HAKIKAT BELAJAR
Di susun oleh :
Kelompok 2
ْم
ِ َنِ الر
َّحِي ْمَّح ِسْـم
ِ هللاِ الر ب
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karna atas rahmat-
Nyalah Alhamdullillah akhirnya makalah yang kami susun mengenai “Hakikat
Belajar” ini dapat selesai pada waktunya.
Kami sebagai Tim Penyusun menyadari benar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi, sekalipun telah diupayakan seoptimal mungkin. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dan membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan makalah selanjutnya di kemudian hari.
Demikian pengantar kata yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini
bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi semua kalangan yang
memebacanya.
Amin, Yaa Rabbal ‘Alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan
dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena
itu, George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk
berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta
didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Oleh karena itu,
kegiatan belajar yang dilakukan orang bermacam-macam. Lebih lanjut, peserta
didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi
kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka sendiri dan guru
(pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan
seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena itu,
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik(child centered), tidak tergantung
pada text book atau metode pengajaran tekstual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah
yang berjudul “Hakikat Belajar” yang nantinya dapat memperjelas pengertian
dan Hakikat dari belajar, termasuk didalamnya jenis-jenis belajar.
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui, memahami sekaligus memaparkan hakikat belajar
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan konsep belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan belajar
4. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
of respons, or whenever abstracties that interface with desired activities. The
process to adjusting to or of over coming abstract may take place more or less
unconsciously, without thinking much about what he is doing, the learning tries
out one or another already formed habit or behavior until he hits upon a
satisfactory response” Rumusan di atas menyatakan bahwa proses belajar terjadi
apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri
dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang
mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuaian diri
mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak
terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan
atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang
memuaskan. Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang
berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar,
kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
4
oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar.
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif
positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan kegiatan
berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada
fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh
witting yaitu :
Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,
2003).
Definisi lain menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku
pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan
5
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
2.2.2 Landasan Konsep Belajar
Filsafat Proses belajar pada dasarnya melibatkan upaya yang hakiki dalam
membentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai tuntutan
dalam kehidupannya. Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada
manusia mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru,
memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan
segala sesuatu kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam
mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu
manusia akan tetapi belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam
mencari dan membuktikan kebenaran. Harapan para filosofis bahwa dengan
belajar maka segala kebenaran di alam semesta ini ada yang menciptakan. Dengan
demikian filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir manusia maka kaitannya
dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat manusia bisa mempelajari
(belajar) tentang segala sesuatu, dan sebaliknya dengan aktivitas belajar maka
pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak ditemukan
sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang
zaman. Psikologis Perilaku manusia bisa berubah karena belajar, akan tetapi
apakah manusia itu memahami perilakunya sendiri, atau menyadari dia harus
berperilaku seperti apa jika berada, atau dihadapkan dalam situasi dan kondisi
yang berbeda. Maka perilaku yang masih dicari inilah dapat dikaitkan dengan
kajian dari ilmu psikologi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala
kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk dari gejala kejiwaan ini dalam
bentuk perilaku-perilaku yang nampak dan sangat dibutuhkan dalam proses
belajar.
6
kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya
adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S
Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga
ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al
(Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari
yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan
makna dari hal yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman,
yakni:
1) Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam
suatu bentuk ke dalam bentuk lain.
2) Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru
3) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau
kemampuan meluaskan trend di luar data yang diberikan
c. Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode
dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Analisis dapat pula dibedakan atas tiga jenis, yakni:
1) Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci
elemen-elemen dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.
2) Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara
elemen-elemen dalam suatu struktur.
3) Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan
relasi dari struktur kompleks.
e. Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru
dengan memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk
7
struktur atau sistem baru. Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat
dibedakan atas:
1) Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan
2) Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas
3) Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak
f. Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang
sesuatu atau beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan
kriteria tertentu.
2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan
penyesuaian perasaan sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom
(Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang
sederhana hingga yang kompleks, yakni:
a. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena
atau stimuli tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan
kesediaan untuk memperhatikan hal tersebut.
b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon
secara aktif terhadap fenomena atau stimuli.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat
memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau
kejadian tertentu.
d. Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk
menentukan keterhubungan diantara nilai-nilai.
e. Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya
hidup seseorang.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson
(Winkel, 1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
a. Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang
atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada
masing-masing perangsang.
8
b. Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan
menempatkan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan
gerakan sesuai contoh atau gerak peniruan.
d. Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian
gerakan dengan lancar, karena sudah dilatih sebelumnya.
e. Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk
melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa
komponen secara lancar, tepat, dan efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus
yang berlaku.
g. Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru
atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
9
3. Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah
mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui
tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
4. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam
ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara
harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
5. Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta
(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah.maka, diciptakan konsep-konsef, relasi-relasi di
antara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan.
6. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek
ditempatkan dalam golongan tertentu.
7. Belajar Kaidah
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual
(intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila
dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan
yang mereprensikan suatu keteraturan.
8. Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
10
9. Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki suatau keterampilan motorik, mampu melakukan gerak
gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara
gerak gerikberbagai anggota badan secara terpadu.
10. Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentukkemampuan menciptakan dan
menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan dimuka, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
relative permanen karena adanya pengalaman
2. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan
dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan
aspek-aspeknya
3.2 SARAN
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna.
Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang
terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada
suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi
pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://muhammadden1.blogspot.co.id/2015/06/makalah-hakikat-belajar.html
https://niswiulfini.blogspot.co.id/2016/10/makalah-hakikat-belajar-dan-
pembelajaran.html
http://lukmanhakimmyslu.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tentang-hakikat-
belajar.html
http://neparasi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-tujuan-dari-belajar-
dan.html
13