Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA
DI SMP NEGERI 1 LONGKALI KECAMATAN LONGKALI
KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

Ahmad Nur

17.12.4137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah yang senantiasa memberikan


kenikmatan tak terhingga kepada saya, juga memberikan hidayah dan inayah-Nya
sehingga saya mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu
Proposal Penelitian ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, tabi’in dan umat islam.
Pada kesempatan ini, saya hendak menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Maulida selaku dosen pengampu dari Mata Kuliah Metodologi Penelitian PAI
karena telah membimbing dalam penyelesaian tugas Proposal ini yang berjudul
“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa di SMP Negeri 1 Longkali Kecamatan Longkali Kabupaten Paser
Kalimantan Timur”.
Meskipun saya telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini
sebaik mungkin, saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan proposal penelitian ini.

Martapura, 30 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Definisi Operasional..................................................................................3
C. Rumusan Masalah .....................................................................................6
D. Alasan Memilih Judul................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
F. Signifikansi Peneltian ...............................................................................6
G. Anggapan Dasar dan Hipotesis .................................................................7
H. Sistematika Penulisan ...............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Belajar ............................................................................................10


B. Pendidikan Agama Islam ..........................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian ........................................................32


B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................33
C. Data dan Sumber Data ..............................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................33
E. Kerangka Dasar Penelitian .......................................................................35
F. Desain Pengukuran ...................................................................................36
G. Uji Coba Instrumen...................................................................................36
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................................36
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................38

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan elemen yang begitu penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan dapat mengembangkan pola pikir manusia dalam
menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi secara bijak dan dapat
mengarahkan manusia pada taraf hidup yang lebih baik.
Pendidikan Agama Islam atau PAI pada dasarnya merupakan upaya
normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam
mengembangkan pandangan hidup Islam (bagaimana akan menjalani dan
memanfaatkan hidup serta kehidupan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai
Islami), sikap hidup Islami, yang dimanifestasikan dalam keterampilan hidup
sehari-hari. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan
nasional bahwasanya tujuan pendidikan adalah “berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Kemudian
Pasal 37 ayat 1 poin a, “bahwa setiap kurikulum pendidikan wajib membuat
pendidikan agama”.1
Hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan di dalam Islam yang
disebut sebagai “Insan Kamil”. Insan Kamil merupakan kepribadian seorang
muslim sejati yaitu baik ditampilkan dalam perilaku secara fisik maupun batin.
Cir-ciri Insan Kamil yakni ada pada diri Rasulullah yang empat yaitu Siddiq,
Amanah, Fathanah, Tabligh.2 Maka dari itu untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut yang sesuai dengan tujuan Islam dibutuhkannya pendidikan agama
Islam.
Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar
1
Uu sisdiknas (jakarta : fokus media, 2010)
2
Syukur Amin M. dan Usman Fathimah, Insan Kamil Paket Pelatihan Seni Menata Hati.
(Semarang: CV. Bima Sejati, 2017), h. 71.

1
yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan
bersama. Belajar yang tidak memperoleh dukungan baik dalam individu
maupun dari luar individu maka belajar akan mengalami hambatan, tentunya
akan mempengaruhi hasil prestasi seseorang. Semua siswa, orang tua dan guru
sebagai pengajar menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena
prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses
belajar mengajar.
Melihat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam tujuan
pendidikan Indonesia maupun pendidikan Islam, membuat peserta didik dapat
menaruh perhatiannya secara utuh terhadap pelajaran tersebut. Perhatian akan
muncul jika adanya minat. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan peserta didik belajar lebih
giat dan memahami pelajaran dengan baik. Secara sederhana menurut Syah,
“minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.” Jadi jika seorang siswa menaruh minat
yang besar terhadap PAI maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya
lebih banyak pada pelajaran tersebut dibanding siswa lainnya.3
Pada dasarnya, minat memberikan sumbangan yang besar terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat pencapaian kompetensi dasar sangat
ditentukan oleh minat siswa terhadap mata pelajaran. Siswa yang mempunyai
minat dapat diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh
sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah hendaknya setiap siswa
memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran yang diikutinya, dalam hal ini
pelajaran PAI.
Sekolah SMP Negeri 1 Longkali merupakan sekolah yang terletak di
kelurahan Longkali Kabupaten Paser. Di sekolah ini sebagian besar peserta
didiknya memiliki latar belakang status sosial menengah kebawah dan dari
pendidikan orang tua yang rendah. Namun fasilitas belajar di sekolahpun sudah
cukup memadai, dari hasil pemaparan diatas, peneliti ingin mencari tahu hal

3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 133.

2
apa yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik di SMP Negeri 1
Longakli dari adanya faktor-faktor belajar yang mempengaruhinya yang terdiri
dari faktor internal dan faktor ekstrnal. Serta peneliti ingin mencari tahu
bagaimana faktor belajar tersebut mempengaruhi minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran PAI di sekolah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka saya ingin mengambil judul: Analisis
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Di Smp Negeri 1 Longkali Kecamatan Longkali Kabupaten Paser
Kalimantan Timur.

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Skala

1 Dependen : Ketertarikan individu Kuisioner/Angket


Minat Belajar terhadap proses belajar
Pendidikan PAI dengan cara
Agama Islam memusatkan perhatian
nya kepada hal tersebut
secara maksimal dan
dengan konsentrasi utuh
serta menjauhkan
pikiran dari segala hal-
hal yang dapat
mengganggu proses
belajar.4
2 Independen : Inteligensi adalah Observasi dan Nominal
Inteligensi kesanggupan untuk Wawancara
menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru,

4
Docplayer. Minat belajar pai siswa. https://docplayer.info/55609281-Minat-belajar-siswa-
terhadap - mata - pelajaran – pendidikan – agama – islam – di - madrasah – ibtidaiyah – negeri-
ponjong-gunungkidul - yogyakarta.html diakses pada 28 Maret 2020 pukul 18.12 wita

3
dengan menggunakan
alat-alat berpikir yang
sesuai dengan
tujuannya. 5
3 Bakat Kemampuan dasar Observasi Ordinal
seseorang untuk belajar
dalam tempo yang
relatif pendek
dibandingkan orang
lain, namun hasilnya
justru lebih baik.6
4 Motivasi Sebuah dorongan, Wawancara Ordinal
hasrat atau pun minat
yang begitu besar di
dalam diri, untuk
mencapai suatu
keinginan, cita-citra dan
tujuan tertentu. Adanya
motivasi akan membuat
individu berusaha
sekuat tenaga untuk
mencapai yang
diinginkannya.7
5 Sikap Suatu pikiran, Observasi Ordinal
kecenderungan dan
perasaan seseorang

5
Markijar. “Pengertian intelegensi lengkap ciri,macam dan faktor yang mempengaruhinya”
http://www.markijar.com/2018/12/pengertian-intelegensi-lengkap-ciri.html diakses pada 29 Maret
2020 pukul 22.46
6
Minarti. “Pengertian Bakat dan Minat” http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-
bakat-dan-minat.html diakses pada 29 Maret 2020 pukul 22.48 wita
7
Salamadian. “Pengertian Motivasi : Fungsi, tujuan, dan jenis – jenis teori motivasi”
salamadian.com/pengertian-motivasi/ diakses pada 29 Maret 2020 pukul 23.01

4
untuk mengenal aspek-
aspek tertentu pada
lingkungan yang
seringnya bersifat
permanen karena sulit
diubah.8
6 Keluarga Unit terkecil dari Observasi dan Nominal
masyarakat yang terdiri Wawancara
atas
kepala keluarga dan
beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam
keadaan saling
ketergantungan.9
7 Lingkungan Tempat dimana Observasi dan Nominal
Sosial masyarakat dapat Wawancara
saling berinteraksi dan
serta melakukan sesuatu
secara bersama-sama
antar sesama maupun
dengan
lingkungannya.10

C. Rumusan masalah

8
Ibrahim,adzikra. “Pengertian sikap dalam kehidupan sehari - hari”
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-sikap-dalam-kehidupan-sehari-hari/ diakses pada 29
Maret 2020 pukul 23.12 wita
9
Wikipedia. “Keluarga” https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga diakses pada 29 Maret 2020 pukul
23.32 wita
10
Ayuniindia. “Lingkungan Sosial” https://ayuniindya.wordpress.com/2012/12/11/lingkungan-
sosial/ diakses pada 29 Maret 2020 pukul 23.47 wita

5
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan fokus
penelitian yang penulis telah uraikan diatas, maka peneliti menentukan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor internal dan eksternal mempengaruhi minat belajar PAI
di SMP Negeri 1 Longkali?
2. Faktor belajar apa yang paling mempengaruhi minat belajar PAI di SMP
Negeri 1 Longkali?

D. Alasan Memilih Judul


Pentingnya pembelajaran PAI dalam mencapai tujuan pendidikan dan
pendidikan Islam sekolah sedangkan di SMP Negeri 1 Longkali masih sangat
banyak siswa – siswi yang tidak menaruh minat terhadap pelajaran PAI karena
adanya faktor - faktor yang mempengaruhi minat belajar PAI mereka, sehingga
membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui faktor
apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar PAI siswa – siswi di SMP
Negeri 1 Longkali.

E. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengruhi
minat belajar PAI dan faktor belajar apa yang paling mempengaruhi minat
belajar tersebut dalam mata pelajaran PAI siswa di SMP Negeri 1 Longkali.

F. Signifikansi Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberi konstribusi pemikiran dalam pengembangan keilmuan
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan
menumbuhkan minat belajar pada mata pelajaran PAI.
b. Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor – foktor yang
mempengaruhi motivasi belajar PAI siswa.
c. Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain.

6
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk menjadi sekolah yang
berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik di
dalam maupun di luar negeri.
b. Menjadi bagian dari evaluasi sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam
hal minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
c. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wacana tentang
pentingnya motivasi siswa terhadap prestasi belajar PAI.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis


1. Anggapan dasar
Anggapan dasar yang diambil dalam penelitian ini yaitu adanya
Hubungan faktor internal dan eksternal terhadap motivasi belajar PAI siswa
di SMP Negeri 1 Longkali saling mempengaruhi.
2. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Maka, pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis yaitu
Adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar PAI di SMP Negeri 1 Longkali.

H. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal ini dibagi dalam tiga bab, dimana antara bab yang
satu dengan yang lainnya terdapat keterkaitan erat. Adapun sistematika
penulisannya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Latar belakang memuat apa yang mendorong peneliti untuk meneliti
suatu masalah. Masalah dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu
kesenjangan antara konsep atau teori (das sallen) dengan kenyataan yang
ada (das sein).

7
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah memberikan penjelasan tentang pengertian
yang terkandung dalam judul penelitian. Definisi operasional
mengemukakan konsep – konsep dasar (substantif) ke dalam definisi yang
mengandung sejumlah karakteristik operasional, sehingga tidak terjadi
penafsiran yang keliru dalam memahami maksud dari judul yang ada.
c. Rumusan Masalah
Yaitu memformulasikan secara ringkas, jelas dan tajam tentang
permasalahan utama yang ada di latar belakang.
d. Alasan Memilih Judul
Yaitu sejumlah argumen atau landasan mendasar dalam menetapkan
masalah atau judul penelitian tersebut, dan hal ini harus mengarah kepada
persoalan yang diteliti, baik secara teoritis maupun praktis.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan satu atau beberapa pernyataan yang ingin diketahui
atau ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ingin ditemukan
jawabannya.
f. Signifikansi Penelitian
Signifikansi adalah kegunaan dari penelitian yang dilakukan.
g. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan dasar suatu penelitian adalah sesuatu yang dijadikan
pijakan/titik tolak dalam melaksanakan penelitian. Sedangkan hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah – masalah yang diajukan
dalam penelitian.
h. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini diuraikan secara sistematis, logis dan terarah tentang
bagian – bagian dan sub – sub bagian atau komponen – komponen materi
(substansi bahasan) yang disusun secara naratif dalam suatu bahasan yang
terdiri atas kalimat – kalimat secara mengalir, bukan disusun sebagaimana
membuat outline karangan.

8
BAB II : TIJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka menerangkan, menguraikan dan merangkaikan


(memformulasikan) berbagai elemen teori yang disebutkan diatas sehingga
membentuk suatu format pemikiran teoritis sebagai “agrement reality” yang
utuh, logis, kritis, dan sistematis.11

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah sistematik yang ditempuh untuk


mencapai tujuan dari topik bahasan. Pasal metode penelitian memuat hal – hal
sebagai berikut :

a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti


b. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian dan dituangkan dalam instrumen
penelitian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambilan data yang akan digunakan.
d. Teknik pengolahan dan analisis yang dipakai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
11
IAID. “Panduan Penulisan Skripsi dan Makalah”

9
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Minat merupakan sebuah ketertarikan terhadap sesuatu hal sehingga
kita tergerak untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, minat adalah salah
satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Minat harus ada dalam diri seseorang, sebab
minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Minat merupakan
pangkal permulaan daripada semua aktifitas. Ada berbagai pendapat
mengenai pengertian minat, Slameto mengemukakan bahwa, “minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus
menerus disertai dengan rasa senang.”12
Salah satu yang mempengaruhi proses belajar siswa adalah minat.
Siswa akan belajar lebih baik apabila dia berminat pada pelajaran tersebut
atau sebaliknya apabila siswa tidak berminat terhadap pelajaran tersebut
akan menunjukkan hasil yang kurang baik. Ada tidaknya minat terhadap
sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap
tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran
tersebut.13
Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk
merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang mempelajari materi tersebut. Minat juga merupakan dorongan yang
kuat dalam belajar, siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan merasa
senang mengerjakan suatu pekerjaan atau melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.14
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah “Keinginan yang
kuat, gairah atau kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.”
15 Minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu

12
Minarti. “Pengertian Bakat dan Minat” http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-
bakat-dan-minat.html diakses pada 29 Maret 2020 pukul 22.48 wita
13
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h. 83
14
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 36.

10
dari luar. Ada juga yang berpendapat bahwa minat merupakan peningkatan
perhatian individu terhadap suatu objek yang banyak sangkut pautnya
dengan dirinya. Minat, menurut pendapat lainnya adalah perasaan suka
yang berhubungan dengan suatu reaksi terhadap sesuatu yang khusus atau
situasi tertentu. Jadi minat merupakan kecenderungan kegiatan siswa serta
dapat memperkuat motif objek. Dengan adanya minat akan tampak
kecenderungan pada individu untuk memusatkan perhatiannya dan
meningkatkan kegiatannya dalam upaya mencapai suatu objek.
Dari beberapa pengertian atau definisi diatas tentang minat, dapat kita
tarik kesimpulan yakni minat merupakan kesediaan jiwa dalam
meningatkatkan perhatian, dan memusatkan kegiatan mental individu
terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dengan kata lain
minat dapat meningkatkan suatu kekuatan atau dorongan individu untuk
memusatkan perhatian pada keinginannya.

2. Pengertian Belajar
Sebelum sampai pada pengertian minat belajar, peneliti akan
memberikan penjabaran mengenai pengertian belajar setelah sebelumnya
mengetahui tentang pengertian minat.
Belajar adalah bagian utama dari kehidupan. Belajar merupakan upaya
kita dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Dimanapun, kapanpun, baik
tua ataupun muda, kita diwajibkan untuk belajar. Belajar tidak hanya dapat
kita lakukan di dalam kelas, di luar kelaspun kita dapat melakukan aktifitas
belajar sebab selruh aktifitas yang kita lakukan sehari-hari tidak pernah
lepas dari adanya aktifitas belajar. Menurut Rohmalina Wahab dalam
bukunya psikologi belajar, beliau mengatakan, “belajar pada hakikatnya
adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam
bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap
dan nilai yang positif.”

11
Dalam mendalami definisi dari belajar, Aunurrahman mengungkapkan
ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam memahami definisi
belajar, yakni :
a. Belajar merupakan sebuah aktifitas terencana yang dilakukan oleh
individu yang melibatkan jasmani serta mental dalam prosesnya.
b. Adanya interaksi terhadap lingkungan. Lingkungan dalam hal ini
meliputi manusia dan obyek-obyek lainnya yang memungkinkan
individu memperoleh pengetahuan baru maupun yang telah
diketahuinya.
c. Belajar mengahasilkan perubahan tingkah laku dan juga melibatkan
perubahan pada aspek emosional. Meski tidak semua perubahan
tingkah laku merupakan hasil belajar.

Belajar merupakan sesuatu yang amat rumit jika kita definisikan, sebab
belajar memiliki pengertian dan makna yang berbeda-beda tergantung siapa
dan dari sudut pandang mana menilainya. Belajar merupakan sesbuah
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku
yang relative permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu
dengan lingkungan belajarnya. Dalam aktifitas belajar kita melakukan
banyak hal. Menurut Wasty Soemanto ada beberapa hal yang berkaitan
dengan aktifitas belajar yakni :

a. Mendengarkan,
b. Memandang, memerhatikan atau mengamati,
c. Meraba, mencium dan mengecap,
d. Menulis atau mencatat,
e. Membaca,
f. Membuat Ringkasan,
g. Menyusun Paper,
h. Mengingat,
i. Latihan atau praktik.

12
Dari beberapa penjabaran diatas, peneliti menyimpulkan bahwasanya
belajar merupakan proses individu dalam memperoleh pegetahuan,
pengalaman maupun keterampilan dan terdapat interaksi antara individu
dan lingkungan belajarnya sehingga menghasilkan perubahan sikap dan
tingkah laku dari individu tersebut. Dalam proses belajar melibatkan
jasmani diantaranya yaitu panca indera, mental individu, serta otak yang
merupakan hal utama untuk mengingat dan memproses semua informasi
yang didapat. Semakin tinggi tingkat keaktifan jasmani dan mental
individu dalam proses belajar, maka akan semakin baik pula hasil
belajarnya.15

3. Pengertian Minat Belajar


Dalam pelaksanaan proses belajar tentu saja berkaitan erat dengan
adanya minat. Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan
upaya yang timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan
kegiatan belajar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa minat merupakan
kesediaan jiwa dalam meningkatkan perhatian, dan memusatkan kegiatan
mental individu terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dari
minat tersebut yang akan menghasilkan dorongan dan juga semangat dalam
diri individu untuk belajar. Sedangkan belajar merupakan proses individu
dalam memperoleh pegetahuan, pengalaman maupun keterampilan dan
terdapat interaksi antara individu dan lingkungan belajarnya sehingga
menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku dari individu tersebut.
Maka dari itu, dalam belajar seseorang harus memiliki minat agar dapat
memulai proses belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Minat merupakan hal yang dapat memberikan dorongan dan kekuatan
pada individu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Sebab dengan
minat, individu tidak merasa terbebani dengan aktifitas belajar tersebut,
meski tidak menutup kemungkinan banyak faktor yang dapat melemahkan

15
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 116

13
keinginan individu dalam belajar akan tetapi setidaknya individu
merasakan bahwa dirinya memiliki ketertarikan, kesukaan serta kebutuhan
akan belajar. Seperti contohnya, seorang anak yang memiliki ketertarikan
terhadap musik, anak tersebut harus menempuh jarak yang jauh untuk
latihan dan mengasah kemampuan bermusiknya tersebut. Namun, karena
anak tersebut memiliki minat terhadap musik, maka jarak yang jauh
bukanlah suatu hal yang dapat menghalanginya untuk belajar musik.
Jadi dapat kita ketahui bahwasanya, minat belajar adalah ketertarikan
individu terhadap proses belajar yang sedang ia lakukan dengan cara
memusatkan perhatiannya kepada hal tersebut secara maksimal dan dengan
konsentrasi utuh serta menjauhkan pikiran dari segala hal-hal yang dapat
mengganggu proses belajar.16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada hakikatnya terdiri dari
dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun
penjelasannya mengenai faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor Internal
1) Inteligensi
Menurut Sriyanti, “Inteligensi merupakan kemampuan
penting yang sangat diperlukan bagi keberhasilan belajar seseorang.
Inteligensi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu intelligere yang
berarti to organize, to relate, to bind together, yaitu menghubungkan
atau menyamakan satu sama lain.” Menurut W. Stern yang dikutip
oleh Purwanto, “Inteligensi adalah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya”. Sedangkan
menurut Vaan Hoes yang dikutip dari Ahmadi, “inteligensi
merupakan kecerdasan jiwa.” Semakin tinggi kemampuan
intelijensi seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk meraih

16
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h 33

14
sukses. Anak yang memiliki IQ tinggi dapat lebih mudah untuk
menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Sebaliknya,
semakin rendah kemampuan inteligensi seseorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. Menurut
Hotifah, “Anak yang normal (90110) dapat menamatkan SD tepat
pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ (110-140) dapat
digolongkan cerdas, 140 keatas tergolong jenius.” Golongan ini
memiliki potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di
perguruan tinggi.
2) Bakat
a) Pengertian bakat
Setiap individu memiliki bakat yang berbeda-beda. Tidak
semua anak memiliki bakat di segala bidang. Anak yang
berbakat di bidang musik, bisa jadi ia lemah di bidang olah raga
atau sebaliknya. Menurut Ahmadi dan Supriyono, “Bakat adalah
potensi/kecakapan dasar yang dimiliki sejak lahir.” Biasanya
bakat sangat bergantung pada pembawaan orang tua. Orang tua
yang berkecimpung di bidang kesenian, anaknya akan mudah
mempelajari seni suara, tari, dan lain lain yang berhubungan
dengan seni.
Ahmadi dan Supriyono mengungkapkan, “Seseorang akan
mudah mempelajari sesuatu apabila hal tersebut sesuai dengan
bakatnya. Apabila seorang anak harus mempelajari sesuatu yang
yang lain dari bakatnya, maka anak tersebut akan cepat merasa
bosan, mudah putus asa, dan tidak senang.”Sebab bakat
merupakan faktor pendukung anak dalam sukses melakukan
suatu hal. Apabila anak sukses dalam suatu hal dan dapat
melakukannya dengan mudah, dengan sendirinya anak akan
menyukai hal tersebut.
Bakat berbeda dengan kemampuan yang mengandung
makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari

15
pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas
yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan
datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dengan
demikian, dapat disarikan bahwa bakat merupakan suatu potensi
yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan
latihan. Adapun manfaat dalam mengenal bakat yaitu :
1) Untuk mengetahui potensi diri, dengan mengetahui bakat
yang dimiliki, kita bisa tahu dan mengembangkannya.
2) Untuk merencanakan masa depan, dengan mengetahui bakat
yang dimiliki, kita bisa merencanakan mengembangkannya
untuk merencanakan masa depan.
3) Untuk menentukan tugas atau kegiatan, dengan mengetahui
bakat yang dimiliki, dapat memilih kegiatan apa saja yang
akan kita lakukan sesuai bakat kita.

Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk


memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat
umum maupun khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang
berupa potensi bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara
umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang
berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik
dan sosial. Bakat khusus ini biasanya disebut dengan talent,
sedangkan bakat umum disebut dengan istilah gifted. Dengan
bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam
bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu
prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman,
pendidikan dan motivasi.17

3) Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan
17
Rifqirosyadi. “Kumpulan Proposal Penelitian” http : // rifqirosyadi . blogspot . com / 2014 / 09 /
proposal - kuantitatif.html diakses pada 29 Maret 2020 pukul 23.57 wita

16
mungkin melakukan aktifitas belajar. Motivasi merupakan faktor
pendorong akan adanya minat.
Mc. Donald mengungkapkan pendapatnya yang
dikutip oleh sriyanti, “Motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif
(perasaaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.” Menurut Sartain
yang dikutip oleh Purwanto, “Motivasi adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang.” Jadi, dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang dapat
menimbulkan keinginan (dorongan) dalam diri yang diwujudkan
dengan perubahan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian motivasi yang diungkapkan oleh para ahli
bahwasanya Dimyati dan Mudjiono mengungkapkan, “ada tiga
komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b)
dorongan, (c) tujuan.”
Motivasi belajar yang ada pada diri peserta didik juga
memiliki ciri-ciri/indikator sebagai berikut:
a) Tekun menghadapi tugas.
b) Ulet menghadapi kesulitan.
c) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.
d) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang
diberikan.
e) Selalu berusahan berprestasi sebaik mungkin.
f) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.
g) Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan. dengan
tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya.
h) Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

Menurut Sardiman indikator motivasi belajar yang berasal


dari dalam diri siswa (instrinsik) adalah sebagai berikut :

17
a) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara
terus- menerus dalam waktu yang lama (tidak pernah berhenti
sebelum selesai). Seperti siswa mulai mengerjakan tugas tepat
waktu, mencari sumber lain, tidak mudah putus asa dan
memeriksa kelengkapan tugas.
b) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam
menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, siswa bertanggungjawab
terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan
kegiatan belajar.
c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang
terdiri dari berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar
terhadap masalah yang sedang dihadapi dan tidak mudah putus
asa dalam menghadapi masalah.
d) Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh ia
mengerjakanapa yang menjadi tugasnya.
e) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif.
f) Dapat mempertahankan pendapatnya (jika sudah yakin akan
sesuatu).

4) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama
kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan
pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran,
apalagi jika diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran
dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

18
Dalam psikologi perkembangan, anak pada usia remaja
mengalami beberapa perkembangan yakni perkembangan fisik,
kognisi dan sosioemosi yang mana dapat dikatakan, masa ini
adalah masa rentan bagi seorang remaja sebab di masa ini remaja
berada pada tahap peralihan dari penggunaan penalaran konkret ke
penerpaan formal. Remaja mulai menyadari keterbatasan pemikiran
mereka. remaja cenderung meningkatkan rasa harga diri dan
penolakan dapat menimbulkan persoalan emosi yang serius.
Brown dan Holtzman dalam Tulus Tu‟u mengembangkan
konsep sikap siswa dalam belajar melalui dua komponen, yaitu
sebagai berikut :
a) Teacher Approval (TA) yaitu berhubungan dengan pandangan
siswa terhadap guru-guru, tingkah laku mereka di kelas; dan
cara guru mengajar. Bagaimana pandangan siswa terhadap guru
yang mengajar dalam kelas, bagaimana pandangan siswa
terhadap tingkah laku guru dalam kelas, bagaimana pandangan
siswa terhadap cara guru mengajar.
Terdapat dua pandangan positif dan negative. Apabila
seseorang memiliki sikap positif dalam proses pembelajaran, ia
akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang
menguntungkan objek itu. Jadi apabila siswa memiliki sikap
yang negative terhadap proses pembelajaran ia akan acuh tak
acuh terhadap pembelajaran itu.
b) Education Acceptance (EA) yaitu penerimaan dan penolakan
siswa terhadap tujuan yang akan dicapai; dan materi yang akan
disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di
sekolah. Sikap penting karena didasarkan atas peranan guru
sebagai leader dalam proses pembelajaran. Bagaimana sikap
siswa terhadap gaya guru mengajar, materi yang diajarkan,

19
tugas, dan tujuan yang dicapai akan dicapai sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.18

b. Faktor Eksternal
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan pendidikan informal yang diakui
dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan fondasi awal akan
seperti apa pribadi anak akan terbentuk dan itu juga akan sangat
berpengaruh pada pola pikir serta proses belajar anak. Meskipun
anak sudah nasuk sekolah, namun harapan masih digantungkan
kepada keluarga untuk memberikan pendidikan dan memberikan
suasana yang sejuk dan menyenangkan ketika anak belajar di
rumah.
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kegiatan
belajar anak. ketegangan kelaurga, sifat-sifat orang tua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat
memberikan damapk terhadap aktifitas belajar anak. Ada beberapa
faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar
pada anak yaitu :
a) Hubungan antar anggota tidak harmonis, seperti sering terjadi
pertengkaran antara kedua orang tua, atau pertengkaran antara
anak dengan orang tua, mempunyai ayah atau ibu tiri,
mempunyai saudara tiri, ada permusuhan keluarga dengan
keluarga lainnya.
b) Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar anak di rumah, ruang
belajar terbatas dan penerangan kurang memadai
sehinggakebutuhan belajar yang diperlukan tidak ada, maka
kegiatan belajar anakpun terhenti untuk beberapa waktu.

18
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2004), h. 115-116.

20
c) Ekonomi keluarga yang lemah mengakibatkan kurngnya biaya
pendidikan, kebutuhan anak tidak tercukupi bahkan anak
banyak meluangkan waktu untuk membantu orang tua, baik
bekerja atau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
d) Kesehatan keluarga yang kurang baik. Orang tua yang
sakitsakitan, misalnya, membuat anak harus ikut
memikirkannya dan merasa prihatin, apalagi bila penyakit yang
diderita orang tuanya adalah penyakit yang serius atau kronis.
e) Kurang perhatian orang tua, seperti kesibukan yang tinggi, atau
orang tua kurang memiliki wawasan bagaimana mengasuh anak,
kurang ada kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua.
f) Pola pengasuhan yang salah, orang tua yang tidak/kurang
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak
acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya dan
itu akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang
bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak
sehat bagi anak. hal ini membuat kehidupan anak tidak
tenteram, tidak senang dirumah, pada akhirnya anak tersebut
mencari kesenangan di luar rumah hingga lupa belajar. Orang
tua yang lemah, suka memanjakan anak akibatnya anak tidak
memiliki kemampuan dan kemauan, bahkan sangat bergantung
pada orang tua hingga malas berusaha, malas mengerjakan tugas
- tugas sekolah dan membuat prestasinya menurun.

Menurut Suhartin, ada beberapa situasi pendidikan dalam


kelurga yang dapat mempermudah untuk mencapai tujuan
pendidikan, diantaranya adalah :

a) Keluarga yang diliputi rasa cinta dan kasih. Hal tersebut dapat
membantu anak belajar untuk dapat mencintai orang lain.
b) Keluarga yang tidak otoriter. Dalam situasi otoriter, anak dapat
menderita gagap, penakut, rendah diri, dan sebagainya.

21
Alangkah lebih baiknya orang tua menerapkan sistem
demokratis, artinya ada give and take antara anak dan orang tua.
c) Keluarga tidak melepaskan begitu saja. Maksudnya adalah anak
juga perlu bimbingan dari orang tua. Orang tua dapat
mengarahkan anaknya secara bijak. Gunakanlah sistem reward
and punishment kepada anak.
d) Keluarga tidak terlalu melindungi. Biarkan anak menjadi pribadi
yang mandiri, yang bertanggung jawab akan hal yang dia
lakukan.
e) Norma harus tetap. Norma yang tetap dibutuhkan dalam
keluarga agar anak belajar untuk menaati peraturan dan
menghindari anak dari sikap plin-plan.
f) Jangan terlalu banyak pengaturan. Peraturan yang terlalu banyak
juga dapat mengakibatkan hal yang kurang baik. Anak akan
memiliki sikap ragu, penakut, dan sulit memutuskan sesuatu.
g) Norma jangan terlalu tinggi. maksudnya berikanlah norma yang
logis yang dpaat mudah dicerna oleh anak agar nantinya anak
tidak bingung dan frustasi karena banyaknya konflik yang
terjadi dalam dirinya.

2) Guru (pendidik) dan Cara Mendidik.


Guru merupakan ujung tombak dari pendidikan di sekolah.
Tanpa adanya guru, maka tidak akan terjadi prsoes belajar mengajar
di institusi pendidikan. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang
sangat berat, bukan hanya mengemban kewajiban di dalam kelas,
namun guru juga memegang peran penting di sekolah dan juga
masyarakat.
Guru adalah orang dewasa yang karena jabatannya (secara
formal) selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat
(mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman
belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mngerahkan

22
segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi
belajar mengajar (teaching-learning strategy) yang tepat
(appropriate).
Menurut Purwanto, “Bagaimana sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan
bagaimana cara guru itu mengajar pengetahuan itu kepada anak
didik turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai oleh
anak.”
Menurut Syamsudin, “Guru harus memiliki pribadi yang
baik sebab guru adalah yang menjadi panutan di sekolah. Menurut
UU No. 14 Tahun 2005 guru harus memiliki empat kompetensi
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
Guru dapat dikatakan belajarnya berhasil jika perubahan
yang diharapkannya, terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya.”
Guru yang ketus, galak dan kurang empati pada anak didiknya, guru
yang kurang berkualitas, kurang memiliki kompetensi sebagai guru,
kurang menguasai materi serta kurang bisa menggunakan metode
belajar yang dapat memotivasi siswa, membuat siswa menjadi
malas belajar. Hubungan guru dengan peserta didik, guru dengan
masyarakat sekolah juga harus harmonis. Sebab hal tersebut dapat
menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan tenteram dan
menimbulkan interaksi antar masyarakat sekolah yang sehat.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, kompetemsi pedagogis dijabarkan dalam
subkompetensi dan indikator esensial, yakni sebagai berikut:
a) Memahami peserta didik. Dengan indikator esensial :
memanfaatkan prinsip perkembangan kognitif; memnafaatkan
prinsip-prinsip kepribadian; dan mnegidentifikasi bekal-ajar
awal peserta didik.

23
b) Merancang pembelajaran. Indikatornya adalah : menerapkan
teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik;
kompetensi yang ingin dicapai; dan materi ajar serta menyusun
RPP.
c) Melaksanakan pembelajaran. Indikatornya : menata latar
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Indikatornya : melakukan evaluasi secara berkala; dengan
berbagai metode; menganalisis;melakukan perbaikan.
e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.

3) Lingkungan Sosial
Ruang lingkup lingkungan sosial dalam hal ini adalah
masyarakat, tetangga, teman sepermainan, lembaga sosial dan
keagamaan, sarana-prasarana serta budaya di sekitar perkampungan
siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang kurang mendukung seperti kondisi
lingkungan yang kumuh, serba kekurangan dan anak-anak
pengganggu akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa.
Siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar ketika
membutuhkan teman belajar untuk berdiskusi, meminjam alatalat
belajar yang belum dimilikinya.
Lingkungan masyarakat yang asri, tentram dan rukun dapat
membantu menciptakan perkembangan psikologis anak ke arah
yang lebih baik. Sebab dalam lingkungan tersebut terdapat interaksi
yang baik yang dapat menumbuhkan mental yang sehat pada anak.
Kelengkapan sarana dan prasarana di lingkungan sekitar
juga dapat menunjang keberhasilan belajar pada anak. Karena
saranaprasarana dapat membantu anak untuk belajar lebih efektif,

24
lebih jelas dalam memperoleh materi pelajaran dengan alat bantu
pembelajaran yang lengkap. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak
didik hidup dalam komunitas masyarakat yang heterogen. Segala
macam persoalan dalam masyarakat merupakan bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan yang heterogen tersebut. Dengan
demikian kembali pada faktor keluarga yang merupakan fondasi
dasar bagi anak didik untuk menyaring segala aktifitas yang ada di
lingkungan sekitar.
Pergaulan yang terkadang kurang bersahabat sering
memicu konflik sosial. Perilaku negatif dapat muncul karena faktor
teman sepermainan, serta budaya masyarakat yang buruk seperti
banyak peminum dan penjudi, tidak ada budaya belajar serta tidak
ada budaya mengaji. Selain itu, sarana dan fasilitas juga dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Apabila
siswa tinggal di perkampungan yang terlalu padat dan tidak
memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja yang positif (seperti
lapangan voli), akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-
tempat yang tidak layak untuk dikunjungi.
Maka dari itu, memang manusia sebagai makhluk sosial
sudah semestinya akan selalu membutuhkan orang lain. Namun,
adakalanya kita harus memilih orang-orang yang ada disekeliling
kita. Kita harus sudah mempertimbangkan apakah orang tersebut
akan memberikan pengaruh yang baik ataukah buruk kepada kita.
Kondisi sarana dan fasilitas yang kurang memadai dapat
menghambat kegiatan belajar siswa. Contoh lainnya yaitu listrik,
jika ada siswa yang tinggal di daerah yang tidak ada listrik tentu
saja hal tersebut akan mengganggu belajarnya. Apalagi di zaman
yang serba modern dan berteknologi seperti sekarang ini menuntut
kita untuk memiliki sarana dan fasilitas tersebut. Sekarang banyak
informasi dan pengetahuan yang dapat kita ambil dari internet.
Mengerjakan tugas, memberi dan mengirim tugas dapat

25
menggunakan e-mail. Dengan demikian sarana dan fasilitas pun
amat sangat penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan minat
dalam belajar.19

5. Ciri-Ciri Minat Belajar


Minat peserta didik dapat timbul dari berbagai sumber antara lain
perkembangan insting dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh
lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dan sebagainya.
Pendidik harus mengetahui ciri-ciri minat yang ada pada peserta
didik, dengan begitu pendidik dapat membedakan mana peserta didik yang
berminat dalam belajar dan mana peserta didik yang tidak berminat dalam
belajar, adapun ciri-ciri minat tersebut adalah :
a. Keputusan diambil dengan mempertahankan seluruh kepribadian;
b. Sifatnya irasional;
c. Berlaku perseorangan dan pada suatu situasi;
d. Melakukan sesuatu terbit dari lubuk hati;
e. Melaksanakan sesuatu tanpa ada paksaan;
f. Melakukan sesuatu dengan senang hati.

Adapun menurut Slameto, peserta didik yang berminat dalam belajar


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan


mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
19
Ayuniindia. “Lingkungan Sosial” https://ayuniindya.wordpress.com/2012/12/11/lingkungan-
sosial/ diakses pada 29 Maret 2020 pukul 23.47 wita

26
Dari ciri-ciri diatas, tentunya individu yang memiliki minat belajar akan
dapat diukur dengan indikator minat itu sendiri. Menurut Djamarah,
indikator minat belajar yaitu :

a. Rasa suka/senang, pernyataan lebih menyukai.


b. Adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa di
suruh.
c. Berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian.

Menurut Slameto beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan


senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari beberapa
definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar tersebut
diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu :

a. Perasaan Senang
Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap
pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.
Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan,
dan hadir saat pelajaran.
b. Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif
bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
c. Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap
ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh:
antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.
d. Perhatian Siswa
Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam
penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang

27
lain. Siswa memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya
akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan
guru dan mencatat materi.
Semakin besar intensitas individu aktif dalam suatu kegiatan maka
semakin besar pula indikasi minat individu tersebut. Jika seorang
peserta didik selalu bertanya atau aktif dalam pembelajaran maka dapat
dikatakan peserta didik memiliki minat terhadap pelajaran tersebut.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik yang memiliki minat, dapat
kita perhatikan ia akan mempersiapkan dirinya dari awal hingga akhir
pembelajaran, mengerjakan tugas dengan baik, memiliki catatan yang
lengkap, menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam pembelajaran.20

B. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan) terdiri dari
tiga katayang digunakan. Ketiga kata tersebut, yaitu (a) “at-tarbiyah, (b) “al-
ta‟lim”, dan (c) “al-ta‟dib”. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang
saling berkaitan. Saling cocok untuk pemaknaan pendidikan dalam Islam.
Ketiga kata itu mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia
dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan
saling berkaitan satu sama lain.
Term at-Tarbiyah berakar dari tiga kata, yakni berasal dari kata rabba
yang artinya bertambah dan tumbuh, rabiya-yarbi yang artinya tumbuh dan
berkembang, rabba-yarubbu yang artinya memperbaiki, membimbing,
menguasai memimpin, menjaga dan memelihara. Term al-Ta‟lim secara
bahasa berasal dari kata fi‟il tsulasi mazid biharfin wahid, yaitu „allama yu
„allimu. Jadi „allama artinya mengajar. Selanjutnya term al-Ta‟dib berasal
dari kata tsulasi mazid bihaijmn wahid, yaitu „addaba yu‟addibu. Jadi
„addaba artinya memberi adab.66 Pendidikan Islam menurut istilah telah

20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h.58.

28
dirumuskan oleh beberapa pakar pendidikan Islam, sesuai dengan perspektif
masing-masing. Diantara rumusan tersebut yang dikutip dari Ramayulis,
dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam adalah :
a. Al-Abrasyi memberikan pengertian, bahwa tarbiyah adalah
mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,
mencintai tanah air, tegap jasmaniyah, sempurna budi pekertinya
(akhlaknya, teratur pikirannya, halus perasaannya mahir dalam
pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.
b. Hasan Langgulung mengatakan, bahwa “pendidikan Islam adalah proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi
manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
c. Omar Muhammad al-Thoumi Al-Syaibani menyatakan, bahwa
pendidikan Islam adalah prosoes mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat.

Dari beberapa penjelasan diatas mengenai arti dan makna dari


pendidikan agama Islam dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan Islam
merupakan sebuah proses mengajarkan dan mengembangkan potensi dasar
manusia dengan nilai-nilai keislaman yang terintegrasi melalaui perkataan,
tindakan maupun pikirannya guna untuk kepentingan di dunia maupun di
akhirat.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Secara umum, sebagaimana tujuan pendidikan agama islam di atas,
maka dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan
pembelajaran pendidikan agama Islam. Yaitu, Dimensi keimanan peserta
didik terhadap ajaran agama Islam.

29
a. Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan peserta
didik terhadap ajaran agama Islam.
b. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta
didik dalam menjalankan ajaran Islam.
c. Dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah di
imani, dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu
menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk mengamalkan ajaran agama
dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadinya serta merealisasikannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan
agama Islam meliputi :
1) Tarbiyah jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya
menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya
dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengalamannya.
2) Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran
yang hasilnya dapat mencerdaskan akal menajamkan otak semisal
ilmu berhitung.
3) Tarbiyah adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat
meningkatkan budi dan meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah
atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam ajaran islam merupakam
salah satu ajaran pokok yang mesti diajarkan agar umatnya memiliki
dan melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

C. Minat Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Setelah kita mengetahui pengertian dalam minat belajar dan apa itu
pendidikan agama Islam. Kini peneliti akan menjabarkan kaitannya antara
minat belajar dalam pembelajaran PAI dengan melihat akan urgensi dari
pembelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri bagi kehidupan saat ini.

30
Tentunya juga untuk mencapai tujuan mulia pendidikan Islam yang
hendak dicapai.
Runtuhnya nilai-nilai keislaman pada saat ini, tentunya menjadikan
minat sangat dibutuhkan untuk pembelajaran PAI. Minat adalah ujung
tombak dari segala hal yang dapat mempengaruhi proses belajar. Tanpa
adanya minat akan sangat mustahil tujuan pendidikan Islam akan tercapai,
sebab tidak adanya dorongan atau kecenderungan dari siswa untuk
mempelajari (menyukai) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlebih
untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Minat belajar dalam Pembelajaran PAI artinya peserta didik diharapkan
memiliki ketertarikan, kesenangan, dorongan dalam memperoleh
pengetahuan PAI. Sehingga dalam proses belajar tersebut, peserta didik
akan menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku yang tercermin
sesuai dengan ajaran Islam.
Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya dalam pembelajaran
selain kognitif, peserta didik juga diharuskan mencapai kompetensi dalam
hal afektif dan psikomotorik. Tujuan pendidikan agama Islam diharapkan
tidak hanya dipelajari permukaannya saja, sekadar pengetahuan semata
melainkan terpatri nyata dalam nilai-nilai kesungguhan yaitu keimanan
yang mantap dalam diri peserta didik.21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Jenis Penelitian

21
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 2019), h. 67.

31
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif, yaitu dengan menggambarkan faktor – faktor yang
mempengaruhi minat belajar PAI siswa – siswi di SMP Negeri 1 Longkali
Kecamatan Longkali Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Kemudian untuk
memperoleh data, fakta dan informasi yang mengungkapkan serta
menjelaskan permasalahan dan penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (Library
Research).
a. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penulis menghimpun
informasi, data dan fakta dari objek yang diteliti untuk menemukan
secara khusus dari realitas yang tengah terjadi di lapangan agar lebih
objektif dan akurat.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data
dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat
di ruangan perpustakaan, misalnya berupa buku-buku, dan sumber lain
yang relevan dengan penelitian ini.22

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Longkali Kecamatan
Longkali Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Agar penelitian ini
sesuai dengan apa yang diharapkan maka penulis membatasi fokus
penelitian ini hanya kepada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Longkali yang
berjumlah 96 orang yang terbagi menjadi 4 kelas. Penelitian ini dilakukan
pada bulan September 2020 hingga bulan Januari 2021 yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari observasi data di lapangan
dan juga sumber tertulis yang ada di perpustakaan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa – siswi di
kelas IX SMP Negeri 1 Longkali Kecamatan Longkali Kabupaten Paser.

22
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2018), h. 1

32
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Non Probability Sampling
dengan jenis sampel sistematik. Sampel sistematik yaitu dimulai dengan
menentukan jumlah subjek penelitian dari populasi yang ada yaitu dengan
cara memilih poin awal secara acak kemudian data diambil sesuai sampel
interval yang telah ditentukan dan melakukannya secara berulang.

C. Data dan Sumber Data


Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung atau diukur secara langsung, yang
berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah jumlah
guru, siswa dan jumlah sarana dan prasarana, dan hasil angket. Dan yang
dimaksud dengan sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari simber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber daata primer dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa di SMP Negeri 1
Longkali.
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama seperti dokumen – dokumen dan
angket.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Observasi Partisipatif, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis
tentang kejadian-kejadian, perilaku obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal
lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam observasi ini, penulis mengamati kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Seperti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam mata pelajaran

33
Pendidikan Agama Islam, metode pembelajaran yang digunakan, sarana
dan prasarana, kondisi siswa saat belajar. Teknik ini digunakan agar penulis
dapat melihat dan mendengar secara langsung pengalaman yang dialami
obyek yang diteliti, sehingga dapat mempelajari pola dan perilaku obyek
yang diteliti.23
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Informan dalam
penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Longkali dengan maksud untuk mengetahui proses pembelajaran PAI di
kelas dan minat siswa dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, informan
selanjutnya adalah Siswa / siswi kelas IX SMP Negeri 1 Longkali terkait
pembelajaran PAI di kelas dan proses belajarnya di rumah. Serta orang tua
turut pula menjadi informan untuk mengetahui aktivitas dan cara belajar
anak di rumah.
3. Kuesioner (Angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis angket tertutup yang diberikan kepada sampel yang telah ditentukan.
4. Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya - karya monumental. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.24
E. Kerangka Dasar Penelitian

Proposal Penelitian
Kuantitatif

Uji Proposal Penelitian


23
Naeklan Simbolon, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta didik, vol.1,
2014, (http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/view/1323, diakses pada 27
Maret 2020 pukul 21:04 wita)
24
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

34
Pengamatan Lapangan

Populasi dan Sampel

Seluruh Siswa Siswa kelas IX

Pengumpulan Data

Observasi Wawancara Kuisioner

Uji Instrumen Pengumpulan

Pengolahan dan Analisis


Data

Gambar 1.1 Kerangka Dasar Penelitian

F. Desain Pengukuran
Desain pengukuran dilakukan dengan skala likert yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang feomena sosial.

G. Uji Coba Instrumen

35
Instrumen pengumpulan data adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan sesuatu metode agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu :
1. Metode kuisioner/angket : instrumen yang digunakan berupa lembar angket
yang berisi sejumlah pertanyaan dan harus dijawab oleh responden dengan
cara memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
2. Metode dokumentasi : instrumenya yaitu suatu alat bantu pengumpulan
data yang didokumentasikan, seperti data tentang hasil belajar, data
pendidik, data siswa, dan data lainnya yang berhubungan dengan obyek.25

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik analisis data yang penulis gunakan yakni teknik analisis
Deskriptif Kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengolahan dan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yakni :
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang
merupakan catatan lapangan. Pada tahap awal peneliti melakukan
penyebaran data angket yang dilakukan dengan teknik sampel sistematik.
Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa dan
orang tua siswa kelas IX untuk dijadikan informan. Kemudian, selanjutnya
peneliti melakukan studi dokumentasi di sekolah tersebut baik itu pada
kegiatan pembelajaran, kegiatan diluar pembelajaran dan hal-hal terkait
yang ada di sekolah SMP Negeri 1 Longkali.
2. Reduksi Data
Reduksi data terdiri dari proses Editing, yaitu proses memeriksa data
yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan,
kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang
digunakan, dan sebagainya. Kemudian Coding, yaitu kegiatan memberikan

25
Sosiologis. “Instrumen Penelitian : contoh dan penjelasannya” http://sosiologis.com/instrumen-
penelitian diakses pada 27 Maret 2020 pukul 23.11 wita

36
kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen penelitian.
Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan
penafsiran data. Dan Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah
dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami.
3. Penyajian data
Untuk angket disajikan dengan adanya tabel dan hasil prosentasenya
yang kemudian dijelaskan secara naratif agar mudah dipahami. Hasil
wawancara dan pengamatan dijabarkan secara sistematis dan terintegrasi.
Semua data yang telah direduksi baik itu angket, wawancara, pengamatan
dan dokumentasi akhirnya diolah dan dikaitkan satu dengan yang lain
(triangulasi).
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang telah terkumpul maka mulai mereduksi data dan
menyajikan data selanjutnya menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dari data yang diperoleh peneliti untuk mengambil kesimpulan, bila masih
awal biasanya penarikan kesimpulan perlu dikaji ulang karena terkadang
masih belum terstruktur dengan baik. Pada tahap akhir ini, peneliti
menyimpulkan hasil yang diperoleh dari data-data yang telah tersaji.
Kesimpulan tersebut dijelaskan sesuai dengan jawaban dari rumusan
masalah26

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2013)
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA, 2012)

Ayuniindia. 2012. “Lingkungan Sosial” https : // ayuniindya . wordpress .


com / 2012 / 12 / 11 / lingkungan – sosial / (diakses 29 Maret 2020)

26
Diachs. “Teknik pengolahan dan analisis data” http : // diachs – an - nur.blogspot.com/ 2012 /
05 / teknik-pengolahan-dan-analisis-data.html diakses pada 28 Maret 2020 pukul 17.44 wita

37
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013)

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya)

Diachs. 2012. “Teknik pengolahan dan analisis data” http : // diachs – an –


nur . blogspot . com / 2012 / 05 / teknik – pengolahan – dan – analisis - data.html
(diakses 28 Maret 2020)

Docplayer. 2017. Minat belajar pai siswa. https : // docplayer.info /


55609281 - Minat-belajar-siswa-terhadap - mata - pelajaran – pendidikan – agama
– islam – di - madrasah – ibtidaiyah – negeri – ponjong - gunungkidul -
yogyakarta.html (diakses 28 Maret 2020)

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan


Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2019)

IAID. 2018. “Panduan Penulisan Skripsi dan Makalah”

Ibrahim,adzikra. 2018. “Pengertian sikap dalam kehidupan sehari - hari”


https: //pengertiandefinisi.com/ pengertian- sikap-dalam-kehidupan-sehari-hari/
(diakses 29 Maret 2020)

Markijar. 2018. “Pengertian intelegensi lengkap ciri,macam dan faktor


yang mempengaruhinya” http : // www.markijar.com / 2018 / 12 / pengertian
-intelegensi-lengkap-ciri.html (diakses 29 Maret 2020)
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2018)
Minarti. 2013. “Pengertian Bakat dan Minat” http : //
minartirahayu.blogspot.com / 2013 / 03 / pengertian – bakat – dan - minat.html
(diakses 29 Maret 2020)
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan (Teori
dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rosdakarya, 2015)

38
Naeklan Simbolon. 2012 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Belajar Peserta didik, vol.1, 2014” http: // jurnal.unimed.ac.id / 2012 / index.php /
elementary / article / view / 1323, (diakses 27 Maret 2020)
Rifqirosyadi. 2014. “Kumpulan Proposal Penelitian” http : // rifqirosyadi .
blogspot . com / 2014 / 09 / proposal - kuantitatif.html (diakses 29 Maret 2020)
Salamadian. 2016. “Pengertian Motivasi : Fungsi, tujuan, dan jenis –
jenis teori motivasi” salamadian.com/pengertian-motivasi/ (diakses 29 Maret
2020)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013)
Sosiologis. “Instrumen Penelitian : contoh dan penjelasannya” http : //
sosiologis.com / instrumen - penelitian (diakses 27 Maret 2020)
Syukur Amin M. dan Usman Fathimah, Insan Kamil Paket Pelatihan Seni
Menata Hati. (Semarang: CV. Bima Sejati, 2017)
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004)
Uu sisdiknas (jakarta : fokus media, 2010)
Wikipedia. 2011. “Keluarga” https : // id.wikipedia.org / wiki / Keluarga
(diakses 29 Maret 2020)

39

Anda mungkin juga menyukai