Makalah Psikologi PAI
Makalah Psikologi PAI
Oleh :
SHUHANDA CHEIRIZAL
SAFRUDIN
Dosen pembimbing :
DR. AFRINALDI, M.A., Ph.D
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Readiness .................................................................................... 2
B. Prinsip-prinsip Pembentukan Readiness .............................................. 4
C. Kematangan Sebagai Dasar Pembentukan Readiness ......................... 6
D. Lingkungan atau kultur Sebagai Penyumbang Pembentukan
Readiness .................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang dapat mengalami proses belajar berkali-kali dalam hidupnya
dan membuat perbedaan melalui belajar. Perubahan ini dapat berupa memperoleh
keterampilan tertentu, mengubah sikap, atau memiliki pengetahuan yang berbeda
dari sebelum proses pembelajaran. Belajar adalah kegiatan yang membuat
perbedaan. Artinya, perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
keterampilan, dan lain-lain. Perubahan tersebut merupakan tindakan yang
diinginkan karena dapat dikatakan bahwa perubahan yang diinginkan merupakan
tujuan dari proses pembelajaran. Anda harus siap untuk mencapai tujuan
pembelajaran ini.
Ketika seorang individu memiliki kesiapan dalam belajar, individu
tersebut siap untuk menanggapi situasi dengan caranya sendiri untuk
menyelesaikan semua masalah dengan berbagai cara yang dapat memecahkan
masalah yang terjadi. Persiapan adalah jumlah dari semua kondisi individu yang
dia persiapkan untuk bereaksi atau merespons situasi tertentu dengan cara tertentu.
Karena prasyarat tertentu bersifat fisik dan psikis, maka untuk mencapai persiapan
yang maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikis yang mendukung persiapan
orang lain dalam proses pembelajaran. Kesediaan individu setiap siswa untuk
belajar menentukan kualitas proses dan kinerja siswa. Pemberdayaan siswa sangat
menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam
mempersiapkan diri sebelum kelas dimulai dapat menentukan keberhasilan belajar
siswa dan mempengaruhi kinerja siswa. Berhasil tidaknya belajar tergantung
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut.
Kesiapan belajar yang baik, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
aktif dan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan ketika dalam proses
pembelajaran. Apabila siswa memiliki kesiapan yang matang, maka siswa akan
memperoleh kemudahan dalam memperdalam materi pelajaran dan konsentrasi
dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno,
mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran adalah hal yang perlu diperhatikan
1
2
siswa, sebab dengan persiapan yang matang siswa merasa mantap dalam belajar
sehingga memudahkan siswa berkonsentrasi belajar.
Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam
belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan
ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi, latar belakang
pengalaman, prestasi belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain
yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Dari penelitian ini, diharapkan
dapat memberi gambaran praktis tentang hubungan readiness (kesiapan) peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran fisika. Sehingga dapat
dipahami bagi semua pihak utamanya para peserta didik untuk terus
meningkatkan perhatiannya terhadap kesiapan belajar pembelajaran, serta bagi
pengelola institusi untuk terus melakukan upaya optimalisasi dalam meningkatkan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Readiness ?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pembentukan Readiness ?
3. Bagaimana kematangan sebagai dasar dari pembentukan Readiness ?
4. Bagaimana lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentukan
Readiness ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan definisi Readiness.
2. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip pembentukan Readiness.
3. Untuk menjelaskan kematangan sebagai dasar dari pembentukan
Readiness.
4. Untuk menjelaskan lingkungan atau kultur sebagai penyumbang
pembentukan Readiness.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Readiness
Kesiapan individu akan membawa individu untuk siap memberikan respon
terhadap situasi yang dihadapi melalui cara sendiri. Kesiapan adalah keseluruhan
semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau
jawaban dengan cara tertentu terhadap situasi tertentu. Kondisi yang dimaksud
adalah kondisi fisik dan psikisnya, sehingga untuk mencapai tingkat kesiapan
yang maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikis yang saling menunjang
kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran. Kesiapan individu sebagai
seorang siswa dalam belajar akan menentukan kualitas proses dan prestasi belajar
siswa. Menurut Agoes Soejanto kesiapan diri siswa sangat penting untuk meraih
keberhasilan dalam kegiatan belajar. Keberhasilan siswa melakukan kesiapan
sebelum mengikuti pelajaran dapat menentukan kesuksesan siswa dalam belajar,
sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu
pembelajaran tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa. Slameto mengungkapkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: Faktor eksternal (yang berasal dari luar
diri siswa) dan internal (dari dalam diri siwa). Faktor eksternal yaitu faktor yang
berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat, sedangan faktor internal yaitu tiga tahap bagian yaitu faktor kelelahan
(kelelahan jasmani dan kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat
tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar).1
Readiness adalah sikap siap secara fisik dan mental untuk melakukan
sesuatu. Readiness turut mempengaruhi kesuksesan program pendidikan yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses akademik.
Definisi readiness banyak perbedaan pendapat antara peneliti satu dengan peneliti
lainnya. Readiness merupakan tingkat dimana masyarakat disiapkan untuk
1
Dessy Mulyani, Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar, Jurnal
Ilmiah Konseling, Volume 2 Nomor 1, 2013, Hal. 28
3
4
2
https://www.psychologymania.com/2013/01/definisi-e-readiness.html, diakses 13 Mei
2022, 06.59 WIB
3
Effendi, Hubungan Readiness (Kesiapan) Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 5, No. 1, 2017,
Hal. 17-18
4
Herpratiwi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Media Akademi, 2016),
Hal. 5
5
definition states that readiness for learning is "the level of development at which
an individual has the capacity to undertake the learning of a specified subject of
study; usually the age at which the average group of individuals has the specified
capacity (such as reading readiness)".5
Maksudnya defenisi di atas adalah Orang yang berbeda telah
mendefinisikan kesiapan untuk belajar dengan cara yang berbeda, tetapi definisi
yang paling diterima adalah yang diberikan dalam The Dictionary of Education.
Definisi ini menyatakan bahwa kesiapan untuk belajar adalah "tingkat
perkembangan di mana seorang individu memiliki kapasitas untuk melakukan
pembelajaran subjek studi tertentu; biasanya usia di mana kelompok rata-rata
individu memiliki kapasitas yang ditentukan (seperti kesiapan membaca).
Jadi Readiness dalam belajar adalah kesiapan mental, fisik, psikis dari
peserta didik dalam memperoleh suatu ilmu pengetahuan atau dalam proses
penuntutan akademik oleh peserta didik dan prosesnya dalam menggunakan
teknologi dan informasi untuk proses lancarnya sebuah pendidikan bagi peserta
didik. Kesiapan ini bertujuan apakah peserta didik mendapatkan proses
pelaksanaan pendidikan dengan baik dari guru ataupun dari orang lain yang
mampu memberikan suatu pengajaran atau menjadi pribadi dan individu yang
baik melalui proses pendidikan.
B. Prinsip-prinsip pembentukan Readiness
Menurut Slameto prinsip-prinsip kesiapan meliputi:
1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh
mempengaruhi).
2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat
dari pengalaman.
3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan.
5
Charles R. May dan Rose Marie Campbell, Readiness for Learning : Assumptions and
Realities, Theory Into Practice, Vol. 20, Nomor 2, 2014, Hal. 131
6
6
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Mototrik, (Bandung:
Nusa Media, 2012), Hal. 115
7
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Hal. 192
7
8
Akhmad Riadi, Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam di Era 4.0, Jurnal Ilmiah
Pengkajian dan Penelitian Pendidikan Islam, Volume 2, No.1, 2019, Hal. 41-42
8
9
http://gprtm007.blogspot.com/2012/11/intelegensi-kematangan-dan-readiness.html,
diakses 12 Mei 2022, 10:09 WIB
9
direaksi semakin luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui beberapa cara, antara
lain:
1. Perluasan paling nyata adalah dalam arah setimulasi fisik anak. Makin tua
umur manusia makin luas pula medan geografis yang dihadapi, dan arah
stimulasinya semakin melebar pula.
2. Manusia yang mengalami perkembangan kapasitas intelektual dan di
samping itu pemikirannya meningkat, maka dalam hidupnya terjadi
banyak perubahan lingkungan. Dengan perkataan lain, lingkungan banyak
mengalami perubahan di dalam diri manusia, misalnya di dalam
pengamatannya, kesan-kesannya, ingatannya, imajinasinya, dan yang
terlebih penting adalah dalam pemikirannya.
3. Akibat dari keadaan itu, terjadilah perubahan lingkungan di dalam
kemampuan individu membuat keputusan. Perubahan lingkungan itu
terjadi akibat belajar serta bertambahnya kematangan manusia. Semakin
tua atau dewasa, manusia pun menjadi merdeka dan bertanggung jawab.
Dengan adanya kemampuan mengontrol lingkungan yang lebih luas, maka
makin banyaklah kesempatan manusia untuk belajar. Dengan makin
banyaknya manusia belajar, maka kematangan tidak semakin berkurang,
melainkan dapat lestari bahkan mengikat.10
Kesiapan seorang peserta didik tentunya akan mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhannya, begitu juga halnya dengan budaya ataupun
lingkungannya jika dalam lingkungan seorang anak atau peserta didik tidak
berada dalam lingkungan yang baik dan di daerah tersebut memiliki budaya yang
buruk artinya budaya yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam artinya
bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah itu dapat membuat perkembangan dan
pertumbuhan seorang peserta didik menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena lingkungan merupakan penyumbang untuk pembentukan kesiapan seorang
peserta didik ataupun anak. Jika anak tersebut tidak dalam lingkungan yang sesuai
dengan ajaran agama Islam tentunya kesiapan dari seorang anak atau peserta didik
10
http://santriuniversitas.blogspot.com/2011/08/readiness-dalam-hal-belajar.html, diakses
13 Mei 2022, 10:14 WIB
10
tidak akan muncul dan bahkan hingga tidak ada niatan untuk memperoleh ilmu
yang akan ditempuh nantinya.
Orang tua maupun masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan
tentunya haruslah mengajarkan apa yang harus dia lakukan untuk membangun
kesiapan dari peserta didik atau anak tersebut agar apa yang diberikan dapat
diselesaikan oleh dirinya sendiri tanpa ada keraguan dan ketakutan yang terjadi
pada dirinya dan juga orang lain, jika dia diberikan sebuah masalah tentunya dia
tidak akan pernah ragu untuk menyelesaikannya dengan menggunakan cara-cara
ataupun metode-metode yang menurut dia dapat menyelesaikan masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika seorang individu memiliki kesiapan dalam belajar, individu
tersebut siap untuk menanggapi situasi dengan caranya sendiri untuk
menyelesaikan semua masalah dengan berbagai cara yang dapat memecahkan
masalah yang terjadi. Kesiapan belajar yang baik, siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan
ketika dalam proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki kesiapan yang matang,
maka siswa akan memperoleh kemudahan dalam memperdalam materi pelajaran
dan konsentrasi dalam proses pembelajaran.
Kesiapan untuk belajar adalah "tingkat perkembangan di mana seorang
individu memiliki kapasitas untuk melakukan pembelajaran subjek studi tertentu;
biasanya usia di mana kelompok rata-rata individu memiliki kapasitas yang
ditentukan (seperti kesiapan membaca).
1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh
mempengaruhi).
2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat
dari pengalaman.
3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan.
4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu
selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Riadi, Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam di Era 4.0, Jurnal
Ilmiah Pengkajian dan Penelitian Pendidikan Islam, Volume 2, No.1, 2019
Charles R. May dan Rose Marie Campbell, Readiness for Learning : Assumptions
and Realities, Theory Into Practice, Vol. 20, Nomor 2, 2014
http://gprtm007.blogspot.com/2012/11/intelegensi-kematangan-dan-
readiness.html, diakses 12 Mei 2022, 10:09 WIB
http://santriuniversitas.blogspot.com/2011/08/readiness-dalam-hal-belajar.html,
diakses 13 Mei 2022, 10:14 WIB
https://www.psychologymania.com/2013/01/definisi-e-readiness.html, diakses 13
Mei 2022, 06.59 WIB
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Hal. 192