara terdiri dari pedoman wawancara
yang ditunjukan kepada siswa dan kepada guru untuk
mengetahui tanggapan terhadap pembelajaran yang
dilakukan meggunakan model pembelajaran dengan

9
metode dalam meningkatkan motivasi belajar, sedangkan
untuk angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
Fiqih.
b. Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini, mengacu pada perencanaan yang telah dibuat
dan pelaksanaanya fleksibel terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
strategi-strategi yang sesuai, dalam hal ini guru menggunakan model
pembelajaran dengan metode dalam meningkatkan motivasi belajar.
Selama pelaksanaan tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru dan
teman mahasiswa. Tindakan ini dilaksanakan dengan menggunakan
panduan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan dalam tindakan
ini ialah guru sebagai pengajar.
Observasi dilakuakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
dalam observasi dilakukan pengamatan selama pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada saat
dan setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran dengan
metode dalam meningkatkan motivasi belajar. Pengamatan dapat
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, pedoman
wawancara, lembar angket, dan butir tes.
c. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Refleksi
dilakukan oleh peneliti dan guru untuk menilai tingkat keberhasilan
dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Fiqih
mengunakan model pembelajaran dengan metode dalam meningkatkan
motivasi belajar. Peneliti dan guru berdiskusi untuk memahami proses,
kendala dan masalah yang ditemui dalam implementasi tindakan.

10
Kekurangan dan kendala selama penelitian didiskusikan dan dicari
solusinya sebagai pijakan bagi siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua ditunjukan sebagai
perbaikan dari siklus yang pertama. Siklus kedua juga melalui beberapa
tahapan perencanaan dari hasil refleksi siklus pertama. Jika sudah ada
peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan, siklus selanjutnya
ialah dalam rangka pemantapan siklus satu. Namun jika tidak ada
peningkatan maka perlu pengulangan siklus dengan perbaikan-perbaikan
pada siklus sebelumnya. Siklus ini dihentikan jika sudah tercapainya
tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa.

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang -
orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.7 Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yaitu
mendiskripsikan suatu objek, fenomena, atau latar sosial sasaran penelitian
dalam tulisan naratif. Artinya data maupun fakta yang telah dihimpun oleh
peneliti kualitatif berbentuk kata atau gambar. Dalam menuangkan suatu
tulisan, laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan dari data atau
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hlm. 6

11
fakta yang telah diungkap di lokasi penelitian untuk selanjutnya peneliti
memberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukungan terhadap
apa yang disajikan.8
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain
lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.9
Pendekatan ini digunakan oleh peneliti karena pengumpulan data dalam
penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini
dianggap dapat memahami dan mengamati fenomena yang sedang terjadi.
Menurut Sanapiah Faisal, penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku yang didalamnya terdapat
upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan menginterprestasikan kondisi-
kondisi yang saat ini terjadi atau ada.10

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al - Irsyad Pontianak tahun
ajar 2020/2021. Pada saat ini MTs Al - Irsyad dipimpin oleh Ibu Marnina
S.Pd.,M.Ag.
Alasan peneliti memilih MTs Al - Irsyad Pontianak sebagai
tempat penelitian dikarenakan :
1. Dalam pembelajaran di kelas belum pernah diterapkan pembelajaran
yang membuat siswa aktif belajar sesuai dengan Peranan Hadiah
Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi.
2. Di MTs Al – Irsyad Pontianak ini belum pernah diterapkan Model
pembelajaran dengan Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya

8
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2012). Hlm. 44-45.
9
Lexy J. Meleong, op.cit., hlm. 157.
10
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidiakan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm.42.

12
Kompetensi.

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan


menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan terhitung mulai bulan Febuari
sampai dengan bulan April. Waktu dari perencanaan sampai penulisan
laporan hasil penelitian tersebut pada semester 2 Tahun pelajaran 2020/2021.

13
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djumransyah. 2004. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publishing
Hasibuan, dkk. Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro,
Bandung, Remadja Karya, 1988
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2012
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2012
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru., Bandung: PT
Rosdakarya
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidiakan., Surabaya: Usaha Nasional,
1982
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara

14

Anda mungkin juga menyukai