Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“BELAJAR MENURUT PANDANGAN BEHAVIORISME”

Dosen Pengampu : BAIQ SARLITA KARTIANI, M.PD

Disusun oleh :

Kelompok 8

Anggota

1. Juang hariadi :22161023


2. Dwi cahyani maharani : 22161011
3. Reta dwi pratiwi : 22161009
4. Yuliatin : 22161005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM

2022
Kata pengantar

Assalam’ualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan makalah tentang “Belajar
menurut pandangan behaviorisme“ dapat terselesaikan dengan baik, penuh dengan campur
tangan Tuhan.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah psikoligi
pendidikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini, penulis
menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi. Sehingga pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Hadi,
selaku dosen pembimbing mata kuliah psikologi pemdidikan, dan semua pihak yang turut
membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan tak lepas dari keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis tetap menerima kritik dan saran dari berbagai
pihak. Guna kesempurnaan laporan ini. Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Mataram, 10 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Perumusan Masalah..........................................................................................................................5
Tujuan dan manfaat...........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
Pengertian Teori Belajar Behaviorisme..............................................................................................6
Tokoh-tokoh dalam Teori Behaviorisme............................................................................................7
Ivan Petrovich Pavlov.........................................................................................................................7
John Watson......................................................................................................................................8
Edward Lee Thorndike.......................................................................................................................9
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran..............................................................10
Kekurangan dan Kelebihan Teori Behaviorisme..............................................................................10
Kekurangan......................................................................................................................................11
Kelebihan.........................................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
KESIMPULAN...................................................................................................................................12
SARAN..............................................................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai
integrasi prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidi
kan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan
model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak telahditemukan teori belajar
yang pada dasarnya menitik beratkan ketercapaian perubahan tingkah laku setelah proses
pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pend
idik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaankemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, gurumengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapaisesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik,namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan


kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yan
gmampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target
belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah
dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku
dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari

Anda (bahkan saya rasa mayoritas dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup
Anda.Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah
terjadiketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil
dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.

Perumusan Masalah
Karena pembahasan tentang teori behaviorisme sanagt luas, maka pada pembahasan makalah
ini penulis akan menitik beratkan pada poin-poin dibawah ini:

1.Siapakah tokoh-tokoh yang mendukung teori belajar behaviorisme?

2.Bagaimana aplikaasi teori belajar behaviorisme dalam pendidikan diIndonesia?
3.Apa kelemahan dan kelebihan dari teori belajar behaviorisme?

Tujuan dan manfaat


1. Untuk mengetahui tokok-tokoh yang mendukung teori belajar behaviorisme
2. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar behaviorisme dalam Pendidikan di Indonesia
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan teori belajar behaviorisme
BAB II
PEMBAHASAN

 A.Pengertian Teori Belajar Behaviorisme
Behaviorisme dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan
lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat
dipelajarisecara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh
keadaan mental.

  Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi
dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme
termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku.Aliran
ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat
peristiwa fisiologis internal atau pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus
memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat
diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti
pikiran dan perasaan).

Menurut teori belajar tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dikatakansudah
mengalami proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus yang berupa proses dan materi pembelajaran dengan respon atau
tanggapan yang diberikan oleh pebelajar.

Misalnya; seorang pelajar belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
sosial di masyarakat, seperti; ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemilu, kerja bakti, ronda dll

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh
karena itu apa yang diberikan oleh guru(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar
(respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut. mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es creem sering lewat,
maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur.Berdasarkan eksperimen yang dilakukan
Pavlov diperoleh kesimpulan berkenan dengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 

Misalnya murid dimarahi karena ujian biologinya buruk.Saat murid untuk ujian kimia dia


juga akan menjadi gugup karena kedua pelajaran tersebut saling berkaitan.

 Tokoh-tokoh dalam Teori Behaviorisme
 Ivan Petrovich Pavlov
Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral
dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi
yang diinginkan.

Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau
sinar untuk membentuk perilaku (respons). Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov
dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala
kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bah wa yang paling sentral dalam hidup
manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran
mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu,
perilaku manusia dapat berubahsesuai dengan apa yang di inginkan. Kemudian Pavlov
mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap
binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya,
secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
John Watson
Watson menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapat dipelajari
dengan valid dan reliable. Dengan demikian stimulus dan respon harus berbentuk tingkah
laku yang dapat diamati (observable).

Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada gunanya.
Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka datanya harus dapat
diamati dan diukur. Watson mempertahankan

Pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilaku
mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson
menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai subjek
psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensiuntuk dapat diamati
dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia danhewan. 3 prinsip dalam aliran
behaviorisme:

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.Kondisi adalah


lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku munculsebagai respon dari kondisi
yang mengelilingi manusia dan hewan.

2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkunganmaka


sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiridari pengalaman baik
masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial.Lingkungan yang akan memberikan
contoh dan individu akan belajar darisemua itu.

3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadimempelajari perilaku
hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.

Pakar psikologi sekarang dapat memahami bahwa classical conditioning dapat


menjelaskan beberapa respons emosional seperti kebahagiaan, kesukaan,kemarahan, dan
kecemasan yaitu karena orang tersebut mengalami stimulu khusus. Sebagai contoh, seorang
anak yang memiliki pengalaman menyenangkan dengan roller coaster kemungkinan belajar
merasakan kesenangan justru karena melihat bentuk roller coaster tersebut. Bagi seorang
dewasa yang menemukan sepucuk surat dari teman dekat di dalam kotak surat,hanya dengan
melihat alamat pengirim yang tertera di sampul kemungkinan menimbulkan perasaan senang
dan hangatnya persahabatan.
Pakar psikologi menggunakan prosedur classical conditioning untuk merawatfobia
(rasa takut) dan perilaku yang tidak diinginkan lainnya seperti kecanduan alkohol dan
psikotropika. Untuk merawat fobia terhadap objek-objek

Tertentu, pakar psikologi melakukan terapi dengan menghadirkan objek yang ditakuti
oleh penderita secara berangsur-angsur dan berulang-ulang ketika penderita dalam suasana
santai. Melalui fase eliminasi (eliminasi stimulus

Kondisi), penderita akan kehilangan rasa takutnya terhadap objek tersebut. Dalam
memberikan perawatan untuk alkohol, penderita meminum minuman beralkoholdan
kemudian menenggak minuman keras tersebut sehingga menyebabkan rasasakit di lambung.
Akhirnya ia merasakan sakit lambung begitu melihat atau mencium bau alkohol dan berhenti
meminumnya. Keefektivan dari terapi seperti ini sangat bervariasi bergantung individunya
dan problematika yang dihadapinya.

Edward Lee Thorndike
Dalam bukunya Animal Intelligence (1911) ia menyangkal pendapat bahwahewan
memecahkan masalah dengan nalurinya. Ia justru berpendapat bahwa hewan juga memiliki
kecerdasan.

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasiantara


peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ).Stimulus adalah apa yang
merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang
dapat ditangkap melalui alatindera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

  Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses belajar manusia,antara
lain:

1. Law of Readiness,
yaitu kesiapan untuk bertindak itu timbul
karena penyesuaian diri dengan sekitarnya yang akan memberikan kepuasan,hubunga
n antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk apabila adakesiapan pada diri
seseorang.
2. Law of Exercise,

hubungan antara stimulus dan respon itu akan sangat


kuat bila sering dilakukan pelatihan dan pengulangan, dan akan menjadi lemah jika
latihan tidak diteruskan.

3. Law of Effect,

yaitu perbuatan yang diikuti dengan dampak atau pengaruhyang memuaskan


cenderung ingin diulangi lagi dan yang tidakmendatangkan kepuasan akan dilupakan.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang
pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan

tidak berubah pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pen
getahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transferof knowladge)
kepada orang yang belajar. Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang
sudah ada melalui proses berfikir yangdapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang
dihasilkan dari proses berfikirseperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

Perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yan
g berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap


arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kiniadalah aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilakuyang tampak sebagai hasil
belajar.

Kekurangan dan Kelebihan Teori Behaviorisme
Aliran behaviorisme mendapatkan beberapa tanggapan yang bersifat kurang
efisiendalam pembelajaran karena tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang
kompleks.Disamping itu aliran ini juga dianggap efisien dan mempunyai banyak kelebihan
dalam pembelajaran. Berikut penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan pada aliran beh
aviorisme dalam pembelajaran.

Kekurangan
1) Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru.

Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran berdasarkan apa yangdiberikan guru.


Mereka tidak diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan perkembangannya. Peserta
didik cenderung pasif dan bosan.

2) Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.

Pembelajaran seperti bisa dikatakan pembelajaran model kuno karenamenghafalkan


apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yangefektif. Penggunaan
hukuman biasanya sebagai salah satu cara untukmendisiplinkan.

3) Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Karena menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan yangmembawa


peserta didik untuk mencapai target tertentu. Apabila teori iniditerapkan terus
menerus tanpa ada cara belajar lain, maka bisa dipastikanmereka akan tertekan, tidak
menyukai guru dan bahkan malas belajar.

Kelebihan
1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan. Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan
membuat peserta didik paham sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik
2. . Materi yang diberikan sangat detail
Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat.Dengan
banyaknya pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didikmemahami dan
mampu mengikuti setiap pembelajarannya.
3. Membangun konsentrasi pikiran
Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan iniakan
membantu mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya respon.Hukuman yang
diberikan adalah yang sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu
berkonsentrai dengan baik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menuurut teori belajar behaviorisme, belajar didefinisikan sebagai perubahandalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Dimana perubahan tingkah laku
tersebut tergantung pada konsekuensi.Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran yaitu karenamemandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak
berubah.

SARAN
Dalam melakukan sebuah penilaian belajar, seorang pendidik sebauknya danseharusnya
mempertimbangkan keadaan mental peserta didiknya disampingtingkah laku yang diamati.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu

MUFLIHIN.muh hizbul. Aplikasi dan implementasi teori behaviorisme dalam pembelajaran


(Analisis strategis inovasi pembelajara). Khazanah Pendidikan,2009,1.2.

Anda mungkin juga menyukai