Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Memahami Perbedaan Teori Belajar dan Implikasinya dalam


Proses Belajar

Dosen Pengampu : Nani Barorah Nasution S.Psi, M.A. Ph.D

Disusun oleh Kelompok 2 PSPK 20 D :

Aisyah Sari Dewi Harahap (4203131059)

Adelia Naibaho (4202431014)

Chiasrilya Maria Hutabarat (4203131013)

Daniel Martua Sitorus (4203131055)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Perbedaan Teori Belajar dan
Implikasinya dalam Proses Pembelajaran” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan dan dengan harapan dapat menambah pengetahuan serta wawasan penulis
maupun pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pengampu yang telah memberikan arahannya.
Penulis menyadari bahwa tugas ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan tugas ini.

Medan, 16 Februari 2021

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan dan Persamaan Teori-teori Belajar..............................................................5


2.2 Implikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran
a. Implikasi Teori Belajar Behavior...........................................................................6
b. Implikasi Teori Belajar Kognitif............................................................................6
c. Implikasi Teori Belajar Psikoanalisa......................................................................8
d. Implikasi Teori Belajar Humanistik.......................................................................9
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori-teori Belajar
a. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavior.............................................10
b. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif..............................................11
c. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Psikoanalisa.......................................12
d. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik.........................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori belajar berhubungan dengan psikologi belajar. Teori belajar adalah suatu teori yang
di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar dan perancangan
metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Psikologi belajar
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.
Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar, teori-teori belajar, dan berbagai aspek
perilaku individu dalam belajar yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengembangan
kurikulum.
Teori belajar terdiri dari beberapa teori. Teori-teori ini muncul karena ketidakpuasan atau
kritik dari para ahli pendidikan terhadap teori yang sudah sebelumnya. Akan tetapi, pada
dasarnya, teori-teori belajar mempunyai tujuan yang sama, yaitu perubahan sikap, perilaku,
dan keterampilan peserta didik melalui proses pembelajaran. Yang membedakan teori-teori
ini adalah cara pandang para ahli pendidikan terhadap apa dan bagaimana tujuan pendidikan
dapat dicapai.
Pada makalah ini akan dibahas beberapa macam teori belajar dan perbedaan teori-teori
tersebut serta implikasinya dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teori-teori belajar yang ada ?
2. Apa perbedaan teori-teori belajar yang ada ?
3. Bagaimana implikasi masing-masing teori belajar dalam proses pembelajaran ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teori belajar ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah psikologi pendidikan.
2. Agar mengetahui apa saja teori belajar yang ada.
3. Agar mengetahui perbedaan teori yang ada.
4. Agar mengetahui implikasi masing-masing teori belajar dalam proses pembelajaran.

3
5. Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing teori.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mengetahui teori belajar yang ada.
2. Mengetahui perbedaan teori belajar.
3. Mengetahui implikasi masing-masing teori belajar dalam proses pembelajaran.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing teori.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Teori Belajar Behavior, Kognitif, Psikoanalisa, dan Humanistik


a. Teori Belajar Behavior
1. Adanya stimulus dan respon yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar.
2. Menekankan adanya perubahan yang harus dapat diukur sebagai hasil dari proses
belajar.
3. Pusat pembelajaran adalah guru.
4. Peserta didik dipandang sebagai objek yang pasif.
5. Guru memberikan stimulus, penghargaan, dan hukuman dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.
b. Teori Belajar Kognitif
1. Menekankan pada proses belajar bukan pada hasil belajar.
2. Memusatkan pembahasannya pada kognisi atau intelektual yang dimilki individu
dalam menghadapi lingkungannya.
3. Peranan pendidik adalah sebagai pembimbing untuk mengembangkan potensi
kognitif peserta didik.
4. Yang paling dipentingkan adalah keterlibatan peserta didik secara aktif.
c. Teori Belajar Psikoanalisa
1. Menganalisis psikologi manusia.
2. Menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai keinginan dan
kebutuhan dasar.
3. Berusaha menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia.
4. Mengutamakan unsur motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya.
d. Teori Belajar Humanistik
1. Menekankan bahwa belajar itu adalah memanusiakan manusia yang ditujukan untuk
kepentingan dan kebaikan manusia agar memiliki peradaban yang lebih beradab dan
lebih mulia.
2. Lebih focus pada nilai, rasa, dan saling menghargai antar sesama atau lebih berfokus
pada ranah afektif/karakter.

5
3. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator.
4. Membutuhkan keterlibatan peserta didik secara aktif.

2.2 Implikasi Teori Belajar dalam Proses Pembelajaran.


a. Implikasi Teori Belajar Behavior
Implikasi teori belajar behavior diantaranya :
1. Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.
2. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.
3. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi
dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner.
4. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan
pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.
5. Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan
dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau
kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
6. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan
menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih
ditekankan pada hasil dan bukan pada proses, atau sintesis antara keduanya.
b. Implikasi Teori Belajar Kognitif
 Menurut Piaget
Implikasi teori belajar kognitif menurut piaget, diantaranya :
1. Individu dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Hal ini berarti
pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki setiap individu dapat dibentuk dan
dikembangkan oleh dirinya sendiri melalui interaksi dengan lingkungan.
Berinteraksi dengan lingkungan (mampu beradaptasi dan mengorganisasikan
lingkungannya) dapat membuat struktur kognitif, pengetahuan, wawasan, dan
pemahamannya semakin berkembang. Proses pendidikan bukan sekedar transfer
of knowledge, tetapi juga bagaimana merangsang struktur kognitif individu agar
mampu melahirkan pengetahuan dan temuan baru.
2. Proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan individu.
Hal ini dikarenakan setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai

6
karakteristik yang berbeda. Tingkat perkembangan peserta didik harus dijadikan
dasar pertimbangan guru dalam menyusun struktur dan urutan mata pelajaran di
dalam kurikulum. Guru juga harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berpikir anak.
 Menurut Bruner
Implikasi teori belajar kognitif Bruner menekankan pada bagaimana mengeksplorasi
potensi yang dimiliki individu.
1. Dalam proses pembelajaran harus menekankan pada cara individu apa yang telah
dialami dan dipelajari, sehingga individu mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri konsep, teori, dan prinsip melalui contoh yang dijumpai
dalam kehidupannya. Tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya untuk meperoleh
pengetahuan semata, tetapi yang terpenting adalah melatih kemampuan
intelek/kognitif siswa, merangsang keingintahuan, dan memotivasi siswa. Untuk
mendalami tujuan pembelajaran tersebut diperlukan peran aktif siswa
disesuaikan dengan potensi dan tingkat perkembangan siswa. Individu dapat
mempelajari sesuatu berdasarkan urutan isi dan disesuaikan dengan karakteristik
kognitifnya.
2. Guru bukan lagi sebagai pusat pembelajaran, tetapi guru berperan sebagai :
a. Merencanakan pembelajaran agar terpusat pada masalah yang tepat untuk
diselidiki siswa.
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah.
c. Guru menata strategi pembelajaran sesuai dengan isi bahan yang akan
dipelajari dan karakteristik individu.
d. Guru berperan sebagai tutor dengan memberikan umpan balik pada waktu
yang tepat.
e. Guru berperan sebagai evaluaotor yang memberikan penilaian terhadap hasil
belajar.

7
 Menurut Ausubel
Implikasi teori belajar kognitif menurut Ausubel, yaitu :
1. Kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar bahan
ajar yang dipelajari siswa. Guru dituntut untuk mampu menggali dan
mengeksplorasi segala potensi yang dimilki oleh siswa, sehingga siswa terbantu
dalam memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan
mengekspresikan dirinya sehingga mendapatkan sesuatu yang bermakna dari
proses pembelajaran.
2. Belajar bermakna akan berhasil apabila siswa memiliki minat dan kesiapan untuk
belajar. Minat dan kesiapan berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terpenting
adalah motivasi yang dating dari dalam diri masing-masing individu.
 Menurut Gestal
Implikasi teori kognitif menurut Gestal adalah sebagai berikut.
1. Belajar harus tearah pada tujuan bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus
respon. Guru harus menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan
membantu peserta didik memahami tujuannya.
2. Pembelajaran akan bermakna apabila siswa mampu memahami secara totalitas
terhadap objek yang dipelajari, memiliki kemampuan mengenal dan memahami
unsur-unsur, mampu memahami keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau
peristiwa dan ketrkaitan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
sebelumnya.
c. Implikasi Teori Belajar Psikoanalisa
Pada perkembangannya, teori psikoanalisa banyak diimplementasikan dalam
dunia pendidikan. Pertama, konsep kecemasan yang dikemukakan Freud tentu berkaitan
dengan proses pendidikan. Dalam dunia pendidikan, konsep kecemasan dapat diolah dan
dikembangkan oleh pendidik untuk kebaikan peserta didik. Peserta didik dibantu agar
menghargai diri, orang lain dan lingkungannya atau dengan kata lain, konsep ini
diarahkan ke pendidikan ranah afektif atau karakter.
Kedua, teori psikoanalisa digunakan pada proses pendidikan yang berbasis
kecerdasan majemuk. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan

8
tidak berpatokan dengan angka yang berkaitan dengan IQ. Pendidikan sudah seharusnya
menjembatani setiap kecerdasan yang dimiliki peserta didik.
Ketiga, teori psikoanalisa menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang
mempunyai keinginan dan kebutuhan dasar. Mengembangkan bakat dan minat sesuai
dengan kebutuhannya sejalan dengan teori ini. Pendidik harus melakukan berbagai
analisis kebutuhan dan tujuan agar apa yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik.
Keempat, berkaitan dengan agresivitas peserta didik (ungkapan perasaan frustasi
yang tidak tepat). Pendidik harus mampu mengontrol dan mengatur sikap ini agar terarah
menjadi lebih postif. Sikap ini muncul karena adanya penilaian negatif atau kata-kata
yang menyakitkan. Dalam hal ini dijelaskan bahwa jika peserta didik melakukan
kesalahan, tidak seharusnya dihukum dengan kata-kata kasar atau hukuman lain yang
dapat melukainya secara psikologi.
Kelima, perlunya pendidikan inklusif disemua strata pendidikan, yaitu pendidikan
yang tidak boleh membeda-bedakan peserta didiknya. Secara psikologis, anak-anak yang
memiliki kekurangan/keterbatasan akan mengalami krisis kepercayaan diri (minder).
Untuk mengatasi hal tersebut, sekolah harus mampu menerima tanpa merasa peserta
didik yang mengalami keterbatasan tersebut sebagai bagian yang terpisah dari
masyarakat.
Keenam, pendidikan yang bermuara pada penciptaan kreativitas peserta didik.
Menurut Freud, kreativitas merupakan bagian dari kepribadian yang didorong untuk
menjadi kreatif.
d. Implikasi Teori Belajar Humanistik
1. Guru sebagai fasilitator :
a. Memberi perhatian terhadap penciptaan awal, suasana lompok, dan pengalaman
kelas.
b. Membantu siswa untuk memperjelas tujuan-tujuan perorangan dan kelompok
didalam kelas secara umum.
c. Menyediakan sumber-sumber untuk belajar dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk mencapai tujuan mereka.
d. Menempatkan dirinya sebagai suatu sumber yang fleksibel.

9
e. Harus mencoba untuk mengenali dan menerima kekurangannya sendiri.
f. Harus memposisikan dirinya sebagai orang tua yang bijaksana, yang dapat
memahami keinginan siswa dalam pembelajaran.
2. Guru-guru yang baik menurut Hamacheek adalah guru yang manusiawi, mempunyai
rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis daripada autokratik, dan peka terhadap
siswanya. Sedangkan guru yang tidak baik adalah guru yang tidak mempunyai rasa
humor, tidak sabar, kurang terintegrasi, cenderung bertindak otoriter, dan kurang peka
terhadap kebutuhan siswa. Menurut Combs dkk, ciri guru yang baik adalah :
a. Mempunyai anggapan bahwa orang itu mampu memecahkan masalah sendiri.
b. Cenderung melihat orang lain sebagai orang yang patut dihargai.
c. Melihat bahwa orang lain mempunyai kreativitas.
d. Menganggap orang lain pada dasarnya dapat dipercaya dan diandalkan.
e. Memahami jati diri setiap siswa karena pada dasarnya setiap orang butuh
penghargaan.
3. Guru sejati menurut teori belajar Humanistik harus :
a. Bersikap tenang.
b. Dapat menyukai siswanya secara adil.
c. Menyembunyikan perasaannya meskipun hatinya terluka.
d. Selalu merasakan diperlukan siswanya.
e. Menjawab pertanyaan yang disampaikan siswanya.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Teori Belajar


a. Teori Belajar Behavior
 Kelebihan Teori
1. Teori ini cocok digunakan untuk melatih peserta didik yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa dan senang dengan bentuk penghargaan secara
langsung.
2. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktik dan
pembiasaan. Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan
membuat peserta didik paham, sehingga dapat menerapkannya dengan baik.
3. Materi atau bahan pelajaran disusun secara detail.

10
Dengan banyaknya pengetahuan yang diberikan, peserta didik diharapkan mampu
mengikuti dan memahami setiap pembelajaran.
4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan jika terjadi kesalahan
segera dilakukan perbaikan.
 Kelemahan Teori
1. Pembelajaran berpusat pada guru dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat
diamati dan diukur.
2. Dapat membuat suasana belajar yang tidak menyenangkan (membosankan)
karena guru bersikap otoriter dan komunikasi hanya berlangsung satu arah.
3. Peserta didik menjadi pasif karena hanya mendengar dan menghapalkan apa yang
didengarnya, tidak diajarkan berkreasi sesuai dengan perkembangannya, sehingga
peserta didik tidak dapat bebas untuk berkreasi, bereksperimen, dan
mengembangkan kemampuannya sendiri.
4. Cenderung membentuk peserta didik berpikir linear, konvergen, tidak kreatif, dan
tidak produktif.
b. Teori Belajar Kognitif
 Kelebihan Teori
1. Siswa sebagai subjek belajar menjadi faktor yang paling utama, dituntut untuk
belajar mandiri secara aktif.
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah.
3. Menerapkan apa yang dimiliki siswa sehingga siswa mempunyai pengalaman
mengeksplorasi kemampuan kognitifnya lebih dalam.
4. Pendidik hanya memberikan dasar-dasar materi. Kemudian
pengembangan/kelanjutan dari materi tersebut diserahkan pada siswa.
Selanjutnya, pendidik hanya perlu memantau dan menjelaskan alur
pengembangan materi.
5. Mudah diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
 Kekurangan Teori
1. Pada dasarnya menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, sehingga
dampak negative yang terjadi adalah bahwa pendidik selalu menganggap
kemampuan daya ingat peserta didik sama.

11
2. Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan. Misalnya, pada
sekolah kejuruan, teori ini sulit dipraktikkan karena jika sekolah kejuruan hanya
menerapkan teori ini, maka peserta didik akan kesulitan dalam praktik kegiatan.
c. Teori Belajar Psikoanalisa
 Kelebihan Teori
1. Menjadikan individu percaya pada kemampuan dirinya yang selama ini tidak
disadari dengan baik.
2. Memahami kehidupan psikologi seseorang dan dapat memahami lebih dalam
mengenai sifat manusia.
3. Mengajarkan betapa pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan
kepribadian seseorang.
 Kelemahan Teori
1. Efesiensi waktu dan biaya yang kurang baik jika teori ini diterapkan.
2. Menimbulkan kebosanan karena proses yang cukup panjang.
3. Terlalu menekankan pada masa lalu, sehingga seolah-olah kehidupan ditentukan
oleh masa lalu.
d. Teori Belajar Humanistik
 Kelebihan Teori
1. Sangat cocok diterapkan untuk materi pembelajaran pembentukan, seperti
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2. Membuat peserta didik mengalami perubahan pola pikir, perilaku, dan sikap atas
kemauan sendiri.
3. Peserta didik menjadi manusia yang dapat mengatur pribadinya secara
bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain.
4. Selalu mengedepankan demokratis dan saling menghargai.
 Kekurangan Teori
1. Kurang cocok diterapkan pada siswa yang kurang aktif karena dalam teori ini guru
akan memberikan respon jika murid juga aktif dalam menanggapi respon yang
diberikan oleh guru.
2. Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa
menjadi berkurang.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori belajar adalah teori yang di dalamnya terdapat cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar dan perancangan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar. Teori belajar terdiri dari beberapa teori yang muncul karena ketidakpuasan para
ahli pendidikan terhadap teori yang sudah sebelumnya yang pada dasarnya mempunyai
tujuan yang sama, yaitu perubahan sikap, perilaku, dan keterampilan peserta didik melalui
proses pembelajaran.
Teori Behavior lebih mengutamakan hasil pembelajaran. Berbeda dengan teori Kognitif
yang lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar. Sementara teori psikoanalisa
berusaha menjelaskan tentang hakikat manusia. Teori Humanistik menekankan bahwa belajar
itu adalah proses memanusiakan manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alauddin. (2015). Prinsip Dan Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran. In
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’ (Vol. 3, Issue 1, pp. 68–73). https://docplayer.info/57975605-
Prinsip-dan-implikasi-teori-belajar-humanistik-dalam-pembelajaran-alauddin-iain-
palopo.html

Alhogbi, B. G. (2017). DESAIN KURIKULUM DAN LANGKAH-LANGKAHNYA. Journal


of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25. http://www.elsevier.com/locate/scp

Baharuddin, & E., N. (2012). Teori Belajar dan Pembelajarannya.

Dangnga., M. S., Abd, A., & Muis. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif. 33.

Latifah, D. (2016). Teori Belajar Dan Model Penerapannya Dalam Pembelajaran. Prosiding
Konferensi Nasional Bahasa Arab, 19–20.

Maulana, S., & Banten, H. (2016). Teori Belajar Behaviorisme dan Implikasinya dalam Praktek
Pendidikan. Research Gate, December 2015, 0–61.

Nast, T. P. J., & Yarni, N. (2019). Teori Belajara Menurut Aliran Psikologi Humanistik dan
Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2), 270–
275.

Nurhadi. (2020). Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran. EDISI : Jurnal
Edukasi Dan Sains, 2(1), 13–10. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi

Ratnawati, E. (2016). Karakteristik Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pendidikan


(Perkembangan Psikologis Dan Aplikasi). Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi,
4(2), 1–23.

Sutarto, S. (2017). Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Islamic Counseling:
Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 1(2), 1. https://doi.org/10.29240/jbk.v1i2.331

Untuk, P., Belajar, P., Belajar, T., & Belajar, K. (n.d.). Pengertian belajar, teori belajar dan
implikasinya.
Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-

14
AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_
%26_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Modul_10-
_Pengertian_Belajar_dan_Implikasinya.Pdf, 1–42.

wirabuana. (2011). Persamaan dan Perbedaan Teori-teori Belajar.


https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/penilaian-acuan-norma-pan-dan-
penilaian-acuan-patokan-pap/

15

Anda mungkin juga menyukai