Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Belajar berdasarkan Pandangan Psikologis Daya

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Belajar & Pembelajaran

Dosen Pengampu : Drs. Agus Budi Santosa, M.Pd.

Kelompok 2

1. Cyntia Widhi Anandayu 2186206051


2. Reynaldi Puja Nanda 2186206052
3. Ganis Dwi Wulandari 2186206070
4. Ratnadin 2186206094
5. Ananda Dewi Mariska 2186206096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI TRENGGALEK
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Belajar berdasarkan Pandangan Psikologis Daya”. Adapun maksud dari tugas ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas makalah mata kuliah “Belajar dan
Pembelajaran” Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP PGRI Trenggalek
Dalam menyelesaikan makalah yang merupakan salah satu pemenuhan tugas kuliah
ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Agus Budi Santosa, M.Pd.
selaku dosen serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan apabila ada salah kata
dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan mengharapkan
kritik dan saran agar kekurangan yang ada tidak sampai terulang dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Trenggalek, 17 Maret 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang....................................................................................................... 4
B Rumusan Masalah.................................................................................................. 5
C Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A Makna Belajar dan Pembelajaran .......................................................................... 6
B Makna Psikologis Daya ......................................................................................... 7
C Dimensi Psikologi Daya ........................................................................................ 9
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Setiap individu memiliki keinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih
baik. Perubahan tersebut dapat tercapai dengan belajar. Begitu juga peserta
didik di sekolah, mereka memiliki keinginan untuk berubah, mengetahui banyak
hal, berkeinginan meningkatkan kreativitas dan intelektual yang ada dalam
dirinya.
Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami
bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta
didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru
perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakekat dan
konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,
karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, terutama setelah
disahkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran. Pembelajaran sebagai
konsep pedagogis yang secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan
sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan
proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta
didik.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran satu
sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif
belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya perubahan perilaku
dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dan belajar adalah bahwa
pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan proses belajar atau dengan
kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut maka sebagai calon pendidik yang baik hendaknya
memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan

4
dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi
pembelajaran yang efektif.

B Rumusan Masalah
1) Apa makna serta manfaat dari belajar dan pembelajaran?
2) Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa setelah mengetahui
makna dari pembelajaran?
3) Apa itu psikologis daya?
4) Apa itu belajar berdasarkan pandangan psikologis daya?

C Tujuan
1) Mengetahui makna dan manfaat dari belajar dan pembelajaran.
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah memahami makna dari
pembelajaran.
3) Mengetahui makna dari psikologis daya.
4) Menjelaskan belajar berdasarkan pandangan psikologis daya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A Makna Belajar dan Pembelajaran


Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan teori –teori yang
meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi ‘kurikulum, dan
modul-modul pengembangan kurikulum. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008).
Sedangkan menurut Morgan, et.al (1986) belajar dapat didefinisikan sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan
pengalaman.
Ormrod (1995) mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda. Difinisi
pertama menyatakan bahwa, ”Learning is relatively permanent change in behavior
due to experience”, belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen
karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa, “Learning is
relatively permanent change in mental associations due to experience”, belajar
merupakan perubahan mental yang relative permanen karena pengalaman.
Sehingga, belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai bentuk respon terhadap situasi
dan interaksi dengan lingkungan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1996:7) bahwa penentu dari proses belajar adalah
siswa. Selain itu Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses
pencarian ilmu dalam diri sendiri melalu latihan, pembelajaran, dan yang lainnya
sehingga terjadi perubahan dalam diri.
Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang individu
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garret
berpendapat, belajar merupakan proses yang terjadi dalam jangka waktu yang lama
melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan dalam diri sendiri.
Bertitik tolak dari pandangan para ahli tersebut yang berbeda-beda, namun
diantara mereka terdapat kesamaan makna dari pengertian belajar yaitu
menunjukkan kepada ”suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Hal-hal pokok dalam

6
pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan, perubahan itu utamanya didapat karena kemampuan baru,
dan perubahan itu terjadi karena disengaja.
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008). Menurut Degeng (1984) pembelajaran
merupakan upaya untuk membelajarkan siswa.
Dengan demikian pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses
membangun pemahaman siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada
bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
Tujuan dari belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif,
tetapi juga pada aspek lainnya seperti aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu
tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman
hidup.

B Makna Psikologis Daya


Salah satu dari sekian banyak teori-teori belajar yang dingkapkan Syaiful Bahri
Djamarah (2008:17—26) adalah teori belajar Psikologis Daya. Para ahli ilmu jiwa
(psikolog) mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya.
Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua
daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika
dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya
mengingat, daya berfikir, daya fantasi, dan sebagainya.
Akibat dari teori ini, maka belajar hanyalah melatih semua daya itu, untuk
melatih daya ingat seseorang harus melakukannya dengan cara menghafal kata-kata
atau angka istilah-istilah asing dan melatihnya dengan memecahkan
permasalahannya dari yang sederhana sampai yang kompleks, untuk meningkatkan
daya fantasi seseorang harus membiasakan diri merenungkan sesuatu dengan usaha

7
tersebut maka daya-daya itu dapat tumbuh dan berkembang dan tidak lagi bersifat
laten (tersembuyi) di dalam diri.
Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengetahuan yang di dapat
hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka. Penguasaan bahan yang bersifat hafalan
biasanya jauh dari pengertian, walaupun begitu, teori ini dapat digunakan untuk
menghafal rumusan dalil, kata-kata asing dan sebagainya. Oleh karena itu,
menurutnya para ahli ilmu jiwa daya, bila ingin berhasil dalam belajar, latihlah
semua daya yang ada di dalam diri.
Teori ini memandang bahwa belajar pada bahan ajar telah mempunyai nilai dan
nilai tersebut terletak pada formalnya, bukan pada materinya. Artinya, apapun
materi ajar yang dipelajari seseorang tidaklah penting, melainkan yang penting
adalah pengaruhnya dalam membentuk daya-daya tertentu.
Merujuk pada teori ini, juga mendasar adanya tingkah laku (behaviorisme)
manusia merupakan tanggapan (respon) terhadap (stimulan) yang disebabkan oleh
sesuatu yang dilihatnya. Jadi, terjadinya tingah laku disebabkan oleh sesuatu yang
lain. dengan demikian munculah dua aliran, yaitu :
a. Koneksinoisme atau Asosianisme, yaitu terjadinya tingkah laku manusia
karena respon yang disebabkan oleh stimulan lain dimana satu dengan lainya
saling berhubungan.
b. Konotivisme, yakni terjadinya tingkah laku manusia karena manusia karena
kemampuan manusia untuk mengetahui dan membuat hubungan antara
komponen yang diketahuinya. kemampuan mengetahui (kognitif) inilah
menjadi respon seseorang terhadap sitimulan semakin kuat.
Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan,
kemauan dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Tiap
orang mempunyai/memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.
Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk), maka daya-daya itu perlu dilatih,
sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal, karena mengutamakan
pembentukan daya-daya.
Anggapan ini sama halnya dengan daya-daya pada badan. Apabila suatu daya telah
dilatih, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi daya-daya lainnya dan
seseorang dapat melakukan transfer of learning terhadap situasi lain.

8
Menurut teori ini, seseorang belajar didasari oleh kesiapan mental yang terdiri
dari sejumlah daya (kekuatan) yang bernilai di mana satu sama lain terpisah, seperti
daya mengamati, mengingat, menanggapi, menghayal, dan berfikir yang
kesemuanya membutuhkan latihan. Teori ini memandang bahwa belajar pada bahan
ajar telah mempunyai nilai dan nilai tersebut terletak pada formalnya, bukan pada
materialnya. Artinya apapun materi ajar yang dipelajari seseorang tidaklah penting,
melainkan yang penting adalah pengaruhnya dalam membentuk daya-daya tertentu.
Memahami teori psikologi daya di atas, tentunya menuntut guru untuk lebih
aktif, kreatif, dan dinamis. Guru tidak hanya sekedar datang bisa bertemu dengan
siswa, dan dapat menyampaikan bahan ajar, akan tetapi guru hendaknya mampu
membuat respon peserta didiknya, baik di dalam maupun di luar kelas. Guru
berposisi sebagai stimulan, maka perlu persiapan yang matang dengan berbagai
materi ajar, metode mengajar, media pengajaran, dan evaluasi pengajarannya.
Stimulan yang diciptakan oleh guru, pada dasarnya menjadi kunci pembelajaran
aktif, baik individual maupun kelompok.

C Dimensi Psikologi Daya


Konsep psikologi daya mempunyai tiga dimensi, yaitu :
a. Pemenuhan kebutuhan
b. Kompetensi intra-pribadi
c. Kompetensi inter-pribadi.
Dimensi pemenuhan kebutuhan merujuk pada kekuatan psikis yang diperlukan
untuk memenuhi seluruh kebutuhannya agar dapat mencapai kualitas kehidupan
secara bermakna dan memberikan kebahagiaan. Makin banyak kekuatan psikis
dalam dimensi ini, makin besar kemungkinan individu mampu memenuhi
kebutuhan hidup sehingga lebih bermakna dan bahagia, begitupun sebaliknya.
Kompetensi intra-pribadi yaitu berkenaan dengan kekuatan yang diperlukan dalam
menghadapi tuntutan yang berasal dari dalam dirinya sendiri.
Kompetensi inter-pribadi yaitu kekuatan psikis yang berkenaan dengan hubungan
bersama orang lain dan pada gilirannya akan mencapai kebermaknaan hidup dan
kebahagiaan hidup.
Ketiga dimensi tersebut saling berinteraksi, dalam arti apabila terjadi perubahan
dalam satu dimensi menjadi lebih baik atau jelek, maka akan menyebabkan

9
perubahan dalam dimensi lain. Tugas pendidik adalah memperkuat ketiga dimensi
tersbut untuk memperkuat derajat fungsi daya psikis secara keseluruhan.

10
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Tujuan belajar adalah untuk
memperoleh perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut
melaksanakan proses belajar.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Tujuan
pembelajaran adalah hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada
struktur orientasi dan konstruk tertentu.
Psikologi daya adalah struktur belajar yang didasari oleh kesiapan mental yang
terdiri dari jumlah daya (kekutan) yang dimana satu lain terpisah, seperti daya
mengamati, mengingat, menanggapi, menghayal, dan berpikir yang kesemuaannya
membutuhkan latihan.

B Saran
Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran yang terpenting bukanlah mencapai
nilai setinggi-tingginya, melainkan sebuah hasil yang berasal dari sebuah proses
belajar yang diikuti. Dengan kata lain, sebuah nilai tidak akan berguna bila
diperoleh dari sebuah jalan pintas, tetapi nilai sebagai hasil belahar tersebut sangat
bermanfaat jika diperoleh dengan cara mengikuti proses belajar dengan baik.
Sebagai calon pendidik sudah sepantasnya kita mengikuti proses pendidikan
dengan baik, dan menikmati setiap proses yang ada. Jadi mulai sekarang lebih
mulia jika kita menikmati masa pendidikan ini, guna menjadi seorang pendidik
yang berkualitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ratnawati, E. (2016). Karakteristik teori-teori belajar dalam proses pendidikan


(perkembangan psikologis dan aplikasi). Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial &
Ekonomi, 4(2).
https://scholar.archive.org/work/msl4jakjurbsdi5nuzkt7tmkvm/access/wayback/
http://syekhnurjati.ac.id:80/jurnal/index.php/edueksos/article/viewFile/658/672.

Nurjan, S. (2016). Psikologi belajar.


http://eprints.umpo.ac.id/4909/1/Buku%20Psikologi%20Belajar.pdf.

Hanafy, M. S. (2014). Konsep belajar dan pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal


Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 17(1), 66-79.

Ulwiyah, N. (2015). Landasan Psikologi Dan Aktualisasinya Dalam Pendidikan


Islam. Religi: Jurnal Studi Islam, 6(1), 76-99.

12

Anda mungkin juga menyukai