Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tentang

PERAN PSIKOLOGI DALAM PERKEMBANGAN

SIKAP POSITIF BELAJAR PESERTA DIDIK

Dosen pengampun:Nurhasanah, M.Pd

Di susun oleh

HAIRIL NURULLAH

ROSMINI

REGI ALDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NGGUSUWARU

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggasaya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Peserta

didik ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas

Ibu Nurhasanah,M.Pd pada mata kuliah Psikologoi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentangperan psikologi pendidikan dalam pengembangan sikap positif
belajar peserta didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Nuhasanah,M.Pd, selaku dosenMata Kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapatmenambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kota Bima, 12 November 2023

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTARISI............................................................................................................................ ii

BABI PENDAHULUAN

A.Latar Belakang............................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah.....................................................................................................1

C.TujuanPenulisan.........................................................................................................1

BABII PEMBAHASAN

A.Pengertian sikap Belajar Peserta didik....................................................................2

B.Motivasi belajar peserta didik..................................................................................3

C.Kemandirian belajar peserta didik...........................................................................4

BABIII PENUTUP

Simpulan.......................................................................................................................7

Saran..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sikap merupakan unsur psikologis yang muncul setelah adanya persepsi terhadap sesuatu hal. Sehingga
orang sebelum bersikap terhadap suatu hal, ia harus mengetahui hal tersebut untuk membentuk suatu
sikap terhadap hal tersebut. Sikap belajar pada diri peserta didik perlu dibangun sedemikian rupa secara
sadar agar peserta didik melakukan aktivitas belajar sesuai dengan hakikat dan tujuanbelajar. Sikap
belajar peserta didik merupakan kesiapan mental peserta didik melalui pengalaman serta memberikan
pengaruh secara langsung terhadap respons peserta didik nantinya. Sikap belajar peserta didik harus
dikuatkan dari waktu ke waktu secara kontinu, sebab sikap merupakan kondisi yang dinamis dan sikap
terbentuk dari hasil pengalaman peserta didik itu sendiri. Sikap belajar merupakan kecenderungan
berperilaku yang dapat bersifat positif dan negatif

B.Rumusan Masalah

1. Pengertian Sikap Belajar Peserta didik

2.Motivasi Belajar Peserta didik

3.Kemandirian Belajar Peserta didik

C.Tujuan

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas yang dibereikan dosen adalah untuk lebih memahami
lagi tentang peran psikologi dalam perkembangan sikap positif belajar peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK

Sikap merupakan unsur awal seseorang sebelum melakukan sebuah tindakan. Sikap dapat juga diartikan
sebagai niat seseorang berkaitan dengan kontrol atau kendali seseorang terhadap respons pada suatu
keadaan tertentu yang dihadapi oleh orang tersebut. Garrett menyatakan bahwa pembentukan dan
perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

(1). faktor psikologis, seperti motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran, kekuasaan, dan kepatuhan,
semuanya merupakan faktor yang memainkan peranan dan menimbulkan atau mengubah sikap
seseorang.

(2). faktor budaya, seperti status sosial, lingkungan keluarga dan pendidikan juga merupakan faktor
yang berarti menentukan sikap manusia.

Sikap merupakan unsur psikologis yang muncul setelah adanya persepsi terhadap sesuatu hal. Sehingga
orang sebelum bersikap terhadap suatu hal, ia harus mengetahui hal tersebut untuk membentuk suatu
sikap terhadap hal tersebut. Sikap belajar pada diri peserta didik perlu dibangun sedemikian rupa secara
sadar agar peserta didik melakukan aktivitas belajar sesuai dengan hakikat dan tujuan belajar. Sikap
belajar peserta didik merupakan kesiapan mental peserta didik melalui pengalaman serta memberikan
pengaruh secara langsung terhadap respons peserta didik nantinya. Sikap belajar peserta didik harus
dikuatkan dari waktu ke waktu secara kontinu, sebab sikap merupakan kondisi yang dinamis dan sikap
terbentuk dari hasil pengalaman peserta didik itu sendiri. Sikap belajar merupakan kecenderungan
berperilaku yang dapat bersifat positif dan negatif.

Sikap belajar peserta didik yang dimaksud dalam konteks ini adalah suatu sikap yang terwujud dalam
bentuk perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu pelajaran. Sikap belajar peserta didik harus
dibentuk, dikembangkan, dipelihara, dan terus diperkuat secara kontinu agar ia selalu merasa senang
terhadap pelajaran. Rasa senang peserta didik terhadap pelajaran akan meningkatkan motivasi
belajarnya, sehingga dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik, diharapkan prestasi
belajarnya juga terus meningkat.

B.MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi belajarnya yang diwujudkan dalam aktivitas bersekolah. Memberikan motivasi
kepada peserta didik berarti menggerakkan peserta didik untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu kegiatan belajar sehingga akan menjadi kebiasaan dan kebutuhan untuk mencapai
tujuan.

Sidjabat menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong anak agar
termotivasi belajarnya, yaitu:

1) Menghargai pendapat peserta didik dan memberikan penghargaan atas keberaniannya untuk
berpendapat. Memberikan pujian yang tulus (reinforcement) pada tiap-tiap peserta didik agar mereka
semakin bersemangat dan termotivasi untuk belajar.

2) Menanamkan rasa percaya diri (self confidence) dalam dirinya agar proses belajar semakin meningkat

3) Menjauhkan peserta didik dari perasaan takut gagal atau takut salah dalam melakukan sesuatu.
Untuk itu peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba sesuatu secara pelan-pelan supaya tidak
merasa takut melakukan kesalahan

4) Memberikan motivasi untuk mau mencapai nilai tertinggi.

5) Membina persahabatan dengan peserta didik dan memelihara suasana kelas yang akrab dan dinamis.
Menanamkan pada mereka

perasaan bahwa mereka diterima oleh teman sekelas dan gurunya (social acceptance), sehingga mereka
tidak merasa kesepian di

dalam kelas.

6) Memberikan pengertian bahwa mereka sangat berarti (personal meaning), baik bagi dirinya sendiri,
keluarga, teman, dan gurunya.

C.KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Kemandirian belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Karena
kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
mendisplinkan dirinya, selain itu dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri.
Sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri
dari kedewasaan orang terpelajar.
Tuntutan terhadap kemandirian sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan
dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis anak di masa mendatang. Kondisi
tersebut terjadi karena menjadi mandiri merupakan salah satu tugas perkembangan anak. Anak dituntut
untuk mandiri agar dapat menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. Untuk dapat mandiri anak
membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan agar dapat mencapai kemandirian atas diri sendiri.

Kemandirian belajar menurut Haris Mudjiman (2007) adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Siswa dikatakan
telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu melakukan tugas belajar tanpa
ketergantungan dengan orang lain. Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang
mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

Berdasarkan pengamatan siswa di SMP Negeri 1 Torohkelas VIII diketahui bahwa kemandirian belajar
matematika masih rendah. Setelah peneliti melakukan observasi pendahuluan ditemukan permasalahan
antara lain: 1) mampu mengatasi masalah belajarnya sendiri 17.86%, 2) mampu menyelesaikan tugasnya
sendiri 32.14%, 3) mampu siswa mengatur dirinya sendiri 14.29%.Rendahnya kemandirian belajar siswa
ini disebabkan karena siswa mengagangap matematika pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Selain itu
saat mengerjakan soal yang diberikan guru, banyak sisiwa yang tidak percaya pada kemampuan dirinya
sendiri. Siswa sering menyontek dan bertanya kepada temannya pada saat mengerjakan soal, padahal
jawaban yang diberikan oleh temannya belum tentu benar.

Hal ini berarti dalam diri siswa tersebut kemandirian belajarnya masih kurang karena siswa yang mandiri
dalam belajar akan mampu mengatasi masalah belajarnya sendiri dan mampu mengatur dirinya sendiri.

Salah satu strategi yang dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa yaitu strategi Problem Based
Learning merupaka sebuah strategi yang mudah, guna memperoleh partisipasi kelas yang keseluruhan
dan tanggung jawab secara individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik
untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain. Dengan strategi ini, peserta
didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

a.Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Menurut Babari membagi ciri-ciri ke dalam lima jenis, yaitu:

(1) percaya diri,

(2) mampu bekerja sendiri


(3) menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya,

(4) menghargai waktu,

(5) bertanggung jawab. Sedangkan Fatimah

b.Tujuan Kemandirian belajar

Menurut Baumgartner (2003), ada 3 tujuan utama dari belajar secara mandiri. Tujuan tersebut terdiri
dari:

(1) Meningkatkan kemampuan dari pelajar untuk menjadi siswa yangdapat belajar secara mandiri,

(2) Mengembangkan system belajar tranformasional sebagai komponen utama dalam kemandirian
belajar,

(3) Mengarahkan pembelajaran emansipatoris dan perilaku sosial sebagai bagian integral dari
kemandirian belajar.

c.Aspek-aspek Kemandirian Peserta Didik dalam Belajar

Menurut Steiberg ,membedakan karakteristik kemandirian sebagai berikut:

(1) Kemandirian emosional (emotional autonomy), Aspek kemandirian yang menyatakan perubahan
kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru
atau orang tuanya.

(2) Kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy), Suatu kemampuan untuk membuat keputusan
tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.

(3) Kemandirian nilai (value autonomy), Kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan
salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sikap belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai
dampak yang besar terhadap kedisiplinan. Peserta didik yang memiliki sikap belajar yang baik akan
berusaha lebih keras dibanding peserta didik yang kurang memiliki sikap belajar, karena sikap
merupakan kesiapan mental emosional untuk melakukan suatu tindakan tertentu bila suatu situasi
dihadapi. Sikap menunjukkan kepada kondisi seseorang agar siap mmelakukan sesuatu, bukan suatu
prilaku yang nyata. Jadi sikap belajar adalah perasaan senang atau tidak senang, perasaan setuju atau
tidak setuju, perasaan suka atau tidak suka terhadap guru, tujuan, materi, dan tugas-tugas serta lainnya.

Motivasi belajar merupakan suatu energi psikologis yang dimiliki oleh siswa atau peserta didik yang
digunakan sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah perbuatan dalam suatu aktivitas pembelajaran
yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa
merupakan suatu bentuk belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan tujuan
belajar, perencanaan belajar, sumber-sumber belajar, mengevaluasi belajar, dan menentukan kegiatan
belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Aspek yang

Saran

Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan siakp-sikap positif dan menerapkan perilaku yang
baik di kehidupan sehari-hari,dan mampu memaknai kondisi diri sendiri dan dari luar diri.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, A. R. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Elmubarok, Z. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sidjabat, S. 1993. Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Anda mungkin juga menyukai