Anda di halaman 1dari 27

MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Asep Abdurrahman, MA.

Oleh:
RESNA RAHMADDANI
NIM. 2286130029

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan tentang Motivasi
dalam Pembelajaran.

Makalah Psikologi Pendidikan ini telah saya susun dengan maksimal


dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
dalam pembuatan makalah ini. Untuk ini saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan segala kekurangan dalam makalah ini saya menerima
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini kedepannya.

Akhir kata saya berharap semoga makalah Psikologi Pendidikan


tentang Motivasi dalam Pembelajaran dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca, masyarakat, khususnya saya sebgai penulis.

Tangerang, 15 April 2023

Resna Rahmadani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I................................................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................................
B. Perumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................
BAB II..............................................................................................................................................
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN.....................................................................................
A. Konsep Dasar Motivasi.......................................................................................................
B. Jenis-jenis Motivasi.............................................................................................................
C. Strategi untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam
pembelajaran agama Islam.........................................................................................................
BAB III.............................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar
tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan
rumusan hasil yang diharapkan peserta didik setelah melaksanakan
pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah
satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih oleh peserta
didik. Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai
indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya
motivasi, peserta didik akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan
memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran.
Dorongan motivasi belajar dalam pembelajaran merupakan salah satu
hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Proses pembelajaran sangat terkait dengan motivasi peserta
didik, keberadaan motivasi dalam proses pembelajaran sangat
berperan penting dalam mempengaruhi semua aspek-aspek dalam
pembelajaran.1 Peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
motivasi peserta didik akan melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembelajaran secara maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran,
yaitu perubahan perilaku kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual.
Sehingga motivasi menjadi sumber penentu peserta didik dalam
memahami tujuan pembelajaran, Ketika motivasinya kuat maka
peserta didik akan meningkatkan intensitas dan segala perhatiannya
untuk mencapai tujuan pembelajaran.2 Begitu juga dengan pendidik
1
Henry Clay Lindgren, Educational Psychologyin The Classroom, Toronto: John
Wiley and Sons, 1976, h.29.
2
Charles M. Reigeluth, Instructional Design Theories and Models, An Overview of
Their Status, New York: Routledge, 1999, h. 23.
yang mempunyai motivasi dapat memaksimalkan peserta didiknya
dalam pembelajaran, membuat perencanaan pembelajaran dan
senantiasa bekerja sama peserta didiknya dalam mencapai tujuan
pembelajaran.3
Pendidik yang mempunyai motivasi akan sennatiasa
meningkatkan kualitas pembelajran di kelas, seperti peningkatan
pemahaman terhadap materi atau metode yang akan diterapkan dalam
pembelajaran. Sehingga motivasi pendidik berperan penting dalam
pembelajjaran bagi peserta didik.4 Ketika melaksanakan pembelajaran
dengan semangat yang tinggi, tanpa diperintah peserta didik akan
melaksanakan pembelajaran dengan maksimal, maka pendidik selalu
menggambarkan inilah peserta didik yang baik. Hal tersebutt
dikarenakan, pendidik memberikan motivasi pembelajaran sehingga
peserta didik mau melaksanakan pembelajaran. Pendidik harus
memahami hal tersebut, maka pendidik akan mendalami bagaimana
lingkungan peserta didik, dan peserta didik akan melaksanakan
pembelajaran tanpa beban tetapi atas motivasi dari dalam dirinya
sendiri.5 Gibbon menegaskan dengan adanya motivasi motivasi
peserta didik akan bersedia untuk menumbuhkan upaya yang tinggi ke
arah tujuan yang dicapai, yang disesuaikan dengan pemahaman upaya
tersebut dalam memberikan kebutuhan peserta didik.6
Motivasi belajar sangat berperan penting dalam kegiatan belajar
pembelajaran. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi
yang baik pada peserta didik atau anaknya, maka dalam diri peserta
didik atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih
baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka peserta didik
3
Bruce Joyce dan Marsha Weil, Models of Teaching, New York: Allyn and Bacon
Scuter, 2009, h. 6.
4
Ramaliyus, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2012, h. 102.
5
Mardianto, Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2012, h. 192.
6
Stephen P. Robbins, Organizational Behavioral: Concepts, Controversies, and
Aplication, Englewood Clipffs: Prentice Hall International, 1989, h. 147.
dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai
dengan belajar tersebut.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap
kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik dalam mata pelajaran. Peserta didik yang
bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh
hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya,
semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin
tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam
proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi.
Pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah
penting karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai
maka peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi
belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih
optimal karena peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Motivasi
belajar peserta didik dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau
tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga
mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi
belajar pada peserta didik perlu diperkuat terus menerus. Dengan
tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat,
sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian konsep dasar motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Bagaimana strategi untuk meningkatkan motivasi peserta didik
dalam pembelajaran agama Islam?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi meningkatkan motivasi
peserta didik dalam pembelajaran agama Islam
BAB II

MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

A. Konsep Dasar Motivasi


Menurut Morgan motivasi diartikan sebagai pendorong atau
penggerak yang berasal dari dalam diri peserta didik untuk bertindak
kearah suatu tujuan tertentu.7 Ducan mengemukakan motivasi adalah
dorongan yang muncul dari diri peserta didik untuk melakukan tugas
secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing. 8
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong peserta didik
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan-kekuatan
tersebut pada dasarnya distimulus oleh berbagai macam kebutuhan,
seperti: Pertama, keinginan yang hendak dipenuhinya. Kedua,
tingkah laku. Ketiga, umpan balik.9 James L. Gibson dan kawan-
kawan memberikan pandangannya bahwa motivasi adalah sebagai
suatu konsep yang dapat digunakan ketika menggerakkan peserta
didik untuk memulai dan berperilaku secara langsung sesuai dengan
apa yang dikhendaki pendidik.10
Menurut Syaiful Bahri Djamarah motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi peserta didik yang ditandai dengan
timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 11
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri peserta didik , yang menyebabkan
7
C.T. Morgan, R.A. King and Schopler, Introduction to Psychology, New York:
McGraw Hill Book Company, 1986, h. 38.
8
W. Jack Ducan, Organizational Behavior, Boston: Hounhton Mifflin Coy, 1981,
h. 1.
9
Don Hellriegel and John W. Slocum, Organizational Behavior, New York: Harper
and Row Publisher, 1979, h. 390.
10
James L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Organiversies, Texas:
Business Publication, 1985, h. 100.
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h.
34.
peserta didik tersebut bertindak atau berbuat. 12 Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah
lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga
tumbuhnya suatu perilaku tertentu. Motivasi asal kata dari aksara latin
13
yaitu movere artinya bergerak. Soekijo Notoatmodjo, mengartikan
motivasi adalah sesuatu dorongan di dalam diri seorang yang
membuat bertindak.14
Hal ini senada dengan pendapat Hamzah B. Uno menyatakan
motivasi itu bisa membuat orang untuk melakukan kegiatan, sehingga
dapat menyelesaikanya.15
Lain halnya dengan konsep motivasi Ranupandojo dan Husnan
menjelaskan motivasi ialah suatu proses yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk menjalankan apa yang diinginkan. 16 Menurut Husaini
Usman motivasi itu alat bagi pendidik untuk mengarahkan peserta
didik belajar dengan sungguh-sungguh sesuai dengan yang di cita-
citakan. Juga Manullang ikut berpendapat bahwa motivasi adalah
sebuah perilaku pendidik yang memberikan semangat, inspirasi dan
dorongan kepada peserta didik.17 Djaali menambahkan motivasi
adalah keadaan yang terdapat di dalam diri peserta didik yang
mendorong untuk melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan
tertentu.18 Sehingga motivasi merupakan perilaku yang akan
menentukan tujuan. W.S. Winkel menegaskan motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri peserta didik untuk berusaha
12
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesehjatraan
Sosial: Dasar-Dasar Pemikiran, Jakarta: Grafindo Persada, 1994, h. 154.
13
Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, h. 21.
14
Soekijo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009, h. 114.
15
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008, h. 92.
16
Ranupandojo dan Husnan, Psikologi Motivasi, Yogyakarta: LKIS, 1990, h. 197.
17
Manullang, Belajar Personalia, Yogyakarta: UGM Press, 2000, h. 12.
18
Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003,
h. 82.
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.19
Menurut Mahmud motivasi ialah keadaan internal organisme
20
manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Artinya
motivasi sebagai peran utama untuk bertingkah laku secara teraarah.
M. ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi ialah segala
sesuatu yang mendorong peserta didik untuk bertindak melakukan
sesuatu.21 Ahmad Thoonthowi juga mengemukakan bahwa tindakan
belajar yang bermotivasi dapat dikatakan sebagai Tindakan belajar
yang dilakukan oleh peserta didik yang didorong oleh kebutuhan yang
dirasakannya, sehingga tindakan itu tertuju kearah suatu tujuan yang
diidamkan. 22 Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata motivasi adalah
keadaan dalam diri peserta didik yang mendorong untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. 23 Mardianto
menjelaskan motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku, artinya perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Di samping
itu, motivasi juga dinilai sebagai suatu daya dorong (driving force)
yang menyebabkan peserta didik dapat berbuat sesuatu untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini, motivasi menunjuk pada gejala yang
melibatkan dorongan perbuatan terhadap tujuan tertentu.
Mitchell menjelaskan motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan seorang peserta didik untuk mencapai
tujuannya. Menurut Kompri motivasi dapat diartikan sebagai
kekuatan energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

19
W.S. Winkel, Psikologi Pengajar, Jakarta: Grafindo, 1996, h. 151.
20
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Settia, 2010, h. 100.
21
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1998, h. 60.
22
Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993, h. 68.
23
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 70.
persistensinya dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu
sendiri, maupun dari luar diri peserta didik. Menurut A.A Anwar
Prabu Mangkunegara motivasi adalah energi untuk membangkitkan
dorongan dalam diri peserta didik. Mulyasa mengemukakan motivasi
adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah tujuan tertentu.
Dari pengertian pandangan para tokoh tersebut dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan kegiatan yang diharapkan. Dengan demikian,
setiap peserta didik yang mempunyai motivasi akan sangat
mempengaruhi kemauannya sehingga peserta didik akan didorong
untuk berprilaku dan bertindak kepada tujuan. Oleh karena itu,
motivasi sangat berperan penting di dalam pembelajaran untuk
mencapai target yang diharapkan. Senada dengan penjelasan Siagian
bahwa dalam pembelajaran aspek motivasi mutlak mendapat
perhatian yang serius dari pendidik.
Dengan demikian motivasi penting bagi peserta didik karena
motivasi ini bisa mempengaruhi, menyalurkan, menginspirasi dan
mendukung aktivitas peserta didik supaya giat dalam pembelajaran
dan antusias dalam menggapai hasil yang maksimal. Maka penulis
berfikir bahwa motivasi sebagai pondasi dasar peserta didik di
sekolah hingga berinteraksi di masyarakat baik bersifat politik,
ekonomi, sosial dan bermacam-macam perilaku yang sangat
kompleks. Dalam pembelajaran di sekolah motivasi sangat penting
dalam rangka proses pembimbing, pengembangan, pembinaan serta
sebagai pengarah tujuan peserta didik. Karena itu pendidik
merupakan salah satu sumber daya manusia yang sangat menentukan
arah peserta didik sesuai yang telah direncanakan. Dimyati dan
Mudjiono menjelaskan bahwa ada tiga kompenen utama dalam
motivasi yaitu; kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Dalam hal ini kebutuhan terjadi apabila peserta didik merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan dan pencapaian tujuan. Dorongan
yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari motivasi.
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang peserta didik.
Sehingga dengan motivasi yang tepat, para peserta didik akan
terdorong untuk berbuat maksimal mungkin dalam melaksanakan
pembelajaran karena meyakini bahwa denngan keberhasilan mencapai
tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi
para peserta didik tersebut terpelihara pula.24
Tujuan motivasi adalah sarana untuk mencapai suatu tujuan
25
tertentu. Bagi pendidik motivasi bertujuan untuk menggerakkan,
mendorong, memacu peserta didik agar muncul keinginan, kemauan
untuk meningkatkan intensitas dalam pembelajaran sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan
dalam kurikulum.26
Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud
tujuan adalah sesuatu yang berada diluar diri peserta didik sehingga
kegiatan peserta didik lebih terarah karena akan berusaha lebih
semangat dan giat dalam melakukan sesuatu. Maka motivasi akan
lebih berhasil jika memiliki tujuan yang jelas dan dapat disadari oleh
peserta didik. Serta seorang pendidik harus mengenal dan memahami

24
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,
1994, h. 285.
25
Sutrisno dan Edy, Belajar Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009, h. 124.
26
Agus Sunyoto, Belajar Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPWI, 1994, h. 34.
latar belakang kehidupan, kebutuhan, perilaku individu peserta
didik.27
Nasution menjelaskan tujuan motivasi terbagi tiga bagian.
Pertama, motivasi mendorong munculnya perilaku, tanpa adanya
motivasi maka tidak akan ada perubahan. Kedua, motivasi bertujuan
sebagai pengarah perbuatan untuk mencapai tujuan. Ketiga, motivasi
bertujuan sebagai penggerak, yang akan menentukan lambat atau
cepat peserta didik menyelesaikan kegiatan disaat pembelajaran.28
Maka penulis berpandangan tujuan motivasi ini menentukan
tingkat keberhasilan atau gagalnya proses dalam pembelajaran di
sekolah. Pembelajaran tanpa adanya motivasi akan sulit berhasil.
Pendidik yang mengetahui tujuan dari motivasi sehingga dapat
menyesuaikan dengan dorongan, minat, motif yang ada pada peserta
didik., dan pendidik berusaha agar peserta didik mempunyai motivasi
individu yang maksimal.
Dengan demikian beberapa tujuan untuk meningkatkan motivasi
peserta didik dengan lima prinsip diantaranya:
1. Tujuannya harus lebih spesifik, sehingga membuat peserta
didik mengerti apa yang dibutuhkan.
2. Tujuannya harus berada diantara level kesulitan sedang
hingga tinggi, sehingga tujuan yang lebih sulit akan membuat
penampilan lebih baik dari pada tujuan biasa.
3. Peserta didik harus menerima tujuan, artinya ia harus mau
berusaha untuk mencapainya.
4. Peserta didik harus menerima umpan balik akan membantu
kemajuannya sehubung dengan tujuannya. Sehingga dengan

27
Wahosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992, h.
177.
28
Nasution, Dikdatif Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 76.
umpan balik akan membantu kemajuan peserta didik dengan
mengidentifikasi bahwa usaha lebih diperlukan.
5. Tujuan yang tersistem bisa lebih partisipatif untuk mencapai
tujuan berpartisipasi dalam mencapai tujuan membenatu
peserta didik mengerti apa yang diharapkan dari pendidik.
Menurut Sardiman fungsi motivasi ada tiga yaitu: Pertama,
mendorong peserta didik untuk bertindak, motivasi dalam hal ini
merupakan penggerak sebelum melakukan aktifitas pembelajaran.
Kedua, motivasi menentukan arah tindakan, yaitu tindakan ke arah
cita-cita yang akan dicapai, sehingga motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai dengan rumusan
perencanaan. Ketiga, menyeleksi tindakan, yaitu menentukan perilaku
yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan dengan meninggalkan
perilaku yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.29
M. Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa motivasi terbagi empat
fungsi diantaranya: Pertama, sebagai motor penggerak bagi peserta
didik, ibarat bahan bakar pada kendaraan. Kedua, menentukan arah
perbuatan yaitu perbuatan ke arah perwujudan tujuan dan cita-cita.
Ketiga, mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan, dalam hal ini, makin jelas tujuan maka
semakin jelas pula jalan yang harus ditempuh. Keempat, menyeleksi
perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus
dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampaikan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.30
Penulis berpandangan bahwa dengan mengetahui fungsi dari
motivasi seorang pendidik harus mengenal dan memahami benar-
benar latar belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian peserta
29
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo Persada,
2001, h. 54.
30
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1998, h. 71.
didiknya. Hasil pembelajaran akan menjadi optimal dengan adanya
motivasi, karena motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha
pembelajaran peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, Varia
Winasih memberikan tiga fungsi motivasi, yaitu: Pertama, motivasi
berfungsi sebagai pendorong peserta didik untuk bertindak, jadi
sebagai penggerak yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kedua, Motivasi berfungsi menentukan arah perbuatan,
yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan rumusan tujuan. Ketiga, motivasi berfungsi sebagai
penyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan yang
harus dilaksanakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam pembelajaran akan
menunjukkan hasil yang baik. Demikian pula apabila peserta didik
mengetahui rangkaian dari motivasi pembelajaran yang baik,
dilakukan dengan baik pula maka ia akan mencapai prestasi yang
gemilang.
Dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik keduanya
terlibat dalam motivasi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan
yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Motivasi pembelajaran
tidak hanya penting bagi pendidik sebagai motivator tetapi juga
peserta didik penting sebagai subjek dan objek pembelajaran. 31 Tugas
pendidik ialah memotivasi pembelajaran peserta didik untuk
tercapainya tujuan yang direncanakan, serta memperoleh tingkah laku
yang diinginkan.

31
Varia Winarsih, Psikologi Pendidikan, Medan: La Tansa Pers, 2009, h. 113.
Elliot, Kratochwill, travers dan Cook berpendapat bahwa
motivasi sangat penting terhadap pembelajaran melalui empat cara,
yaitu:
1. Motivasi meningkatkan energi peserta didik untuk melakukan
aktivitas dengan sungguh-sungguh, intensif, dan
memunculkan usaha yang keras.
2. Motivasi memberi arah bagi individu untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Ini berarti motivasi dapat mempengaruhi
pilihan-pilihan peserta didik dalam membuat dan
menghasilkan apa yang membuat mereka rasakan sebagai
bentuk kepuasan.
3. Motivasi meningkatkan keinginan dan kesungguhan dalam
melakukan aktivitas tertentu, serta memengaruhi
kemungkinan peserta didik akan memulai segala sesuatu
berdasarkan tangungjawab terhadap diri sendiri, dan siap
menghadapi kesulitan.
4. Motivasi mempengaruhi strategi pembelajaran dan proses
kognitif yang digunakan peserta didik, sehingga akan
memberikan perhatian terhadap sesuatu, mempelajari dan
mempraktikkannya, dan mencoba melaksanakan
pembelajaran dengan penuh makna, juga meningkatkan
kemauan untuk mencari bantuan pada saat peserta didik
menghadapi kesulitan.
Menurut Hamzah B. Uno motivasi pembelajaran merupakan
salah satu faktor yang turut menentukan hasil peserta didik. Hal yang
sama dinyatakan Ismail Solihin bahwa motivasi pembelajaran sebagai
kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan
pembelajaran.32 Motivasi pembelajaran dapat memberikan energi
yang menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan
yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan yang
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan pembelajaran.33 Sedangkan
menurut Winardi motivasi pembelajaran penting karena mendorong
peserta didik untuk belajar dan bertindak, tanpa motivasi peserta didik
tidak akan bertindak, bergerak dan belajar untuk kepentingan
dirinya.34
Ambar Teguh Sulistyani menjelaskan motivasi pembelajaran
merupakan proses pemberian dorongan pendidik kepada peserta didik
supaya dapat melaksanakan pembelajaran dengan batasan yang
diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, serta
proses motivasi pembelajaran tersebut adalah serangkaian aktifitas
yang harus dilalui untuk menumbuhkan dorongan peserta didik untuk
melaksanakan pembelajaran.35
Menurut Oemar Hamalik motivasi pembelajaran sangat
menentukan tingkat keberhsialan dan gagalnya pembelajaran peserta
didik, pembelajaran tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat sulit
berhasil, sebab seorang peserta didik tidak mempunya motivasi dalam
pembelajaran dan tidak akan mungkin melakukan aktivitas
pembelajaran.36
Penulis mendefinisikan motivasi pembelajaran merupakan
dorongan dari dalam dan dari luar diri peserta didik untuk bergerak,
melaksanakan pembelajaran dengan maksimal supaya mendapatkan
32
Ismail Solihin, Pengantar Belajar, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 152.
33
Amirullah dan Hanafi, Pengantar Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002, h. 146.
34
Winardi, Motivasi dan Permotivasian Dalam Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002, h. 6.
35
Ambar Teguh Sulistiyani, Memahami Good Governance dalam Perspektif
Sumber Daya manusia, Yogyakarta: Gava Media, 2011, h. 76.
36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h. 161.
hasil yang di cita-citakan. Semakin besar motivasi pembelajaran
peserta didik maka semakin besar pula keberhasilan yang dicapai.
Dengan demikian sikap positif peserta didik terhadap situasi
pembelajaran akan memperkuat untuk mencapai keberhasilan. Serta
motivasi pembelajaran sebagai respon peserta didik terhadap usaha
yang timbul dari dalam diri agar tumbuh dorongan untuk bertindak
dan tujuan yang dikehendaki peserta didik tercapai. Motivasi
pembelajaran tumbuh dari pengaruh timbal balik antara faktor
individu dan lingkungan belajar. 37 Kedudukan motivasi pembelajaran
tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari
itu dengan motivasi pembelajaran peserta didik akan mendapat
pertimbangan-pertimbangan positif.38

B. Jenis-jenis Motivasi
Motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka
ia akan sadar melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya. Siswa termotivasi untuk belajar semata-
mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran
bukan keinginan lain, seperti pujian dan nilai tinggi. Berbeda dengan
motivasi ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar siswa mau belajar.39

37
Wirawan, Kepemimpinan, Teori, Psikologi, Perilaku Sekolah, Aplikasi dan
Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, h. 678.
38
Merdianto, Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2012, h. 113.
39
Syaiful Bahri Djamarah, Psikolog Belajar, h. 149-152.
Pendapat lain menyebutkan empat macam motivasi, diantaranya:40
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukan
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, terdiri dari motif-
motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif
bawaan adalah motif yang sudah ada sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari, contohnya dorongan untuk makan, minum,
dan tidur. Motif-motif yang dipelajari, adalah motif-motif yang
timbul karena dipelajari, contohnya dorongan untuk belajar suatu
cabang ilmu pengetahuan.
2. Macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis
Macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan
Marquis, terdiri dari motif organis, motif darurat, dan motif
objektif. Motif organis meliputi kebutuhan untuk makan, minum,
bernapas, dan istirahat. Motif darurat yaitu motivasi timbul karena
adanya rangsangan dari luar, contohnya dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk
mengangkat harga diri. Motif objektif, yaitu motif yang muncul
karena adanya dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
secara efektif, contohnya dorongan untuk melakukan eksplorasi
dan dorongan untuk menaruh minat.
3. Motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah
Macam motivasi selanjutnya adalah motivasi jasmaniah dan
motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah berupa nafsu, insting
otomatis, dan refleks, sementara motivasi rohaniah berupa
kemauan yang juga dapat dipelajari melalui dimensi dimensi
kajian ilmu pendidikan islam.
4. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

40
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 86-91.
Macam motivasi yang lain adalah motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu, contohnya yaitu seseorang senang membaca,
maka tidak usah ada yang menyuruh dia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya
belajar karena besok pagi akan ada ujian dengan harapan
mendapat nilai baik sehingga akan dipuji.
Berdasarkan macam-macam motivasi belajar dari pendapat para
ahli, dapat disimpulkan bahwa macam motivasi dibagi motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, namun kedua motivasi tersebut tidak
dapat berdiri sendiri. Hal ini karena motivasi terkait dengan banyak
hal yang kompleks.

C. Strategi untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam


pembelajaran agama Islam
Guru Agama memiliki kedudukan yang sangat penting karena
menjadi sumber tenaga yang membimbing anak didiknya menuju
peningkatan dalam segi keagamaannya, dengan demikian
pengetahuan yang mereka peroleh dikehidupan yang akan datang
tidak disalahgunakan. Seorang guru memiliki tugas dan tanggung
jawab yang cukup berat apalagi sebagai guru pendidikan agama untuk
mencerdaskan anak didiknya, maka sebagai guru harus melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif.
Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatar belakangi anak didik yang malas belajar dan
prestasi yang menurun di sekolah. Motivasi dapat efektif bila
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik,
penganekaragaman dalam cara belajar memberikan sebuah penguatan
dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik
untuk lebih bergairah dalam mencari ilmu.
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan dengan motivasi belajar
dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Adanya strategi siswa menjadi termotivasi, dengan memberikan
strategi motivasi berupa:
a. Metode media dengan menggunakan video visual sesuai dengan
pelajaran yang disuguhkan dan menghubungkan materi tersebut
dengan kehidupan sehari-hari.
b. Dengan memberikan pujian, kepada siswa yang semangat dalam
belajarnya dan siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, sehingga perlu segera diberikan pujian.
c. Memberikan nilai dalam segala tugas yang telah diberikan oleh
gurunya agar siswa dapat mengetahui seberapa berhasilkan
mereka dalam belajar.
d. Memberikan pengertian dengan cara memberi tahu seberapa
pentingkah pengetahuan terhadap Pendidikan Agama Islam.
e. Memberikan dorongan dalam segala kegiatan dengan dukungan
dari wali kelas agar peserta didik selalu ikut kegiatan yang
diterapkan di sekolah.
Beberapa strategi yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Seorang guru harus mempunyai
strategi yang ideal untuk dapat mengajar didalam kelas sesuai dengan
kondisi yang biasanya berbeda pada tiap-tiap jenjangnya. Strategi
guru juga diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa-
siswi yang ada dilembaga pendidikan yang diajarnya. Adanya
penerapan strategi tersebut diharapkan para siswa dapat
meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan prestasi belajarnya
meningkat, peserta didik akan mempunyai akhlak yang baik pula
seiring dengan itu perilaku yang tercermin akan semakin baik.
Adapun yang terjadi adalah bahwa adanya penerapan strategi tersebut
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang harus dilakukan
oleh seorang pengajar
Pada tahapan mengenai bagaimana guru Pendidikan Agama
Islam dan guru wali kelas memberikan strategi dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Ada banyak strategi yang bisa digunakan
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa tidak merasa
bosan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehingga motivasi dalam
kegiatan pembelajaran tidak membosankan, tidak monoton, dan
mudah dipahami, serta motivasi belajar langsung diberikan oleh guru.
Saat meningkatkan strategi motivasi, tidak hanya memperhatikan
bagaimana guru memberikan strategi mengajar dalam bentuk media,
tetapi juga memberikan berbagai motivasi yang dapat merangsang
minat belajar siswa. Guru kelas juga dapat memotivasi siswa dengan
mengamati siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang dipimpin
guru.
Mengenai motivasi belajar itu adalah dorongan mental yag
mendorong dan membimbing perilaku seseorang terutama untuk
mendorong siswa ke dalam perilaku belajarnya. Motivasi belajar
tebagi menjadi dua yaitu motivasi Instrinsik, motivasi ini muncul dari
dalam diri seseorang tanpa pengaruh rangsangan dari luar, sedangkan
motivasi Ekstrinsik ini yang berasal dari dorongan orang lain atau
pengaruh orang lain.
Peningkatan motivasi belajar yang paling penting harus dari
siswa tersebut artinya siswa harus bisa memotivasi dirinya agar bisa
memiliki semangat belajar yang tinggi, kemudian dorongan dari luar
seperti keluarga juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dan jika di sekolah seorang guru juga harus bisa untuk
memotivasi siwa dalam setiap pembelajaran.
Seorang guru memiliki kedudukan yang sangat penting karena
menjadi sumber energi yang membimbing siswa untuk memperbaiki
diri dalam belajar, sehingga ilmu yang mereka peroleh dikehidupan
mendatang tidak terbuang percuma. Kemudian, sebagai seorang guru
perlu menguasai berbagai keterampilan yang dirancang untuk
membantu memenuhi tanggung jawab interaksi pendidikan siswa.
Untuk menciptakan motivasi, guru dapat menganalisis penyebab
siswa malas belajar dan prestasi akademik yang rendah. Motivasi bisa
efektif apabila guru memperhatikan kebutuhan siswa, berbagai
macam metode pengajaran memperkuat hal ini dan juga dapat
menginspirasi siswa untuk lebih aktif dalam mencari ilmu.
Dalam proses belajar mengajar, peran motivasi internal dan
eksternal dalam motivasi belajar sangat penting, sehingga dapat
mengembangkan kegiatan dan inisiatif, membimbing dan memelihara
kegiatan belajar.
Strategi dalam motivasi belajar bisa dilakukan dengan beberapa cara:
a. Memberikan bantuan (dorongan) untuk setiap kegiatan yang di
dukung oleh kelas utama untuk memastikan bahwa siswa selalu
terlibat dalam kegiatan sekolah.
b. Menjelaskan seberapa pentingnya ilmu dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Menilai semua tugas yang diberikan oleh guru sehingga siswa
dapat menentukan tingkat keberhasilan mereka dalam belajarnya.
d. Sesekali bisa memberikan pujian kepada siswa yang antusias
dalam belajar dan siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam Strategi motivasi belajar yang dilakukan
guru memberikan pengaruh yang sangat besar pada prestasi, akhlak,
meningkatkan pengetahuan terutama pada ilmu agama, dan juga lain
sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi pembelajaran merupakan dorongan dari dalam dan dari
luar diri peserta didik untuk bergerak, melaksanakan pembelajaran
dengan maksimal supaya mendapatkan hasil yang di cita-citakan.
Semakin besar motivasi pembelajaran peserta didik maka semakin
besar pula keberhasilan yang dicapai. Dengan demikian sikap positif
peserta didik terhadap situasi pembelajaran akan memperkuat untuk
mencapai keberhasilan. Serta motivasi pembelajaran sebagai respon
peserta didik terhadap usaha yang timbul dari dalam diri agar tumbuh
dorongan untuk bertindak dan tujuan yang dikehendaki peserta didik
tercapai. Motivasi pembelajaran tumbuh dari pengaruh timbal balik
antara faktor individu dan lingkungan belajar. Meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Strategi
motivasi belajar yang dilakukan guru memberikan pengaruh yang
sangat besar pada prestasi, akhlak, meningkatkan pengetahuan
terutama pada ilmu agama, dan juga lain sebagainya.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini karena minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sebagai bahan evaluasi ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993)

Agus Sunyoto, Belajar Sumber Daya Manusia, (Jakarta: IPWI, 1994)


Amirullah dan Hanafi, Pengantar Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002)
Ambar Teguh Sulistiyani, Memahami Good Governance dalam Perspektif
Sumber Daya manusia, (Yogyakarta: Gava Media, 2011)
Amirullah dan Hanafi, Pengantar Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002)

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2008)

Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2010)


Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesehjatraan
Sosial: Dasar-Dasar Pemikiran, (Jakarta: Grafindo Persada, 1994)
Ismail Solihin, Pengantar Belajar, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Manullang, Belajar Personalia, (Yogyakarta: UGM Press, 2000)

Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Settia, 2010)


Merdianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2012)

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 1998)
Nasution, Dikdatif Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)


Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo
Persada, 2001)
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi


Aksara, 1994)

Sutrisno dan Edy, Belajar Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009)
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011)
Soekijo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009)

Varia Winarsih, Psikologi Pendidikan, (Medan: La Tansa Pers, 2009)


W.S. Winkel, Psikologi Pengajar, (Jakarta: Grafindo, 1996)
Wahosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1992)
Winardi, Motivasi dan Permotivasian Dalam Belajar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002)
Wirawan, Kepemimpinan, Teori, Psikologi, Perilaku Sekolah, Aplikasi dan
Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013)
Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2003)

Anda mungkin juga menyukai