Kelompok 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Belajar berdasarkan Pandangan Psikologis Daya”. Adapun maksud dari tugas ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas makalah mata kuliah “Belajar dan
Pembelajaran” Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP PGRI Trenggalek
Dalam menyelesaikan makalah yang merupakan salah satu pemenuhan tugas kuliah
ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Agus Budi Santosa, M.Pd.
selaku dosen serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan apabila ada salah kata
dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan mengharapkan
kritik dan saran agar kekurangan yang ada tidak sampai terulang dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang....................................................................................................... 4
B Rumusan Masalah.................................................................................................. 5
C Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A Makna Belajar dan Pembelajaran .......................................................................... 6
B Makna Psikologis Daya ......................................................................................... 7
C Dimensi Psikologi Daya ........................................................................................ 9
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Setiap individu memiliki keinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih
baik. Perubahan tersebut dapat tercapai dengan belajar. Begitu juga peserta
didik di sekolah, mereka memiliki keinginan untuk berubah, mengetahui banyak
hal, berkeinginan meningkatkan kreativitas dan intelektual yang ada dalam
dirinya.
Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami
bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta
didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru
perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakekat dan
konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,
karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, terutama setelah
disahkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran. Pembelajaran sebagai
konsep pedagogis yang secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan
sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan
proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta
didik.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran satu
sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif
belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya perubahan perilaku
dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dan belajar adalah bahwa
pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan proses belajar atau dengan
kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut maka sebagai calon pendidik yang baik hendaknya
memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan
4
dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi
pembelajaran yang efektif.
B Rumusan Masalah
1) Apa makna serta manfaat dari belajar dan pembelajaran?
2) Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa setelah mengetahui
makna dari pembelajaran?
3) Apa itu psikologis daya?
4) Apa itu belajar berdasarkan pandangan psikologis daya?
C Tujuan
1) Mengetahui makna dan manfaat dari belajar dan pembelajaran.
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah memahami makna dari
pembelajaran.
3) Mengetahui makna dari psikologis daya.
4) Menjelaskan belajar berdasarkan pandangan psikologis daya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan, perubahan itu utamanya didapat karena kemampuan baru,
dan perubahan itu terjadi karena disengaja.
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008). Menurut Degeng (1984) pembelajaran
merupakan upaya untuk membelajarkan siswa.
Dengan demikian pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses
membangun pemahaman siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada
bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
Tujuan dari belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif,
tetapi juga pada aspek lainnya seperti aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu
tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman
hidup.
7
tersebut maka daya-daya itu dapat tumbuh dan berkembang dan tidak lagi bersifat
laten (tersembuyi) di dalam diri.
Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengetahuan yang di dapat
hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka. Penguasaan bahan yang bersifat hafalan
biasanya jauh dari pengertian, walaupun begitu, teori ini dapat digunakan untuk
menghafal rumusan dalil, kata-kata asing dan sebagainya. Oleh karena itu,
menurutnya para ahli ilmu jiwa daya, bila ingin berhasil dalam belajar, latihlah
semua daya yang ada di dalam diri.
Teori ini memandang bahwa belajar pada bahan ajar telah mempunyai nilai dan
nilai tersebut terletak pada formalnya, bukan pada materinya. Artinya, apapun
materi ajar yang dipelajari seseorang tidaklah penting, melainkan yang penting
adalah pengaruhnya dalam membentuk daya-daya tertentu.
Merujuk pada teori ini, juga mendasar adanya tingkah laku (behaviorisme)
manusia merupakan tanggapan (respon) terhadap (stimulan) yang disebabkan oleh
sesuatu yang dilihatnya. Jadi, terjadinya tingah laku disebabkan oleh sesuatu yang
lain. dengan demikian munculah dua aliran, yaitu :
a. Koneksinoisme atau Asosianisme, yaitu terjadinya tingkah laku manusia
karena respon yang disebabkan oleh stimulan lain dimana satu dengan lainya
saling berhubungan.
b. Konotivisme, yakni terjadinya tingkah laku manusia karena manusia karena
kemampuan manusia untuk mengetahui dan membuat hubungan antara
komponen yang diketahuinya. kemampuan mengetahui (kognitif) inilah
menjadi respon seseorang terhadap sitimulan semakin kuat.
Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan,
kemauan dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Tiap
orang mempunyai/memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.
Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk), maka daya-daya itu perlu dilatih,
sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal, karena mengutamakan
pembentukan daya-daya.
Anggapan ini sama halnya dengan daya-daya pada badan. Apabila suatu daya telah
dilatih, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi daya-daya lainnya dan
seseorang dapat melakukan transfer of learning terhadap situasi lain.
8
Menurut teori ini, seseorang belajar didasari oleh kesiapan mental yang terdiri
dari sejumlah daya (kekuatan) yang bernilai di mana satu sama lain terpisah, seperti
daya mengamati, mengingat, menanggapi, menghayal, dan berfikir yang
kesemuanya membutuhkan latihan. Teori ini memandang bahwa belajar pada bahan
ajar telah mempunyai nilai dan nilai tersebut terletak pada formalnya, bukan pada
materialnya. Artinya apapun materi ajar yang dipelajari seseorang tidaklah penting,
melainkan yang penting adalah pengaruhnya dalam membentuk daya-daya tertentu.
Memahami teori psikologi daya di atas, tentunya menuntut guru untuk lebih
aktif, kreatif, dan dinamis. Guru tidak hanya sekedar datang bisa bertemu dengan
siswa, dan dapat menyampaikan bahan ajar, akan tetapi guru hendaknya mampu
membuat respon peserta didiknya, baik di dalam maupun di luar kelas. Guru
berposisi sebagai stimulan, maka perlu persiapan yang matang dengan berbagai
materi ajar, metode mengajar, media pengajaran, dan evaluasi pengajarannya.
Stimulan yang diciptakan oleh guru, pada dasarnya menjadi kunci pembelajaran
aktif, baik individual maupun kelompok.
9
perubahan dalam dimensi lain. Tugas pendidik adalah memperkuat ketiga dimensi
tersbut untuk memperkuat derajat fungsi daya psikis secara keseluruhan.
10
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Tujuan belajar adalah untuk
memperoleh perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut
melaksanakan proses belajar.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Tujuan
pembelajaran adalah hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada
struktur orientasi dan konstruk tertentu.
Psikologi daya adalah struktur belajar yang didasari oleh kesiapan mental yang
terdiri dari jumlah daya (kekutan) yang dimana satu lain terpisah, seperti daya
mengamati, mengingat, menanggapi, menghayal, dan berpikir yang kesemuaannya
membutuhkan latihan.
B Saran
Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran yang terpenting bukanlah mencapai
nilai setinggi-tingginya, melainkan sebuah hasil yang berasal dari sebuah proses
belajar yang diikuti. Dengan kata lain, sebuah nilai tidak akan berguna bila
diperoleh dari sebuah jalan pintas, tetapi nilai sebagai hasil belahar tersebut sangat
bermanfaat jika diperoleh dengan cara mengikuti proses belajar dengan baik.
Sebagai calon pendidik sudah sepantasnya kita mengikuti proses pendidikan
dengan baik, dan menikmati setiap proses yang ada. Jadi mulai sekarang lebih
mulia jika kita menikmati masa pendidikan ini, guna menjadi seorang pendidik
yang berkualitas.
11
DAFTAR PUSTAKA
12