Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM I

“BELAJAR”

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah


Psikologi Umum I

Disusun oleh :
AIRIYA FARA DILLA
23081006
ADITHIA GUNAWAN
23081030
VIOLA MARTA ANDIN
23081038

Dosen Pembimbing :
Starry Kireida Kusnadi, S.Pd.,M.pd.
0718078901
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2023

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “BELAJAR” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang pengertian belajar. Makalah ini dapat kami susun melalui
buku PSIKOLOGI UMUM edisi revisi 2016 karya Drs. Alex Sobur, M.Si.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

ii
Surabaya, 30 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.1 Apakah Belajar itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Berbagai Rumusan tentang Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3 Teori-teori Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.4 Belajar sebagai Suatu Proses . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
25 Jenis-jenis Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.6 Faktor-faktor yang memengaruhi Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.7 Metode dan Efisiensi Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2.8 Hubungan Belajar dengan Menghafal dan Ingatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar dapat didefinisikan dengan berbagai hal, tapi apa kita tau maksud atau arti dari
kata belajar itu sendiri. Belajar merupakan kata kerja, kata kerja ialah kata yg menunjukan
tindakan,peristiwa, atau keadaan. Belajar sangat diperlukan oleh setiap makhluk dalam
kehidupan sehari-hari.
Didalam ilmu psikologi belajar memiliki peranan yang penting, entah itu belajar
menganalisis atau belajar memahami atau pun belajar mengobservasi. Dengan belajar, manusia
dapat mengembangkan potensi – potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.
Menyadari fakta yang seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan apa
itu belajar dan teori-teori belajar serta metode belajar yang bertujuan agar setiap individu mampu
memahami setiap proses yang terjadi dalam pembelajaran. Pengertian dari kata belajar dalam
psikologi mencakup berbagai hal. Dimulai dengan apa yang dimaksud belajar,proses belajar,
rumusan-rumusan belajar, teori, jenis, faktor serta metode dan efisiensi belajar hingga hubungan
belajar dengan menghafal dan ingatan.

iv
2.1 Rumusan Masalah

A. Pengertian Belajar
B. Apa Saja Rumusan tentang Belajar
C. Apa Saja Teori-teori Belajar
D.Pemahaman Belajar sebagai Suatu Proses
E. Jenis-jenis Belajar
F. Faktor-faktor yang memengaruhi Belajar
G. Apa Saja Metode dan Efisiensi dalam Belajar
H. Hubungan Belajar dengan Menghafal dan Ingatan

3.1 Tujuan

1. Mengetahui Apakah Belajar Itu?


2. Mengetahui Berbagai Rumusan Tentang Belajar?
3. Mengetahui Teori-teori Belajar?
4. Mengetahui Belajar Sebagai Suatu Proses?
5. Mengetahui Jenis-jenis Belajar?
6. Mengetahui Faktor-faktor Yang Memengaruhi Belajar?
7. Mengetahui Metode Dan Efisiensi Belajar?
8. Mengetahui Hubungan Belajar Dengan Menghafal Dan Ingatan?

4.1 Manfaat

v
1. Memberikan Kemudahan Bagi Pembaca Yang Mempelajari Tentang Psikologi Umum 1.
2. Mengisi Materi Psikologi Dalam Belajar.
3. Memberikan Ringkasan Deskripsi Tentang Psikologi Dalam Belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apakah Belajar itu?


Belajar merupakan proses yang terjadi dalam otak manusia yang melibatkan
konsentrasi,pemahaman,dan penerapan. Secara singkat belajar dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil dari adanya pengalaman.

2.2 Rumusan Tentang Belajar Menurut Para Ahli


1. Edward L. Walker
Menurut walker dalam buku conditioning dan instrumental learning (1967) belajar
merupakan perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman.
2. C.T Morgan
Dalam bukunya introduction to psychology (1961). Beliau merumuskan belajar sebagai
suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari
pengalaman yang lalu.
3.Thomas L. Good, dan Jere E. Brophy
Dalam buku Educational psychology : a Realistic Approach (1977), Good dan brophy
mengartikan belajar sebagai pengembangan asosiasi baru sebagai hasil dari pengalaman
yang bersifat internal atau dari dalam diri.
4. Lester Donald Crow dan Alice Crow.
Dalam buku Educational Psychology (1958) menyatakan bahwa belajar adalah
memperoleh kebiasaan, pengetahuan, dan sikap yang menunjukan adanya perubahan
yang progresif dari tingkah laku
5. Douglas L. Hintzman
Dalam buku The Psychology of Learning and Memory (1978), Menyatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri orgnisme yang disebabkan oleh
pengalaman dan dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
6.dikutip Effendi dan praja (1993)
Dalam buku Building the High School Curriculum (1958) mengemukakan, "Belajar
adalah modifikasi atau memperteguh tingkah laku melalui pengalaman
7.Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, & Ernest R. Hilgard
Dalam buku Introduction tp psychology, atkison dan kawannya mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relatif permanen pada perilaku yang terjadi akibat latihan.
Mereka juga menyebutkan 4 jenis belajar yaitu :

vi
• Habituasi
• Conditiong klasik
• Conditioning operan
• Belajar kompleks
8. Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard
Dikutip oleh purwanto dalam buku Theories of learning mengemukakan bahwa belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalaman yang berulang.

9. Dimyati Mahmud (1990: 59-61)


Menurut beliau ada 3 pengertian belajar yang lebih plastis, yaitu :
1. Menemukan ( ide atau berpikir ).
2. Mengingat ( mengkaji ulang yg kita pelajari ).
3. Menjadi efisien ( menerapkan pemecahan terhadap suatu masalah atau melakukan
hal yg lebih ringkas).

Unsur Penting yang menjadi ciri pengertian belajar yaitu :


 Situasi belajar harus bertujuan.
 Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku ( dapat mengarah pada tingkah
laku yg lebih baik maupun yg lebih buruk ).
 Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.
 Perubahan dalam belajar harus relatif mantap.
 aspek kepribadian yang mengalami perubahan tingkah laku karena belajar yaitu
pemahaman, pengertian, keterampilan, kecakapan, sikap, kebiasaan.

2.3 Teori - teori Belajar


Berikut 3 teori belajar yang dapat memperjelas hasil penyelidikan dari pengertian proses
belajar menurut para ahli :

1. Teori Conditioning
Menurut Teori Conditiong, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan respons.

• Conditioning Klasik (classical conditioning)


Classical conditioning merupakan teori yang dipaparkan oleh seorang ahli psikologi
Rusia, Ivan Pavlov. Conditioning klasik timbul ketika stimulus netral mampu
menimbulkan respon yang nyata dan terlihat dengan sendirinya secara alamiah.
Prinsip dasar model condition klasik adalah
1. Unconditioned Stimulus( US ) Stimulus yang tak dikondisikan untuk menimbulkan
respon alamiah atau otomatis dari organisme.

vii
2. Uncoditioned Response ( UR ) Respon yang tak dikondisikan atau respon alamiah
yang timbul akibat adanya stimulus yang tak dikondisikan ( US ).
3. Conditioned Stimulus ( CS ) Stimulus yang dikondisikan merupakan stimulus netral
yang tidak menimbulkan respon alamiah atau otomatis pada organisme.

Dikutip oleh purwanto,1995 conditioning klasik memiliki kelemahan sebagai berikut :


• Teori ini menganggap bahwa belajar adalah hal yang terjadi secara otomatis.
• Peranan latihan / kebiasaan terlalu ditonjolkan, sedangkan seperti yang kita tau
bahwa manusia memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan
serta reaksi yang akan dilakukan.
• Teori ini lebih cocok dihubungkan denga kehidupan binatang, sedangkan pada
manusia teori ini dapat diterima dalam hal hal tertentu misal skill/kecekatan dan
pada pembiasaan terhadap anak kecil.

• Conditioning Operan (Operant Conditioning)


Conditioning operan/operasi memiliki arti umum conditioning perilaku. Teori ini
merupakan suatu prosedur yang digunakan oleh skinner (1938) agar individu dapat
mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian ganjaran yang bijaksana dalam
lingkungan yang relatif bebas. Respon dalam conditioning operan terjadi tanpa didahului
stimulus melainkan oleh efek yang ditimbulkan dari reinforcer.

Skinner dan Watson sependapat bahwa perilaku manusia selalu dikendalikan oleh faktor
luar (lingkungan,rangsangan,stimulus). Dengan memberikan ganjaran positif (positive
reinforcement) suatu perilaku akan ditumbuhkan atau dikembangkan, sebaliknya jika
diberi ganjaran negatif (negative reinforcement) suatu perilaku akan dihambat atau segan
berkembang

CONTOH CONDITIONING OPERAN

 Arya sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan
sampai harus berkejar-kejaran dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya

viii
dapat menghabiskan makan siangnya, ibu akan mengajaknya keliling naik kereta
di mall pada malam harinya. (Positive Reinforcement)
 Seluruh murid kelas 1 SMP diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil
pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Lala sudah menyelesaikan tugas dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Lala,
sehingga dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu.
(Negative Reinforcement)
2. Teori Psikologi Gestalt

Teori ini sering disebut sebagai insight full learning atu field theory (pembelajaran penuh
atau teori lapangan). Teori ini identik dengan
organismic,pattern,holistic,integration,configuration,dan closure.
Dalam pandangan psikologi Gestalt belajar bukan sekadar proses asosiasi antara
stimulus-respons yang semakin lama semakin kuat karena adanya pengulangan dan
latihan.menurut aliran ini belajar dapat terjadi apabila terdapat pengertian
(insight).pengertian ini muncul apabila seseorang mencoba memahami suatu problem
hingga terlihat kejelasan antara unsur unsur yang berhubungan sehingga dapat dimengerti
maknanya (pemahaman untuk dapat menarik kesimpulan baru dalam suatu masalah
secara utuh).

Berikut rangkuman prinsip-prinsip belajar menurut teori psikologi gestalt :


A. Belajar dimulai dari suatu keseluruhan menuju ke berbagai bagian.dari hal yg
kompleks menuju hal yang sederhana.
B. Bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan yg memberikan makna dalam
keseluruhan tersebut.
C. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Seseorang belajar dapat
bertindak dan berbuat sesuai dengan yang dipelajarinya.
D. Belajar akan berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian
(insight).
E. Belajar akan berhasil apabila ada tujuan yang berarti bagi individu.
F. Dalam proses belajar, individu merupakan organisme yang aktif.

ix
Contoh penerapan teori gestalt dalam proses pembelajaran, yaitu :
 Pemahaman pengertian (insight) yakni kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu objek atau peristiwa.
 Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) kemampuan memaknai sesuatu
dengan jelas dan logis dalam proses kehidupan secara efektif.
 Perilaku bertujuan (purposive behavior) sesuai dengan prinsip teori gestalt bagian (E)
Belajar akan berhasil apabila ada tujuan yang berarti bagi individu.
 Prinsip ruang hidup (life space) karena pemahaman dan perilaku seseorang memiliki
keterkaitan dengan lingkungan tempatnya berada.
 Transfer dalam pembelajaran diharapkan untuk membantu individu lain untuk menguasai
prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkan.

2.4 Belajar sebagai Suatu Proses

Proses berasal dari bahasa latin, processus, yang artinya “belajar ke depan “. Proses adalah suatu
perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. proses belajar” Adalah “cara cara atau
Langkah-langkah yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta tercapainya hasil-
hasil tertentu (Reber, 1988). Proses dalam belajar merupakan faktor yang paling penting, proses
ini sebenarnya menekankan kreativitas. Pada umumnya proses berkenaan dengan cara belajar
berkembang, cara siswa bergaul dengan guru, cara siswa terlihat dalam proses itu.

Soepartinah pakai dalam buku Anak Dan Perkembangannya (1981) menguraikan beberapa sifat
proses belajar sebagai berikut:
1.Belajar merupakan suatu interaksi

Dalam lingkungannya, anak memilih apa yang ia butuh kan dan apa yang dapat lapergunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menyediakan suatu lingkungan belajar yang kaya
dengan stimulus (prasangka-prasangka) berarti membantu anak dalam bertumbuh dan
berkembangnya.
2.Belajar berati berbuat
Belajar suatu kegiatan Dengan bermain, berbuat, bekerja dan alat-alat banyak hal yang menjadi
jelas. Sebab dengan berbuat, anak menghayati sesuatu dengan seluruh indra dan jiwanya.
3.Belajar berati mengalami

x
Dengan mengalami berulang-ulang, perbuatan menjadi semakin efektif, teknik menjadi semakin
lancar, konsep semakin lama semakin tenang, belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan, suatu
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan.
4.Belajar adalah suatu aktivitas
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan anak karena adanya dorongan akan kesibukan.
Dorongan ini membawa anak ke tingkat perkembangan yang dibutuhkan untuk memahami
lingkungan agar ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan itu. Dengan demikian belajar
adalah suatu aktivitas yang bertujuan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan.
5. Belajar memerlukan motivasi
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan anak karena adanya dorongan akan kesibukan.
Dorongan ini membawa anak ke tingkat perkembangan yang dibutuhkan untuk memahami
lingkungan agar ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan itu. Dengan demikian belajar
adalah suatu aktivitas yang bertujuan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan.
6. Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak
Kesiapan ini merupakan suatu keadaan rohaniah (emosional, intelektual, dan sosial). Dalam
keadaan ini anak merasa siap dan sanggup untuk menerima tugas perkembangan atau pelajaran
baru. Dengan kata lain ia sudah siap karena telah menguasal tingkat Pelajaran yang diperlukan
untuk menerima tingkat berikutnya. Kesiapan ini adalah syarat penting untuk kelancaran
jalannya proses belajar.
7. Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak
Belajar merupakan aktivitas yang membawa anak dan tingkat berpikir konkret menjadi tingkat
berpikir abstrak. Pada suatu saat dalam perkembangannya, anak harus berpikir secara abstrak.
Apabila menetapkan pada tingkat Konkret, proses berpikir anak akan terlambat. Lingkungan
hidup yang semakin meluas, memaksanya meningkatkan taraf konkret itu.
8. Belajar bersifat integratif
Sejak dilahirkan, anak merupakan suatu totalitas dan perkembangannya. Secara total ia
mengadakan interaksi dengan lingkungannya dan segala sesuatu mengurangi secara total.

Dalam uraiannya mengenai proses belajar, Udai pareek menyebutkan tiga dimensi penting yaitu
penemuan pengetahuan, mengadakan percobaan dan Perencanaan autosistem (pareek, 1996:257-
258)
1. Penemuan
Belajar dengan cara “menemukan” merupakan dimensi penting yang mampu mengembangkan
seseorang secara efektif, dan menyatakan kepercayaan pada kemampuan belajar untuk aktif dan
kreatif.
Penemuan juga menekankan penggunaan pengalaman dalam belajar, Hal ini berlaku dalam
keterampilan dan keperilakuan. Keterampilan semacam itu yang tidak dapat dipelajari.
2. Mengadakan Percobaan

xi
Erat hubungannya dengan penemuan ada percobaan suatu peran aktif. Semua keterampilan
memerlukan percobaan. Jika belajar harus kreatif dan menunjukan kreativitas, percobaan di
perlukan.
Tanpa percobaan belajar tidak dapat membantu pengembangan suatu bidang. Jika hanya
mempelajari cara menggunakan beberapa teknik seperti yang telah diajarkan, Ia hanya menjadi
seorang ahli teknik padahal Ia harus menjadi seorang insinyur untuk mengurusi dan mengubah
suatu sesuai dengan tantangannya.
3.Perencanaan Autosistem
Belajar juga harus membantu pelajar untuk mengetahui cara belajar lebih lanjut. Untuk
keperluan ini, pelajar harus dibantu untuk mengembangkan sistem pribadi untuk belajar sendiri.
Para pelajar hendaknya didorong untuk meninjau efektivitas sistem mereka dan mengetahui
seluk-beluk mekanis lainnya yang tersedia sehingga akhirnya mereka dapat memilih sistem
sendiri dan mengembangkannya.
Menurut Witting (1981) dalam buku Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu
berlangsung dalam tiga tahapan (Syah, 1995)
a. Acquisition (tahapan perolehan/penerimaan informasi) .
b. Storage (tahapan penyimpanan informasi) .
c. Retrieval (tahapan mendapatkan kembali informasi) .

2.5 Jenis-jenis Belajar


Jenis-jenis belajar dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh dari
kegiatan belajar, cara atau proses yang ditempuh dalam belajar, teknik atau metode belajar, dan
sebagainya.
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar, para ahli umumnya
mengemukakan delapan jenis belajar berikut ini (Saodih dan Surra, 1971; Syah, 1995; Effendi
dan Praja, 1993).
1. Belajar Abstrak (Abstract Learning)
Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir abstrak.
Tujuannya adalah memperoleh pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata. Dalam
mempelajari hal-hal yang abstrak, peranan akal atau rasio sangatlah penting. Demikian pula
penguasaan atas prinsip-prinsip dan konsep- konsep. Termasuk dalam jenis ini, misalnya belajar
tauhid, astronomi, kosmografi, kimia, dan matematika.
2. Belajar Keterampilan (Skill Learning)
Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan
tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini, proses pelatihan
yang intensif dan teratur sangat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini, misalnya belajar
cabang-cabang olahraga, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik. Bentuk belajar
keterampilan ini disebut juga latihan atau training.

xii
3. Belajar Sosial (Social Learning)
Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap
masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial, dan sebagainya. Termasuk
belajar jenis ini, misalnya belajar memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik
antaretnis atau antar kelompok, dan masalah- masalah lain yang bersifat sosial.

4. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk memperoleh keterampilan atau
kemampuan memecahkan berbagai masalah secara logis dan rasional. Tujuannya adalah
memperoleh kemampuan atau kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara tuntas.
Untuk itu, kemampuan individu dalam menguasai berbagai konsep, prinsip, serta generalisasi
sangat diperlukan.
5.Belajar Rasional (Rational Learning)
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis atau
sesuai dengan akal sehat. Tujuannya adalah memperoleh beragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini ber- kaitan erat dengan belajar pemecahan
masalah. Dengan belajar rasional, individu diharapkan memiliki kemampuan rational problem
solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan
strategi akal sehat, logis, dan sistematis.
6. Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang
telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, ke- teladanan, serta pengalaman
khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar individu memperoleh sikap dan
kebiasaan berbuat baru yang lebih tepat dan lebih positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan
ruang dan waktu atau bersifat kontekstual.
7. Belajar Apresiasi (Appreciation Learning)
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu
objek. Tujuannya agar individu memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa
(effective skills), dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat, arti penting objek tertentu,
misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan apresiasi seni lukis.
Dalam mengapresiasi mutu karya sastra, misalnya seorang individu perlu menge- tahui "hakikat
keindahan" (estetika) di samping mengetahui hal-hal lain, seperti bentuk ungkapan, isi ungkapan,
bahasa ungkapan, dan nilai ekspresinya.
Bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat bangan apresiasi individu,
misalnya dalam hal seni baca tulis Al-Quran. pengem-
8. Belajar Pengetahuan (Study)
Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar untuk memperoleh sejumlah pemahaman,
pengertian, informasi, dan sebagainya. Belajar pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sebuah
program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan
investigasi atau penelitian dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan adalah agar individu

xiii
memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu, yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan
menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.

Berdasarkan cara atau proses yang ditempuh dalam belajar, Nasution M.A., seperti dikutip
Effendi dan Praja (1993), menyebutkan lima jenis belajar berikut.

1. Belajar Berdasarkan Pengamatan (Sensory Type of Learning)


Jenis belajar ini adalah belajar berdasarkan pengamatan sensoris terhadap objek-objek dunia
sekitar dengan berbagai alat indra untuk melihat, mendengar, meraba, mengecap, dan
sebagainya. Contoh, berkat pengamatan, seorang anak mula-mula mengenal ibunya, kemudian
anggota keluarga lainnya, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Demikian pula, belajar taraf
tinggi, tidak terlepas dari faktor pengamatan, sekalipun sering juga dibantu dengan alat-alat,
seperti mikroskop untuk melihat bakteri, teleskop, dan sebagainya.

2. Belajar Berdasarkan Gerak (Motor Type of Learning)


Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar motoris.
‌A. Mengetahui tujuan dengan jelas dan yakin terhadap faedah tujuan itu baginya.
‌ . Mempunyai tanggapan yang jelas tentang kecakapan yang dipelajari. Tanggapan itu diperoleh
B
melalui demonstrasi, gambaran-gambaran, atau penjelasan lisan.
‌ . Pelaksanaan yang tepat pada taraf permulaan, sebab kesalahan yang dilakukan pada taraf
C
permulaan belajar akan mengurangi efisiensi belajar selanjutnya "It is necessary to tress accuracy
and speed later".
‌D. Latihan untuk mempertinggi kecepatan.
‌ . Metode keseluruhan atau bagian. Dalam belajar motoris pada umumnya metode keseluruhan
E
lebih efisien daripada metode bagian. Misalnya, belajar menulis kata-kata atau kalimat lebih baik
daripada belajar menulis huruf.
‌ . Latihan seperti dalam situasi hidup/dalam situasi sebenarnya. Latihan (belajar motoris) lebih
F
efektif apabila perhatian tidak terlampau dipusatkan pada gerakan. Misalnya, belajar mobil,
perhatian ditujukan pada keadaan lalu lintas, atau situasi jalan, tidak pada gerakan kaki atau
tangan.
‌G. Tidak banyak kritik, terutama pada proses belajar permulaan.
‌ . Analisis kecakapan. Pelajar harus mengetahui bentuk dan teknik pelaksanaan yang sempurna,
H
mengenai detail gerakan yang relatif cepat.
‌I. Bentuk dan teknik. Untuk setiap kecakapan diperlukan bentuk dan teknik.

xiv
1. Belajar Berdasarkan Menghafal (Memory Type of Learning),
Beberapa petunjuk tentang menghafal adalah berikut ini.
A. Hal yang dihafal terlebih dahulu harus dipahami/dimengerti.
B. Hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu masalah dan masalah lainnya sehingga
merupakan suatu kerangka keseluruhan.
C. Menggunakan hal-hal yang dihafal secara fungsional dalam situasi tertentu.
D. Menggunakan memo teknik, misalnya Repelita.
E. Mengulangi hafalan (aktive recall dan review).

4. Belajar Berdasarkan Pemecahan Masalah (Problem Solving Type of Learning)


Langkah-langkah dalam pemecahan masalah, antara lain:

A. memahami masalah atau problema;


B. mengumpulkan keterangan atau data;
C. merumuskan hipotesis;
D. menilai/mengkaji hipotesis;
E. mengadakan eksperimen atau percobaan;
F. membentuk kesimpulan.
Metode problem solving dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah/ pelajaran,
misalnya sejarah, biologi, ilmu alam, bahasa, ilmu pasti, dan sebagainya.
5. Belajar Berdasarkan Emosi (Emotional Type of Learning)
Belajar berdasarkan emosi bertujuan menanamkan aspek-aspek kepribadian, misalnya
ketekunan, ketelitian, kebersihan, sikap yang sehat terhadap pekerjaan, minat yang luas, dan
sebagainya. Jadi, belajar tidak semata-mata dititikberatkan pada "how to make a living", tetapi
juga "how to live".

2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar


Secara garis besar, faktor-faktor yang memengaruhi belajar anak atau individu dapat dibagi
dalam dua bagian.

xv
1. Faktor endogen atau disebut juga faktor internal, yaitu semua faktor yang berada dalam diri
individu.
2. Faktor eksogen atau disebut juga faktor eksternal, yaitu semua faktor yang berada di luar diri
individu, misalnya orangtua dan guru, atau kondisi lingkungan di sekitar individu.
Kedua faktor di atas, kadang-kadang saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain.

1. Faktor Endogen
Faktor endogen atau faktor yang berada dalam diri individu meliputi dua faktor, yaitu faktor fisik
dan faktor psikis.

a. Faktor Fisik
Faktor fisik ini dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa kelompok, antara lain faktor
1. kesehatan.
2. faktor keadaan cacat yang di bawah sejak anak dalam kandungan atau sejak dia kecil.

b. Faktor psikis
Di antara begitu banyak faktor psikis, yang paling banyak atau paling sering disoroti pada saat
ini adalah faktor-faktor berikut.
1. Faktor inteligensi atau kemampuan
2. Faktor perhatian dan minat
3. Faktor bakat
4. Faktor Motivasi
5. Faktor Kematangan
6. Faktor Kepribadian

1. Faktor inteligensi atau kemampuan


Pada dasarnya, manusia itu berbeda satu sama lain. Salah satu perbedaan itu adalah dalam hal
kemampuan atau inteligensi.
2. Faktor perhatian dan minat
Bagi seorang anak, mempelajari suatu hal yang menarik perhatian akan lebih mudah diterima
dari pada mempelajari hal-hal yang tidak menarik perhatian.

xvi
3. Faktor bakat
Pada dasarnya bakat mirip dengan inteligensi. Oleh karena itu seseorang anak yang memiliki
inteligensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa di sebut juga sebagai talented child "Bakat setiap
orang berbeda-beda.
4. Faktor motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu.
Kekurangan atau ketidakadaan motivasi baik, akan menyebabkan kurang bersemangatnya anak
dalam melakukan proses pembelajaran.
5. Faktor kematangan Kematangan
adalah tingkat perkembangan pada individu atau organ-organnya sehingga sudah berfungsi
sebagaimana mestinya.
6. Faktor kepribadian
faktor kepribadian memengaruhi keadaan anak. Fase perkembangan seorang anak tidak selalu
sama. Dalam proses pembentukan kepribadian ini, ada beberapa fase yang harus dilalui. Seorang
anak yang belum mencapai fase tertentu akan mengalami kesulitan jika ia dipaksa melakukan
hal-hal yang terjadi pada fase berikutnya

2. Faktor Eksogen
faktor eksogen berasal dari luar diri anak. Faktor eksogen sebenarnya meliputi banyak hal yaitu:
(a) faktor keluarga;
(b) faktor sekolah;
(c) faktor lingkungan lain, di luar keluarga dan sekolah.

a. Faktor keluarga

Keluarga adalah lembaga sosial terkecil dari masyarakat. Dapat diibaratkan bahwa keluarga
adalah Jembatan yang menghubungkan individu yang berkembang dengan kehidupan sosial.
Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar dapat dibagi lagi
menjadi tiga aspek, yaitu:

xvii
(1) kondisi ekonomi keluarga,
(2) hubung an emosional orangtua dan anak, serta.
(3) cara-cara orangtua mendidik anak.

1) Kondisi ekonomi keluarga


Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan.
Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang menjadi penyebab anak kekurangan
fasilitas.

2.) Hubungan emosional orang tua dan anak Hubungan orangtua dan anak yang sikap acuh tak
acuh dapat pula menimbulkan reaksi frustrasi yang menghambat proses belajar.
Sebaliknya, hubungan yang terlalu dekat, misalnya ke mana pun orang tua pergi, anak selalu
lekat, bisa menyebabkan anak terlalu bergantung.

3.) Cara mendidik anak


Biasanya, setiap keluarga mempunyai spesifikasi dalam mendidik. Ada keluarga cara-cara
mendidik di katagori Strict parents, demokratis, ada juga yang acuh tak acuh, cara mendidik ini
dapat berpengaruh dalam proses belajar anak.

b.) Faktor Sekolah


Faktor lingkungan sosial sekolah dapat memengaruhi semangat belajar seorang anak. Dalam
belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Faktor
hubungan antara guru dan murid juga ada pengaruhnya.

c.) Faktor Lingkungan Lain

xviii
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang baik belum tentu pula menjamin anak belajar
dengan baik. Masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi hasil belajarnya.
Contohnya;
1. Jarak rumah ke sekolah terlalu jauh
2. Faktor bergaul anak
3. Aktivitas di luar sekolah dan lain lainnya Semua itu bisa berpengaruh dalam belajar anak.

2.7 Metode Dan Efisiensi Belajar


Apabila dasar nya orang berintelegensi tinggi, tanpa membaca buku petunjuk pun ia tetap
pintar.sebalik nya, apabila orang itu dasar nya bodoh ia akan tetap bodoh. Bagaimana, pun sejak
manusia lahir hinggga menjelang akhir hidup nya, ia selalu menghadapi situasi saat ia
memberikan tanggapan. Untuk itu, ia harus mempelajari berbagai hal. Salah satu diantara nya
adalah belajar mengenai car acara belajar.
1. Metode belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1995:652) menyebut metode sebagai “cara yang
teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dan sebagai
nya),” atau “cara kerja yang bersistem untuk memudah kan pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang di tentukan”.berdasar kan pengertian tersebut, yang dimaksud dengan
metode belajar secara singkat, adalah cara yg teratur untuk mencapai maksud belajar.kita
perlu mengetahui metode penting berikut.
a. Metode SQ3R

Metode SQ3R, merupakan kependekan dari lima tugas yang harus dihadapi atau
dilakukan: survei (menyeldiki), question (bertanya), read (membaca), recite (menceritakan
kembali), dan review (mengulangi).oeh sebab itu, yang kita perlukan adalah pendekatan yang
lebih aktif terhadap membaca.seperti yang dikatakan oleh Calhoun dan accocella, 1990:186
yaitu:
Anda perlu membaca bahan ajar sepenuh nya, “garaplah” kemudian buat lah rasa butuh
terhadap nya, dan berkutat terus selama mungkin dengan bahan tersebut.selain itu, anda
harus berlatih apa yang di perintahkan dalam kelas atau ujian, yaitu menyebutkan kembali
bahan pelajaran tersebut dengan Bahasa anda sendiri.selanjut nya,kebutuhan tersebut dapat di
wujud kan dengan menggunakan metode belajar yang dirancang oleh pkar psikologi prancis
p.robinson (1970) yaitu:

xix
1. Survey (Menyelidiki)
Sebelum memulai membaca, perhatikan judul dan rangkuman bab.hal itu akan
memberikan kerangka berfikir yang dapat digunakan untuk mengatur bahan yang anda baca.
2. Question (Bertanya)
Sekarang lihat kembali judul bab, ubah menjadi pertanyaaan dan tulislah pertanyaan
tersebut, missal nya bab,judul ,dan pendiri psikologi stsu sub judul pertama nya.
3. Read (Membaca)
Bacalah bagian di bawah sub judul untuk menjawab pertanyaan anda.perhatian dipusat
kan pada hal yang penting.kunci tipe pembaca adalah selektif.
4. Recite (Menceritakan Kembali)
Pastikan anda mengerti di balik kata kata kunci. Kemudian¸untuk setiap pertanyaan dan
jawaban dalam catatan anda, tutup kata kata kunci anda, baca pertanyaan pertanyaan nya dan
berikan jawaban.
5. Review (Mengulangi)
Segera setelah menyelesaikan bab ini, simak sebentar catatan ulangan tentang hal hal
yang penting dan simpul kan hubungan nya satu dengan lain nya.
B. Metode PQRST
PQRST merupakan, singkatan dari (P)review, ( questions, (R)ead, (S)tate, dan (T)est.
metode ini di buat oleh Thomas f. staton dalam buku nya how to study (1952).
1. Preview (Menyelidiki)
Preview adalah suatu langkah atau tahapan sebelum seseorang membaca sebuah buku.
Penyelidikan ini dapat dilakukan dengan membaca kalimat kalimat awal atau pokok pada
permulaan atau akhir paragraph.
2. Question (Bertanya)
Pada tahapan question, sama seperti metode SQ3R, langkah yang pertama adalah
bertanya.
3. Read (Membaca)
Disini juga di anjurkan membaca secara aktif, yaitu pikiran seseorang harus memberikan
reaksi terhadap apa yang di baca nya.
4. State (Menyatakan)
Langkah selanjut nya a
dalah mengucapkan dengan kata kata sendiri apa yang sudah di baca.
5. Test (Menguji)
Langah ini adalah menguji pikiran apakah masih ingat akan hal hal yang di baca itu.
C. Metode Quantum learning

xx
Metode ini memberikan kiat kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses yang dapat
menghemat waktu, mempertajam pemahaman, dan daya ingat, serta menjadikan belajar
sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Teknik Teknik yang digunakan nya
untuk memberikan sugesti positif adalah, mendudukan murid secara nyaman, memasang
music latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster poster
untuk memberikan kesan sambal menonjolkan informasi, dan menyediakan guru guru yang
terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.pada dasar nya, Quantum learning mencakup
aspek aspek penting dalam program neurolinguistic (NLP), yaitu suatu penelitian tentang
cara otak mengatur informasi. Program ii meneliti hubungan antara Bahasa, perilaku dan,
dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru.
2. Evisiensi belajar
Evisiensi adalah sebuah pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai (Gie, 1972:5).
a. Segi Usaha Belajar
Merupakan suatu kegiatan yang dapat dikatakan efisien jika prestasi belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Efisiensi dari segi usaha dapat di
gambarkan sebagai berikut :

Efisiensi Usaha Belajar

Gambar 6.3
Gambar 6.3 memperlihatkan kepada kita bahwa Asep lebih efisien daripada Nova dan
Zul karena dengan usaha yang minim, dapat mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan prestasi belajar Nova dan Zul. Padahal, Nova dan Zul telah berusaha lebih keras
daripada Asep
b. Segi Hasil Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien jika usaha belajar tertentu mem-
berikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 6.4.

xxi
Efisiensi Hasil Belajar

Gambar 6.4
Gambar 6.4 memperlihatkan bahwa zul adalah mahasiswa yang efisien di tinjau dari
prestasi yang dicapai karena dia menunjukkan perbandingan yang terbaik dari segi hasil,
meskipun usaha belajar zul sama besarnya dengan usaha nova dan asep, ia sudah
memperoleh prestasi yang optimal daripada prestasi nova dan asep

Untuk membuat belajar lebih efektif Udai Pareek (1996) mengemukakan 6 langkah berikut :
1. Langkah pertama dalam belajar adalah pemerolehan masukan baru berkenaan dengan
pengetahuan dan pengertian (kognitif), atau suatu kegiatan fisik atau motorik, atau suatu
perilaku.
2. Langkah berikunya adalah pengasimilasian masukan baru hal itu.
3. Belajar bukanlah proses pengumpulan berbagai masukan. Jika masukan- masukan ini
lepas, mengandalkan bebas satu sama lain, orang hanya bertindak sebagai suatu wadah
yang pasif untuk pengetahuan, keterampilan motorik, atau perilaku
4. Setelah masukan-masukan yang diperoleh itu diinternisasikan, dapat diper gunakan
secara efektif jika diperlukan. Jika hal-hal yang dipelajari hanya dijadikan hiasan dan
tidak digunakan secara efektif, belajar tidak dapat dikata kan efektif. Misalnya, belajar
berbagai teknik dan keterampilan manajemen
5. Penggunaan pelajaran secara efektif juga berarti kreativitas. Belajar harus mem- punyai
nilai "keluwesan".
6. Belajar hendaknya menambah kemampuan orang itu untuk belajar lebih banyak belajar
sendiri.

2.8 Hubungan Belajar Dengan Menghafal Dan Ingatan

xxii
Menurut pandangan psikologi kuno belajar di tafsirkan sebagai menghafal (effendi dan
praja, 1993). Hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang tentang materi yang dipelajarinya.
Bahwa antara belajar dan menghafal terdapat hubungan timbal balik memang benar. Belajar
dengan arti sesungguhnya, dan menghafal hanya merupakan sebagian dari kegiatan belajar
keseluruhan. Berikut ini adalah contoh memberikan beberapa petunjuk, menurut Poespoprodjo
(1996):
1. Sebelum anda mulai, tanam lah keinginan yang kuat untuk mengingat yang harus diingat
2. Buatlah hal yang anda ingat itu mempunyai arti sebesar mungkin
3. Mengetahui rantai ingatan atau rantai hubungan
4. Perkaya dan perdalam dengan cara membaca buku yang berkaitan
5. Apabila pada permulaan anda mengalami kesalahan jangan sesekali membiarkan
kesalahan tersebut berkecambah atau ber akar didalam ingatan anda
6. Jangan memusatkan terlalu banyak bahan pada ingatan
7. Jangan menyimoan hal-hal yang tidak ada hubungannya
8. Jangan menimbun materi kemudian memompanya dalam ingatan.

BAB III
PENUTUP

xxiii
Berdasarka kajian diatas belajar merupakan hal wajib yang terjadi pada setap
organisme/individu, belajar sendiri tidak bisa dilakukan tanpa adanya keiingin serta
tujuan. Setiap individu memiliki progres belajar yang berbeda beda. Banyak ahli yang
mendefinisikan bahwa belajar adalah proses yang terjadi dalam diri organisme dan terjadi
secara alamiah maupun nonalamiah serta mebutuhkan pengulangan dan bermacam
macam metode dalam pengaplikasiannya.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA
Sobur, Alex. 2016. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

xxv

Anda mungkin juga menyukai