Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“Makna Belajar”

DISUSUN OLEH:

NAMA KELOMPOK

1. RAHMAWATI RAHMAN
2. FINAH FARWINATA
3. SULFIANA
4. FADZLI APRIANSYAH K

KELAS XI IPS 1

MAN 1 SINJAI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb pemilik seluruh alam. Shalawat teriring
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para
keluarga, sahabat dan umatnya yang mengikuti hingga akhir zaman.
Sebuah anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dengan judul “Makna Belajar”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga dapat terselesaikannya Makalah ini dengan baik. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhir kata semoga Makalah ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Sinjai, 17 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar....................................................................................................2
B. Tujuan Belajar..........................................................................................................2
C. Prinsip Belajar..........................................................................................................3
D. Makna Belajar..........................................................................................................5
E. Penting Makna Belajar bagi Kehidupan Manusia....................................................7
F. Jenis-Jenis Belajar....................................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................10

Daftar Pustaka....................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar
dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang
lain.Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang
berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip
maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi
guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut : Bagaimana Makna Belajar?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan: Memahami Makna Belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan
oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.
Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki
kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.
Adapun menurut beberapa pendapat tentang belajar yaitu:
1. Walra, rochmat, 1999:24 : Belajar ialah Suatu aktifitas atau pengalaman yang
menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen
2. Moh. Surya (1997) : “belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
3. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
4. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul
karena pengalaman”.
5. Wingkel, 1987 : “belajar adalah suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.”Belajar
adalah suatu proses/usaha sadar yang dilakukan olehindividu untuk menghasilkan
perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan
nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Tujuan Belajar
Seperti yang telah di singgung pada pengertian belajar di atas, tujuan utama kegiatan
belajar adalah untuk memperoleh dan meningkatkan tingkah laku manusia dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, sikap positif, dan berbagai kemampuan lainnya.
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:
2
1. Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan berfikir
seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat
kemampuan berfikir seseorang menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, dan
begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir akan berkembang melalui ilmu pengetahuan
yang dipelajari. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berfikir merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar. Penanaman
konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani maupun rohani.
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu dalam penampilan
dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis atau
pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks karena bersifat abstrak.
Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan, cara berpikir, dan kreativitas dalam
menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep.
3. Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini, pembentukan
sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga
menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.
Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang
guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa menjadi contoh
bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan
berpikir.

C. Prinsip Belajar
Prinsip Belajar Menurut Gestalt  : Adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan
peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang
dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi
permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah
diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies : Suatu komunikasi terbuka antara pendidik
dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui
3
contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang
menyenangkan siswa.
Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa :
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta
didik
Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :
1. Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan siswa
ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah
suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu
dan memelihara kesungguhan.
3. Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia memahami situasi.
Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia
dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi
perilaku individu.
4. Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat
proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang.
5. Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalamkelas dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang
hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagalmemenuhi kebutuhan seluruh
siswa.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil
belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya
akan digunakan dalam situasi yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai proses
transfer. Kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut
retensi.
4
7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif
mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan
keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru,
berpikir, bernalar, menilai dan berimajinasi.
8. Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya
dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi,dorongan, minat dan
sikap.
9. Prinsip Belajar Evaluas
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saatini dan
selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagiindividu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan.
10. Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan
aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspekmental dan fisik.

D. Makna Belajar
1. Menurut teori Ivan Pavlov
Ratna Wilis dalam bukunya mengungkapkan, belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon
adalah reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena
itu apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur (2011: 18-19).
2. Menurut para ahli
a. Anthony Robbins, belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.
b. Jerome Brunner dalam (Romberg & Kaput, 1999), belajar adalah suatu proses aktif
dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan
5
pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme,
belajar bukanlah semata-mata mentransfer yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih
bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan
pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru (Trianto, 2009: 15).
c. James O. Whittaker, belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
d. Cronchbach, belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman.
e. Howard L. Kingskey, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan.
f. Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
g. R. Gagne, belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku (Syaiful Bahri, 2008: 22).
h. Slavin mendefinisikan secara lengkap, belajar adalah sebagai:
Learning is usually defined as a change an a individual caused by experience.
Change caused by development (such as growing taller) are not instances of learning.
Neither are characteristics of individuals that are present at birth (such as reflexes
and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day
of their birth (and some say earlier) that learning and development are inseparably
linked.
 Yaitu belajar biasanya didefinisikan sebagai perubahan individu yang disebabkan
oleh pengalaman.Perubahan individu yang disebabkan oleh pertumbuhan seperti tumbuh
lebih tinggi bukanlah contoh pembelajaran.Tidak ada karakteristik dari seseorang yang
terlihat pada kelahirannnya.Akan tetapi, seseorang belajar banyak hal dari dia dilahirkan,
belajar dan perkembangan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Selanjutnya Slavin juga mengatakan: “Learning takes place in many ways. Sometimes
it is intentional, as when students acquire information presented in a classroom or when they
look something up in the encyclopedia. Sometimes it is unintentional, as in the case of child’s
reaction to the needle, All sorts of learning are going on all the time”.
Yaitu belajar terjadi dalam banyak cara, baik itu disengaja maupun tidak disengaja
dan belajar terjadi sepanjang waktu (Trianto, 2010: 16).

6
Menurut Muhibbin Syah belajar secara umum diartikan sebagaisuatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, yaitu perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun
tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri
pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.Sedangkan
pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber
belajarnya.
Jadi, pada hakikatnya belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif yang didukung dari fungsi ranah psikomotorik. (2012: 68)

E. Arti Penting Makna Belajar bagi Kehidupan Manusia


Menurut Sunarto (1999) dalam buku karangan Muhibbin Syah kehidupan anak ada
dua proses yang beroperasi secara kontinue, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua
proses ini berlangsung secara interpedensi, artinya saling bergantung satu sama lain dan tidak
bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang berdiri sendiri namun memiliki perbedaan.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran
dan struktur biologis, sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif yang
menyangkut peningkatan tingkat kedewasaan atau kematangan pribadi anak. Peningkatan
kemampuan pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh belajar, melalui
belajar manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-
keputusan penting untuk hidupnya (2012: 59-60).
Banyak hal bentuk-bentuk perkembangan yang terdapat dalam diri manusia yang
bergantung pada belajar antara lain misalnya perkembangan kecakapan bicara. Menurut
fitrahnya, setiap bayi yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara seperti ayah
bundanya. Namun, kecakapan berbicara sang bayi takkan pernah terwujud dengan baik tanpa
upaya belajar walaupun proses kematangan perkembangan organ-organ mulutnya telah
selesai. Contoh lainnya, seorang anak yang normal pasti memiliki baka untuk berdiri tegak
diatas kedua kakinya. Namun, apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat
manusia, misalnya kalaudia dibuang ke tengah hutan belantara dan tiggal bersama hewan,
maka bakat berdiri yang ia miliki secara turun-temurun dari orang tuanya itu akan sulit
diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan belajar
berjalan diatas kedua kaki dan tangannya, dia akan merangkak seperti serigala pula. Jadi,
7
bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak banyak berpengaruh apabila pengalaman
belajar tidak turut mengembangkannya (2012: 61).
Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa kualitas hasil proses perkembangan manusia
itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. Selanjutnya, tinggi rendahnya
kualitas perkembangan manusia yang pada umumnya merupakan hasil belajar akan
menentukan peradaban manusia itu sendiri. El. Thorndike seorang pakar teori S-R Bond
meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya  saja maka
peradaban yang ada sekarang ini tak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan,
mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman (Howe, 1980).
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan
sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara
bangsa-bangsa lainnya yang lebih maju karena belajar. Dalam perspektif agama, belajar
merupakan kewajiban bagi setiap manusia agar memperoleh pengetahuan dalam rangka
meningkatkan derajat kehidupan mereka (2012: 62). Hal ini dinyatakan dalam QS Mujadalah:
11 yang berbunyi:
“........niscaya Allah akan meningkatkan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan
berilmu”.

F. Jenis-Jenis Belajar
Menurut R.M Gagne ada 8 jenis belajar, yaitu:
1. Signal Learning (belajar isyarat)
Yaitu kegiatan belajar yang terjadi secara tidak disadari, sebagai akibatnya adanya
suatu stimulus tertentu. Contoh: jika seseorang siswa mendapatkan komentar bernada positif
dari guru matematika, maka secara tidak langsung siswa itu akan cenderung menyukai
pelajaran matematika.
2. Stimulus Response Learning ( belajar rangsangan tindak balas)
Yaitu kegiatan belajar yang terjadi secara disadari yaitu yang dilakukannya adalah
suatu kegiatan fisik sebagai suatu reaksi atas adanya stimulus tertentu.
3. Chaining Learning (belajar melalui perangkaian)
Yaitu kegiatan belajar yang terdiri atas dua gerakan fisik atau lebih yang dirangkai
menjadi satu secara berurutan, dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

8
4. Verbal Association Learning (belajar perangkaian verbal).
Yaitu kegiatan merangkai kata-kata atau kalimat-kalimat secara bermakna.Misalnya
kegiatan mendeskripsikan sifat-sifat suatu bangun geometri, kegiatan menyebutkan nama-
nama benda.
5. Discrimination Learning (belajar membedakan)
Yaitu kegiatan mengamati perbedaan antara sesuatu objek dengan objek yang lain.
Misalnya membedakan lambing “3” dengan lambing “8”, membedakan bilangan bulat
dengan bilangan prima, dll.
6. Concept Learning (belajar konsep)
Yaitu kegiatan mengenali sifat yang sama yang terdapat pada berbagai objek atau
peristiwa, dan kemudian memperlakukan objek-objek atau peristiwa itu sebagai satu kelas,
disebabkan oleh adanya sifat yang sama tersebut.
7. Rule Learning (belajar aturan)
Yaitu belajar sesuai dengan rumus yang ada. Contoh: bilangan real a x b = b x a.
8. Problem solving (belajar memecahkan masalah).
Yaitu kegiatan belajar yang paling kompleks, untuk dapat memecahkan suatu masalah
seseorang memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang ada kaitannya dengan masalah
tersebut.Pengetahuan dan kemampuan tersebut harus dirangkai secara kreatif untuk
memecahkan masalah yang bersangkutan. (Mohamad Surya, 2004: 18)

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar
dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang
lain.

B. Saran
Marilah kita sadari, mendidik peserta didik di sekolah tidak hanya untuk mengejar
nilai setinggi-tingginya melulu atau hanya untuk memperoleh ijazah semata-mata. Bersekolah
itu untuk belajar dan belajar itu untuk meraih ilmu. Belajar itu berjuang melalui proses
imajinatif dan kreatif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2006.


Paulina, Panen, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UT,  2003.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran.Semarang: IKIP Semarang Press.
Fathurrohman dan Sutikno. 2007.  Strategi Belajar Mengajar melalui penanaman Konsep
Umun dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama.
Surya, Mohamad. 2004.  Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Pustaka Bani
Quraisy.
Suryosubroto,  B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-belajar.html
https://www.kompasiana.com/ahmadturmuzi/55106306a333119837ba80ed/makna-belajar

11

Anda mungkin juga menyukai